You are on page 1of 20

DUNIA MIKOLOGI

Disusun Oleh :

FIDYANINGRUM ANANDITA 140410080035

PRIMA NANDA FAUZIAH 140410080036

ALFA PRATISTA 140410080061

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2011

Definisi dan Sejarah


Mikologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang fungi, pseudofungi dan
organisme
sejenisya. Wilayah kajian mikologi meliputi 2 topik utama, yaitu:
a) Taksonomi, yang terdiri atas: identifikasi, struktur dan ultrastruktur, klasifikasi,
dan tatanama.
b) Fungsional, yang terdiri atas : pertumbuhan, fisiologi, nutrisi, behavior,
metabolisme, genetika, dekomposer/pengurai, patogenitas/parasitisme dan
biokontrol.

Definisi Fungi

Pada klasifikasi awal, mahkluk hidup hanya digolongkan kedalam dua


kelompok yaitu hewan (kingdom 1) dan tanaman (kingdom 2) (1866). Pada waktu itu
fungi masih dikelompokkan sebagai tanaman dengan alasan tidak bergerak dan
mempunyai dinding sel.
Dalam perkembangan selanjutnya, Haeckel memunculkan kingdom protista
sebagai kingdom ke 3, yaitu untuk mengelompokkan semua organisme yang
mempunyai bentuk kehidupan mikroskopik (alga, bakteri, protozoa dan fungi). Sejak
ditemukannya mikroskop elektron (1950) dapat diketahui informasi tentang
ultrastruktur suatu organisme, oleh karena itu kemudian setiap organisme
digolongkan sebagai organisme Eukaryotik (sebagian besar organisme) ataupun
Prokaryotik (bakteri), berdasar ada tidaknya membran inti dan organel (kingdom 4).
Selanjutnya, Whittaker (1969) menjelaskan bahwa sebenarnya fungi adalah
organisme eukaryotik namun karena mempunyai banyak sifat yang berbeda dengan
eukaryotik pada umumnya maka fungi dianggap sebagai kelompok terpisah dengan
kingdom tersendiri (kingdom ke 5).
Berdasarkan informasi pohon filogenetik yang universal, dunia organisme
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) domain, yaitu: 1) Bakteri (prokaryorik), 2) Archea
(Prokaryotik) dan 3) Eucarya (Eukaryotik). Fungi untuk selanjutnya dimasukkan ke
dalam domain eucarya. Bakteria, Archaea dan Eucarya. Gambaran pohon ini dibuat
berdasarkan perbadingan gen pengendali pemanjangan (Woess, 1994).
Pohon filogenetik umum yang menggambarkan adanya 3 domain (wilayah): Bakteria,
Archaea dan Eucarya. Gambaran pohon ini dibuat berdasarkan perbadingan gen
pengendali pemanjangan (Woess, 1994).

Secara umum, definisi fungi adalah :


1. Eukaryotik : mempunyai selaput inti & selaput organel (mitokondria, vakuola
dll), aliran sitoplasma, membran mengandung sterol, ribosom 80s.
2. Filamentous : mempunyai filamen tunggal yang disebut hifa. hifa bercabang
membentuk miselium. Pertumbuhan hifa dicirikan mempunyai pertumbuhan
apikal.
3. Heterotrofik : memerlukan senyawa organik sebagai sumber energi dan
sumber karbonnya.
4. Reproduksi seksual dan aseksual : menghasilkan spora.

Bentuk Morfologi Fungi


Bentuk Pertumbuhan Fungi

Ada 3 (tiga) bentuk utama pertumbuhan fungi :


1) Miselium: tersusun atas jaring-jaring hifa, biasanya sering dikategorikan
sebagai moulds (kapang)
2) Sel bulat dan bercabang dengan rhizoid (misal. Chytridiomycota)
3) Yeast uniseluler (misal. Saccharomyces cerevisiae)
Keragaman bentuk tersebut mungkin berhubungan dengan habitatnya, misalnya
yeast banyak ditemukan pada habitat lingkungan lembab yang kaya akan nutrien
terlarut. Reproduksi yeast biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Tunas (budding), misal: Saccaromyces cerevisiae
2. Membelah (fission), misal: Schizosaccaromyces pombe
Beberapa fungi tertentu mempunyai bentuk petumbuhan dimorfik (dua bentuk),
misalnya beberapa fungi patogen. Mereka berbentuk yeast (untuk penyebaran) dan
hifa (untuk infeksi jaringan).

