You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

MODUL : 1

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PADA


PERCOBAAN

NAMA : Lestari Ramadanti

NPM : 240210080006

TANGGAL/JAM : Selasa, 23 September 2008/06.50-10.20

ASISTEN : Ranie Ananda Poetri

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2008
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika,


walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada
ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian
muncul dari sumber yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain
kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat pengukur dan
ketidakmampuan membaca sebuah alat ukur di luar batas bagian terkecil yang
ditunjukkan. Misalnya anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk
mengukur lebar sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1
cm, yaitu bagian terkecil pada penggaris tersebut. Alasannya, adalah sulit
untuk memastikan suatu nilai di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan
penggaris itu sendiri mungkin tidak dibuat atau dikalibrasi sampai ketepatan
yang lebih baik dari ini.

Pada percobaan kali ini, alat yang digunakan adalah jangka sorong dan
micrometer sekrup. Meskipun pada kedua alat pengukur tersebut terdapat alat
bantu ukur, namun tetap saja hasilnya belum akurat. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya percobaan tersebut agar kita dapat mengetahui
bahwa ketidakpastian itu benar terjadi.
1.2. TUJUAN

Tujuan dilakukannya praktikum mengenai dasar pengukuran dan


ketidakpastian pada percobaan adalah untuk memastikan adanya
ketidakpastian pada pengukuran, yaitu tentang perbedaan setiap praktikan
dalam mengukur suatu benda. Selain itu juga untuk melatih para praktikan
mengukur suatu benda tidak hanya menggunakan penggaris saja, tapi juga
dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya


melakukan pengamatan yang disertai dengan pengukuran. Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau
satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada
data yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata,
bila kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan
angka-angka, berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.

Apa yang Anda lakukan sewaktu melakukan pengukuran? Misalnya anda


mengukur panjang meja belajar dengan menggunakan jengkal, dan mendapatkan
bahwa panjang meja adalah 7 jengkal. Dalam pengukuran di atas Anda telah
mengambil jengkal sebagai satuan panjang. Kenyataan dalam kehidupan sehari-
hari, kita sering melakukan pengukuran terhadap besaran tertentu menggunakan
alat ukur yang telah ditetapkan. Misalnya, kita menggunakan mistar untuk
mengukur panjang. Pengukuran sebenarnya merupakan proses pembandingan
nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan.

Kemudian, seringkali ketidakpastian pada suatu nilai terukur tidak


dinyatakan secara eksplisit. Pada kasus seperti ini, ketidakpastian biasanya
dianggap sebesar satu atau dua satuan (atau bahkan tiga) dari angka terakhir yang
diberikan. Sebagai contoh, jika panjang sebuah benda dinyatakan sebagai 5,2 cm,
ketidakpastian dianggap sebesar 0,1 cm (atau mungkin 0,2 cm). Dalam hal ini,
penting untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal itu menyatakan ketidakpastian
sebesar 0,01 cm dianggap bahwa panjang benda tersebut mungkin antara 5,19 dan
5,21 cm, sementara sebenarnya anda menyangka nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.

Dalam praktikum kali ini, alat yang digunakan untuk mengukur sebuah
benda adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup. Berikut adalah penjelasan
masing-masing dari jangka sorong dan micrometer sekrup.

JANGKA SORONG

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai


seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan
bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm
untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Kegunaan jangka sorong adalah:

• Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit

• untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
• untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang

MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah secara luas
digunakan alat di dalam teknik mesin elektro untuk mengukur ketebalan secara
tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot.
Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran.

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada


aplikasi berikut :

1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang


kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
2. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis
tengah dari lubang suatu benda
3. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk
mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah


pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa
menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu
pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara memasang satu tangkai yang roda
bergigi searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. ALAT

1. Jangka sorong
2. Micrometer sekrup

3.2. BAHAN

Berupa plat besi yang berbentuk

1. Bujur sangkar
2. Persegi panjang
3. Lingkaran

3.3. PROSEDUR

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan


2. Ukur panjang bujur sangkar dan persegi panjang, kemudian diameter
lingkaran, menggunakan jangka sorong dengan 10 kali pengukuran
secara konstan
3. Kemudian, ukur ketebalan dari bujur sangkar, persegi panjang, dan
lingkaran dengan menggunakan mikrometer sekrup dengan 10 kali
pengukuran secara konstan
4. Catat hasil pengukuran
5. Hitung rata-rata dari hasil pengukuran tersebut
6. Dan terakhir, hitung volume dan massa jenis dari bujur sangkar,
persegi panjang, dan lingkaran
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PERCOBAAN

