You are on page 1of 21

MAKALAH

ANATOMI TUMBUHAN

BUNGA

Di Susun Oleh :
Diar Kusumawati (3415092291)
Nur Baeti Rakhmawati ( 3415092315 )
Vera Septiana Wulansari ( 3415092295 )

Pendidikan Biologi Reguler 2009


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2010

Kata Pengantar

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Alhamdulillah hirobbil’aalamiin, adalah satu-satunya kata yang pantas kami ucapkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan kami banyak kenikmatan dan karunianya serta
hidayahnya.
Makalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi salah satu tugas
terstuktur dari dosen dalam mata kuliah Anatomi Tumbuhan.
Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ratna Dewi, teman-teman dari PBR’09,
dan juga kepada para sumber yang dengan ketulusan hatinya memberikan masukan berkaitan
dengan Bunga guna melancarkan penulisan makalah ini.
Demikian dari kami, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
bagi siapapun yang membacanya. Kritik dan saran kami harapkan agar dapat menjadi acuan bagi
tugas mendatang.

Jakarta, 15 November 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


COVER………………………………………………………………………………………
………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………..................
…………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………...............
…………………............................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang …………………………………………………............
…………………………………. 3
Tujuan……………………………………………………………………...................
.............................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur
bunga…………………………............................................................................... 4
 Tatanan Organ
Bunga……………………………………………………………………………..
4
 Sistem
Vaskular…………………………………………………………………………
………………. 5
 Daun Kelopak dan Daun
Tajuk………………………………………………………………. 7
 Benang
Sari………………………………………………………………………………
……………….. 9
 Dinding Kepala
Sari………………………………………………………………………………
…...

11
 Daun
Buah………………………………………………………………………………
…………………

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


14
 Tangkai Putik dan Kepala
Putik……………………………………………………………

14
B. Mikrosporogenesis dan
megasporogenesis…………………………………………………….

15
C. Jaringan
Pembuluh………………………………………………………………………………
……….

16
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
…………………….

18
3.2
Saran…………………………………………………………………………………………
……………………..
18
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………….....................................................

19

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka
beberapa atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan
mulai membentuk bagian bunga menurut urutan yang khas bagi spesies yang
bersangkutan. Berbeda dengan pembentukan daun, yang meristem apeksnya melebar
kembali selama satu plastokron, pada bunga, luas meristem apeks lambat laun berkurang
sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan. Di kebanyakan bunga, urutan
pembentukan daun bunga berlangsung dari luar ke dalam secara karopetal. Namun, ada
beberapa taksa yang menunjukan bahwa beberapa bagian bunga dibentuk dalam arah
terbalik, seperti pada stamen beberapa kelompok Palmae. Peristiwa ini sangat khas bagi
spesies yang bersangkutan. Dari pengamatan struktur dewasa, sering sulit menentukan
apakah pembentukan stamen itu sentripetal atau sentrifugal. Pada ginesium sinkarp, karpel
dapat menyatu kongential sehingga ginesium dibentuk sebagai struktur tunggal, atau
dibentuk secara terpisah. Selanjutnya, karpel dapat terpisah kembali setelah pembuahan
dan sebelum penyebaran biji.

Tujuan
1. Mengetahui anatomi bunga.
2. Mengetahui proses perkembangan bunga.
3. Mengetahui jaringan pembuluh pada bunga.

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


BAB II
PEMBAHASAN

A. STRUKTUR BUNGA

1. Tatanan Organ Bunga


Pada kelompok tumbuhan biji tertutup tertentu yang dianggap lebih
primitif, pertumbuhan terbatas kurang nyata dibanding suku yang lebih maju.
Pada kelompok primitif, aktivitas meristem apikal diperpanjang sehingga
jumlah bagian-bagian bunga relatif lebih besar dan banyak. Lagi pula bagian-
bagian bunga itu muncul pada sumbu yang agak memanjang secara akropetal
dengan urutan daun kelopak, daun mahkota, benang sari, dan daun buah.
Kesamaan antara bunga dan pucuk vegetatif tidak begitu sulit untuk
menggambarkannya, khususnya bilamana bagian-bagian bunga tersusun spiral.
Pada tipe bunga yang sangat lebih terspesialisasi, periode pertumbuhan
lebih pendek dan jumlah bagian-bagian bunga lebih kecil dan lebih terbatas.
Lagi pula pemendekan periode aktivitas meristem apikal terkait dengan
perkembangan ciri-ciri pembeda yang makin mengkaburkan dan bahkan
menghilangkan bukti-bukti kesamaan antara bunga dan pucuk vegetatif. Ciri-

