You are on page 1of 27

Assignment

JARINGAN KOMPUTER
(Internet Protocol version 6 (IPv6) )

Oleh :

Nama : Nur Fadilah


Nim : 102904043
Kelas : PTIK C

Pend. Teknik Informatika dan Komputer

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Internet Protocol Version 6 (IPv6)
Penggunaan IPv6 yang memilki nama lain IPng ( IP next generation ) pertama kali
direkomendasikan pada tanggal 25 juli di Toronto pada saat pertemuan IEFT. Perancangan dari
IPv6 ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan pengalamatan IPv4 yang saat ini memiliki panjang 32
bit dirasa tidak dapat menagani seluruh pengguna internet di masa depan akibat dari
pertumbuhan jaringan pemgembangan khususnya internet.

 Keunggulan IPv6

IPv6 memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan IPv4. Adapun keunggulan dari IPv6
adalah :

 Otomatisasi setting ( Stateless less auto configuration )

Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host. Biasanya diberikan secara berurut pada
host. Memang saat ini hal diatas bias dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP
( Dynamic Host Configuration Protocol ), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara
standard an merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari
penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull

 Setting otomatis stateless

Cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pembagian Ip address, hanya
men-setting router saja dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada
jaringan tersebut memperoleh prefix alamat dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah
pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai alamat Ip dari host tersebut.

 Setting otomatis stateful

Merupakan pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pad ahost
dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan alamat IP, dimana cara ini hamper mirip
dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang
dibutuhkan antara router, server dan host adalah ICMP ( Internet Control Message Protocol )
yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP ( Internet Group
management Protocol ) yang dipakai pada multicast dalam IPv4.

 Keamanan IPv6

Saat ini metode dengan menggunakan S-HTTP (Secure HTTP) untuk pengiriman nomor kartu
kredit, ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau mengenkripsi e-mail dengan PGP
(Pretty Good Privacy) telah dipakai secara umum. Akan tetapi, cara diatas adlah sekuriti yang
ditawarkan oleh aplikasi. Dengan kata lain, bila ingin memakai fungsi tersebut maka kita harus
memakai aplikasi tersebut. Jika membutuhkan sekuriti pada Komunikasi tanpa tergantung pada
aplikasi tertentu maka diperlukan fungsi sekuriti pada layer TCP atau IP, karena IPv4 tidak
mendukung funsi keamanan (security) ini kecuali dipasang suatu aplikasi khusus agar bias
mendukung security.

Berbeda dengan IPv6. Pada IPv6 telah mendukung komunikasi terenkripsi maupun
authentication pada layer IP. Dengan memiliki fungsi security Pada IP itu sendiri, maka dapat
dilakukan hal seperti paket yang dikirim dari host tertentu seluruhnya dienkripsi. Pada IPv6
untuk authentication dan komunikasi terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut
AH (Authentication Security) dan payload yang dienkripsi yang disebut ESP (Encapsulating
Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header
tersebut diambahkan.

Fungsi security yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP dipakai SSL sebagai
metode enkripsi ,sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode enkripsinya. Sedangkan
manajemen kunci, sehingga menjadi fleksibel dapat memakai metode manapun. Hal ini dikenal
sebagai SA ( Security Association). Fungsi Sekuriti pada IPv6 selain pemakaian pada
komunikasi terenkripsi antarjaringan dengan cara mengenkripsi paket oleh gateway dari 2
jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.

Interkoneksi IPv6 dengan IPv4

IPv6 mempunyai format alamat dan header yang berbeda dengan IPv4. Sehingga secara
langsung IPv4 tidak bias melakukan interkoneksi dengan IPv6. Hal ini, tentunya akan
menimbulkan maslah pada implementasi IPv6 pada jaringan internet IPv4 yang telah ada.
Sebagai solusi dalam maslah implementasi IPv6, maka diperkukan suatu mekanisme Transisi
IPv6. Tujuan pembuatan mekanisme transisi ini adlah supaya paket IPv6 dapat dilewatkan pada
jaringan IPv4 yang telah ada ataupun sebaliknya.

Pada Interkoneksinyan IPv6 dengan IPv4 tersebut, menggunakan mekanisme automatic


tunneling yang berfungsi untuk melewatkan paket IPv6 melalui jaringan IPv4 yang telah ada,
tanpa mengubah infrastruktur jaringan IPv4. Mekanisme automatic tunneling mempunyai prinsip
kerja mengenkapsulasi paket IPv6 dengan header IPv4, kemudian paket tersebut langsung
dikirimkan ke jaringan IPv4.

 Enkapsulasi dan Dekapsulasi

Fungsi dari enkapsulasi paket IPv6 dengan header IPv4 adalah agar paket dapat di-routing. Oleh
router IPv4. Namun dengan penambahan header IPv4 ini tentunya yaitu 20 byte. Pertambahan
panjang paket ini akan berakibat bertambah pula waktu delay pengiriman paket. Masalah utama
dari implementasi mekanisme Transisi IPv6 adalah pertambahan panjang paket, adanya proses
enkapsulasi dan adanya proses dekapsulasi

 Keuntungan dan Kerugian Tunneling

Mekanisme transisi automatic tunneling mempunyai keuntungan sebagai berikut :

1. Lebih mudah dalam implementasi


Dalam implementasi tidak memerlukan banyak computer, cukup menggunakan computer
yang sudah ada. Khusus untuk gateway tunnel, system operasi perlu di-ugrade menjadi
system operasi yang dualstack mendukung IPv6 dan IPv4
2. Lebih mudah dalam hal konfigurasi pada system operasi.
Dalam konfigurasi tidak diperlukan script konfigurasi yang rumit, cukup dengan
konfigurasi table routing.
3. Tidak memerlukan server yang melayani transisi

Kelemahan Mekanisme Transisi Automatic Tunneling


- Tidak dapat diimplementasikan jika client transisi berada di dalam router NAT
- Akan menyebabkan pertambahan delay (waktu proses)
- Rentan Terhadap serangan DDOS.

Pengalamatan Internet Protokol

Pengalamatan IPv6

Seperti diketahui sebelumnya< IPv6 diciptakan untuk menangani masalah-masalah yang terdapat
pada IP, akan tetapi perubahan dan penambahan pada IPv6 tersebut dibuat tanpa melakukan
perubahan pada core sebenarnya dari IP itu sendiri. Addressing atau pengalamatan merupakan
perubahan yang mencolok yang dapat dilihat dari perbedaan antara IPv6 dengan IPv4, akan
tetapi perubahan tersebut merupakan hal bagaimana pengalamatan tersebut di-implementasikan
dan digunakan.

