You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang membahas tentang
unsur, senyawa, dan molekul-molekul alam baik yang organic maupun non organic, ilmu
ini sama seperti ilmu-ilmu alam yang lain baik dalam mengkaji, meneliti dan
mengembangkan masalah alam yaitu dengan proses ilmiah karena melakukan penelitian
dengan system mencari masalah dan menyelesaikan masalah. Ilmu kimia merupakan
ilmu yang mempelajari materi, komposisi, dan sifat-sifat alam sekitar. Materi merupakan
segala hal yang menempati ruang dan memiliki masa. Komposisi merupakan bagian dari
materi-materi alam yang ada yang dihubungkan dengan materi yang lain.. sedangkan sifat
merupakan cirri khas dari materi tersebut.Kerena ilmu kimia membahas tenteng materi,
komposisi dan sifat mak diperlukan suatu riset tertentu untuk dapat membedakan dan
mengklasipikasikan meteri materi ysng ada berdasarkan kemiripan sifat yang dimilikinya.
Jadi segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang diteliti oleh ilmu kimia.
Hal ini dilakukan untuk memenuhui kebutuhan hidup manusia, menjaga, melindungi, dan
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada manusia karena pada dasarnya zat-
zat kimia (bagian dari materi) yang ada di alam ini ada yang menguntungkan dan ada
yang merugikan .
Hal-hal tersebut diatas merupakan hal-hal yang dilakukan oleh para ahli dan yang peduli
sama lingkungan serta memiliki kemapuan untuk melakukan tersebut.
Peneltian atau pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa didalam lab. Merupakan
salah satu bagian untuk mengetahui keadaan alam sekitar, hal tersebut dilakukan juga
untuk bisa lebih memahami teori-teori yang ada, yang pernah mereka terima dalam
ruangan. Pembuktian-pembuktian dari teori-teori kimia yang ada juga merupakan bagian
dari tujuan seseorang untuk mengadakan riset yang ada.
Dengan kata lain bahwa praktikum kimia dilakukan untuk memahami dan membuktikan
semua materi dan teori yang telah diterima oleh mahasiswa. Sedangkan bagi para ahli
kimia untuk meneliti dan mencari hal-hal baru guna kemaslahatan umum.
B. Rumusan Masalh
1. Bagaimana kita dapat memproduksi Gas Asetilen ( acetylene)?
2. Bagaimana menentukan Ph Asam dan Basa pada ekstrak tumbuhan ?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi dan temperature terhadap Kesetimbangan ?
4. Bagaimana pemurnian yaitu rekristalisasi dan penerapannya pada pemurnian garam
dapur biasa?
5. Bagaiamana proses The Mercury Beating Heart berlangsung?
6. Bagaimana proses Eksotermik itu pada asam klorida?
7. Bagaimana membuat larutan Trafik Light dan menggambar struktur reaksinya?
8. Bagaiamana terjadi Vulkanik pada praktek kimia?
9. Bagaimana terjadi Endapan Putih pada pelarutan?
C. Tujuan
1. Untuk dapat memproduksi gas asetilen ( acetylene) dan dapat menggambarkan struktur
molekul asetilen.
2. Untuk menentukan Ph asam dan basa pada ekstrak tumbuhan.
3. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan temperature terhadap kesetimbangan.
4. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari salah satu metoda pemurnian yaitu
rekristalisasi dan penerapannya pada pemurnian garam dapur biasa.
5. Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair yang berbeda titik didihnya.
6. Untuk menentukan indicator manakah yang menjadi reduktor maupun oksidator.
7. Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair yang berbeda titik didihnya.
8. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan reaksi vulkanik.
9. Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair yang berbeda titik didihnya.

BAB II
PEMBAHASAN
ACARA I
PRODUKSI GAS ASETILEN
1. Pelaksaan
a. Hari / tanggal : Minggu. 11 april 2010
b. Tempat : Lapangan hijau IAIN Mataram
c. Tujuan : Memproduksi gas asetilen ( acetylene) dan
dapat menggambarkan struktu molekul asetilen
2. Landasan Teori
Asetilena adalah suatu hidrokarbon yang trgolong kepada alkuna,dengan rumus C2 H2.

Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana,karena hanya terdiri dari dua atom
hidrogen.pada asetilena,kedua karbon terikatmelalui ikatan rangkap tiga,dan masing-
masing atom karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini
menyebabkan keempat atom pada asitelena terletak pada stu garis lurus dengan sudut C-
C-H sebesar 180o .Asetilena ditemukan oleh edmund davy pada 1836 yang menyebutnya
karburet baru dari hidrogen.Nama asetilen diberikan oleh kimiawan perancis marsellin
berthelot,pada 1860.pada 1812,sebuah ledakan asetilena yang membutakan fisikiawan
gustaf dalen yang kemudian di tahun yang sama memperoleh hadiah nobel di bidang
fisika.Anda pernah memperhatikan sekeliling, di sekitar rumah kita. Pada saat anda
membuat pagar rumah dari besi tempa atau membuat teralis untuk pengaman jendela
rumah. Pasti tidak terlepas dari apa yang dinamakan las. Biasanya untuk model las yang
di gunakan merangkai besi lebih kuat dan terjamin bila menggunakan las jenis listrik.
Tapi sebelum perkembangan las listrik menjamur, dahulu ada sejenis las yang
menggunakan gas sebagai bahan bakar. Atau istilah yang lebih keren adalah las MDQ.
Ada juga yang menyebut las karbit. Apa sebenarnya MDQ? Asetilena bereaksi dengan
alkohol,hidrogen sianida,hidrogen klorida atau asam karboksilat menghasilkan senyawa –
senyawa Vinil.Asetilen merupakan gas yng tidak berwarna,mudah terbakar,dengan bau
mirip bawang putih.asetilen adalah gas sintetin yang diproduksi dari reaksi kalsium
karbida dengan air,dan disimpandalam silinder yang berisi cairan aseton. Asetilen banyak
digunakan untuk pemotongan besi,pengelasan dan juga untuk mempercepat matangnya
buah-buahan. 1
3. Alat dan bahan .
Alat :
1) Kertas bekas 5) Sarung tangan
2) Tali rapia 6) Bola hisap
3) Kayu 7) Masker
4) Pipit ukur
Bahan :
1) CaC2 ( kalsium kabida)
2) H2O ( air )