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


ciri lebih lanjut spesialisasi yang meningkat ialah tatanan bagian-bagian bunga
makin tersusun secara berkarang (siklis) dibanding yang spiral, perlekatan
antara bagian-bagian pada lingkaran yang sama, perlekatan antara dua atau
lebih dari lingkaran yang berbeda, kehilangan bagian-bagian, zigomorf (simetri
bilateral) disbanding aktinomorf (simetri radial), epigen (bakal buah
tenggelam) dibanding hipogen (bakal buah menumpang).

2. Sistem Vaskular
Sistem vaskular bunga yang relatif tidak terspesialisasi dengan bakal buah
menumpang sebanding dengan yang terdapat pada pucuk vegetatif, yaitu
berkas-berkas vaskular membelok ke organ lateral dari sistem berkas sumbu.
Apabila dasar bunga memanjang, bagian-bagian bunga dapat teratur menurut
pola filotaksis yang dihubungkan dengan keteraturan yang lazim dan terdapat
saling hubungan dengan adanya lacak vaskular, sedangkan pemendekan ruas
yang merupakan ciri khas banyak bunga, penyatuan bagian-bagian bunga,
bunga epigen (bakal buah tenggelam), dan berbagai modifikasi saling
hubungan antara bagian-bagian bunga, menyebabkan sistem vaskular bunga
menjadi kurang teratur dibanding yang ada pada pucuk vegetatif dan hubungan
antara sistem vaskular pada sumbu dan pada bagian-bagian bunga kurang jelas.
Pada bunga hipogen dengan penyatuan bagian-bagian bunga yang kurang,
sistem vaskular lebih jelas yaitu ada lacak vaskular. Tangkai bunga
menampilkan daerah vaskular silindris yang mengelilingi empulur dan di
sebelah luar dibatasi korteks. Pada dasar bunga di tingkat tempat daun kelopak
melekat, lacak vaskular membelok menuju ke daun kelopak. Setiap daun
kelopak mempunyai jumlah lacak vaskular sama dengan yang terdapat di daun
pucuk vegetatif pada tumbuhan yang sama. Di atas tingkat tersebut, lacak
vaskular membelok ke daun mahkota bunga, satu atau lebih ke setiap daun
tajuk pada tumbuhan dikotil, satu sampai banyak ke setiap daun perhiasan
bunga pada tumbuhan monokotil. Kemudian pada tingkat yang lebih tinggi
lagi, lacak vaskular menuju ke benang sari menjadi jelas dan umumnya satu
berkas untuk setiap benang sari, dan akhirnya adalah lacak vaskular yang
menuju ke daun buah. Jumlah lacak yang ke daun buah seringkali tiga lacak ke
setiap daun buah, satu di tengah dan dua di samping (lateral), namun ada juga
yang lebih dari tiga lacak (misalnya pada Gentianaceae). Cabang-cabang kecil

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


berkas vaskular daun buah sering diturunkan dari lacak lateral, cabang vaskular
kecil tersebut menghubungkan sistem vaskular pada daun buah dengan bakal
biji. Berkas-berkas pada tembuni mungkin juga hasil percabangan dari berkas
dorsal, seperti yang ada pada beberapa Ranales, atau independen dari lacak
daun buah. Sistem vaskular dilanjutkan ke dalam tangkai putik.
Beberapa modifikasi yang umum dalam tatanan sistem vaskular terkait
dengan fusi (peleburan) bagian-bagian bunga. Pada banyak bunga, berkas-
berkas lateral daun buah yang berdekatan melebur antara yang yang satu
dengan lainnya. Peleburan yang sama juga terjadi pada organ-organ bunga
lainnya. Pereduksian jumlah lacak dan berkas dapat juga terjadi bila beberapa
diantaranya tidak berkembang.
Sistem vaskular bunga epigen menunjukkan kerumitan tambahan
sehubungan dengan posisi dasar ginoesium. Ada anggapan bahwa ginoesium
diselubungi oleh jaringan tambahan yang tersusun dari bagian-bagian dasar
daun kelopak, daun tajuk, dan benang sari yang mengalami pertumbuhan
bersama dengan evolusi bunga. Sistem vaskular dianggap sebagai gambaran
struktur tersebut dan di tempat ini berkas-berkas vaskular yang berkenaan
dengan bagian-bagian pada lingkaran-lingkaran yang berbeda melebur secara
beragam, namun semuanya menunjukkan orientasi xilem dan floem
sebagaimana lazimnya. Namun pada beberapa bunga epigen (Calycanthaceae,
Santalaceae, dan mungkin juga Juglandaceae) sebagian bakal buah diselubungi
oleh jaringan dasar bunga. Berkas vaskular pada sumbu tidak langsung menuju
ke daun buah, melainkan menjulur dulu (dengan posisi xilem disebelah dalam
floem) sampai ke tataran di bawah pelekatan bagian-bagian bunga, dan di
tempat ini lacak-lacak vaskular memisah menuju ke bagian-bagian bunga
tersebut. Berkas vaskular pokok tidak berakhir di tempat ini, melainkan
melanjutkan “perjalanannya” turun (jauh dari tepi sumbu) dengan posisi xilem
dan floem berkebalikan (yaitu xilem menjadi di sebelah luar floem) sampai
pada tataran bawah, kemudian bercabang-cabang menuju ke daun buah.
Orientasi sistem vaskular ini diinterpretasi sebagai akibat invaginasi sumbu
(sebenarnya adalah pertumbuhan interkalar jaringan yang membungkus
ginoesium).
Umumnya unsur-unsur vaskular pada berkas vaskular bunga sebanding
dengan yang ada pada daun. Jaringan terutama primer, meskipun beberapa