 Karakteristik Model Pengalamatan IPv6

Secara umum karakteristik model pengalamatana pada IPv6 memiliki dasar yang sama dengan
pengalamatan IPv4. Berikut adalah karakteristik model dari pengalamatan Ipv6
 Core Function of Addresing ( Fungsi inti dari pengalamatan)
Dua fungsi utama dari pengalamatan adalah network interface identification dan
routing. Routing merupakan suatu kemudahan untuk melakukan proses
struktur dari pengalamatan pada internetwork.
 Network Layer Addresing ( Pengalamatan Layer Jaringan )
Pengalamatan IPv6 masih berhubungan satu dengan lainnya dengan network layer
pada jaringan TCP/IP dan langsung dari alamat data link layer (atau sering disebut
physical)
 Jumlah pengalamatan IP per device (alat)
Pengalamatan biasanya digunkaan untuk menandai perangkat jaringan, sehingga
setiap computer yang terhubung biasanya akan memiliki satu alamat
(unicast), dan router dapat memilki lebih dari satu alamat untuk masing-
masing physical Network yang terhubung.
 Address Inerpretation and Prefix Representation
Alamat IPv6 memiliki kesamaan kelas dengan alamat Ipv4 dimana masing-
masing memiliki bagian network identifier dan bagian host identifier.
Jumlah panjang prefix digunakan untuk menyatakan panjang dari Network
ID itu sendiri (prefix length).
 Private and Public Address
Kedua tipe dari alamat tersebut terdapat padaIPv6, walaupun kedua tipe tersebut
didefinisikan dan digunakan untuk keperluan yang berbeda.

 Tipe Alamat Pendukung IPv6

Satu perubahan penting yang terdapat pada model pengalamatan dari IPv6 adalah tipe alamat
yang didukungnya. Pada IPv4 hanya mendukung tiga tipe alamat seperti : unicast,multicast dan
broadcast dengan actual traffic yang paling banyak digunakan adalah alamat unicast. IP multicast
pada IPv4 tidak dikembangkan untuk kepeluan luas sampai beberapa tahun setelah internet
diluncurkan dan terus berlanjut dengan beberapa isu yang menghambat dari perkembangannya.
Sedangkan IP broadcast memiliki beberapa alas an yang ditolah dengan alas an performansi
(performance).
Pada IPv6, juga memilki 3 tipe alamat seperti IPv4 akan tetapi dengan beberapa perubahan. Tipe
alamat IPv6 terbagi menjadi 3, Yaitu : unicast, multicast, dan anycast. Selain ketiga pembagian
tipe alamat tersebut, IPv6 juga memilki satu tipe alamat bagi yang digunakan untuk keperluan di
masa yang kan dating yang dinamakan dengan reserved.

‡ Alamat Unicast
Alamat Unicast digunakan untuk komunikasi satu lawan satu dengan menunjuk satu host.
Alamat unicast dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
 Alamat Global, Alamat yang digunakan misalnya untuk keperluan address
provide atau address geografis.
 Alamat Link Local adalah alamat yang dipakai di dalam satu link saja. Yang
dimaksud link disini adalah jaringan local yang saling terhubung pada satu
level. Alamat ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapatkan
alamat global.
 Site local, yaitu alamat yang setara dengan alamat private, yang dipakai terbatas
di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas asal memilki cirri khas unik
di dalam site tersebut, namun alamat ini tidak dapat mengirimkan paket dengan
tujuan alamat di luar dari site tersebut.
 Compatible

‡ Alamat Multicast
Alamat multicast digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari
group. Alamat multicast ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang
yang 8 bit pertamanya dimulai dengan “FF” disediakan untuk alamat multicast. Ruang ini
kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.

‡ Alamat Anycast
Alamat Anycast digunakan ketika suatu paket harus dikirmkan ke beberapa member dari group
dan bukan mengirimkan ke seluruh member dari group atau dapat juga dikatakan menunjuk host
dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah
alamat diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada paket yang
dikirm ke alamat ini, maka router akan mengirim paket tersebut ke host terdekat yang memiliki
alamat anycast yang sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan
yang paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut.
Pemakaian alamat anycast ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan
seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan alamat anycast yang sama pada
server-server tersebut, sehingga beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
alamat anycast ini tidak disediakan ruang khusus, sehingga jika terhadap beberapa host diberikan
sebuah alamat yang sama, maka alamat tersebut dianggap sebagai alamat anycast.

Ukuran Alamat IPv6


Secara teori, ukuran/panjang dari alamat IP mempengaruhi jumlah alamat yang tersedia.
Semakin panjang alamat IP maka semakin banyak pula ruang alamat yang tersedia untuk
pemakainya. Seperti diketahui bahwa jumlah alamat IPv4 sangatlah kecil untuk mendukung
teknologi internet di masa depan di mana hal ini merupakan implikasi dari bagaimana alamat
internet tersebut digunakan.

Pada IPv4, alamat IP memiliki panjang 32 bit yang dibagi menjadi 4 bagian (oktet) yang masing-
masing oktet terdiri dari 8 bit. Sehingga, jika diasumsikan semua alamat pada IPv4 tersebut
digunakan seluruhnya, maka jumlah alamat yang tersedia dapat dihitung dengan perhitungan :

232 bit = 4.294.967.296 Alamat


Dari perhitungan di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah alamat internet yang tersedia
menggunakan IPv4 tidaklah sebanding dengan jumlah seluruh penduduk dunia di masa
mendatang yang terhubung ke internet, dimana ada kemungkinan bahwa satu orang (user) akan
menggunakan lebih dari I alamat IP untuk terhubung ke internet.

Berbeda dengan IPv6. Dengan alas an untuk mengatasi kekurangan akan alamat pada interney,
maka IPv6 menggunakan ukuran alamat sebesar 128 bit yang dibagi menjadi 16 oktet dan
masing-masing oktet terdiri dari 8 bit. Jika semua alamat digunakan, maka dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut :

2128 bit = 340.282.366.920.938.463.374.607.431.768.211.456 Alamat

Apabila ditulis dalam bentuk scientific, maka sekitar 3,4 *10 38, atau sekitar 340 triliun triliun
triliun. Melebihi kapasitas penduduk di dunia yang kan terhubung internet dimasa depan.

Akan tetapi, terdapat beberapa kelemahan untuk mendapatkan/menciptakan kapasitas ruang


alamt yang besar. Dengan pertimbangan penggunaan 64 bit sekalipun maka akan didapatkan
jumlah alamat sebesar 18 juta triliun. Dengan jumlah alamat sebanyak itu maka masih
memungkinkan untuk melakukan penggunaan internet di masa mendatang. Akan tetapi,
penggunaan lebar alamat 128 bit pada IPv6 adalah untuk alas an fleksibilitas bila dibandingkan
dengan lebar alamat 64 bit.

