You are on page 1of 2

INTERVENSI POLITIK TERHADAP BIROKRASI PEMERINTAHAN

DAERAH DI KAWASAN TIMUR INDONESIA


A. Latar Belakang Masalah

Masalah birokrasi masih tetap menjadi isu sentral yang ramaidibicarakan. Memang birokrasi

bukan lagi suatu yang asing dalam kehidupansehari-hari. Dalam kehidupan sosial, setiap anggota

masyarakat pasti akanbersentuhan dengan yang namanya birokrasi. Birokrasi pemerintahseharusnya

menempatkan dirinya sebagai  mediating agent, penjembatananantara


kepentingan-kepentingan
masyarakat
dengan
kepentingan
pemerintah. Namun, birokrasi sebagai “alat pemerintah” tidak mungkin
“netral” dari pengaruh pemerintah. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa

birokrasi tidak memiliki kemandirian. Justru karena posisinya sebagai alatpemerintah yang bekerja untuk

kepentingan masyarakat, maka diperlukankemandirian birokrasi. Dalam ketidaknetralannya tersebut,

birokrasi tetapmemiliki kemandirian fungsional, yaitu melayani kepentingan masyarakatsecara

keseluruhan. Ia menempatkan dirinya lebih sebagai “abdi


masyarakat” daripada “abdi negara” atau setidak-tidaknya ada

keseimbangan antara keduanya. Rancang bangun birokrasi dalam kontekshubungan kekuasaan,

seharusnya apolitis, terbebas dari pengaruhin tere sttertentu dari pemerintah selaku pemberi tugas. Tidak

mencitrakan dirinyasebagai  new political power dalam peta politik yang sudah ada.

Meskipun demikian, sampai saat ini birokrasi masih menjadi salahsatu masalah terbesar bagi

Negara-negara Asia, khususnya di negaraberkembang seperti Indonesia. Kentalnya intervensi politik di

era Orde Barutelah membuat birokrasi terperosok kedalam ranah politik. Sadar atau tidak,birokrasi kini

telah dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaan.

Penggunaan birokrasi sebagai alat politik bukan saja ditingkat nasional, ditingkat lokal lebih nyata terlihat.

Era desentralisasi politik yangmenerapkan sistem pemilihan kepala daerah secara langsung

telahmembuat birokrasi menjadi alat kekuasaan pemerintah daerah untukmempertahankan

kekuasaannya. Ini semakinmenegaskan bahwa birokrasi,politik dan kekuasaan merupakan hal yang sulit

dilepaskan satu sama lain.Hal ini karena fungsi dan tugas atau pun secara lembaga, birokrasi

adalahpelaksana kebijakan politik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,sehingga menjadi alat
yang sangat effektif dalam rangka sosialisasipemenanganincumbent dalam setiap pemilihan kepala

daerah (Chubay,2008).

Intervensi politik atau politisasi merupakan gejala yang pernahdigusarkan oleh Woodrow Wilson,

ketika melihat kecenderungan rusaknyabirokrasi profesional oleh partai politik. Presiden Andrew Jackson,

setelahmemenangkan pemilihan Presiden AS ke-7, merombak jabatan birokrasifederal dengan diisi

orang-orang partainya. Upaya itu dikritik oleh senator


http://www.scribd.com/doc/30150616/Proposal-Intervensi-Politik-Terhadap-Birokrasi-Pemerintahan

You might also like