Aktivitas fungi

Semua fungi membutuhkan nutrien organik yang akan digunakan sebagai sumber
energi dan untuk keperluan sintesis sel. Namun berdasar cara fungi memperoleh
nutriennya dapat dibuat beberapa kategori. Parasit (atau simbion) adalah fungi
mengambil senyawa organik dari organisme hidup dan saprofit adalah fungi yang
hidup pada organisme yang telah mati.
a. Fungi Parasit Tanaman
Parasit dapat didefinisikan sebagai organisme yang memperoleh beberapa atau
keseluruhan nutriennya dari jaringan hidup organisma lain dan mereka hidup dalam
hubungan yang baik.
- Nekrotrofik : fungi harus membunuh jaringan inang, misalnya dengan
menghasilkan toksin atau enzim pendegradasi
- Biotrofik : fungi hidup pada sel hidup, biasanya dengan bantuan struktur khusus
untuk penyerapan
- Patogen : menyebabkan penyakit
- Simbiosis : parasit menguntungkan, misal pada lichenes (fungi dan alage) dan
mikorhiza (fungi dan akar tanaman).

b. Fungi Parasit Manusia


Jumlahnya lebih sedikit dibanding fungi parasit tanaman, namun sangat penting
karena berkaitan dengan daya imun seseorang dan pasien transplantasi (kasus
infeksi). Disisi lain pemberantasan fungi patogen manusia dengan bahan kimia
tertentu juga sulit karena fungi dan manusia sama-sama eukaryotik. Sulit
menemukan obat yang mematikan eukaryotik fungi patogen tanpa mempengaruhi
eukaryotik inang. Ini berbeda dengan kasus zat antibakteri yang memisahkan target
antara sel prokaryotik dan eukaryotik. Umumnya fungi oportunis, masuk melalui luka
atau spora masuk paru- paru (Aspergillus fumigatus, Histoplasma capsulatum).
Adalagi tipe penyebarannya yang bersifat sistemik, misalnya masuk mengikuti aliran
darah (Candida albicans). Juga fungi yang menyebabkan penyakit dermatofitik yang
menyerang kulit, kuku, dan rambut.

c. Fungi Parasit Sebagai Agen Biokontrol


Beberapa fungi juga sering dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap
organisme lain. Diantaranya adalah mikoparasit, yaitu untuk menyebutkan fungi
yang menjadi parasit pada fungi lain; entomopatogen untuk menyebutkan fungi yang
hidup pada serangga dan nematofagous atau fungi yang menjadi parasit pada
nematoda.
d. Fungi Saprofit
Fungi saprofit mempunyai peran utama dalam mendekomposisi senyawa-senyawa
organik pada organisme mati yang penting untuk pendaur-ulangan nutrien di alam.
Di alam senyawasenyawa tersusun dari yang sederhana hingga yang kompleks, dan
hanya ada sedikit senyawa yang bisa didegradasi oleh satu jenis fungi saja. Pada
umumnya adalah fungi dekomposer berperan dalam :
1) Biodeteriorasi (biodeterioration) : untuk beberapa produk seperti makanan,
perkayuan, kulit, buku dan lain-lain.
2) Biodegradation (biodegradasi) : untuk aktivitas fungi saprotrof secara umum.

e. Fungi Dalam Bioteknologi


Dalam bidang ini banyak fungi dimanfaatkan untuk keperluan komersial, seperti:
1. Makanan dan penyedap makanan : misal, telah diproduksi + 1,5 juta ton jamur
(edible mushroom)/ tahun (Agaricus bisporus dan Volvariella volvacea) di seluruh
dunia; Quorn mycoprotein (Fusarium graminearum) sebagai sumber protein sel
tunggal; makanan dan minuman tradisional, misal minuman beralkohol
(Saccharomyces cerevisiae), keju blue-veined (Penicillium requefortii), tempe
(Rhizopus oligosporus).
2. Bahan metabolit : dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu: i) metabolit primer,
merupakan hasil akhir jalur metabolik utama; dan ii) metabolit sekunder, merupakan
beragam senyawa yang dibentuk melalui jalur metabolisme khusus dari suatu
organisme tertentu.
• produksi etanol pada minuman beralkohol yang diperoleh dari yeast pada substrat
kaya akan gula.
• Produksi asam sitrat oleh Aspergillus niger dan A. wentii pada industri soft drink.
• Produksi asam itaconic oleh A. terreus pada industri cat, perekat dan lain-lain.
• Produksi penisilin oleh P. chrysogenum; P. griseofulvin (P. griseofulvum) untuk
pengobatan dermatofitik.