Notasi Alamat dan Prefix Alamat Ipv6


Peningkatan ukuran alamat IP dari 32 bit menjadi 128 bit membuat ruang alamat IP menjadi
lebih besar. Hal ini, membuat para pengguna internet di masa depan tidak perlu merasa khawatir
akan kehabisan alamat IP dan demikian para pengguna internet di masa depan dapat merasakan
fleksibilitas dalam penggunannya. Akan tetapi, terdapat kelemahan dalam penggunaan metode
ini. Salah satu kelemahannya adalah angka 128 bit merupakan angka cukup besar dimana akan
menimbulkan suatu masalah baru dalam penggunaannya.

Komputer yang digunkan untuk terhubung ke internet bekerja berasiskan kode biner, sehingga
tidak mengalami masalah dalam membaca angka “o” dan “1” pada alamat IPv6, akan tetapi
manusia yang menggunakannya akan mengalami kebingungan akibat alamt IP yang terlalu
panjang. Bhakan Pada 32 bit yang digunakan pada IPv4 menggunakan notasi “dotted decimal”
untuk memudahkan manusia dalam mengingat alamt tersebut masih mengalami kesulitan untuk
mengingat dengan pasti.

Bagaimanapun juga, alamat IPv6 lebih panjang dari alamat IPv4, sehingga menimbulkan
permasalahan dalm penggunaan dotted decimal seperti pada IPv4. Apabila menggunakan notasi
dotted decimal decimal tersebut, maka alamt IPv6 sepanjang 128 bit harus dibagi menjadi 16
oktet dan masing-masing oktet dituliskan dalam angka decimal dari 0 sampai 255. Untuk contoh
alamat IPv6 yang menggunakan notasi dotted decimal adalah sebagai berikut :

128.91.45.157.220.40.0.0.0.0.252.87.212.200.31.255

Dengan alamat IP seperti di atas, amka dapat menimbulkan masalah dalam mengingat nomor IP.
Sehingga dari alamt tersebut dapat dibuat lebih sedrhana dengan menggunakan notasi-notasi
pada alamat IPv6 sebagai berikut yang masing-masing akan dijelaskan kemudian :

10000000 01011011 00101101 10011101 11011100 00101000 00000000 00000000


Biner
00000000 00000000 11111100 01010111 11010100 11001000 00011111 11111111

12 15 22 25 25
Dottect Decimal 91 45 40 0 0 0 0 87 212 200 31
8 7 0 2 5

Bit 0 32 64 96 128

Heksadesimal 805B 2D9D DC28 0000 0000 FC57 D4CB 1FFF


Minimalisasi nol 805B 2D9D DC28 0 0 FC57 D4CB 1FFF
Kompresi nol 805B 2D9D DC28 :: FC57 D4CB 1FFF
Notasi Gabungan
805B 2D9D DC28 :: FC57 212 200 31 255

 Notasi Heksadesimal Alamat IPv6


Untuk membuat alamat IPv6 lebih sederhana, maka dibuat suatu metode primary yang
mengekspresikan penggunaan heksadesimal sebagai pengganti dari bentuk decimal yang selama
ini digunakan pada IPv4. Keuntungan dari metode ini adalah membutuhkan karakter yang lebih
pendek untuk menyatakan suatu alamat. Selain itu, adalah perubahan bilangan heksadesimal ke
bilangan biner dan sebaliknya jauh lebih mudah dibandingkan dengan perubahan bilangan
decimal ke bilangan biner.

Dari contoh alamat yang menggunakan notasi dottet decimal, maka dapat diubah menjadi notasi
heksadesimal sebagai berikut :
 Dotted Decimal :
128.91.45.157.220.40.0.0.0.0.252.87.212.200.31.255
 Heksadesimal
805B:2D9D:DC28:0000:0000:FC57.D478;1FFF

Pada notasi heksadesimal, untuk memisahkan antara 1 word dengan lainnya, maka digunakan
pemisah denga menggunakan karakter titik dua (:). Agar ukuran alamat IPv6 lebih sederhana
lagi, maka bilangan yang merepresentasikan nol (0) pada satu word heksadesimal dapat
diwakilkan sebagai satu bilangan dengan menggunakan metode minimalisasi nol sebagai berikut:
805B:2D9D:DC28:0000:0000:FC57:D478:IFFF
Menjadi :
805B:2D9D:DC28:0:0: FC57:D478:IFFF

 Kompresi Nol pada Alamat IPv6


Pada pengalamatan IPv6, terdapat suatu teknik lain yang bias digunakan untuk memperpendek
penulisan alamat IPv6 setelah melalui notasi heksadesimal. Teknik tersebut dinamakan kompresi
nol (zero compression). Dengan teknik ini, maka dimungkinkan untuk mengganti bilangan
heksadesimal yang merepresentasikan nol kedalam dua karakter ‘titik’ dua’::’. Sebagai contoh
almat IPv6 sebelumnya adalah :
805B:2D9D:DC28:0:0: FC57:D478:IFFF
Menjadi
805B:2D9D:DC28:: FC57:D478:IFFF
Dua karakter titik dua/double colons tersebut (::) digunakan untuk menggantikan dua string nol
pada alamat IPv6. Selain itu, double colons (::) tersebut dapat juga menggantikan lebih dari dua
string nol heksadesimal, sehingga untuk menghitung jumlah string nol tersebut dapat dilihat
dengan cara melihat word heksadesimal selain tanda double colons (::) dengan total keseluruhan
word adalah 8 word heksadesimal. Untuk lebih jelasnya lagi, maka dapat melihat pada gambar
4.3. berikut :

Gambar 4.3. Kompresi Nol Alamat IPv6

Dari gambar 4.3, maka dapat dilihat bahwa penggunaan double colons digunakan untuk
menggantikan 2 word heksadesimal pada alamat IPv6 dari total keseluruhan adalah 8 word
heksadesimal.