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


pertumbuhan sekunder dapat terjadi kemudian, selama perkembangan buah,
teristimewa di tangkai bunga. Sistem vaskular daun kelopak, daun tajuk, dan
daun buah kurang lebih seperti jarring-jaring. Benang sari jarang yang
menampilkan sistem vaskular bercabang. Ciri umum penulangan bagian-bagian
perhiasan bunga tumbuhan monokotil dan dikotil menunjukkan ciri khas yang
sama sebagai yang ada pada daun kedua kelompok tumbuhan tersebut. Bagian-
bagian perhiasan bunga pada banyak bunga menampilkan penulangan terbuka.

3. Daun Kelopak dan Daun Tajuk

Daun kelopak dan daun tajuk dalam hal bentuk dan anatominya pada
dasarnya sama dengan yang ada pada daun, namun lebih sederhana, tersusun
dari parenkima dasar (sering disebut mesofil), sistem vaskular berada di
jaringan dasar, dan lapisan epidermis pada sisi abaksial dan adaksial. Sel-sel
yang mengandung kristal, idioblas, dan latisifer mungkin terdapat pada
jaringan dasar atau berhimpun dengan unsur-unsur vaskular. Daun kelopak
Geraniaceae mempunyai hipodermis berdinding tebal dengan druse di dalam
setiap selnya.
Daun kelopak biasanya berwarna hijau. Penyebaran kloroplas dalam daun
kelopak tergantung pada posisinya. Apabila daun kelopak tegak dan menempel
erat dengan daun tajuk, sebagian besar kloroplas terdapat di sebelah abaksial,
apabila daun kelopak melengkung, kloroplas paling banyak di sebelah adaksial.