Kelompok Utama Taksonomi

Secara tradisional fungi dikelompokkan berdasar perbandingan morfologi dan pola


perkembangan struktur reproduksi seksual. Namun dalam perkembangan sains
modern saat ini, pengelompokkan fungi juga didasarkan pada berbagai informasi
termasuk dari dunia biomolekuler, seperti analisa urutan asam nukleat : DNA, RNA.
Untuk keperluan praktis, biasanya digunakan klasisfikasi seperti berikut :
(Alexopoulos, et al. 1996).
Beberapa bagian tubuh fungi yang biasanya digunakan sebagai alat bantu deskripsi
dan klasifikasi , adalah:

a. Tahapan somatik : Salah satu alat pembeda fungi, misal : jika berbentuk sel
tunggal besar ; Chytridiomycetes. Jika mempunyai hifa, maka harus dilihat apakah
bersepta atau tidak. Jika bersepta ; Ascomycetes, Deuteromycetes, Basidiomycetes
dan jika tidak bersepta ; Zygomycetes, Oomycetes.

b. Fase reproduksi aseksual : terutama dilihat dari keberadaan spora yang juga
berfungsi sebagai alat dispersal. Jika spora tersimpan di dalam sporangium, maka
dikelompokkan sebagai : Chytridiomycetes, Zygomycetes, Oomycetes. Bisa juga
pengelompokkan berdasarkan peristiwa sporogenesis ;yaitu proses pembentukan
spora dengan pemecahan sitoplasma. Spora aseksual pada ascomycetes,
deuteromycetes dan basidiomycetes; konidia

c. Fase reproduksi seksual : dilihat dari cara reproduksinya dibedakan menjadi


beberapa kelompok, yaitu:
- homotalik (self fertile) : jika reproduksi seksualnya terjadi pada satu koloni tunggal,
- Heterotalik (self steril) : jika reproduksi seksualnya memerlukan dua koloni dari
jenis kelamin yang berbeda. Berdasarkan struktur hifa dibedakan menjadi
monokaryon (satu nukleus dalam satu segmen) dan dikaryon( dua nukleus dalam
satu segmen). Kasus khusus pada deuteromycota. Deuteromycota merupakan
kelompok buatan yang digunakan untuk mengakomodasi banyak fungi yang jarang
atau tidak pernah menghasilkan tahapan seksual. Banyak diantara anggota
deuteromycota sangat sering kita jumpai diantaranya adalah Penicillium,
Aspergillus,
Trichoderma dan Fusarium.

Klasifikasi Fungi

A. Jamur lendir dan organisme lain yang berhubungan jauh dengan fungi

Ada 4 kelompok organisme yang ditandai dengan adanya tahapan protoplasma


terbuka yang secara tradisional dikelompokkan sebagai fungi, yaitu : jamur lendir
plasmodium (myxomycota), jamur lendir seluler acrasiomycota dan
dictyosteliomycota, dan plasmodiophoromycota.

Jamur lendir. a) Plasmodium dari Physarum polycephalum (Myxomycota) yang


ditumbuhkan pada media agar. (b) Dictyostelium discoideum (jamur lendir seluler),
menunjukkan agregasi myxamoeba untuk membentuk grex multiseluler yang akan berubah
menjadi sebuah tangkai badan buah. Spora yang dilepas badan buah akan berkecambah
membentuk myxamoeba . (c) tahapan siklus infeksi pada Plasmodiophora brassicae; i)
zoospora uninukleat, ii) zoospora melekat pada rambut akar dan melepas protoplas ke
dalam sel inang, iii)protoplas tumbuh dan membentuk plasmodia primer kecil, yang
kemudian berubah menjadi sporangia dan melepas zoospora, iv) zoospora berfusi
berpasangan, v) zoospora menginfeksi selsel korteks tanaman dan berkembang menjadi
plasmodia sekunder, vi) pada saat masak plasmodia sekunder akan berubah menjadi spora
istirahat dan dilepas kembali ke tanah. Spora istirahat akhirnya akan berkecambah untuk
melepas kembali zoospora haploid (mengulang siklus) (d) sporangia immature jamur lendir
pada kayu berdiameter 1 cm. (e) sporangia masak (mature) jamur lendir Physarum
cinereum.