Untuk menghindari kerancuan dalam menggunakan metode tersebut, maka penggunaan double
colons (::) hanya dapat digunakan satu kali pada satu alamat IPv6, dikarenakan apabila
menggunakan lebih dari satu double colons (::) maka akan membingungkan untuk mengetahui
berapa jumlah string nol yang digantikan dalam metode tersebut. Sebagai contoh apabila suatu
alamat IPv6 adalah 7D45:A352:BA2A:0:0:C538:0:0, maka dengan menggunakan metode
kompresi nol hnaya dapat digantikan dengan satu double colons (::) saja, sehingga alamat IPv6
tersebut dapat menjadi :
7D45:A352:BA2A::C538:0:0
Atau
7D45:A352:BA2A:0:0:C538::
Selain dengan cara di atas, karena alamat IPv6 yang terstruktur, maka penggunaan kompresi nol
dapat dilakukan juga untuk string heksadesimal bernilai nol lebih dari satu. Berikut adalah
contohnya :
A5F6:2F01:0:0:0:0:24
Menjadi
A5F6:2F01::24
Bahkan teknik kompresi nol juga dapat digunakan pada beberapa alamat special pada IPv6
seperti :
0:0:0:0:0:0:1
Menjadi
: :1
Sehingga dengan adanya teknik kompresi nol ini, maka alamat dari IPv6 dapat benar-benar dapat
dikurangi penulisannya agar lebih mudah diingat dibandingkan dengan penulisan alamat
sebenarnya.

 Notasi Gabungan IPv6


Selain dua teknik sebelumnya, terdapat satu teknik lagi yang merupakan salah satu cara untuk
menggabungkan pengalamatan IPv6 seperti terlihat menyerupai pengalamatan pada Ipv4. Teknik
ini menggabungkan 96 bit pertama dari alamat IPv6 yang menggunakan notasi heksadesimal
serta dua titik dua (:) dengan 32 bit terakhir yang menggunakan notasi dotted decimal. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut :

Sehingga dengan menggunakan notasi gabungan , maka alamat IPv6 menjadi :


805B:2D9D:DC28:FC57:212:200:31;255
 Prefix Alamat IPv6
Prefix pada IPv6 merupakan sebutan dari network identifier, sedangkan prefix length merupakan
banyaknya bit angka yang digunakan. Sama seperti kelas alamat pada IPv4, alamt IPv6 dibagi
menjadi jumlah bit network ID diikuti dengan jumlah bit host ID. Prefix biasanya
dipresentasikan dengan penambahan karakter garis miring (/) setelah alamt IPv6 dan kemudian
menambahkan prefix length setelah garis miring (/) tersebut. Metode tersebut sama digunakan
pada penambhaan prefix pada Ipv4. Sebagai contoh dari penggunaan alamat IPv6
805B:2D9D:DC28:FC57:D478:1FFF dapat dilihat pada gambar berikut :

`Pada contoh diatas 48 bit pertama merupakan network ID (prefix). Sehingga apabila alamat Iv6
tersebut ditulis dengan menambahkan prefix-nya,maka dapat menjadi :
805B:2D9D:DC28:FC57:D478:1FFF/48

Pembagian Ruang Alamat IPv6


Seperti pada pembagian ruang alamat pada IPv4, dua bagian utama yang penting dalam
merumuskan ruang alamat pada IPv6 adalah mengenai assignment(keperluan) dan routing. Para
perancang IPv6 menginginkan pembagian ruang alamat yang tersedia dibagi berdasarkan
beberapa hal tertentu, seperti Internet Service Provide (ISP),organisasi, dan masing-masing
pengguna(individuals)..

Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa para perancang dari IPv6 kembali pada penggunaan
beberapa bit tertentu yang berurutan untuk mengidentifikasi tipe dari alamat seperti yang
digunakan pada skema pengalamatan IPv4. Tipe alamat diindikasikan melalui sekumpulan bit
yang terletak pada awal alamat yang dinamakan dengan format prefic (FP). Konsep kerja dari
format prefix adalah mengacu pad apenggunaan bit pertama sampai keempat dari pengalamatan
kelas IPv4 untuk menentukan kelas alamat. Penjelasan dari format prefix ini dijabarkan dalam
RFC(request for comment)2373.

Setelah beberapa tahun kemunculan dari aturan format prefix pada RFC 2373 tersebut, beberapa
pakar yang mengerti akan kondisi tersebut tetap menginginkan penentuan dari pembagian alamat
IPv6. Mereka masih menginginkan untuk membagi ruang alamat pada IPv6 menjadi blok-blok
yang berbeda variable dengan beberapa tujuan tertentu. Akan tetapi bagaimanapun juga, pada
akhirnya para pakar IPv6 sadarbahwa masyarakat pengguna internet menginginkan format prefix
yang sama dengan orientasi terdahulu seperti pada IPv4.
Karena perubahan pemikiran tersebut, maka dibuat suatu perubahan yang disusun dalam RFC
(Request For Comment) 3513. RFC 3513 berisi mengenai perubahan bahasa mengenai
pemabagian alamat pada IPv6, dana yang paling penting adalah berisi aturan untuk
menghilangkan format prefix dari ketentuan standar yang telah ada. Alokasi dari beberapa
bagian pada ruang alamat masih berdasarkan pada pola tertentu dari 3 sampai dengan 10 bit dari
alamat IPv6 untuk memungkinkan beberapa pengguna internet memiliki lebih dari satu alamat
Ipv6 dapat dilihat pada tabel berikut :

Dari tabel 4.2 tersebut, maka dapat dilihat bahwa pembagian ruang alamat IPv6 lebih rumit
dibandingkan dengan skema kelas pada IPv4 karena terlalu banyak kategori dan range yang
terlalu besar walaupun kebanyakan dari pembagian ruang alamat tersebut masih banyak yang
tidak digunakan (unassigned).

 Alamat Global Unicast IPv6


Alamat unicast merupakan alamat yang akan digunakan luas dalam traffic internet yang
menggunakan IPv6 seperti kasus IPv4. Inilah yang menjadi alas an bahwa pembagian alamat
yang besar diprioritaskan untuk penggunaan alamat unicast tersebut. Pada format alamat unicast,
128 bit alamat IPv6 dibagi menjadi 3 bagian yang masing-masing dapat dijelaskan melalui tabel
3.3 berikut :

Pada global routing prefix dan subnet identifier merupakan dua level dasar pada suatu alamat
yang akan dibuat struktur hirarki-nya, yaitu global dan site. Routing prefix menyatakan jumlah
bit yang kemudian akan dibagi sesuai dengan yang diperlukan oleh ISP. Sedangkan subnet ID
merupakan jumlah bit yang digunakan oleh administrator untuk membuat struktur internal
jaringan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Untuk implementasi dari lamat global unicast IPv6 digunakan 48 bit pertama untuk routing
prefix, 16 bit selanjutnya untuk subnet identifier, dan 64 bit terakhir untuk identifikasi interface.
Berikut adalah gambar format dari alamat global unicast IPv6 :

 Alamat Multicast IPv6


Multicasting digunakan untuk mengirimkan suatu datagram dari suatu device kepada group
sebagai penerima. Pada IPv4, pengalamatan multicast menggunakan bagian alamat pada kelas D.
Sedangkan pada IPv6, alamat multicast telah dialokasikan pada bagian multicast yang memiliki
ruang alamat 1/256 dan semua almatnya diawali dengan 1111.1111. Sehingga, alamat yang
dimulai dengan FF pada notasi heksadesimal merupakan alamat multicast pada IPv6.

