Professional Documents
Culture Documents
Reaksi kimia adalah proses perubahan kimia antara zat-zat pereaksi (reaktan) yang berubah
menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia, suatu zat berubah menjadi satu
atau lebih zat lain, yang jenisnya baru.
Ketika anda mempelajari tentang unsur anda tentu sudah tahu terlebih dulu tentang
lambang-lambang kimia sebuah unsur. Nah, untuk memudahkan mempelajari materi reaksi
kimia terlebih dahulu harus memahami bagaimana penulisan reaksi kimia.
Contoh : Untuk menuliskan reaksi kimia yang terjadi ketika bongkahan batu kapur yang
dimasukkan ke dalam air dan kemudian air menjadi panas.
Untuk menuliskan reaksi yang terjadi antara kapur tohor CaO(s) dengan air H2O(l) adalah
sebagai berikut:
Hasil dari proses reaksi kimia tersebut adalah Ca(OH) atau kalsium hidroksida sukar larut
dalam air dan apabila didiamkan maka akan tampak endapan/padatan putih di dasar bejana.
Koefisien Reaksi
Dalam menuliskan suatu reaksi kimia kita juga harus memperhatikan jumlah angka di
sebelah kiri pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk). Angka tersebut disebut koefisien
yang menunjukkan jumlah masing-masing atom yang berperan dalam reaksi. Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi juga tidak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Contoh:
Larutan timbal(II) nitrat direaksikan dengan kalium iodida yang larut dalam air
menghasilkan padatan timbal(II) iodida yang berwarna kuning dan cairan kalium nitrat.
Dalam reaksi kimia jumlah atom yang menyusun zat tidak ada yang hilang, hanya disusun
ulang; jadi untuk reaksi seperti tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagaimana menentukan koefisien reaksi dari sebuah reaksi kimia?
Apabila diberikan contoh tentang dibakarnya pita magnesium sehingga dihasilkan berupa
padatan magnesium oksida (putih)
Tahap I
Menentukan letak pereaksi (reaktan) di sebelah kiri dan produk hasil reaksi di sebelah
kanan dari tanda panah.
Pereaksinya adalah Mg (Magnesium) dalam bentuk solid/padat dan O2 (Oksigen) dalam
bentuk gas; ingat proses pembakaran perlu oksigen. Hasil reaksi (produk) berupa MgO
(magnesium oksida).
Tahap II
Menyetarakan atom dalam persamaan. Dari persamaan reaksi tersebut jumlah atom
magnesium reaktan sudah sama dengan jumlah atom magnesium hasil reaksi (produk). Nah
untuk atom oksigen belum sama. Padahal oksigen merupakan atom diatomic, yaitu setiap
molekulnya mengandung 2 atom oksigen.
Tahap III
Apabila rumus kimia sudah benar namun belum seimbang setelah dilihat jumlah atomnya
maka langkah selanjutnya adalah menyetarakan koefisien di depan zat reaktan atau produk.
Apabila dari contoh reaksi tersebut kita tambahkan angka 2 di depan zat hasil reaksi (MgO)
untuk menyetarakan jumlah Oksigennya maka reaksi kimianya menjadi:
Namun jumlah Mg di sebelah kiri masih berjumlah 1, maka apabila ditambahkan angka 2 di
depan Mg reaktan reaksi kimia dapat ditulis menjadi :
Sekarang dapat dilihat dalam tabel:
Reaksi tersebut disebut setimbang dimana jumlah atom reaktan dan produk (hasil reaksi)
sama dan disebut persamaan reaksi setara.
Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi itu bermacam-macam jenisnya, maka untuk
memudahkan dalam mempelajarinya kita dapat mengelompokkan berdasarkan bagaimana
cara atom tersusun kembali pada hasil reaksi kimia. Beberapa jenis-jenis reaksi kimia
tersebut adalah:
a. Reaksi pembakaran
b. Reaksi kombinasi
c. Reaksi penguraian
d. Reaksi penggantian
e. Reaksi metatesis
A. Reaksi Pembakaran
Merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru
dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya
menimbulkan pendar.
Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan
sejumlah energi.
Contoh misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor.
Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur)
yang menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi
seng sulfida.
Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam
tubuh makhluk hidup.
Reaksi Reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan
untuk mengekstrak logam dari bijihnya.
C. Reaksi Penguraian
Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan. Dimana
suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru.
Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan
gas oksigen dengan menggunakan listrik, reaksinya sebagai berikut:
D. Reaksi Penggantian
Misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat.
Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak
membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.
2. Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa
misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH)
akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).
E. Reaksi Metatesis, terdiri dari:
reaksi pembentukan gas; adalah reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas
misalnya :
o pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada
pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan
adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika
soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan
mengakibatkan sel ragi mati, maka proses fermentasi berhenti.
o logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi
(II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2)
Persamaan Reaksi Kimia
Persamaan reaksi
Reaksi kimia merupakan contoh yang paling sesuai untuk perubahan kimia. Pada reaksi
kimia, satu zat atau lebih diubah menjadi zat baru. Zat-zat yang bereaksi disebut pereaksi
(reaktan). Zat baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). Hubungan ini dapat ditulis
sebagai berikut.
Gambar 4.
Jika larutan timbal (II) nitrat dan kalium iodida dicampur, terbentuk padatan berwarna kuning
menyala. Padatan kuning tersebut, timbal (II) iodida, terdapat di dasar gelas kimia, dan cairan
dalam gelas kimia adalah larutan kalium nitrat
Jika reaksi kimia yang ditunjukkan pada Gambar 4 ditulis, mungkin akan terlihat sebagai
berikut:
Timbal (II) nitrat padat yang terlarut dalam air, ditambah kalium iodida padat yang terlarut
dalam air, menghasilkan kalium nitrat yang terlarut dalam air dan timbal (II) iodida padat.
Urutan kata-kata tersebut agak panjang dan tidak praktis. Akan tetapi, semua informasi dalam
pernyataan ini penting. Hal yang sama juga terjadi pada sebagian besar reaksi kimia, banyak
kata-kata yang dibutuhkan untuk menyatakan semua informasi penting. Akibatnya, para
ilmuwan mengembangkan metode menulis cepat untuk menggambarkan reaksi kimia.
Persamaan reaksi kimia adalah suatu pernyataan yang menggambarkan reaksi kimia
menggunakan rumus kimia dan lambang-lambang lain. Pada pembahasan lambang unsur
anda telah mempelajari
→ menghasilkan
+ ditambah
unit KI dan menghasilkan satu unit PbI 2 dan dua unit KNO3. Gambar 4 akan membantumu
memahami reaksi ini.
Bagaimana cara menentukan koefisien-koefisien dalam suatu reaksi kimia? Dalam bagian
berikut anda akan mengetahui bagaimana cara menentukan koefisien pada persamaan reaksi
kimia.
Jumlah atom
Ag 1 2
H 2 2
S 1 1
Jumlah atom hidrogen dan jumlah atom belerang setara. Namun terdapat dua atom perak di
sebelah kanan sedangkan di sebelah kiri hanya satu. Persamaan tersebut tidak setara.Untuk
menyetarakan persamaan, jangan mengubah angka pada rumus yang sudah benar. Letakkan
angka
koefisien di sebelah kiri rumus pereaksi dan hasil reaksi sehingga jumlah atom perak pada
kedua sisi. Jika tidak ditulis angkanya, berarti koefisien tersebut satu.
Pada persamaan reaksi kimia bercak perak, atom-atom belerang dan hidrogen sudah setara.
Tidak perlu menambahkan koefisien didepan rumus-rumus yang mengandung atom-atom ini.
Kemudian perhatikan rumus-rumus yang mengandung atom-atom perak: Ag dan Ag2S. Di
sisi kanan terdapat dua atom perak, sedangkan di sisi kiri hanya terdapat satu. Jika
ditambahkan koefisien 2 didepan Ag, persamaan tersebut menjadi setara, seperti ditunjukkan
dalam Tabel berikut.
Jumlah atom
Ag 2 2
H 2 2
S 1 1
Langkah 1. Gambarkan reaksi dalam kata-kata, letakkan pereaksi disisi kiri dan hasil reaksi
di sebelah kanan. Magnesium plus oksigen menghasilkan magnesium oksida.
Langkah2. Tulis persamaan reaksi kimia untuk reaksi tersebutmenggunakan rumus-rumus
dan lambang-lambang. Rumus untuk unsur-unsur umumnya hanya lambang-lambang. Akan
tetapi, harus diperhatikan bahwa oksigen adalah molekul diatomik, O2. Mg(s) +
O2(g) →MgO(s).