B. Oomycota – fungi berdinding selulosa

Contoh : Phytophthora sp, Pythium sp, Saprolegnia sp.


Beberapa karakter utama :
a. Tahapan somatik : biasanya mempunyai miselium tanpa septa (sekat); diploid;
mempunyai dinding dari selulosa dan glukan (polimer glukosa) lain dan beberapa
karakter sel yang berbeda dari fungi lain.
b. Reproduksi aseksual : dengan zoospora diploid yang dilengkapi sebuah flagela
anterior bertipe tinsel dan flagela posterior bertipe whiplash. Zoospora dibentuk
melalui pembelahan sitoplasma di dalam sporangium.
c. Reproduksi seksual : dengan pembentukan organ kelamin jantan (antheridium)
dan organ kelamin betina ( oogonium). Nukleus bergerak dari organ jantan ke organ
betina melalui buluh fertilisasi, kemudian kedua inti menyatu membentuk suatu
nukleus diploid. Beberapa oospora berdinding tebal kemudian berkembang
membentuk oogonium. Oospora ini berperan pada kondisi dorman dan akan
berkecambah menghasilkan hifa diploid atau sporangium (melepas zoospora diploid)
d. Peran ekologis : Ada 4 kelompok yang penting untuk diketahui, yaitu:
Saprolegniales (water moulds) sebagian saprotrof di air tawar (Achlya dan
Saprolegnia) dan sebagian merupakan patogen ikan salmon, Leptomitales bisa
dijumpai pada air tercemar (Leptomitus lacteus), Lagenidales banyak merupakan
parasit (symptomless) pada akar tanaman, alagae, fungi atau invertebrata (mis.
Lagenidium giganteum pada nematoda, larva nyamuk dll) dan Peronosporales
(paling penting) merupakan penyebab utama penyakit tanaman yang serius
(Pythium spp: penyakit pada biji-bijian tanaman pertanian, parasit pada fungi lain
dan berpotensi untuk biokontrol; Phytophthora spp: parasit pada kentang
(P.infestans), pembusukan akar pinus, eucalyptus, tanaman buah dan lain-lain (P.
cinnamomi).

Beberapa karakter Oomycota. (a) Phytopthora infestans pada saat melakukan


tahapan siklus infeksi. Jika strain dari jenis kelamin yang berlawanan bertemu di dalam
jaringan inang, maka mereka akan membentuk antheridia dan oogonia. Jika terjadi fertilisasi
maka akan terbentuk oospora (istirahat) berdinding tebal. Oospora akan berkecambah
membentuk hifa yang kemudian jika hifa menghasilkan spora akan terbentuk spora
berbentuk buah jeruk. Sporangia biasanya tersebar dengan bantuan angin. Sporangia dapat
berkecambah membentuk buluh kecambah atau zoospora biflagelata yang dapat melakukan
infeksi ke tubuh inang. Sekali menginfeksi jaringan inang, fungi ini akan menghasilkan
sporangiofora melalui bukaan stomata dan sporangianya mampu menginfeksi daun-daun
lainnya. (b) Reproduksi seksual dari Saprolegnia; beberapa oospora terbentuk dalam setiap
oogonium. (c) Reproduksi aseksual pada Saprolegnia. Sporangium berkembang sebagai
bagian menggelembung pada ujung hifa; pada saat masak sporangia akan melepas
zoospora primer yang akan mengkista dengan cepat. Kista akan melepaskan zoospora
sekunder. (d) Reproduksi aseksual pada Phytium , sporangium melepaskan isinya melalui
sebuah vesikel berdinding tipis, yang kemudian melepas zoospora bifalgelata untuk
penyebaran.

C. Chytridiomycota

Contoh : Allomyces sp, Olpidium sp, Rhizophlyctis sp.


