You are on page 1of 2

VI.

Kesimpulan dan Saran

VII. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Setelah diadakan kajian serta analisa data dari Studi Kelayakan Bisnis
(SKB) di CV. BATIK SEMARANG 16, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sejak berdiri sampai sekarang menunjukan gambaran grafik yang mengalami
peningkatan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari data bahwa selama
ini pangsa pasar lokal Semarang dikuasai oleh perusahaan (diatas 18 %).

2. Dilihat dari investasi pembiayaan proyek maka dari perhitungan NPV, IRR,
Net G/C, Gross G/C, dan Profitability Ratio menunjukan bahwa proyek
feasible (layak) untuk tetap dikembangkan menjadi perusahaan yang lebih
cukup menjanjikan (mengembangkan corak Batik khas Semarangan).

3. Kekuatan bersaing perusahaan dengan kondisi S-W yang bernilai


(4,25 – 3,24) = 1,01 dan kondisi O – T yang bernilai (4,16 – 3,18) = 0,98
maka interaksi yang terjadi adalah antara (S-W, O-T) sebesar (1,01 ; 0,98).
Dengan demikian posisi kekuatan bersaing perusahaan pada Kuadran I
(Keunggulan Kompetitif) atau ada pada strategi ekspansi. Hal ini berarti
CV. BATIK SEMARANG 16 yang berada pada Kuadran I menunjukan
bahwa posisi bersaing yang relatif tinggi, artinya sudah mampu mengatasi
ancaman-ancaman dari pesaingnya (faktor eksternal) dan sudah mampu
mengatasi kelemahannya (faktor internal).

4. Kekuatan perusahaan terletak dari kualitas produk yang dimiliki serta


kemampuan pemasaran yang luas serta memanfaatkan peluang sebagai salah
satu perusahaan pembuat batik untuk melayani permintaan agen, toko dan
konsumen langsung di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya yang sangat
terbuka lebar.

5. Masalah adanya klaim dan pesaing sejenis merupakan ancaman yang dapat
menghambat kemajuan dan perkembangan perusahaan serta adanya
perubahan ekonomi makro (krisis ekonomi global).

49
VI. Kesimpulan dan Saran

B. Saran
1. Potensi Usaha CV Batik Semarang 16 adalah merupakan salah satu icon
penting bagi kemajuan dan perkembangan nilai-nilai budaya lokal saat ini
sangat penting untuk pengembangkan ekonomi kerakyatan, dan cukup
feasibel dalam perkembangan usahanya selama ini, untuk progres kedepan
masih harus disuport dari aspek teknis dan non teknis keusahawanan, melalui
kerjasama dengan lembaga pemerintah sektoral dan swasta terkait.

2. Perlu lebih mengembangkan aspek kemampuan produksi dengan


menambahkan tenaga kerja terampil terdidik, penambahan peralatan
produksi serta mengembangkan jalur pemasaran lokal di Semarang melalui
pembentukaan outlet - outlet baru.

3. Perlu lebih sering melaksanakan pameran-pameran / promosi-promosi


sehingga produk yang dihasilkan mudah dikenal.

4. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan sehingga pelanggan tidak lari,


serta untuk meningkatkan citra perusahaan perlu ditambahkan dengan model,
corak, disain batik dan pakaian jadi yang mengikuti trend serta peralatan
yang lebih modern.

5. Bersama perkumpulan batik membentuk tim indenpenden pengawas harga,


sehingga bisnis batik di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya tumbuh
dengan sehat.

50

You might also like