3) Korek api
4) Balon karet
4. Cara Kerja
1. Menggunakan sarung tangan .
2. Menggunakan masker.
3. Mengambil balon karet dan mengisinya denga air.
4. Memasukkan cac2 kedalam balon karet.
5. Mengikat mulut balon karet dengan tali rapia.
6. Menggantungkakn balon karet pada uujung kayu.
7. Menyiapkan api ( pemanas )
8. Memanaskan balon karet tersebut yang tlah digantungkan ke kayu.
9. Mencatat hasil pengamatan .
5. Hasil Pengamatan
a. GambaR
1. Gambar sebelum dipanaskan
1 Keterangan :
`1. Tali
2. Ballon sedang mengembang
3. Reaksi calsium karbida dan Air
2. Gambar ketika sedang dipanaskan
Keterangan :
1. Tali
2. Balon yang telah berhenti memuai
3. Gelembung udara
4. Api
b. Analisis
1. Reaksi senelum dipanskan
CaC2 (S) + 2H2O (l) Ca(OH)2 (s) + C2H2 (g)
2. Reaksi setelah dipanaskan
2C2H2 (g) + 5O2 (g) 4CO2 (g) + 2H2O (g) + Pemanas
6. Pembahasan.
Pada gambar balon karet yang telah di isi dengan H2O (air) dan Cac2 ( kalsium karbida),
balon karet tersebut menembung akibat dari pengaruh memuainya cac2 yang telah
tercampur oleh air . reaksi yang sedang memuai sebelum dipanaskan reaksinya adalah
CaC2 (s) + 2 H2O (l) Ca (OH)2 (s) + C2H2 (g).
Balon karet yang telah diisi dengan dengan H2O ( air) dan CaC2 ( kalsium karbida) dan
telah selesai memuai pada saat itu balon karet tersebut dipanaskan diatas api sehingga
terjadi perubahan suhu pada balon karet, yang menyebabkan balon karet tersebut
mengembung, semakin lama besar sehingga balon karet ersebut meledak, disebabkan
kaena suhu gas c2h2 didalam balon karet meningkat akibat pemanasan tersebut dan
reaksi kimianya menjadi . Gambar balon karet yang telah dipanaskan dan terjadi
peledakan dengan reaksinya
2C2H2 (g) + 5O2 (g) > 4CO2 (g) +2H2O (g) + 2H2O + panas.
7. Kesimpulan.
Balon karet yang telah di isi air akan mengembung setelah di isi oleh Cac2 ( kalsium
kabida ) juga. CaC2 akan memui apabila dicampur dengan air dan api sebagai pemanas
mempengaruhi balon karet tersebut yang mengakibatkan balon meledak karena C2h2
yang telah dipanaskan tentunya.
ACARA II
PEMBENTUKAN ENDAPAN PUTIH
1. Pelaksanaan.
a. Hari/tanggal : Minggu, 18 april 2010
b. Tempat : Ruang 15 IAIN Mataram.
c. Tujuan : Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair
yang berbeda titik didihnya.
2. Landasan Teori.
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan,
misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi
(campuran logam) dan mineral tertentu. Bila interaksi antarmolekul komponen-
komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen
tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal.
Larutan ideal mematuhi hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair)
berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar
ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai
batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena
dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat
terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
Sifat koligatif larutan Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada
efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik
didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.5
3. Alat dan Bahan.
Alat :
1. Gelas kimia 250 ml.
2. Pipet ukur.
3. Bola hisap.
4. labu ukur 500 ml dan 100 ml.
5. pemanas ( kaki tiga, korek api, spiritus).

bahan:
1. Aquadest
2. K(SbO4)2 C4H4O6
3. BaCl2
4. Cara kerja.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengambil 18 ml larutan k(sbo4)2 c4h4o6.
3. Memasukkan larutan barium klorida (bacl2 ) kedalam larutan k(sbo4)2 c4h4o6.
4. Mengamati serta menghitung waktu samapi larutan tersebut membentuk endapan
putih.
5. Hasil Pengamatan.
a. Gambar.
b. Analisis
Aquadest diukur terlebih dulu dengan thermometer kemudian aquadest tersebut dicampur
dengan CaCl2 dan diukur kembali dengan thermometer sehingga sihunya berubah dari 20
◦c menjadi 25 ◦c sehingga kenaikan suhunya 5 ◦c. Larutan K(SbO4)2 C4H4O6 sebanyak
18 ml ( setelah proses pemanasan), sebelum menngabil K(SbO4)2 C4H4O6 yang sudah
menjadi larutan ada proses pemanasan terebih dahulu, selang beberapa menit kemudian
dicampur dengan 4 ml larutan BaCl2 setelah mengamati selama selang waktu 5 menit 29
detik, disana telah terjadi proses pengendapan dalam bentuk gumpalan –gumpalan putih.
6.Pembahasan.
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada
struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar
kristal-kristal yang terbentuk selamaberlangsungnya pengendapan, makin mudah mereka
dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan
turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga
penting. Struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum sangat
menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih
kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk
(mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari
kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa tercapai
[6].
Proses untuk membuat larutan K(SbO4)2 C4H4O6 adalah setelah K(SbO4)2 C4H4O6
dimasukkan kedalam 180 ml air baru dipanaskan agar K(SbO4)2 C4H4O6 itu semuanya
larut, begitu pula untuk BaCl.
Persamaan reaksinya
Ba [( SbO) C4H4O6]2 + 2KCl◊2 K(SbO4)2 C4H4O6 + BaCl2---
Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor
penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan
yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat
lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan
untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti [6].
7.Kesimpulan.
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat
yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk
jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan
merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu,
tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya
[6].
Zat cair yang mempunyai titik didih yang berbeda akan berpisah, larutan K(SbO4)2
C4H4O6 dicampur dengan BaCl2 sehingga terjadilah endapan putih dalam bentuk
gumpalan-gumpalan putih. Ini penyebabnya adalah karena ksp dari Ba [( SbO)
C4H4O6]2 + 2KCl lebih besar dari K(SbO4)2 C4H4O6.
ACARA III
PEMURNIAAN DAN PEMISAHAN
1. Pelaksaan
a. Hari / Tanggal : Minggu. 18 April 2010
b. Tempat : Ruangan 16 IAIN Mataram.
c. Tujuan : Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair
yang berbeda titik didihnya.
2.Landasan Teori
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan,
dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali.
Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar.
Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang
dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan
sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap [5].