Beberapa karakter utama :
a. Tahapan somatik : uniseluler atau berupa sel tersususun rantai dengan
percabangan dikotomis dengan rhizoid yang runcing untuk menancap dan absorpsi.
Biasanya haploid, tetapi beberapa (Allomyces) berganti antara fase haploid dan
diploid. Dinding tersusun atas khitin dan glukan.
b. Reproduksi aseksual : dengan zoospora dengan flagela posterior bertipe
whiplash. Zoospora terbentuk melalui pembelahan sitoplasma dalam sporangium.
c. Reproduksi seksual : biasanya dengan fusi antara gamet jantan motil dan gamet
betina motil , tetapi kadang-kadang hanya jantan yang motil. Hasil fusi (zigot) dapat
menjadi spora istirahat (resting spores); alternatif lainnya (Allomyces) zigot tumbuh
menjadi sebuah generasi somatik diploid yang akhirnya juga menjadi sporangia
istrirahat.
d. Peran ekologis : kebanyakan merupakan saprotrofik pada lingkungan air tawar
atau tanah lembab dan untuk pergerakannya mereka sangat tergantung pada daya
kemotaksis dari zoospora dalam memilih subtrat yang cocok. Biasanya mereka
berkumpul pada sebuah “perantara” (baits) yang berupa polen, eksoskeleton
serangga dll. Beberapa diantaranya mempunyai aktivitas enzimatik yang penting,
Rhizophlytics rosea bersifat selulolitik kuat di tanah; Chytriomyces hyalinus mampu
mendegradasi khitin, dan beberapa lainnya merupakan parasit pada nematoda dan
larva nyamuk (Coelomomyces spp).
haploid, zoospora ini kemudian akan menghasilkan talus haploid. (b)
Rhizophlyctis rosea,
merupakan spesies yang mempunyai sebuah sel somatik tunggal yang besar
dengan rhizoid; seluruh isi sel akan membelah untuk membentuk zoospora yang
dilepas melalui papila. (c) Olpidium brassicae pada akar tanaman kubis. Fungi ini
tumbuh sebagai protoplast telanjang di dalam sel-sel akar. Pada keadaan masak,
protoplas akan berubah menjadi sporangia yang menghasilkan buluh keluar
melewati dinding sel inang untuk melepas zoospora; spora-spora ini akan
membentuk kista pada akar inang, dan kista tersebut akan berkecambah untuk
melepas protoplas ke dalam tubuh inang.

D. Zygomycota

Contoh : Mucor sp, Pilobolus sp, Erynia sp , Piptocephalis sp.


Beberapa karakter utama :
a. Tahapan somatik : mempunyai miselium, tidak mempunyai septa (sebagian kecil
sub grup mempunyai septa); beberapa spesies mempunyai dua bentuk yaitu hifa
dan yeast (dimorfik); beberapa tumbuh sebagai protoplas pada inang serangga;
haploid; dinding dari khitin, khitosan dan polyglukosamin.
b. Reproduksi aseksual : biasanya menggunakan spora non motil yang dibentuk di
dalam sporangium dan diletakkan pada sporangiofor. Sporangium biasanya agak
besar dan berbentuk globose (Mucor sp).
c. Reproduksi seksual : dengan melakukan fusi pada organ-organ seksualnya
(gametangia) yang dibentuk pada hifa udara ( zigofora = zygophores). Fusi dari
gametangia akan menghasilkan pembentukan dinding tebal, spora istirahat
(Zygospora). Mereka berkecambah setelah meiosis untuk membentuk hifa atau
sporangium.
d. Peran ekologis : kelompok zygomycota yang terkenal adalah Mucorales (Mucor
sp) yang banyak sebagai saprotrof pada tanah dan kotoran binatang. Secara umum
fungi ini biasa mengeksploitasi nutrien terlarut sederhana, tetapi Mortierella sp
mampu mendegradasi khitin. Kelompok Glomales mempunyai 6 genus fungi
mikorhiza arbuskular (Glomus, Acaulospora) yang terdapat pada berbagai jenis
tanaman di seluruh dunia. Kelompok Entomophthorales terdiri atas fungi yang
patogen pada serangga (Entomophthora muscae patogen pada lalat rumah).
Spesies lain sering juga terdapat pada jalur pencernaan dan kotoran amphibia dan
reptil (Basidiobolus ranarum).
Beberapa karakter Zygomycota. (a) Siklus hidup Mucor. Reproduksi aseksual
terjadi dengan cara menghasilkan sporangiofora yang sporangianya berada pada
bagian ujung.
Sporangia biasanya mempunyai sebuah kolumela dan spora dilepas dengan cara pecahnya
dinding sporangia. Spora akan berkecambah memnbentuk hifa somatik baru. Reproduksi
seksual terjadi dengan cara yaitu koloni dengan jenis kelamin berbeda membentuk cabang
aerial (zygosfora) yang tumbuh kearah pasangannya untuk kemudian menghasilkan
progametangia pada bagian ujung. Progametangia kemudian mengalami perkembangan
lanjut hingga terbentuk zigosfora. Bagian subterminal (dibawah ujung) progametangia dapat
menggembung membentuk suspensor. Pada zigosfora terjadi meiosis dan akan
berkecambah untuk menghasilkan sebuah sporangiofora atau hifa. (b) sporangia dari
Entomopthorales yang merupakan fungi patogen pada serangga (misal. Entomophthora,
Erynia). Spiorangianya dilepas sebagai sebuah sel tunggal dan sekaligus berfungsi dalam
penyebaran. (c) Pilobolus, sporangiumnya berbentuk sebuah vesikel menggelembung,
vesikel ini akan pecah untuk menembakkan sporanya dalam rangka penyebaran (d)
Piptocephalis, sporangioforanya bercabang pada bagian ujung yang disebut merospora.
E. Ascomycota