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Mesofil jarang berdiferensiasi menjadi parenkima palisade dan sponsa,
umumnya mesofil mempunyai struktur yang sederhana dan tersusun dari sel-sel
yang kurang lebih isodiametris yang teratur longgar menjadi jaringan lakunosa.
Epidermis daun kelopak memperlihatkan penimbunan kutin dan perkembangan
stomata serta trikoma yang sama dengan yang terdapat pada daun. Sistem
vaskular mirip dengan yang ada di daun namun keluasannya kurang.
Daun tajuk lebih luas keragaman bangunhya dibanding daun kelopak dan
biasanya berbeda dengan daun kelopak dalam hal warna. Sistem vaskular dapat
terdiri atas satu atau beberapa tulang besar dan sistem urat daun, biasanya urat
daun ini bercabang menggarpu. Mesofil mempunyai ketebalan beberapa sel,
kecuali pada bunga yang mempunyai mahkota bunga berdaging. Jaringan
mesofil parenkimatis dengan sel-sel yang teratur rapat atau longgar.
Epidermis daun tajuk memperlihatkan keistimewaan tertentu dalam hal
bangun sel dan struktur kutikula. Dinding antiklinal sel mungkin lurus atau
bergelombang atau berusuk secara internal. Tingkat tampilan kelokan dinding
dan rusuk dinding sangat bervariasi pada tumbuhan yang berbeda. Pada
beberapa tumbuhan dinding antiklinal bergelombang sedikit saja, sedangkan
pada tumbuhan lainnya mempunyai kelokan yang dalam sehingga sel-selnya
tampak berbentuk bintang bila diamati dari permukaan. Rusuk yang terbentuk
karena pertumbuhan dinding sel secara sentripetal yang terlokalisasi, dapat
Nampak seperti kenop kecil pada tampang irisan, atau seperti palang panjang
yang lurus atau membengkok, padat atau berongga. Tingkat penggelombangan
atau perusukan dapat beragam pada daun tajuk yang sama. Sebagai contoh,
dinding antiklinal biasanya lurus pada pangkal daun tajuk dan sepanjang tulang
daun, meskipun ada yang bergelombang di tempat lainnya. Seringkali dinding
yang bergelombang terbatas pada atau lebih nyata pada sebelah bawah.
Ruang antarsel dapat berkembang di epidermis sehubungan dengan
diferensiasi rusuk. Pada beberapa spesies kedua lapisan dinding sel yang
menyusun rusuk memisah dan ruang di antara kedua lapisan itu menjadi terisi
udara. Ruang ini terbuka ke arah dalam daun tajuk, sedangkan ke arah luar
Nampak tertutup kutikula. Dinding berusuk terdapat terutama pada tumbuhan
dikotil, walaupun dinding berusuk juga ditemukan pada beberapa anggota
Liliaceae.

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Dinding tangensial epidermis mungkin horizontal atau cembung. Dinding
tangensial dalam biasanyasedikit cembung, dinding luar sering sangat
cembung, atau mempunyai papilla satu atau lebih. Struktur papilla lebih umum
pada epidermis adaksial dibanding yang abaksial dan tidak berkembang pada
pangkal daun tajuk. Berbagai trikoma mungkin terdapat pada daun tajuk,
biasanya sama dengan yang terdapat di daun pada tumbuhan yang sama.
Stomata yang terdapat pada daun tajuk mungkin mirip dengan yang ada pada
daun atau terdiferensiasi kurang sempurna.
Kutikula pada mahkota bunga jarang halus. Umumnya bergaris-garis, dan
garis-garis itu membentuk berbagai pola pada tumbuhan yang berbeda.
Perkembangan pola-pola garis tersebut diperkirakan sebagai akibat dari dua
fenomena, yaitu pertama, suatu produksi kutin yang berlebihan untuk
sementara waktu dan penambahan ikutan dalam hal permukaan dan pelipatan
kutikula, kedua, tarikan kutikula dan orientasi lipatan-lipatan semula oleh
peluasan sel.
Warna daun tajuk disebabkan oleh kromoplas atau pigmen dalam cairan
sel. Warna pigmen bisanya dimodifikasi oleh kesamaan atau komponen lain
cairan sel. Tepung sering dibentuk di dalam daun tajuk muda. Minyak yang
mudah menguap (volatil) yang menimbulkan bau harum khas suatu bunga
biasanya terdapat dalam sel-sel epidermis daun tajuk, kadang-kadang pada
bagian-bagian bunga terdiferensiasi sebagai osmofora.