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat
yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk
jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan
merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu,
tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya
[6].Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua
faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika
laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan
yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat
lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan
untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti [6].Garam dapur
atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan
menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH
berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot
panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam
yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-
larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus.
Garam rangkap; yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah
ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan
K2SO4Al4(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion
sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam
kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan[5].
3.Alat dan bahan .
Alat :
a. Kaki tiga
b. Kawat kasa
c. Gelas kimia
d. Corong
e. Pemanas
f. Kertas saring
g. Sendok
Bahan :
a. Garam daapur kotor
b. Aquadest
4. Cara Kerja.
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan 2 atau 3 sendok garam dapur kotor kedalam gelas kimia.
3. Menambahkan air dan mengaduk larutan.
4. Menyaring larutan garam kotor dengan kertas saring.
5. Memanskan larutan dengan spritus.
6. Mengamati larutan yang sedang dipanaskan sampai kering.
7. Membandingkan larutan sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan.
8. Mencatat hasil pengamatan.
Hasil Pengamatan
a. Gambar
b. Analisis Gambar.
250 ml aquades dipanaskan (diukur dengan labu ukur) dalam gelas beaker yang telah
ditimbang terlebih dahulu, sampai mendidih untuk beberapa saat. 80 gram garam dapur
ditimbang. Dimasukkan kedalam air panas sambil diaduk, dan dipanaskan lagi sampai
mendidih, kemudian disaring. Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan
kristalisasi menurut prosedur dibawah ini.
5. Pembahasan.
Garam kotor hasil saringan ( fitrat ), ketika dipanaskan akan berubah dari larutan garam
kotor menjadi garam murni ( NaCL). Dalam waktu 10 menit 34 detik, penyebabnya
karena larutan tersebut jika dipanaskan akan menguap. Larutan garam kotor dn air yang
telah disaring tadi airnya menguap sedangkan garam kotornya tetap dalam gelas kimia
tetapi garam nya berubah menjadi garam murni.
Mula-mula larutan garam kotor yang telah disaring dimasukkan gelas kimia. Hasil
saringan tersebut, kemudian dipanaskan diatas pemanas dan diletakkan di kaki tiga. Pada
saat pemanasan larutan tersebut akan terjadi suatu pemisahan dari larutan garam kotor
menjadimgaram murni ( NaCL).
Reaksi pemisahan tersebut merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor agar
menhsilkan padatan garam muruni, bila larutan garam kotor tersebut bermssa maka
garam murni yang dihasilkan bermasa juga atau hasil fitrat mempengaruhi produk yang
akan didapat setelah reksi pemisahan.
Dalam tahap ini dilakukan proses pelarutan garam dapur ‘cap kapal’ yang berbentuk
padatan menjadi suatu larutan. Akuades yang digunakan untuk melarutkan garam ini
adalah akuades yang panas. Hal ini ditujukan agar garam yang dilarutkan dapat melarut
dengan sempurna. Garam dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut terurai
menjadi ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).
Garam dapur yang digunakan dalam percobaan ini merupakan garam yang belum murni.
Karena itulah dalam percobaan ini dilakukan pemurnian terhadap garam dapur tersebut
yang bebas dari zat pengotor. Garam dapur yang telah dilarutkan dalam akuades tersebut,
dipanaskan sampai mendidih, setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring.
Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap
berikutnya.
6. Kesimpulan.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa garam dapur yang dimurnikan pada
percobaan ini, menggunakan prinsip rekristalisasi dengan penguapan, rekristalisasi adalah
metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal
kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan
dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau
ditambahkan kalor/panas,
1. filtrate akan mempengaruhi produk NaCL semakin banyak filtrate maka semakin
banyak pula NaCL yang dihasilkan.
2. garam murni yang terbentuk dari reaksi pemisahan berwarna jernih.
3. larutan pada saat sebelum dipanaskan masih dalam keadaan keruh dan dalam bentuk
cair,
4. sedangkan pada saat larutan sudah di larutan air dan garam kotor telah memisah dan
menghasilkan garam murni, karena air menguap ke luar lingkungan atau kaluar dari sitem
jika pada reaksi endotermik.
ACARA IV
ASAM BASA
1. Pelaksaan
a. Hari / tanggal : Minggu. 11 April 2010
b. Tempat : Ruang 15 dan 16
c. Tujuan : Mengetahui kadar PH larutan dari ekstrak
tumbuhan ang cocok di jadikan indicator.
2. Landasan Teori
Asam basa menurut Suante August Arrhenius.
Asam adalah senyawa yang dapat memberikan ion hydrogen ( H +) bila dilarutkan dalam
air. Asam seperti HCL, HNO3, dan HC2H3O2 denga molekul yang mampu
menyumbangkan satu proto kesebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena
penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible, tiap asam haruslam
membentuk basa dengan menyumbang menerima sebuah proton. Kuat relative asam AH
dalam larutan air merupakan suatu ukuran dari kecendrungan menyubangkan sebuah
proton kepada sebuah molekul air. Sifat-sifat asam:
1. Korosif, dapat merusak logam dan marmer.
2. Mempunyai rasa asam.
3. Dapat memerahkan kertas lakmus biru.
4. Dapat menetralkan larutan basa.
5. Dapat berupa zat padat, cairan. Dan gas.
Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida
(OH-). Dalam air murni terdapat ion H+ dan ion OH- dalam konsentrasi yang sama yang
sangat kecil. Jika konsentrasi H+ lebih tinggi dari knsentrasi OH- maka larutan itu
bersifat asam. Begitu pula sebaliknya Jika konsentrasi OH- lebih tinggi dari konsentrasi
H+, larutan bersifat basa. Larutan air dari garam-garam dapat bersifat asam , basa atau
netral bergantung pada garamnya.2
Sifat-sifat basa :
1. Bersifat kaustik, dapat merusak kulit.
2. Memiliki rasa pahit dan licin.
3. Membirukan kertas lakmus merah.
4. Dapat menetralkan larutan asam.
Rentang pH indikator
Indikator tidak berubah warna dengan sangat mencolok pada satu pH tertentu (diberikan
oleh harga pKind-nya). Malahan, mereka mengubah sedikit rentang pH. Dengan
mengasumsikan kesetimbangan benar-benar mengarah pada salah satu sisi, Terjadi
perubahan kecil yang berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang lain,
menempati rentang pH. Secara kasar "aturan ibu jari", perubahan yang tampak
menempati sekitar 1 unit pH pada tiap sisi harga pKind.
