Professional Documents
Culture Documents
Oleh
P2 31 31010093
JURUSAN GIZI
1
A. ANEMIA
a. Pengertian
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
bawah normal.
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
b. Patofisiologi
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
2
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel
darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
3
c. Klasifikasi Anemia
a) Anemia aplastik
Penyebab:
agen neoplastik/sitoplastik
terapi radiasi
antibiotic tertentu
benzene
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
4
Gejala-gejala:
saraf pusat.
Gejala-gejala:
keganasan
Penyebab:
menstruasi
5
o Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang) sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
e) Anemia megaloblastik
Penyebab:
6
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
2. Anemia hemolitika
limfositik kronik
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria
7
d. Tanda dan Gejala
Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
e. Diagnosa
Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
tromboplastin parsial.
serum
f. Terapi
1) Anemia aplastik:
folat
8
3) Anemia pada penyakit kronis
fumarat ferosus.
5) Anemia megaloblastik
gangguan absorbsi.
9
B. LEUKEMIA
a. Definisi
jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat darah dan
jaringan lainnya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri untuk
membentuk sel-sel baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-
baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel lama tidak
sel-sel lain.
dihasilkan mutasi somatik pada sel progenitor limfoid tunggal pada satu dari
berasal dari progenitor limfosit B atau limfosit T tunggal yang proliferasi dan
% kasus sel - sel ganas berasal dari limfosit B dan sisanya merupakan
tempat, terutama meninges, gonad, timus, liver, limpa ataupun limfonodi. 4,5
b. Etiologi
10
Penyebab leukemia masih belum diketahui, namun predisposisi genetik
Dokterpun tidak selalu bisa menjelaskan mengapa ada orang yang mengidap
leukemia sedangkan orang lain terhindar dari penyakit itu. Namun, kita tahu
dan zat kimia industri (misalnya benzena dan formaldehida) memiliki tingkat
leukimia lebih tinggi dari saudara kandung anak - anak yang terserang, dengan
natal. Moskow melakukan studi kasus kelola pada 204 pasien dengan paparan
bom atom. Meskipun demikian, paparan radiasi dosis tinggi in utero tidak
Hipotesis yang menarik saat ini mengenai etiologi leukemia pada anak -
anak adalah peranan infeksi virus dan atau bakteri seperti disebutkan
11
Greaves (Greaves, Alexander 1993). Ia mempercayai ada 2 langkah mutasi
pada sistem imun. Pertama selama kehamilan atau awal masa bayi dan kedua
asfiksia, berat badan lahir > 4500 gram dan hipertensi saat hamil. Sedangkan
Shu dkk (1996) melaporkan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi alkohol
Kelainan yang menjadi ciri khas sel leukemia diantaranya termasuk asal
terhadap sel normal. Terdapat bukti kuat bahwa leukemia akut dimulai dari
populasi sel yang dapat terdeteksi. Walaupun penyebab dari leukemia pada
manusia belum diketahui secara pasti, tetapi pada penelitian mengenai proses
menguatkan anggapan bahwa leukemia dimulai dari suatu mutasi somatik yang
12
Penelitian yang dilakukan pada leukimia limfoblastik akut menunjukan
sel blas dari setiap pasien. Hal ini memberi dugaan bahwa populasi leukimia itu
berasal dari sel tunggal. Oleh karena homogenitas itu maka dibuat klasifikasi
L-1 terdiri dari sel-sel limpoblas kecil serupa dengan kromatin homogen, anak
L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tetapi ukurannya bervariasi,
13
L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogen dengan kromatin berbercak,
bervakuolisasi.
banyak serta akibat infiltrasi sel leukemia ke dalam organ tubuh akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi produksi sel normal dan bagi fisiologi
diakibatkan penekanan sum - sum tulang yang cepat dan hebat, akan tetapi
dapat pula disebabkan oleh infiltrasi sel leukemia tersebut ke organ tubuh
pasien. 5,6
d. Manifestasi Klinis
yang menunjukan gejala klinis lengkap seperti tersebut di atas, secara klinis
14
dapat didiagnosa leukemia. Pucat dapat terjadi mendadak, sehingga bila pada
Gejala yang tidak khas adalah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat
akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh, seperti lesi purpura pada kulit,
e. Diagnosis
pemeriksaan darah
untuk menegakkan
diagnosis leukemia.