4. Benang Sari

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Tipe terkenal benang sari dengan tangkai sari berurat tulang yang ujungnya
membawa kepala sari, beruang sari empat yang berada dalam dua lobus, secara
filogenik adalah struktur yang maju. Benang sari ada yang seperti daun,
misalnya terdapat diantara tumbuhan Ranales. Tipe benang sari yang sangat
primitif terdapat misalnya pada Degeneria. Benang sari Degeneria lebar seperti
daun, dan mempunyai tiga berkas vaskular, tidak dapat dibedakan menjadi
bagian-bagian yang disebut tangkai sari, kepala sari, atau penghubung ruang
sari. Keempat kantung sari (mikrosporangium) tenggelam secara dalam di sisi
abaksial benang sari. Kantung polen terdapat diantara berkas vaskular, lateral
dan median. Benang sari seperti itu juga terdapat pada marga lainnya, misalnya
Austrobaileya, Himantandra, dan marga tertentu Magnoliaceae. Pada
Magnoliaceae ditemukan tingkat-tingkat antara dari benang sari lebar dengan
tiga berkas vaskular dan kantung polen di helaian, yaitu letak kantung polen
berjarak dari tepi (seperti yang terdapat pada Degeneria tersebut), sampai
benang sari dengan kantung polen marginal dan tangkai sari serta kepala sari
yang nyata.
Pereduksian tiga berkas vaskular menjadi satu berkas vaskular nampaknya
seiring dengan pereduksian lebar sporofil, dan teristimewa modifikasi pangkal
sporofil menjadi tangkai sari. Berkas vaskular tunggal pada benang sari
tersebar luas pada tumbuhan biji tertutup. Berkas vaskular ini melintasi tangkai
sari dan dapat berakhir di pangkal kepala sari atau mungkin berlanjut ke dalam
penghubung ruang sari dan berakhir di dekat apeks. Di antara berkas vaskular
dan jaringan sporogen tidak ada unsur-unsur vaskular yang
menghubungkannya, namun apabila parenkima dasar kepala sari
mengembangkan penebalan sekunder, sel-sel di sekitar jaringan sporogen tetap
berdinding tipis dan juga pita vertikal sel-sel berdinding tipis yang disisipkan
di antara berkas vaskular dan lobus kepala sari. Berkas vaskular kepala sari
dapat amfikribral pada tumbuhan dikotil, dan hanya kolateral pada tumbuhan
monokotil. Kepala sari beragam dalam bangun dan jumlah lokulnya.
Epidermis tangkai sari mempunyai kutikula, dan pada spesies tertentu
mempunyai trikoma dan stomata yang tetap terbuka sep;erti pada hidatoda.
Tangkai sari tersusun dari parenkima dengan vakuola dan ruang antar sel yang
berkembang baik. Sering pigmen ada dalam cairan sel. Ukuran dan bangun luar
benang sari tumbuhan biji tertutup sangat beragam, namun umumnya kepala

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


sari mengandung empat kantung polen (mikrosporangium), yaitu terdapat
sepasang pada dua lobus, kedua lobus dipisahkan oleh zona jaringan steril,
disebut penghubung ruang sari. Sekat sempurna dan tak sempurna terdapat di
kantung sari pada beberapa marga.
Jaringan dasar pada kepala sari dan penghubung ruang sari juga
parenkimatis, namun khususnya yang di sekitar sel-sel sporogen sangat
terspesialisasi. Jaringan terspesialisasi ini membangun lapisan-lapisan dinding
atau lapisan parietal mikrosporangium (microsporangium disebut juga sebagai
lokul kepala sari atau kantung polen).

5. Dinding Kepala Sari


Lapisan dinding kepala sari beragam dalam jumlah dan dibangun melalui
serangkaian pembelahan yang sejajar dengan tepi ruang sari. Pada Vinca rosea,
suatu ketika setelah daerah kepala sari yang berkembang menjadi nampak pada
primordia benang sari, kepala sari tetap hanya terdiri dari protoderm dan massa
meristem dasar. Semua lapisan subepidermis kepala sari muda adalah
sporogen, namun sebenarnya jaringan sporogen itu berkembang dari empat
daerah sel yang terletak di empat sudut kepala sari yang sedang berkembang.
Pada setiap daerah ini ada sederet inisial hipodermis yang membelah periklinal
membventuk dua lapisan. Lapisan dalam inisial ini membangun sel-sel
sporogen primer yang melalui pembelahan selanjutnya membentuk sel induk
polen, sedangkan lapisan luar inisial tersebut membangun sel-sel parietal
primer, dan dari sel parietal primer ini dinding kantung polen dan bagian besar
tapetum berkembang, sebagai hasil pembelahan sel secara periklinal dan
antiklinal. Tapetum nampaknya berperan sebagai pemasok makanan sel-sel
induk polen dan mikrospora (serbuk sari) yang sedang berkembang. Lapis
terluar sel-sel parietal terletak tepat di bawah epidermis kepala sari. Sebelum
pelepasan serbuk ari beberapa penebalan dinding berkembang di setiap sel
lapisan ini. Akan tetapi tidak ada penebalan yang dikembangkan pada dinding
luar yang terdekat dengan epidermis. Setiap penebalan berbentuk seperti huruf
U dengan celah itu menghadap langsung ke arah epidermis. Lapisan sel ini
biasanya disebut endotesium dan pembukaan kantung polen dilaksanakan oleh
lapisan ini.