Harga yang pasti untuk tiga indikator dapat kita lihat sebagai berikut:
indikator pKind pH rentang pH
lakmus 6.5 5 – 8
jingga metil 3.7 3.1 – 4.4
9.3 8.3 – 10.0
Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi lakmus
berguna untuk mendeteksi asam dan basa pada lab karena perubahan warnanya sekitar 7.
Jingga metil atau fenolftalein sedikit kurang berguna. Berikut ini dapat dilihat dengan
lebih mudah dalam bentuk diagram.
a. Larutan asam : H+ > 10 -7 M atau PH< 7; b. Larutan netral : H+ = 10 -7 M atau PH
=7; c. Larutan basa : OH - >H+ atau H+ <10 -7 M atau PH> 7 .
3. Alat dan bahan .
a. Alat : b. Bahan
1. Pelat tetes 1. Bunga sepatu
2. Pipet tetes 2. Alkohol
3. Gelas kimia 3. NaOH 0,1 M
4. Piring 4. NaCL 5℅
5. Timbangan analitik 5. N2CO3 5℅
6. PH meter universal 6. Asam borat 2℅
7. Mortal 7. HCL 0,05 M
8. Gelas arloji 8. Kunyit
9. Silet 9. Aquadest
10. Bola penghisap
4. Cara Kerja
1. Menimbang bunga sepatu atau kunyit dengan timbangan analitik sebanyak
2 gr.
2. Memotong bunga tersebut kecil-kecil dengan menggunakan silet..
3. Memasukkan hasil potongan bunga tersebut kedalam gelas plastik .
4. Mencampurkan alcohol sebanyak 5 ml kedalam gelas plastic yang telah
terisi potongan bunga tadi.
5. Mengaduk bunga sepatu yang telah tercampur oleh alkohol.
6. Mengambil ekstrak bunga sepatu atau kunyit dengan pipet tetes.
7. Meletakkan ekstrak binga tersebut ke dalam plat tetes.
8. Mencampurkan masing-masing larutan yaiut HCL, NaOH, N2CO3, . NaCL,
dan Asam borat.
9. Meletakkan PH meter ke plat tetes ke masing masing ekstrak bunga yang
telah tercampur oleh larutan yang berbeda .
10. Mengukur PH dengan PH meter universal
11. Mencatat hasil pengamatan.
5. Hasil Pengamatan
A. Gambar
B. TABEL ANALISIS DATA
Larutan baku Wana awal
Larutan Warna indikator Perubahan warna PH Indikator
Na2CO3 5%
Asam borat 2%
NaOH 0,01%
HCL 0,05%
NaCl 5% Bening
7 Bunga sepatu
Na2CO3 5%
Asam borat 2%
NaOH 0,01%
HCL 0,05%
NaCl 5% Bening
6. Pembahasan.
- Larutan HCL mengubah warna indicator ekstrak bunga sepatu menjaid merah
tua dan PH nya 3 sehingga larutan tersebut merupakan Asam Kuat.
- Larutan NaCL mengubah warna indicator ekstrak bunga sepatu menjaid bening
dan PH nya 7 sehingga larutan tersebut merupakan Netral.
- Larutan asam borat mengubah warna indicator ekstrak bunga sepatu menjaid
bening dan PH nya 7 sehingga larutan tersebut merupakan Netral
- Larutan NaOH mengubah warna indicator ekstrak bunga sepatu menjaid biru
dan PH nya 12 sehingga larutan tersebut merupakan Basa.
- Larutan Na2CO3 mengubah warna indicator ekstrak bunga sepatu menjaid biru
tua dan PH nya 8 sehingga larutan tersebut merupakan Basa Kuat.
- Larutan HCL mengubah warna indicator ekstrak kunyit menjaid bening
dan PH nya 7 sehingga larutan tersebut merupakan Netral.
- Larutan NaCL mengubah warna indicator ekstrak kunyit menjaid bening
dan PH nya 7 sehingga larutan tersebut merupakan Netral.
- Larutan asam borat mengubah warna indicator ekstrak kunyit menjaid
merah dan PH nya 5 sehingga larutan tersebut merupakan Asam.
- Larutan NaOH mengubah warna indicator ekstrak kunyit menjaid merah tua
dan PH nya 1sehingga larutan tersebut merupakan Asam Kuat.
- Larutan Na2CO3 mengubah warna indicator ekstrak kunyit menjaid merah tua
tua dan PH nya 2 sehingga larutan tersebut merupakan Asam Kuat.
Larutan HCL, NaOH, N2CO3, . NaCL, dan Asam borat mengubah indicator warna
ekstrak bunga sepatu dan ekstrak kunyit dari warna asalnya berubah menjadi berbaai
warna seperti merah tua, merah , merah muda, biru tua , biru, ungu, dan bening. Warna
merah menandakan bahwa larutan tersebut asam, merah muda asam lemah dan merah tua
berarti asam kuat begitu juga warna biru berarti basa, biru muda berarti basa lemah dan
biru tua berarti basa kuatsedangkan warna bening berarti netral PH asam berkisar 1-6, PH
netral adalah 7, sedangkan PH basa berkisar 8-14.
Dengan menggunakan indkator yang berbeda maka warna PH dan keadaan asam / basa
pun berbeda walaupun larutan yang digunakan sama. Dengan penggunaan larutan yang
berbeda juga dapat mempengaruhi warna PH dan keadaan asam /basa dengan indicator
yang sama.
7.Kesimpulan.
Larutan yang berbeda membuat warna PH dan keadaan asam /basa pada indicator ekstrak
kunyit / bunga sepaatu berbeda.
Indicator yang berbeda membuat warna PH dan keadaan asam/basanya berbeda walaupun
larutan yang digunakan sakalipun sama.
Konsentrasi H+ merupakan salah satu ukuran untuk menetukan keasaman atau kebasaan
suatu larutan dalam air, sehingga diperoleh sebagai berikut.
a. Larutan asam : H+ > 10 -7 M atau PH< 7; b. Larutan netral : H+ = 10 -7 M atau PH
=7; c. Larutan basa : OH - >H+ atau H+ <10 -7 M atau PH> 7
Warna asam menandakan asam, warna biru menadakan basa dan warana
bening menandakan netral.