Berbeda dengan format alamat unicast pada IPv6 yang dibagi menjai 3 bagian. Format alamat
multicast dibagi menjadi 4 bagian dengan 8 bit pertama untuk identifikasi alamat multicast IPv6
dan 120 bit sisanya merupakan ruang alamat yang digunakan untuk alamat multicast. Untuk
lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada gambar berikut :

Masing2 bagian dari format alamat multicast IPv6 selanjutnya akan dijelaskan melalui tabel
berikut :

 Alamat Anycast IPv6


Alamat anycast merupakan suatu alamat dengan tipe yang unik yang merupakan implementasi
terbaru pada internet protocol versi 6. Alamat anycast dapat juga dikatakan sebagai model
konseptual hubungan silang antara pengalamatan unicast dan multicast Analoginya adalah
apabila unicast mengirimkan paket ke setiap orang anggota member dari group. Seperti halnya
dengan multicast, anycast dapat membuat kerja dari router semakin berat, hal ini dikarenakan
pengalamatan anycast lebih rumit dibandingkan dengan pengalamatan unicast.

Migrasi IPv4 ke IPv6 dan Implementasinya pada RedHat Linux 9.0


Seperti diketahui bahwa pengalamatan internet saat ini masih didominasi dengan penggunaan
Internet Protocol versi 4 atau disingkat IPv4. Akan tetapi, penggunaan IPv4 yang memang
terbukti tangguh untuk menopang internet tersebut saat ini mulai bermasalah dengan semakin
berkurangnya alokasi almat IP yang tersedia. Walaupun IPv4 cukup sukses dalam efisiensi
address dengan penggunaan NAT(Network Address Translation), tetapi tuntutan aplikasi internet
yang bersifat realtime dan aman tidak dapat terpenuhi. Karena NAT pada IPv4 menghambat
aplikasi yang bersifat end to end user, seperti video conference.

Oleh karena itu, penggunaan alamat IPv6 adalah solusi yang tepat untuk menopang internet
pengganti dari IPv4 saat ini. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan IPv6, yaitu
: Alokasi ruang alamat yang lebih banyak dibandingkan IPv4, Auto configuration address,
adanya traffic class dan flow label untuk mendukung aplikasi realtime. Selain itu IPv6 juga telah
mendukung mobile IP, IPsec dll.

 Spesifikasi Software dan Hardware


Pada migrasi penggunaan alamat dari IPv4 ke IPv6 diasumsikan digunakan system operasi
Redhat Linux versi 9 dengan kernel 2.4.20-8 yang telah mendukung 2 sistem pengalamatan,
yaitu IPv4 dan IPv6. Langkah pertama dari implementasi tersebut adalah dengan melakukan
hubungan computer menggunkan alamat Ipv4 terlebih dahulu untuk mengingat kembali
bagimana cara melakukan hubungan computer menggunakan IPv4. Selanjutnya setelah
hubungan dua buah computer menggunakan IPv4 tersebut berhasil, kemudian dilakukan
pengimplementasian alamat IPv6 pada computer yang telah terdapat alamat IPv4 sebelumnya.
Sebagai catatan, bahwa pada Redhat Linux versi 9 dengan kernel 2.4.20-8 tersebut, modul IPv6
sudah terkompilasi atau tersedia namun belum diaktifkan/di install, sehingga untuk
mengaktifkannya hanya perlu meng-install modul IPv6 pada Redhat versi 9 tersebut.

Modul IPv6
Setelah melakukan hubungan antara kedua computer dengan menggunakan alamat IPv4, maka
selanjutnya akan dibahas mengenai penggunaan IPv6 sebagai migrasi dari IPv4.

 Memuat modul IPv6


Sebelum memuat modul IPv6, maka dapat dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap sistem
operasi Redhat Linux versi 9 sendiri sebetulnya telah menyertakan modul IPv6 pad akernel yang
digunakannya yaitu kernel versi 2.4.20-8. Semua tulisan yang berada pada kotak/tabel berwarna
abu-abu berisi perintah yang diketikan pada terminal Redhat Linux 9 beserta dengan hasil
keluaran/output dari terminal. Perintah yang digunakan untuk melakukan pengecekan modul
IPv6 tersebut adalah sebagai berikut :

[ root@localhost root]# test –f /proc/net/if_net6 && echo “kernel Linux telah


mendukung IPv6”
Kernel Linux telah mendukung IPv6

Perintah di atas digunakan untuk melihat apakah pada /proc/file-system terdapat


entry/proc/net/if_inet6 atau tidak. Dengan penambahan && echo “kernel Linux telah
mendukung IPv6”, maka apabila kernel linux telah mendukung modul IPv6 akan menghasilkan
output tulisan kernel Linux telah mendukung IPv6.

 Memuat Modul IPv6


Memuat modul IPv6 bertujuan untuk mengaktifkan modul yang kan digunkan untuk menangani
IPv6 baik konfigurasi maupun interkoneksinya. Perintah yang digunakan untuk memuat modul
Ipv6 tersebut adalah sebagi berikut :

[root@localhost root]# insmod ipv6


Using /lib/modules/2.4.20-8/kernel/net/ipv6/ipv6.o

Dengan menggunakan perintah “insmod”, maka semua aplikasi dan perangkat lunak yang
mendukung IPv6 akan diaktifkan. Untuk melihat hasil dari aktivitas modul Ipv6 tersebut dapat
menggunakan perintah sebagai berikut :

[root@localhost root]# Ismod / grep ipv6


Ipv6 166036 -1

Apabila perintah tersebut telah dimasukkan, maka modul IPv6 telah berhasil diaktifkan. Dengan
menggunakan perintah “ifconfig” pada terminal linux, maka dapat dilihat hasil aktivasi modul
IPv6 sebelum dan sesudah aktivasi sebagai berikut :
 Sebelum Aktivasi Ipv6
[ root@taufiq root]# ifconfig etho
Etho Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:60:25:08
Inet addr:192.168.2.1 Bcast:192.168.2.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:15 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:63 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:1128 (1.1 Kb) TX bytes:4008 (3.9 Kb)
Interrupt:10 Base address:0x3000
 Setelah Aktivasi Ipv6
[root@localhost root]# ifconfig etho
Etho Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:60:25:08
Inet addr:192.168.2.1 Bcast:192.168.2.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:372 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:244 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:22320 (21.7 Kb) TX bytes:14740 (14.3 Kb)
Interrupt:10 Base address:0x3000