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Mekanisme pembukaan kantung polen dapat di jelaskan sebagai berikut.
Selama dehidrasi kepala putik, endotesium kehilangan air. Karena kandungan
air sel-sel ini berkurang maka dinding setiap sel di tarik kearah pusatnya
sebagai akibat daya kohesi antara molekul-molekul air dan daya adhesi antara
air dan dinding sel. Oleh karena ketiadaan penebalan pada dinding periklinal
luar maka menjadi lebih terlipat dibanding dinding periklinal dalam dan
dinding antiklinal yang telah mengalami penebalan, dengan demikian sebagai
akibat kehilangan air, sel nampak berbangun trapesium pada irisan melintang.
Lapisan parietal yang menghadap epidermis secara ontogenetis
berhubungan dengan jaringan sporogen. Sel parietal dan sel induk polen
keduanya berasal dari sel inisial yang sama, yaitu sel arkesporial. Akan tetapi
lapisan parietal yang muncul secara internal pada kantung polen lahir dari
jaringan dasar yang berhubungan dengan sel-sel arkesporial.
Lapisan dinding terluar, yaitu endotasium, terletak di bawah epidermis,
istilah endotasium (endothecium) berasal dari kata Yunani yang berarti
“sebelah dalam” dan “kotak/bungkus”. Pada kepala sari yang terbuka pada saat
dewasa melalui celah longitudinal, endotasium umumnya mengalami
penebalan sekunder pada saat benang sari mendekati kedewasaannya.
Penebalan ini terjadi pada dinding sel antiklinal dan tangensial dalam. Pada
dinding antiklinal, penebalan sekunder sering dalam bentuk pita atau rusuk
yang berorientasi tegak lurus terhadap lapisan epidermis. Dinding sel yang
menghadap jaringan sporogen dapat mempunyai penebalan yang seragam atau
tak teratur. Karena penebalan-penebalan ini maka endotasium sering disebut
lapisan berserat. Pola penebalan beragam dan dapat bermanfaat dalam telaah
taksonomi. Endotasium dapat pula mempunyai dinding tebal yang merata.
Protoplas mungkin hilang demikian lapisan sel menyelesaikan
perkembangannya, atau protoplas tetap hidup sampai polen dilepaskan.
Penebalan-penebalan dinding yang sama dengan yang terdapat pada
endotasium itu dapat pula berkembang secara umum di seluruh parenkima
dasar kepala sari.
Bagian terdalam lapisan parietal adalah tapetum (dari bahasa Yunani yang
berarti permadani atau karpet). Sel-sel tapetum mempunyai ciri protoplas pekat
dan inti nyata. Inti tapetum memperlihatkan tingkah laku yang beragam pada
tumbuhan yang berbeda. Pada beberapa sel, inti tidak melakukan pembelahan

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


setelah semua sel tapetum terbentuk, pada lainnya, pembelahan inti terjadi satu
kali atau lebih tanpa diikuti oleh sitokinesis sehingga selnya menjadi berinti
dua atau banyak (Lactuca, Taraxantum). Kadang-kadang pembelahan inti tidak
dilaksanakan sampai sempurna, yaitu kromosom membelah tetapi tidak
membentuk inti yang terpisah, tingkah laku demikian ini menghasilakn inti
tapetum poliploid. Lapisan tapetum mencapai perkembangannya yang
maksimum di saat pembentukan mikrospora pada tingkat tetrad. Pada beberapa
tumbuhan biji tertutup tapetum tetap sebagai lapisan yang tidak bersambungan
sampai polen masak, nampaknya berfungsi sebagai jaringan sekretori. Namun
pada kebanyakan lainnya, dinding sel mengalami disintegrasi dan sel-sel ini
kemudian tampil sebagai massa plasmodium yang kemudian secara berangsur
massa plasmodium ini mengalami disintegrasi demikian polen berkembang.
Tapetum nampaknya terkait dengan nutrisi sel induk polen dan mikrospora
muda. Berdasar telaah ultrastruktur diduga bahwa bahan dinding luar polen
(eksin) disintesiskan di tapetum. Lapisan parietal yang berada di antara
endotasium dan tapetum sering terkoyak dan rusak, sehingga setelah
pemasakan polen dan tapetum mengalami disintegrasi maka ruang sari di
sebelah luar hanya dibatasi oleh epidermis dan endotasium saja.
Pada banyak tumbuhan pelepasan polen terjadi melalui perekahan, yaitu
pembukaan secara spontan kepala sari. Pembukaan atau stomium mungkin
suatu celah longitudinal yang terletak diantara kedua lokul polen masing-
masing belahan kepala sari. Sebelum perekahan, sekat antara kedua lokul pada
lobus kepala sari yang sama hancur. Setelah peristiwa ini maka hanya satu lapis
sel, yaitu epidermis yang memisahkan lokul dari lingkungan luar di daerah
perekahan. Epidermis di bagian tersebut terdiri atas sel-sel kecil yang istimewa
dan mudah pecah apabila polen masak. Tipe stomium yang umum lainnya
berorientasi melintang di dekat apeks lobus kepala sari. Apabila tipe stomium
ini yang dibentuk, apeks masing-masing lobus kepala sari memisah seperti
tudung dan meninggalkan suatu pori (perekahan porisidal, pada banyak
Ericaceae, Solanum). Pori dapat juga dibentuk di sisi lateral. Stomium yang
seperti celah panjang dianggap lebih primitif dibanding stomium yang
berbentuk seperti pori. Pada spesies Senna, kepala sari mempunyai sutura
lateral yang tidak berperan sebagai stomium. Sel-sel epidermis di sepanjang
sutura ini membelah dan nampaknya berlaku sebagai sumbat. Perekahan terjadi