ACAR VI
REAKSI KESETEIMBANGAN
1. Pelaksanaan.
a. Hari : Minggu 11 april 2010
b. Waktu : 15.00- 16.00
c. Tempat : Ruangan 15 dan 16
d. Tujuan : Mengetahui pengaruh konsentrasai dan dtemperatur terhadap
laju reaksai kesaeteimbangan.
2. Landasan Teori.
Kesetimbangan adalah prosos dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik terjadi
pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi dari setiap zat tinggal
tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai suatu
titik ketika konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya
waktu. Molekul-molekul telah berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk
menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan netto konsentrasinya.Pokok-pokok penting yang
perlu diingat pada konstanta kesetimbangan yaitu K adalah suatu konstanta untuk setiap
reaksi selama suhunya tidak berubah. K menentukan zat mana yang konsentrasinya lebih
besar pada saat keetimbangan produknya atau pereaksinya. Karena k ditentukan oleh
konsentrasi pereaksi atau produknya. K tidak tergantung dari banyaknya tingkat reaksi
antara pada mekanisme reaksinya. Jika nilai K lebih besar dari 1 pada kesetimbangan
akan lebih banyak produk di bandingkan dengan pereaksi, dan reaksi berhenti di kanan,
begitu pula sebaliknya.Asas Le chatelier menyatakan bahwa jika suatu perubahan yaitu
perubahan konsentrasi , tekanan, volume, atau suhu diterapakan pada suatu system yang
berada pada keadaan setimbang, system tersebut akan bergeser ke arah yang akan
memperkecil pengaruh perubahan tersebut.Kenaikan tekanan akan menggeser
kesetimbangan ke arah sisi yang mempunyai jumlah mol gas lebih sedikit. perubahan
tekanan hanya mempengaruhi reaksi-reaksi dalam fase gas yang jumlah mol gas pereaksi
dan produknya berbeda. Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm
dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem.4
3. Alat dan Bahan.
Alat :
1. 4 buah tabung reaksi
2. Lampu bonsen
3. Kaki tiga
4. kasa
5. Gelas kimia 600 ml
6. Gelas kimia 100 ml
7. Corong
8. Pipet
Bahan:
1. Air / aquades
2. Es batu
3. Laaruitan CuSO4 , Kbr. NA2SO4, dan HCL
4. Cara Kerja.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 15 ml larutan Cuso4 kedalam tabung reaksi, warna dari larutan tersebut
adalah biru.
3. Menambahkan laruatn KBr 5 ml kedalam larutan Cu SO4 tadi dan warnanya akan
berubah menjasdi hijau.
4. Membagi laarutan tadi menjadi dua bagian kedalam 2 buah tabung reaksi dengan
ukuran yang sama .
5. Mengambil 1 buah tabung reaksi yang terisai laruatan Cuso4 dan KBr.
6. Menambahkan padatan NaSO4 saebanyak-banyak kedalam tabung reaksi tadi dan
warnanya berubah menjadi biru.
7. Menambahkan 2 ml larutan HCL kedalam tabung reaksi tesebut ssehingga warnanya
berubah menjadi hijau.
8. Mengambil tabung reaksi yang berisi CuSO4 dan KBr
9. Menepatkan tabung raaksi kedalam gelas kimia yang telah baearisi es batu dan
mencatata aperubahan warnanya
10. .Memindahkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia yang berisi air panas dan mencatt
perubahnm warnanya.
5. Hasil Pengamatan
a. GambaR
6. Pembahasan .
a. Tabung .
Larutan CuSO4 pada mulanya baerwarana biru. Saetelah kita tambahkan 5 ml larutan
KBr warnanya berubah m,enjadi hiaju. Ternyata larutran KBr dapat amengubah larutan
CuSO4 dari warna biru menjadi warna hijau.
Reaksi keseteimbangan :
Heat + CuSO4 (ag) + 4 KBr (aq) K2 ( Cu Br 4 ) (aq)+ K2 SO4 (aq)
( biru ) ( green )
Penambahn KBr menggeser keseteimbangan kekanan dan membentuk lebih banyak ,
komplek green.
Ketika kita menambahkan padatan Na2SO4 warnanya berubah dari warna hijau menjadi
warna biru. Penambahkan Na2SO4 membentuk larutan dasar atau utama dan bergeser
kesebelah kiri dan membentuk lebih banyak Cu 2+ ( biru)
b. Tabung.
ketika kita menimbmn tabung reaksi yang beerisi CuSO4 dan KBr kedalam es batu
terjadi perubahan warna dari hijau menjadid biru hal ini disebabkan karaena suhu dingin
menggeser keseteimbangan dan m,embembentuk larutan yang bergeser kesebelah kiri
dan membentuk atau berubah menjadi warna hijau.
Larutan yang berwarna biru tersebut selanjutnya dipanaskan dan akhirnya berwarna hijau
. hal ini disebabkan karena sauhu panas menggeser keseteimbangan kekanan ( hijau ).
7. Kesimpulan.
Pada laarutan CuSO4 bila ditambahkan larutan KBr akan berubah warnanya dari biru
menjadi hijau. Larutan CuSO4 dan KBr akan berubah warna dari hijau menjadi merah
jika ditambahkan padatan Na2So4. jika larutan CuSO4, Kr dan padatan Na2So4 bila
dicampur dengan HCL maka akan berubah warna dari biru menjadi hijau. Suhu panas
merubah hijau menjadi biru pada larutan CuSO4 di tambah KBr. Suhu dingin merubah
warna biru menjadi hijau pada larutsn CuSO4 di tambah KBr.
ACARA V
REAKSI EKSOTERMIK
2. Pelaksanaan.
a. Hari/tanggal : Minggu, 18 april 2010
b. Tempat : Ruang 13 IAIN Mataram.
c. Tujuan : Untuk menentukan indicator manakah yang menjadi reduktor maupun
oksidator.
3. Landasan teori.
Hampir setiap hari kita memanfaatkan perubahan energi. Hamper setiap reaksi kimia
selalu melibatkan energi, baik melepaskan maupun menyerap energi misalnya anada
melakukan perubahan kimia dalam suatu wadah tersekat sehingga kalor tidak dapat
keluar masuk dari sitem. Energi potensial produk lebih dari pada energi potensial rekatan
sehinga ketika tejadi reaksi, terjadi penururn energi potensial. Energi tidak dapat hilang
begitu saja. Karena energi totoal(energi kinetic+ energi otensial) harus selalu konstan.