Namun untuk
memastikannya harus
dilakukan pemeriksaan
molekuler.
15
reaktif. Pada pemeriksaan apus darah tepi didapatkan sel - sel blas.
pasien LLA dimasukkan dalam kategori resiko tinggi bila jumlah leukosit >
50.000 il, ada massa mediastinum, ditemukan leukemia susunan saraf pusat
(SSP) serta jumlah sel blas total setelah 1 minggu diterapi dengan
sitologi.
dari kanker atau dari kondisi kesehatan yang lain. Anda akan diminta untuk
16
Biopsi – dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau
bawah mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi,
dada
f. Terapi
granulosit, obat anti jamur, pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan
17
Klasifikasi risiko normal atau risiko tinggi, menentukan protokol
kemoterapi. Saat ini di Indonesia sudah ada 2 protokol pengobatan yang lazim
digunakan untuk pasien ALL yaitu protokol Nasional (Jakarta) dan protokol
prognostik. 3,4,9
leukemia yang dapat dideteksi secara morfologi dalam darah dan sum - sum
jumlah sel blas yang < 5 % dalam sumsum tulang dan bentuk eritroid, mieloid
dan elemen megakariotik normal, remisi komplit juga meliputi hitung darah
tepi yang normal, tidak ada blas, jumlah granulosit 1500 /ul, trombosit >
100.000 dan Hb ≥ 10 g/dl. Selain itu, pada cairan serebrospinal harus bebas
Kemungkinan hasil yang dapat dicapai adalah remisi komplit, remisi partial,
atau gagal.
beberapa regimen.
18
85 %. Daunorubisin biasanya diberikan seminggu sekali, tetapi beberapa
untuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten obat. Terapi ini
lebih baik pada pasien ALL yang mencapai remisi dan mendapat 2 kali terapi
berbeda diberikan
pasien ALL yang tidak mendapat terapi profilaksis ini akan mengalami relaps
tinggi. Pemberian ketiga kombinasi terapi ini ternyata tidak memberikan hasil
sistemik dosis tinggi saja tidak memberikan proteksi SSP yang baik.
19
memberikan angka relaps SSP yang sama dengan kemoterapi intratekal
ditambah dengan kemoterapi sistemik dosis tinggi tanpa radiasi kranial yaitu
antara 0 - 11%.
seminggu sekali selama 2-3 tahun. Pada ALL anak terapi ini memperpanjang
disease - free survivle, sedangkan pada dewasa angka relaps tetap tinggi.
dan tidak ada keuntungan jika perawatan sampai 3 tahun. Dosis sitostatika
terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel leukimia cukup rendah (10 5
–
telah diradiasi. Dengan cara ini diharapkan terbentuk antibodi yang spesifik
g. Akibat
Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum
20
Terjadi invasi organ nonhematoligis, seperti meninges, traktus
h. Klasifikasi Leukemia
a. monosit
c. eritrosit
d. trombosit
- Sering terjadi
Manifestasi Klinis
granulosit)
trombosit)
maupun trombosit
21
- Jumlah lekosit bisa rendah, normal, tinggi. Namun persentase sel
normal menurun
imatur
Penatalaksanaan
b. Cytarabine (Cytosar-U)
c. Mercaptopurine (Purinethol)
- Asuhan pendukung:
b. Penanganan infeksi
Prognosis
Manifestasi Klinis
granulosit)
22
- Kelelahan dan kelemahan : akibat anemia
trombosit)
- Hepatosplenomegali
- Hipersensitifitas
Penatalaksanaan medis
- Jika berat:
a. kortikosteroid
b. chlorambucil (leukeran)
dengan pemberian:
a. fludarabine monofosfat
b. 2-chorodeoxyadenosien (2-CDA)
c. pentostatin
Prognosis
23
Komplikasi
- Perdarahan
a. Memar (ekimosis)
- Infeksi
- Anemia
- Masalah gastrointestinal.
a. mual
b. muntah
c. anoreksia
d. diare
akibat kemoterapi.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=552
http://www.scribd.com/doc/49541804/ANEMIA
http://www.parkwaycancercentre.com/bahasa-indonesia/education/leukemia
http://www.scribd.com/leukemia
25