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


di puncak steril kepala sari di tempat munculnya stomium lurus pendek.
Jaringan yang terletak di antara kedua stomium dan kantung polen hancur dan
polen muncul melalui stomium itu. Pada beberapa tumbuhan, kepala sari tidak
merekah melainkan membuka melalui penyobekan-penyobekan tak teratur dan
mananggalkan fragmen-fragmen jaringan.

6. Daun Buah
Daun buah mungkin tidak layu atau tidak berlekatan dengan daun buah
lainnya dan masing-masing daun buah menjadi penyusun satu putik, suatu
putik yang tersusun dari satu daun buah saja disebut putik (ginoesium)
apokarp, sedangkan putik yang tersusun dari penyatuan lebih dari satu daun
buah disebut senokarp. Selanjutnya putik senokarp dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu putik parakarp (apabila hanya memiliki satu ruang bakal buah) dan putik
sinkarp (apabila jumlah ruang bakal buah sebanyak daun buah penyusun
putiknya). Bagian-bagian putik terdiri atas bakal buah, tangkai putik dan kepala
putik.
Dinding bakal buah kurang terdiferensiasi pada waktu sebelum dan selama
pembuahan. Dinding bakal buah terdiri atas sebagian besar parenkima dan
jaringan vaskular, epidermis berkutikula. Pada Compositae, Kristal kalsium
oksalat yang terdapat pada sel-sel dinding bakal buah berbeda-beda tergantung
pada spesiesnya. Dinding bakal buah mengalami perubahan-perubahan yang
nyata selama perkembangan buah dan kemudian dapat memperlihatkan
spesialisasi yang nyata.

7. Tangkai Putik dan Kepala Putik


Tangkai putik dan kepala putik mempunyai keistimewaan secara struktural
dan fisiologis yang memungkinkan perkecambahan polen dan pertumbuhan
buluh serbuk dari kepala putik ke bakal biji. Pada kepala putik protoderm
mengalami diferensiasi menjadi epidermis glandular dengan sel-sel yang kaya
sitoplasma, sering berbentuk papilla dan dilapisi kutikula. Epidermis ini
mengeluarkan cairan bergula, karena itu kepala putik mempunyai struktur dan
fungsi mirip kelenjar madu. Sel-sel di bawah epidermis dapat kaya sitoplasma
sebagai halnya epidermis, dan kemudian menjadi bagian jaringan glandular
tersebut. Pada banyak tumbuhan sel-sel epidermis kepala putik berkembang