 Memuat Modul IPv6 secara Otomatis


Modul IPv6 yang diaktifkan sebelumnya, sebetulnya belum secara otomatis di-load, sehingga
apabila computer di-restart, maka modul IPv6 akan kembali nonaktif. Untuk membuat modul
Ipv6 tersebut dapat secara otomatis di-load ketika Redhat Linux pertama kali start-up, maka
perlu ditambahkan satu baris perintah pada file/etc/modules.conf. Perintah tersebut adalah :

Alias net-pf-10 ipv6 # Load IPv6 secara otomatis

Selain itu, dimungkinkan juga untuk me-nonaktifkan proses load modul IPv6 secara otomatis
dengan cara menambahkan baris perintah pada file/etc/modules.conf sebagai berikut :

Alias net-pf-10 off # Un-load IPv6 secara otomatis

Perangkat Konfigurasi Network IPv6


Setelah dilakukan pengecekan kernel terhadap modul IPv6, maka kita dapat melakukan
pengecekan perangkat lunak untuk konfigurasi IPv6 pada Redhat Linux versi 9. Terhadap
beberapa paket yang dapat digunakan untuk melakukan konfigurasi tersebut, yaitu paket net-
tools dan paket iproute.

 Paket Net-Tools
Paket ini berisi perangkat perintah “ifconfig” dan “route” yang berguna untuk melakukan
konfigurasi IPv6 pada jaringan.

Untuk mengecek apakah perintah “ifconfig” telah mendukung penggunaan IPv6 adalah sebagai
berikut
[root@localhost root] # /sbin/ifconfiq |grew-qw ‘inet6’ && echo “Utilitas ifconfig telah mendukung IPv6”
Utilitas ifconfig telah mendukung IPv6
Sedangkan untuk “route” perintahnya sedikit sama, yaitu :
[root@localhost root] # /sbin/ifconfig |grep-qw ‘inet6’ && echo “Utilitas route telah
mendukung IPv6”
Utilitas route telah mendukung IPv6

 Paket Iproute
Pada sistem operasi Linux terdapat perangkat yang berguna untuk mengconfigurasi jaringan
melalui netlink device yang dinamakan dengan paket iproute/iproute package. Perangkat ini
memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan “net-tools”. Untuk melakukan
pengecekan apakah paket iproute tersebut telah mendukung IPv6 dapat menggunakan perintah
sebagai berikut :

[root@localhost root]# /sbin/ip |grew-qw ‘inet6’ && echo “Utilitas ip telah mendukung IPv6”

Pengecekan Dukungan Program Test/Debug


Setelah mengaktifkan modul IPv6 pada system operasi Redhat Linux 9, maka langkah
selanjutnya adalah memastikan bahwa system tersebut juga mendukung komunikasi melalui
jaringan menggunakan IPv6. Untuk melakukan pengecekan tersebut dapat digunakan sebuah
program sedderhana yang dinamakan ping. Program ping sendiri digunakan untuk komunikasi
jaringan menggunakan IPv4 sedangkan untuk komunkasi jaringan menggunakan IPv6 dapat
menggunakan program ping6 yang telah disediakan oleh Redhat Linux versi 9.

 IPv6 ping

Program ini biasanya termasuk dalam paket iputils, yang didesain untuk melakukan pengetesan
hubungan dengan cara mengirimkan paket ICMPv6 echo request dan menunggu balasan paket
ICMPv6 echo reply. Apabila koneksi berjalan baik, maka program ping6 ini akan menampilkan
waktu dari proses pengiriman paket ke tempat tujuan sampai dengan paket tersebut diterima
kembali ke computer pengirim. Untuk format perintah dari program ping6 dapat dilihat sebagai
berikut:

root@localhost root] ping6 <alamat-ipv6>

Atau

root@localhost root]# ping6 [-I <device>]<link-local-ipv6address>

 Ping6 Scope Host


Untuk mengaplikasikan format perintah ping6 sebelumnya, maka dapat dicoba dengan
melakukan ping pada ruang lingkup (scope) host/loopback berikut:

[root@localhost root]# ping6 –c 4 ::1

PING : : 1(::1) 56 data bytes

64 bytes from ::1: icamp_seq=1 ttl=64 time=0.043 ms

64 bytes from ::1: icamp_seq=2 ttl=64 time=0.032 ms

64 bytes from ::1: icamp_seq=3 ttl=64 time=0.032 ms

64 bytes from ::1: icamp_seq=4 ttl=64 time=0.032 ms

--- : : 1 ping statistic ---

4 packets transmitted,4 received, 0% packet loss,time 2997ms

Rtt min/avg/max/mdev = 0.032/0.034/0.043/0.008 ms

Dengan memberikan perintah ping6 –c 4 : : 1, maka program ping6 akan mengirimkan paket ke
alamat IP ::1 (alamat local hist) dan menerima kembali paket tersebut dari alamat local host
tersebut atau dengan kata lain program ping6 tersebut melakukan proses ping terhadap computer
itu sendiri (loopback). Proses tersebut dilaksanakan sebanyak 4 kali (count 4) sesuai dengan
perintah yang diberikan yaitu : -c 4.

 Ping6-ScopeLink

Selanjutnya akan dicoba unutk melakukan ping6 menggunakan alamat dari interface etho
(Ethernet). Alamat Ethernet tersebut dapat dilihat pada hasil perintah “ifconfig” pada penjelasan
sebelumnya yaitu: fe80::211:95ff:fe60:2508. Berikut adalah perintah untuk melakukan ping6
terhadap alamat Ethernet computer 1 dengan lingkup link.

[root@localhost root] # ping6 –c 4 –I eth0 fe80 : : 211: 95ff : fe60 : 2508

PING fe80 : : 211 : 95ff :fe60 : 2508 (fe80 : 95ff :fe60:2508) from : :1 etho: 56
data bytes

64 bytes from fe80 ::211: 95ff :fe60 : 2508 :icmp_seq=1 ttl=64 time=0.047 ms

64 bytes from fe80 ::211: 95ff :fe60 : 2508 :icmp_seq=1 ttl=64 time=0.036 ms

64 bytes from fe80 ::211: 95ff :fe60 : 2508 :icmp_seq=1 ttl=64 time=0.036 ms

64 bytes from fe80 ::211: 95ff :fe60 : 2508 :icmp_seq=1 ttl=64 time=0.039 ms

Perintah ping6 –c 4 -I etho fe80: :211:95ff:fe60:2508 , memiliki arti bahwa ping6 tersebut
dilakukan sebanyak 4 kali (-c 4), dilakukan pada interface /perangkat etho(merupakan nama dari
Ethernet yang digunakan pada computer 1), dan dengan tujuan alamat fe80: :211:95ff:fe60:2508
(alamat dari Ethernet komputer1). Sehingga dari perintah tersebut, maka ping6 nelakukan proses
ping terhadap alamat dari Ethernet computer itu sendiri, yaitu komputer 1.