Contoh : Neurospora sp, Eurotium sp, Ascobolus sp, Saccharomyces sp.


Beberapa karakter utama :
a. Tahapan somatik : Miselium mempunyai sekat sederhana, kadang-kadang
berbentuk yeast; haploid. Dinding dari khitin dan glukan; pada yeast dinding dari
glukan mannan.
b. Reproduksi aseksual : Menggunakan spora non-motil (konidia) yang dibentuk
dengan berbagai cara di dalam sporangium (tidak melalui pembelahan).
c. Reproduksi seksual : Melalui fusi somatik dari hifa atau yeast, atau melalui fusi
spora jantan dengan hifa betina sebagai penerima (trikogin = trychogyne). Fusi ini
selanjutnya akan memungkinkan dihasilkannya banyak askus. Askus bisa berupa
askus telanjang (yeast) atau tertutup dalam badan buah (askokarp) yang terdiri atas
i) tertutup/cleistothecium (Eurotium), ii) bentuk botol/perithecium (Neurospora), iii)
bentuk cawan/apothecium (Ascobolus) atau sebuah jaringan hifa/pseudothecium.
d. Peran ekologis : Ascomycota merupakan kelompok yang besar dan penting.
Biasanya dibagi ke dalam 3 kelompok utama. Archiascomycetes, termasuk ke
dalamnya adalah yeast Schizosaccharomyces spp yang banyak ditemukan pada
lingkungan yang kaya gula (penting untuk studi siklus sel). Selain itu juga ada
Taphrina deformans yang menyebabkan daun menggulung pohon peach ;
Pneumocystis carinii yang menyebabkan pneumonia pada pasien AIDS. Yeast
ascomycota, termasuk ke dalamnya adalah Saccharomyces dan Pichia spp yang
sering dijumpai pada permukaan buah. S. cerevisiae digunakan banyak pembuatan
roti dan minuman beralkohol. Miselium ascomycota, merupakan saprotrof umum
yang banyak mendegradasi selulose. Contohnya Chaetomium pada tanah dan
kompos; Xylaria dan Hypoxylon yang mendegradasi kayu. Beberapa diantaranya
merupakan parasit pada manusia (dermatofitik Arthroderma spp), patogen tanaman
(Ophiostoma novo-ulmi pada penyakit Dutch-elm).
F. Deuteromycota