Oleh karean itu, jika energi potensial turun, energi kinetic naik. Dengan kata lain, energi
potensial diubah menjadi energi kinetic. Penambahan energi kinetic itu dapat diamati
sebagai kenaikan sushu campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.hal ini sesuai
dengan hokum kekekalan energi.Bila perubahan terjadi pada sebuah system maka
dikatakan system bergerak dari kedaan satu ke keadaan yang lain. Bila system di isolasi
dari lingkungan sihenggan tidak ada panas yang dapat mengalir maka perubahan yang
terjadi didlam system adalah perubahan adiabatic. Selama ada perubahan adiabatic maka
suhu dari system akan menggeser, bila reaksinya eksotermik akan naik sedangkan bila
reaksinya endotermik akan turun. Bila system tidak di isolasi dari lingkungan maka panas
akan mengalir antara keduanya. Maka bila terjadi reaksi suhu dari system dapat dibuat
tetap, perubahn yang tejadi pada temperature tetap dinamakan perubahan isotermik, telah
dikatakan bila tejadi raeaksi eksotermik atau endotemik maka pada zat-zat kimia yang
telibat akan terjadi perubahan energi potensial. Panas reaksi yang kita ukur akan sama
dengan perubahan energi potensial ini.
4. Alat dan Bahan.
Alat :
1. Gelas kimia 250 ml
2. Pipet ukur
3. Bola hisap
4. Thermometer
Bahan:
1. Aquadest
2. CaCl2
5. Cara kerja.
1. Menimbang larutan CaCl2 1-15 ml.
2. Mengukur aquadest sebanyak 10 ml.
3. Mengukur suhu awal aquadest .
4. Mencampurkan CaCl2 1 gr kedalam aquadest.
5. Mengukur suhu sebelum dicampur CaCl2.
6. Mengukur suhu setelah dicampur CaCl2.
7. Mengamati perubahan suhu.
6. Hasil pengamatan.
a. Gambar.
b. Analisis
Aquadest diukur terlebih dulu dengan thermometer kemudian aquadest tersebut dicampur
dengan CaCl2 dan diukur kembali dengan thermometer sehingga sihunya berubah dari 20
◦c menjadi 25 ◦c sehingga kenaikan suhunya 5 ◦c.
7. Pembahasan.
Mula-mula aquadest diambil 10 ml kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
suhunya diukur, seterlah itu kemudian dimasukkam CaCl2 ( kalsium korida) setelah
diukur suhunya ternyata suhunya meningkat . Ini dipengaruhui oleh pereasksi termasuk
reaski eksotermik. Reaksi kimia tidak tersekat dengan lingkungannya. Jika menghsilkan
panas, campuaran reaksi membebaskan energi. Setiap perubahn yang membebasakan
energi kelingkungannya disebut reaksi eksoterm. Jadi, jika terjadi reaksi eksoterm suhu
campuaran reaksi akan naik dan energi potensial bahan kimia yang terlibat
berkurang.Perubahan kimia terjadi dengan menaikkan energi potensial zat zat yang
terlibat.jika hal itu terjadi penurunan energi kinetic atau penurunan suhu. Jika campuaran
reaksi tidak tesekat, kalor dari lingkungan masuk kedalam system. Reaski seperti itu
disebut endoterm.
Kesimpulan.Jadi, system merupakan dari alam semesta yang sedang kita bicarakan
misalnya sitemm itu merupakan reaski yang tejadi pada gelas kimia. Diluar system
disebut lingkungan
1. CaCl2 mempengaruhi suhu aquadest.
2. Teerjadi reaksi eksotemik
ACARA VIII
KINETIKA REAKSI TRAFICT LIGHT
1. Pelaksaan
a. Hari / tanggal : Sabtu. 17 april 2010
b. Tempat : Ruangan 16 IAIN Mataram
c. Tujuan : Memproduksi gas asetilen ( acetylene) dan
dapat menggambarkan struktu molekul asetilen
2. Landasan Teori
Teori kinetika molekul gas menyatakan bahwa molekul gas paling bertumpukan satu
sama lainnya, reaksi kimia berlangsung sehingga akibat dari tumbukan antara molekul-
molekul yang beraksi. dari teori tumbukan dari teori kinetika kimia. Maka kita perkirakan
laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul, atom
berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan molekul.
Laju = banyaknya tumbukan
detik
setiap molekul yang bergerak memiliki energi kinetika semakin cepat gerakannya,
semakin besar energi kinetikanya. Kinetika molekul-molekul bertumbukan, sebagian dari
energi kinetika diubah menjadi energi vibrasi jika energi kinetika awal besar, molekul
yang bertumbukan akan bergetar kuat sehingga memutuskan beberapa ikatan . putusnya
ikatan merupakan langkah pertama ke pembentukan produk. Jika energi kinetika awalnya
kecil, molekul-molekul hanya akan terpental tetapi masih utuh, dari segi energi, ada
semcam energi tumbukan minimum yang harus tercapai agar reaksi terjadi.

3. Alat dan bahan .


Alat :
1. Labu ukur 250 ml 2 buah
2. Pengaduk
3. Timbangan analitik

Bahan :
1. Dextrose ( glukosa )
2. NaOH
3. Aquadest
4. Indigo ( carmine indicator 1 ℅ )

4. Cara Kerja.
1. Meniapkan alat dan bahan.
2. Memasukkan 50 ml larutan a kedalam 250 ml
3. Menambahkan 5 – 10 ml larutan indicator
4. Menutup labu tersebut.
5. Pada awal percobaan larutan terlihat berwarna kuning.
6. Menggerakkan atau mengaduk secara perlahan untuk mengahsilkan warna merah.
7. Menggerakkan dengan cepat untuk menghasilkan warna hijau.
8. Mencata hasil pengamatan.
5. Hasil Pengamatan
a. Gambar
b. Analisis atau deskripsi.
Warna larutan Perubahan warnanya
Kuning Merah
Merah Hiaju
Hijau Kuning

Sebuah labu yang berisi larutan yang berwarna kuning pucat digoncang secara perlahan-
lahan maka larutan akan berubah menjadi merah dan apabila labu tersebut akan berubah
menjadi hijau dan apabila larutan tersebut didiamkan kembali lama kelamaan akan
kembali kewrna kining.