 Ping6 terhadap computer 2

Sama seperti melakukan perintah ping unutk alamat Ethernet komputer1 (Loopback), akan tetapi
tujuan dari alamat pengiriman paket berupa alamat Ethernet dari komputer 2. Dengan permisalan
bahwa computer 2 memiliki naman interface Ethernet yang dipakai secara umum yaitu etho serta
memiliki alamat IPv6 fe80: :20a:ebff:fe28:594c, maka perintahnya dapat dilihat sebagai berikut:

[root@localhost root] # ping6 –c 4 –I etho fe80 :: 20a :ebff : fe28 : 594c

PING fe80 : : 20a : ebff : f328 : 594c (fe80 :: 20a:ebff:fe28:594c)


from

Fe80 ::211:95ff:fe60:2508 etho : 56 data bytes

64 bytes from fe80 :: 20a :ebff:fe28:594c: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.109 ms

64 bytes from fe80 :: 20a :ebff:fe28:594c: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.094 ms

64 bytes from fe80 :: 20a :ebff:fe28:594c: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.093 ms

64 bytes from fe80 :: 20a :ebff:fe28:594c: icmp_seq=4 ttl=64 time=0.094ms

--- fe80 ::20a:ebff:fe28:594c ping statistic ---

4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 3007 ms

Rtt min/avg/max/mdev = 0,093/0.97/0.109/0.011 ms

Perintah di atas merupakan perintah ping6 unutk mengecek hubungan antara computer 1 dengan
computer 2. Dapat dilihat bahwa hubungan/koneksi antara ke dua computer tersebut berjalan
lancer tanpa adanya hambatan/loss.

Adapun alamat IPv6 pada kedua computer yang digunakan unutk mengecek koneksi
menggunakan ping6 tersebut adalah:

 Computer 1 (Alamat IPv6 : fe80: :20a:ebff:fe28:594c)


 Komputer 2( Alamat IPv6 : fe80: :211:95ff:fe60:2508)

Untuk melihat hasil screenshoot terminal linux dari penggunaan ping6 komputer 1 terhadap
computer 2 dapat dilihat melalui gambar berikut:

v root@localhost- _∎ x
File Edit View Terminal Go Help
[root@localhost root] ping6 –c 4 –I etho fe80: :20a:ebff:fe28:594c
PING fe80: :20a :ebff:fe28:594c(fe80: :20a:ebff:fe28:594c) from fe80 : :
211:95ff:fe60:2508 etho:56 data bytes
64 bytes from fe80: :20a:ebff:fe28:594c: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.197 ms
64 bytes from fe80: :20a:ebff:fe28:594c: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.089 ms
64 bytes from fe80: :20a:ebff:fe28:594c: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.087 ms
64 bytes from fe80: :20a:ebff:fe28:594c: icmp_seq=4 ttl=64 time=0.089 ms

--- fe80: :20a:ebff:fe28:594c ping statistic ---


4 packets transmitted, 4 received, 0% packet loss, time 2997ms
Rtt min/avg/max/mdev = 0.087/0.115/0.197/0.048 ms
[root@localhost root]# I

Gambar 4.8 Ping6 Komputer 1 Terhadap computer 2

Konfigurasi Alamat IPv6


Untuk melakukan konfigurasi alamat IPv6 terdapat dua cara/perintah yang dapat digunakan,
yaitu dengan menggunakan perintah “ifconfig” dan “ip”. Meskipun perintah yang dimasukkan
sedikit berbeda akan tetapi memiliki tujuan cara tersebut tergantung dari kebiasaan masing-
masing pengguna.

 Menampilkan Alamat IPv6

Sebelum dilakukan pengonfigurasian alamat IPv6 pada antarmuka jaringan, maka terlebih
dahulu dilakukan pengecekan untuk melihat apakah alamat IPv6 tersebut telah terkonfigurasi
atau belum (karena kemungkinan terkonfigurasi secara otomatis dengan menggunakan metode
stateless auto-configuration).

Untuk melihat alamat IPv6 tersebut dapat dilakukan dengan dua cara/perintah, yaitu:

1. Perintah “ifconfig”
Dapat dilakukan dengan format perintah:
/ sbin/ifconf <interface>

Sebagai Contoh :
[root@localhost root]# /sbin/ifconfig eth0 |grep “inet6 addr :”
Inet6 addr: fe80: :211:95ff:fe60:2508/68 Scope:Link
2. Perintah “ip”
Dapat dilakukan dengan format perintah:
/sbin/ip -6 addr show dev <interface>

Sebagai contoh:
[root@localhost root]# /sbin/ip -6 addr show dev eth0
2: etho :<BROADCHAST, MULTICAST,UP> mtu 1500 qdisc pfifo_fast qlen 100
Inet6 fe80 : :211:95ff:fe60:2508/64 scope link

 Menambah Alamat IPv6

Untuk melakukan penambahan alamat IPv6 dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang
sama untuk melihat IPv6, yaitu dengan menggunakan perintah “ifconfig” dan “ip”. Berikut
adalah masing-masing penggunaan perintah untuk menambah alamat pada IPv6:

1. Perintah “ifconfig”
Format penulisannya adalah:
/sbin/ifconfig<interface>inet6 add <alamatipv6>/<prefixlength
Sebagai contoh:

[root@localhost root]# /sbin/ifconfig etho add 3ffe :ffff:0:f111: :1/64

Dengan penggunaan perintah di atas, maka perintah tersebut akan menambahkan alamat
IPv6 yaitu 3ffe:ffff:0:f111::13ffe:ffff:0:f111: :1 tersebut, maka ruang lingkup dari alamat
IPv6 tersebut adalah global.

2. Perintah “ip”
Format perintahnya adalah:
/abin/ip -6 addr add <alamatipv6/prefixlength> dev <interface>
Sebagai contoh:

[root@localhost root] # /sbin/ip -6 addr add fec0:0:0:f110: :1/64 dev etho

Perintah di atas akan menambahkan alamat fec0:0:0:fll0: :1 pada etho dengan prefix
length 64 dan ruang lingkup site.