Contoh : Alternaria sp, Aspergillus sp, Cladosporium sp, Geotrichum sp, Humicola
sp, Penicillium sp. Beberapa karakter utama :
a. Tahapan somatik : sama dengan pada Ascomycota.
b. Reproduksi aseksual : Menggunakan konidia yang dibentuk melalui beberapa
cara. Contoh: dengan cara pertunasan (budding) seperti pada Aerobasidium dan
Cladosporium, dengan penggelembungan ujung hifa seperti pada Humicola, dengan
fragmentasi hifa seperti pada Geotrichum, dengan tonjolan yang muncul melalui sel
bentuk botol dan disebut phialide seperti pada Aspergillus dan Penicillium. Hifa
tempat spora berada (konidiofor =conodiophorres) sederhana atau bercabang
membentuk agregasi yang disebut synnema atau coremium.
c. Reproduksi seksual : absen, jarang atau tidak diketahui.
d. Peran ekologis : biasanya dikelompokkan dalam tiga sub group yaitu
blastomycetes (seperti yeast), hyphomycetes yang mempunyai hifa sederhana mirip
konidiofor, dan coelomycetes yang menghasilkan konidia pada acervulus atau
pycnidium. Contoh deuteromycota yang terkenal, Candida albicans yang bersifat
komensal dan patogen pada manusia. Geotrichum candidum merupakan fungi
perusak produk-produk susu. Yang termasuk hyphomycetes merupakan saprotrof
umum di tanah (Trichoderma, Penicillium, Gliocladium, Fusarium) atau pada
permukaan tanaman (Cladosporium, Alternaria, dan Aureobasidium). Kelompok
perusak biji-bijian dan makanan seperti Penicillium, Aspergillus dan Fusarium.
Beberapa yang lain merupakan parasit pada serangga seperti Metarhizium dan
Beauveria. Pada dunia industri deuteromycota banyak digunakan untuk produksi
antibiotik (penicillin, griseofulvin), enzim (Aspergillus niger) dan lain-lain.

G. Basidiomycota

Contoh : Agaricus, Ganoderma, Lycoperdon, Puccinia. Beberapa karakter utama :


a. Tahapan somatik : mempunyai miselium dengan sekat delipore dan kadang-
kadang dengan clamp connection. Dinding tersusun atas khitin dan glukan, haploid
tetapi tahapan somatik yang utama sering mempunyai inti berpasangan (dikaryon).
b. Reprodusi aseksual : dengan menggunakan konidia
c. Reproduksi seksual : dengan melakukan fusi hifa somatik antara dua strain yang
kompatibel: monokaryon yang kemudian diikuti dengan pembelahan inti dan migrasi
sehingga tiap bagian hifa mengandung pasangan nukleus dari jenis yang berbeda
(dikaryon). Pada suatu rangsangan lingkungan fungi akan membentuk badan buah
(basidiokarp). Basidia akan akan tumbuh pada basidiokarp dan di dalam setiap
basidia akan terjadi fusi gabungan nukleus untuk membentuk inti diploid.
d. Peran ekologis : Rust fungi (Uredinales) terdiri atas beberapa anggota yang
sangat penting secara ekonomis karena banyak bersifat patogen pada tanaman
pertanian, diantara fungi-fungi tersebut adalah Puccinia graminis pada gandum,
Uromyces appendiculatus pada kedelai. Banyak anggota basidiomycota ini yang
mempunyai badan buah besar. Kelompok bisidiomycota yang lebih tinggi ini banyak
yang saprotrof dan mendegradasi polimer seperti selulose, hemiselulose dan lignin.
Banyak pula ditemukan pada kompos (Coprinus), sampah daun (Mycena), dan kayu
(Serpula lacrymans). Beberapa juga merupakan penyebab penyakit utama pada
pohon. Sementara beberapa lainnya ditumbuhkan sebagai fungi komersial (Agaricus
bisporus, Volvariella volvacea, Lentinula edodes) .

Beberapa karakter Basidiomycota. (a) siklus hidup Agaricus sp. Hifa dari
dua monokaryon bergabung membentuk sebuah dikaryon. Dikaryon kemudian
menghasilkan sebuah badan buah, gills atau porus yang didalamnya terdapat
basidia.
Inti di dalam setiap basidium kemudian bersatu dan inti diploid ini akan
menjalani
meiosis dimana 4 inti haploid yang dihasilkan akan memasuki basidiospora yang
sedang
berkembang. Basidiospora akan berkecambah untuk menghasilkan hifa somatik
(monokaryon). (b) badan buah dari Lycoperdon sp; basidiospora dihasilkan di
dalam
badan buah ini dan akan mengering hingga terbentuk masa powder yang
banyak. (c)
badan buah yang besar dan berkayu dari Ganoderma; badan buah ini biasanya
membentuk lingkaran menahun untuk spora. (d) Puccinia graminis dengan
tonjolan
sporanya pada batang tanaman sereal. Pada awal musim, fungi ini menghasilkan
uredospora (u) dikaryotik untuk penyebaran dan akhirnya menghasilkan
teliospora (t)
yang berdinding tebal untuk bertahan selama masa dorman.

You might also like