Langkah 3. Hitunglah atom dalam persamaan. Buatlah bagan (tabel) untuk membantumu.
Atom-atom magnesium sudah setara, namun atom-atom oksigen belum. Oleh karenanya
persamaan ini belum setara.
Jumlah atom
Mg 1 1
O 2 1
Langkah 4. Tentukan koefisien yang menyetarakan persamaan tersebut. Ingat, untuk
menyetarakan persamaan jangan mengubah angka pada rumus yang sudah benar. Coba
dengan memberi koefisien 2 di depan MgO untuk menyetarakan oksigen. Mg(s) +
O2(g) →2MgO(s)
Sekarang terdapat dua atom Mg di sisi kanan sedangkan di sisi kiri hanya
Mg 2 2
O 2 2
Contoh
Tuliskan reaksi berikut dan setarakan
2 2
1 1
Cu S
2Cu(s) + S(s) → Cu2S(s)
b.
Jumlah atom
Na 2 2
H 4 4
O 2 2
Langkah 1 : memberi koefisien sementara, pilih rumus kimia yang paling kompleks dan
berilah koefisien 1, sedangkan yang lainnya berilah koefisien a, b, c, dan seterusnya
Contoh:
Setarakan reaksi Mg(s) + O2(g) → MgO(s).
Jawab:
Langkah 1. rumus kimia yang paling kompleks MgO
Langkah 3.
Mg + O2 →2 MgO
Agar koefisien tidak pecahan, maka kalikan dengan 2, sehingga:
2 Mg + O2→ 2 MgO
Setarakan reaksi:
Untuk membuktikan terjadinya reaksi kimia dari suatu proses kimia kita dapat melihat
gejala yang menyertai misalnya:
1. Pembentukan endapan
Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan
timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat
2. Pembentukan gas
Pembentukan gas biasanya menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi
pembentukan gas ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara jika reaksi
berlangsung sebagai larutan, atau bau yang tercium ataupun tampak asap yang keluar dari
sebuah reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
Contoh:
1. Pada proses pembuatan kue, penambahan soda kue menyebabkan adonan kue menjadi
mengembang. Soda kue menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan kue
mengembang.
2. Reaksi antara batu marmer dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen (H2).
3. Logam stronsium atau barium yang dimasukkan ke dalam air, menghasilkan gas hidrogen
(H2).
3. Perubahan warna
Seperti halnya perubahan endapan, perubahan warna juga mudah untuk diamati sebagai
individu terjadinya reaksi kimia
Contoh :
1. Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan
timbal (II) iodida yang berwarna kuning dimana awalnya kedua larutan adalah bening.
2. Perubahan warna besi ketika berkarat menjadi coklat.
3. Tembaga yang berwarna kuning berubah menjadi hijau ketika berkarat.
4. Glukosa (bening) jika ditetesi larutan benedict dan dipanaskan akan berwarna jingga dan
kemudian menjadi merah bata ketika didinginkan
4. Perubahan suhu
Reaksi kimia terkadang ditandai dengan adanya perubahan suhu. Suhu yang terjadi bisa
menjadi lebih tinggi atau rendah. Reaksi kimia yang disertai kenaikan suhu disebut
dengan reaksi eksotermis. Sebaliknya reaksi yang disertai penurunan suhu disebut
dengan reaksi endotermis.
Contoh:
1. Reaksi antara karbid (CaC2) dengan air menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan gas
asetilena (C2H2) sehingga dapat digunakan untuk melelehkan besi yang sangat keras.
LAJU REAKSI
Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi
molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu,
sebagai berikut:
Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju reaksi
adalah mol/L.det atau M/det.
a. Laju rerata
Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata dengan
laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan menempuh
jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60 km/jam.
Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan
oleh speedometer kendaraan.
b. Laju Sesaat
Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi
berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan
bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk garis
lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari
kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut, sebagai berikut.
1. Konsentrasi Pereaksi
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin
besarkonsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi
pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun
semakin kecil.
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi
yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga
tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya,
apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu
juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan
memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi
berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi
semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila
semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi
antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat
waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-dukasi.net
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/unsur-dan-
senyawa/persamaan-reaksi-2/
http://silochem.wordpress.com/2010/09/16/persamaan-reaksi-kimia/
http://www.e-dukasi.net