 Menghapus Alamat IPv6

Alamat IPv6 yang telah dibuat sebelumnya dapat dihapus apabila tidak diperlukan lagi. Untuk
melakukan penghapusan tersebut, maka dapat menggunakan perintah yang sama yaitu “ifconfig”
dan “ip”.
1. Perintah “iffconfig”
Format perintahnya adalah:

/abin/ifconfig del <alamatipv6>/<prefixlength>

Sebagai contoh:

[root@localhost root] # /sbin/ifconfig etho del 3ffe :ffff:0:f111: : 1/64

Dari perintah tersebut, maka alamat IPv6, yaitu :3ffe:ffff:0:f111: :1/64 akan dihapus dari
antarmuka jaringan.

2. Perintah “ip”
Format perintahnya adalah:

/sbin/ip -6 addr del <alamatipv6>/<prefixlength> dev <interface>

Sebagai contoh:

[root@localhost root] # /sbin/ip -6 addr del 3ffe : ffff:0:f111: :1/64 dev etho

Perintah tersebut akan melakukan penghapusan alamat IPv6 yaitu 3ffe:ffff:0:f111: :1/64
dari antarmuka jaringan.

Konfigurasi Kernel IPv6


Untuk mengetahui konfigurasi kernel dari IPv6 dapat dilakukan dengan cara mengakses/proc-
filesystem, di mana semua nilai konfigurasi system yang sedang berjalan akan dicatat pada file
system tersebut. Akan tetapi, untuk melihat fike system tersebut harus dipenuhi 2 syarat terlebuh
dahulu, yaitu:

1. /proc-filesystem telah di-compile/terkompilasi dalam kernel linux


2. /proc-filesystem telah di-mount terlebih dahulu

Untuk syarat pertama dapat diabaikan, kaena modul IPv6 telah terkompilasi pada awal.
Sedangkan unutk syarat kedua dapat dilakukan pengetesan dangan menggunakan perintah:

[root@localhost root]# mount|grep “type proc”

None on /proc type proc (rw)

Dari hasil perintah di atas di dapat bahwa /proc-filesystem dapat dibaca dan ditulis (rw).
 Penggunaan “sysctl”

Penggunaan perintah “sysctl” dilakukan untuk melihat dan mengubah nilai setting kernel IPv6
pada /proc-filesystem. Sebagai contoh untuk melihat setting forwarding dapat dilakukan dengan
perintah:

[root@localhost root]# sysct1 net.ipv6.conf.all.forwarding

Net.ipv6.conf.all.forwarding=0

Hasil dari perintah di atas menyatakan bahwa setting forwarding dari computer adalah 0 atau
tidak forwarding. Sedangkan untuk mengubah setting tersebut dapat digunakan perintah:

[root@localhost root]# sysct1 net.ipv6.conf.all.forwarding=1

Net.ipv6.conf.all.forwarding=1

Pada contoh di atas dimisalkan bahwa entry tersebut bersifat writable/dapat ditulisi, sehingga
nilai setting forwarding tersebut dapat diubah dari 0 menjadi 1. Untuk nilai yang dimasukkan
pada setting forwarding tidak boleh terdapat spasi yang memisahkan antara nilai tersebut.

Beberapa format nilai yang terdapat dalam /proc-filesystem adalah:

 BOOLEAN : Bernilai 1 atau 0


 INTEGER : Bernilai bilangan integer (0-9)

 Entry IPv6 pada /proc/net/

Pada /proc.net terdapat beberapa entry yang tersedia dengan status read only. Karena status read
only, maka untuk melihat isi dari entry tersebut harus menggunakan perintah “cat”, sehingga
perintah “echo” dan “sysctl” tidak dapat digunakan di sini.

 if_inet6

Entry ini akan menampilkan seluruh settingalamat IPv6 dalam satu baris dengan beberapa nilai
yang memiliki arti tertentu. Untuk perintahnya adalah sebagai berikut:

[root@localhost root]#cat/proc/net/if_inet6

00000000000000000000000000000001 01 80 10 801 1o

Fe800000000000000021195fffe602508 02 40 20 80 etho
Dengan perintah tersebut, maka akan menampilkan dua alamat IPv6 yaitu alamat loopback dan
alamat etho dengan nilai-nilai tertentu. Untuk penjelasan lebih lanjut, maka akan diambil
interface dari etho sebagai berikut:

Fe80000000000000021195fffe602508 02 40 20 80 etho

+---------------------------------------------+ ++ ++ ++ ++ +--+

1 1 1 1 1 1

1 2 3 4 5 6

Keterangan:

1. Alamat IPv6 yang ditampilkan dalam format 32 karakter heksadesimal


2. Netlink device number yang diulis dalam format heksadesimal
3. Prefix Length dalam format heksadesimal
4. Scope value
5. Interface Flags
6. Interface yang digunakan

 ipv6_route

Entry ini akan menampilkan seluruh konfigurasi routing dalam satu baris dengan format tertentu.
Untuk perintahnya adalah sebagai berikut:

[root@localhost root]# cat /proc/net.ipv6_route

000000000000000000000000000001 80 00000000000000000000000000000000 00

000000000000000000000000000000 00000000 00000000 00000000 00200001

1o

Fe80000000000000021195fffe60258 80 00000000000000000000000000000000 00

000000000000000000000000000000 00000000 00000000 00000000 00200001

1o

Fe80000000000000000000000040 00000000000000000000000000000 00

0000000000000000000000000000000100 00000000 00000000 00040001

Etho

Ff000000000000000000000000 08 00000000000000000000000000000 00
0000000000000000000000000000000100 00000000 000000000 00040001

Etho

0000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000 00

0000000000000000000000000000000100 00000000 000000000 00070001

Etho

0000000000000000000000000000 000000000000000000000000000000 00

00000000000000000000000000ffffffff 00000001 00000001 00200200

1o

Dengan perintah cat /proc/net/ipv6_route, maka akan menampilkan seluruh konfigurasi routing
IPv6. Untuk lebih jelasnya, maka dapat diambil contoh pada loopback interface sebagai berikut:

00000000000000000000000000000 00 0000000000000000000000000000 00

+----------------------------------------+ ++ +-----------------------------------------+ ++

1 1 1 1

1 2 3 4

00000000000000000000000000000 ffffffff 00000001 00000001 00200200

+------------------------------------------+ +-------+ +----------+ +----------+ +----------+

1 1 1 1 1

5 6 7 8 9

1o

++

10

Keterangan:

1. Alamat IPv6 tujuan yang ditampilkan dalam format 32 karakter heksadesimal.


2. Prefix Length IPv6 tujuan dalam format heksadesimal
3. Alamat Ipv6 asal yang ditampilkan dalam format 32 karakter heksadesimal.
4. Prefix Length IPv6 asal dalam format heksadesimal
5. IPv6 next hop yang ditampilkan dalam 32 karakter heksadesimal
6. Metric dalam format heksadesimal
7. Reference counter
8. Use counter
9. Flags
10. Interface yang digunakan

You might also like