6. Pembahasan.
Idikator direduksi dengan alkaline dektrose dan menghasilkan wrna kuning ketika labu
digetarkan maka oksigen bertamabhkemudian indicator teroksidasi dan menghasilkan
warna merah. Getaran atau goncangan dari labu memberikan teroksidasi lebih lanjut
untuk menghasilkan warna hijau seyelah itu akan terjadi reduksi sektrose kemudian
indicator kembali berwarna kuning. Ternyata getran dan goncangan mempengaruhi
terhadap perubahan warna dari larutan.Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, kami
dapat menemukan perubahan warna dari campuran yang pertama 3 gram larutan glukosa,
5 gram NaoH dan 100ml aquadest dimasukan ke dalam gelas kimia kemudian di aduk-
aduk dan dimasukan ke dalam labu 250ml, campuran larutan tersebut di tambahkan 5-10
ml larutan indigo sebagai indicator. sehingga mengalami perubahan warna kuning,
apabila kita menggerakan labu secara perlahan-perlahan maka akan menghasilkan warna
merah, dan sedangkan kita menggerakan labu secara cepat maka akan menghasilkan
perubahan warna yaitu hijau.Perubahan warna ini di pengaruhi oleh alkalin dextrose, dan
adanya proses oksidasi pada larutan tersebut, ketika labu digerakan secara perlahan atau
cepat maka banyak oksigen yang masuk, sehingga terjadi perubahan warna.
7. Kesimpulan.
Getaran atau goncangan dari labu memberikan teroksidasi lebih lanjut untuk
menghasilkan warna hijau seyelah itu akan terjadi reduksi sektrose kemudian indicator
kembali berwarna kuning. Ternyata getran dan goncangan mempengaruhi terhadap
perubahan warna dari larutan.
1. Indicator mempengaruhi wrna larutan.
2. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks.
3. Oksigen juga mempengaruhi warna larutan.
4. Oksigen dapat merubah warna larutan.
ACARA VIII
THE MERCURY BEATING HEART
1. Pelaksanaan.
a. Hari/tanggal : Minggu, 17 april 2010
b. Tempat : Ruang 15 IAIN Mataram.
c. Waktu : 17.00-18.00 wita
d. Tujuan : Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair
yang berbeda titik didihnya.
2. Landasan teori.
Jantung berdetak merkuri merupakan reaksi elektrokimia dari unsur merkuri untuk besi
dan elektrolit. Reaksi observeable menunjukkan efek dari lapisan non-homogen ganda
listrik Hal ni sering digunakan sebagi demonstrasi kelas.Pada percobaan tetesan merkuri
ditempatkan dalam kaca arloji, tenggelam dalam sebuah elektrolit seperti asam sulfat
yang mengandung agen oksidasi seperti peroksida hidrogen atau kalium permanganat.
Ketika merkuri tersebut tersentuh oleh ujung kuku besi drop mulaiberosilasi.Sebuah
bentuk lapisan listrik ganda antara permukaan tetesan merkuri dan larutan elektrolit. Pada
lapisan ini sisanya adalah seragam. Ketika ujung besi adalah memperkenalkan dimulai
reaksi redoks di mana besi teroksidasi menjadi ion besi. Pada saat yang sama reagen
pengoksidasi dikeluarkan misalnya saat hidrogen peroksida bersama-sama dengan ion
hidronium direduksi menjadi air. Karena oksidasi hanya terjadi di sekitar ujung dan
proses penurunan permukaan tetesan meliputi seluruh ketegangan permukaan tidak lagi
homogen menghasilkan osilasi.
Jantung berdetak merkuri pertama kali diamati oleh Carl Adolf Paalzow pada tahun 1858.
Jöns Jakob Berzelius dilaporkan telah menggunakan elektroda.6
Alat dan Bahan.
Alat :
1. Gelas arloji.
2. labu ukur 150 ml 2 buah.
3. Bola hisap.
4. jarum.
5. pipet ukur.
bahan:
1. Aquadest
2. merkuri murni.
3. H2SO4 pekat
4. K2Cr2O7
3. Cara kerja.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
1. Menaruh gelas arloji diatas meja.
2. Memasukkan merkuri murni diatas gelas arloji sampai membentuk genangan tidak
boleh lebi dari 3-4 inci dari diameter.
3. Menambahkan larutan H2SO4 pekat samapi genangan merkuri tertutup rapat.
4. Meneteskan 1 ml larutan potassium dikromat pada puncak merkuri.
5. Membersihkan dan menyentuh sedikitsaja genangan merkuri dengan kuat akan
mengatur atau mencari jarum pada posisi menggempul.
6. Maka pada saat itu merkuri akan berdenyut bagaikan denyutan jantung manusia.
7. Mencatat hasil pengmatan.

4. Hasil pengamatan.
a. Gambar.
b. Analisis
Genangan hg membentuk bulatan muatan listrik( misalnya jumlah electron ) besar pada
permukaan mercury. Setelah kita meneteskan 1 ml larutan potassium dikromat pada
merkuri murni diatas gelas arloji ketika kita sentuh menggunakan jarum pada posisi
mendempul maka merkuri akan segera untuk bergetar atau berdenyut.
5. Pembahasan.
Pada pemukaan mercury ketika kita menambahkan larutan potassium dikromat maka
genangan akan membentuk bulatan sebab muatan listriknya( misalya jumlah electron)
besar pada permukaan.
K2Cr2O7 berperan sebagai agent pengoksidasi electron berpindah dari hg dan tetesan hg
menjadi rata/turun. Ketika tetesan hg turun kita sentuh dengan mengunakan jarum atau
pakumaka mercury akan bergetar atau brdenyut dan akan mendapatkan electron.
Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal
transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam
hal transfer elektron.
Persamman reaksinya dapat ditulis
Fe3+ + 3e◊ 2 Cr3+ + 7H2OFe------◊Cr2O7- + 14H+ +6e-----
Meningkatnya jumlah electron pada hg menyebabkan akan membentuk bulatan kembali.
6. Kesimpulan.
1. Muatan listrik pada permukaan genangan hg besar.
2. Cr2O7- berperan sebagai agent pengoksidasi.
3. Tetesan hg atau mercury akan bergetar ketika kita sentuh dengan menggunkan jarum
atau paku bagaikan denutan jantung proses ini dinamakna Reasksi Mercury Beating
Heart.
Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron:
• Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
• Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
• Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
• Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron
Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
• Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
• Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
• Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.