1. Bujur Sangkar

No Panjang Lebar Tebal

(p±∆p)mm (l±∆l)mm (t±∆t)cm


1 11.95 12.01 0.098
2 12.06 12.01 0.096
3 11.95 12.02 0.096
4 11.95 12.02 0.096
5 11.94 12.02 0.099
6 11.95 12.02 0.094
7 11.94 12.02 0.096
8 11.94 12.03 0.099
9 11.94 12.02 0.096
10 11.95 12.01 0.093
Rata-rata 11.96 12.02 0.096

Massa = 63.3 ± 0.005 kg


• Hitung volume

• Hitung massa jenis

2. Persegi Panjang

No Panjang Lebar Tebal


(p±∆p)mm (l±∆l)mm (t±∆t)cm
1 12.10 5.96 0.056
2 12.11 5.96 0.056
3 12.11 5.96 0.056
4 12.11 5.96 0.056
5 12.11 5.95 0.057
6 12.10 5.95 0.056
7 12.10 5.95 0.057
8 12.11 5.94 0.056
9 12.11 5.93 0.056
10 12.11 5.94 0.056
Rata-rata 12.11 5.95 0.056

Massa = 32.2 ± 0.005 kg

• Hitung volume
• Hitung massa jenis

3. Lingkaran

No Diameter Tebal

(d±∆d)mm (t±∆t)cm
1 12.04 0.099
2 12.06 0.098
3 12.02 0.099
4 12.04 0.095
5 12.05 0.096
6 12.17 0.096
7 12.04 0.097
8 12.07 0.097
9 12.01 0.096
10 12.02 0.099
Rata-rata 12.05 0.097

Massa = 52 ± 0.005 kg

• Hitung volume
• Hitung massa

4.2. PEMBAHASAN

Pengertian dari Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan


tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0.
Kemudian pengertian dari kepekaan adalah ukuran minimal yang masih
dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur. Dan terakhir, pengertian dari
ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu
pada besaran fisis, ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
perbedaan hasil-hasil pengukuran pada pengukuran berulang.
ketiga pengertian diatas dapat diartikan bahwa ketelitian,
kepekaan, dan ketepatan sangat diperlukan dalam pengukuran. Namun,
Setiap pengukuran besaran fisis selalu menemui batas ketelitian dan
kesalahan pengukuran, baik karena salah baca maupun batas ketelitian
alat. Oleh Karena itu, terjadilah ketidakpastian dalam pengukuran. Hal
tersebut terjadi karena alat yang digunakan untuk pengukuran tidak akurat,
sehingga terjadi ketidaksamaan setiap orang dalam menentukkan berapa
hasil akhir dari pengukuran tersebut.

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terbukti bahwa setiap


pengukuran selalu ada ketidakpastian. Hal itu terjadi, karena dalam 10 kali
percobaan, hasil yang diterima oleh masing-masing pengukuran tidak
sama/berbeda. Untuk itu, ditetapkannya angka ketidakpastian atau angka
ketelitian dari masing-masing alat. Jangka sorong memiliki angka
ketelitian 0,1 mm sedangkan mikrometer sekrup memiliki angka
ketelitian 0,01 mm. jangka sorong berfungsi untuk mengukur panjang dan
lebar dari benda yang diukur, dan mikrometer sekrup berfungsi untuk
mengukur ketebalan dari banda yang diukur.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum tersebut adalah


memastikan bahwa dalam pengukuran, selalu terdapat ketidakpastiaan
hasil pengukuran karena setiap orang memiliki prediksi hasil yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, pada tiap alat ukur, terdapat angka
ketelitian. Jangka sorong memiliki angka ketelitian 0,1 mm dan berfungsi
untuk mengukur panjang dan lebar dari suatu benda. Sedangkan
mikrometer sekrup memiliki angka ketelitian 0,01 mm dan berfungsi
untuk mengukur ketebalan dari suatu benda.

5.2. SARAN

Keakuratan dalam pengukuran sangat dibutuhkan dalam fisika dan


tidak jarang dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pengukuran dengan
menggunakan mistar yang lebih sering digunakan karena jangka sorong
dan mikrometer sekrup sangat jarang terdapat di pasaran. Padahal,
pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup
lebih akurat daripada pengukuran dengan menggunakan mistar. Untuk itu,
sebaiknya kelangkaan dari jangka sorong dan mikrometer sekrup
dipasaran mulai dipertimbangkan agar dalam kehidupan sehari-hari, setiap
orang dapat lebih mudah dan lebih akurat dalam mengukur sesuatu.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran

diakses pada tanggal 18 September 2008 pukul 14.26.11

http://gurumuda.wordpress.com/2008/08/02/pengukuran

dikses pada tanggal 18 September 2008 pukul 14.27.07

http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer

diakses pada tanggal 18 September 2008 pukul 14.45.30


http://id.wikipedia.org/wiki/jangka-sorong

diakses pada tanggal 18 September 2008 pukul 14.48.01

You might also like