ACARA X
DEKOMPOSISI AMMONIUM DIKROMAT: REAKSI VULKANIK
1. Pelaksanaan.
a. Hari/tanggal : Minggu, 17 april 2010
b. Tempat : Ruang 18 IAIN Mataram.
c. Waktu : 15.00-16.00 wita
d. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan
reaksi vulkanik.
2. Landasan teori.
Apakah Anda pernah berpikir mengenai banyaknya perbedaan dari jenis-jenis polimer
yang dibentuk? Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-
monomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar.Dua jenis utama dari reaksi
polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang
monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer
adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer
kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk
sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.Walaupun banyak polimer di
dasarkan pada kemampuan karbon membentuk molekul berantai panjang yang stabil
dengan berbagai gugus fungsi yang melekat padanya karbon,tidaklah bersifat unik dalam
hal kemampuannya ini.Dalam polimerisasi adisi (Addition polymerization),Monomer
bereaksi membentuk rantai polimer tanpa mengalami kehilangan atom.Jenis paling lazim
dari polimerisasi adisi melibatkan reaksi radikal bebas dari molekul-molekul yang
mempunyai ikatan rangkap C=C.Mekanisme kedua yang penting dalam polimerisasi
ialah polimerisasi kondedsasi (Condensation Polimerization) dimana satu molekul kecil
(umumnya air) terlepas ketika masing-masing satuan monomer di dekatkan pada polimer
yang tumbuh. Satu contohnya ialah polimerisasi asam 6-Aminoheksanoat.Dua molekul
yang pertama bereaksi jika di pasangkan menurut satu ikatan Amida dan air terbentuk
dari reaksi satu Amina dengan satu asam karboksilat .
3. Alat dan Bahan.
Alat :
1. Lempengan keramik.
2. Korek api.
bahan:
1. Alkohol
2. (NH4)2Cr2O7
4. Cara kerja.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Meletakkan (NH4)2Cr2O7 ( Kristal orange).
Melilit ketas yang dijadikan sumbu dengan dicelupkan pada alcohol.
3. Meletakkan sumbu kertas tersebut pada tengah-tengah kristial orange yang dituangkan
pada lempengan keramik.
4. Membakar sumbu tersebut dengan korek api.
5. Mencatat hasil pengamatan.
5. Hasil pengamatan.
Gambar.
6. Pembahasan.
NH4)2Cr2O7 yang telah dimasukkan sumbu didalamnya dibakar sehingga mengeluarkan
kalor. Proses terbakarnya serbuk nitrogen tersebut termasuk reaksi oksidasi karena
direaksika atau dibakar dengan oksigen dan menghasilkan abu sisa pemkaran dan residu
yaitu N2 persamaan reaksinya :
N2 + 2H2O+ Cr2O3◊(NH4)2Cr2O7-------
Reaksi vulkanik ini termsuk reaksi oksidasi karena membutuhkan oksigen untuk
membakarnya hasil dari pereaksian ini adalah gas N2 dan abu nitrat dengan
memancarnya lahar seperti kembang api. Gas N2 mengembangkan residu sehingga
menghasilkan aroma tidak sedap.Berbagai senyawa organik adalah molekul yang relatif
kecil,berkisar dari molekul dengan empat sampai lima atom(seperti metana atau
formaldehida) sampai hidrokarbon berantai panjang,dengan jumlah atom karbon sampai
30 dan massa molekul relatif sebesar beberapa ratus.Selain molekul-molekul kecil
ini,Atom karbon membentuk rantai stabil dengan panjang yang dapat dikatakan tak
terbatas.Rantai ini merupakan tulang punggung dari molekul-molekul yang luar biasa
besar yang mungkin mengandung ribuan bahkan jutaan atom.Senyawa ini yang
dinamakan polimer,terbentuk dengan menghubungkan banyak sekali satuan monomer
(monomer unit) kecil yang terpisah-terpisah menjadi bentuk untaian atau jaringan.

7. Kesimpulan.
Reaksi vulkanik ini termsuk reaksi oksidasi karena membutuhkan oksigen untuk
membakarnya hasil dari pereaksian ini adalah gas N2 dan abu nitrat dengan
memancarnya lahar seperti kembang api. Gas N2 mengembangkan residu sehingga
menghasilkan aroma tidak sedap.

1. Reaksi vulkanik merupakan reaski oksidasi.


2. Reaksi vlkanik menghsilkan gas residu N2.
3. Reaksi vulkanik menghsilkan kembang api.
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum dari tanggal 11-18 april 2010 kami telah dapatkan
menimpulkan seluruhny dari msing-msing acara bahwa Asetilena adalah suatu
hidrokarbon yang trgolong kepada alkuna,dengan rumus C2 H2.Asetilena merupakan
alkuna yang paling sederhana,karena hanya terdiri dari dua atom hidrogen.pada
asetilena,kedua karbon terikatmelalui ikatan rangkap tiga,dan masing-masing atom
karbon memiliki hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Asam adalah senyawa yang
dapat memberikan ion hydrogen ( H +) bila dilarutkan dalam air. Basa adalah senyawa
yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Kesetimbangan adalah prosos dinamis ketika reaksi ke depan dan reaksi balik terjadi
pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan.yang dpengaruhi oleh kosenterasi
dan tempratur.Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih
yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan
netralisasi HCl dengan NaOH berair. Teori kinetika molekul gas menyatakan bahwa
molekul gas paling bertumpukan satu sama lainnya, reaksi kimia berlangsung sehingga
akibat dari tumbukan antara molekul-molekul yang beraksi.
Reaksi yang membebskan energi kelingkungan disebut Reaksi Eksoterm, sedangkan
reaksi yang menyerap kalor dari dari lingkungan masuk ke dalam system disebut Reaksi
Endoterm. Tetesan Merkuri ditempatkan dalam kaca arloji, tenggelam dalam sebuah
elektrolit seperti asam sulfat yang mengandung agen oksidasi seperti peroksida hidrogen
atau kalium permanganat. Ketika merkuri tersebut tersentuh oleh ujung kuku besi drop
mulaiberosilasi. Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-
monomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar.
a. KritikBagi pihak-pihak yang telah membantu jalannya proses praktikum kami,
sebenarnya buku panduan yang telah kami terima cukup bagus , tetapi dalam penulisan
dilihat dengan situasi alat dan bahan yang digunakan .
b. SaranKami mengucapakn banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga laporan tetap kami ini dapat tercipta, terutama kepada Co Ass . tetapi
kalau bisa waktu pelaksaannya itu benar –benar ditentukan.

You might also like