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


menjadi rambut-rambut pendek yang rimbun rapat (misalnya pada kacang) atau
menjadi rambut-rambut panjang bercabang-cabang (misalnya pada rerumputan
dan tumbuhan lain yang persariannya dengan bantuan angin).
Tampilan luar biasa organisasi daun buah ialah kepala putik dihubungkan
secara internal dengan bakal buah oleh suatu jaringan yang secara sitologis
sama dengan jaringan kepala putik yang glandular. Jaringan ini diinterprestasi
sebagai medium yang member kemudahan gerak maju buluh serbuk melalui
tangkai putik dan memasok makanan kepada buluh serbuk yang berkembang.
Jaringan itu biasanya disebut jaringan pengangkut, namun istilah ini mudah
rancu dengan jaringan yang mengacu pada jaringan vaskular, ada yang
menggunakan nama jaringan penerus/pengantar atau daerah pengantar polen,
jaringan tersebut juga dikenal sebagai jaringan stigmatoid, penamaan ini
didasarkan pada kesamaannya secara sitologis dan fisiologis yang mirip dengan
jaringan kepala putik.
Daun buah tumbuhan dikotil yang lebih primitif tidak menunjukkan
diferensiasi menjadi jaringan kepala putik dan jaringan stigmatoid, karena
permukaan dalam daun buah terbuka dilapisi dengan rambut-rambut glandular
stigmatik. Seiring dengan peningkatan spesialisasi daun buah, yang ditandai
oleh penutupannya secara berangsur dan perkembangan tangkai putik, namun
kesinambungan jaringan stigmatik dengan tembuni di pertahankan. Permukaan
glandular internal dimodifikasi menjadi jaringan pengantar polen atau jaringan
stigmatoid.
Jaringan stigmatoid dan berkas vaskular membangun bagian-bagian yang
paling terspesialisasi pada tangkai putik. Jaringan dasar parenkimatis,
epidermis tidak menunjukkan tampilan yang istimewa. Epidermis dilapisi
kutikula dan mungkin juga mempunyai stomata.

B. Mikrosporogenesis dan megasporogenesis


Pada antera yang sedang berkembang, mikrosporangium terdiri dari sel sporogen
yang ada di dalam rongga kantung polen dan sejumlah lapisan khusus di sebelah luarnya.
Jaringan sporogen juga berasal dari sel parietal primer yang ditemukan pada awal
pembentukan antera. Sel sporogen masih dapat bermitosis menghasilkan lebih banyak sel
sporogen atau langsung menjadi sel induk mikrospora. Meiosis terjadi dalam sel induk
mikrospora, menghasilkan tetrad yang terdiri dari empat sel mikrospora yang haploid. Di

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


stadium ini mikrospora biasanya berpisah, meskipun pada beberapa familia tetap bertahan
sebagai tetrad. Sebelum lepasnya polem dari antera, mikrospora mengalami mitosis,
menghasilkan sel vegetatif dan generatif. Kadang-kadang sel generative membelah,
menghasilkan 2 gamet jantan.
Sebagaimana dalam mikrosporogenesis, sel sporogen primer dapat langsung, atau melalui
beberapa kali mitosis, menjadi sel induk megaspora. Sel itu mengalami meiosis yang
terdiri dari dua kali pembelahan berturut-turut, menghasilkan 4 megaspora. Pada
mayoritas Angiospermae, satu megaspore menghasilkan kantung embrio dengan mitosis
lebih lanjut, sementara 3 megaspora lainnya berdegerasi.

C. Jaringan pembuluh
Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi
dari silinder pembuluh sentral, di taraf yang berbeda-beda dalam bunga. Jumlah berkas
pembuluh sepal dan petal amat beragam dalam berbagai bunga, tetapi berkas itu dapat
bercabang dikotom seperti pada daun. Pada stamen biasanya hanya ada satu berkas
pembuluh, namun beberapa familia memiliki ke khasan jalan daun, yakni berjumlah 3-4
berkas per stamen, seperti pada Araceae. Sistem pembuluh pada karpel terbagi menjadi
Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga
berkas ventral yang berdivergensi ke bakal biji, dan berkas karpel dorsal yang masuk ke
dalam stilus. Jumlah berkas pembuluh dalam stilus pada ginesium sinkarp sering
merupakan indikator jumlah karpel, meskipun kadang-kadang berkas itu bercabang atau
bersatu.
1. Sepal dan petal
Baik sepal maupun petal menyerupai daun. Pada penampang melintang, kedua
bagian bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi 3 atau 4
atau kladang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiamatris yang tak terdiferensiasi sel
memanjang disertai banyak ruang antarsel. Di dalamnya terdapat berkas pengangkut.
Misofil kurang termodifikasi dibandingkan dengan daun hijau, namun bisa pula
terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal atau hipodermis. Sepal biasanya berwarna
hijau dan berfotosintesis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal
maupun petal.
Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga, fungsi utama korola adalah
untuk menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian paling luas dan besar dari
bunga. Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korela sering tereduksi atau bahkan
tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan
vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin, dan berbagai
kondisi pengubah seperti pH cairan vakuola. Pada Rudbeckia hirta, dasar petal
mengandung glikosida flavonol, yang menyerap cahaya ultra violet dan membuat
tempat itu dapat dibedakan sebagai “tanda nektar” bagi serangga pollinator yang
sesuai. Pada Brassicaceae, yang juga dipolinasi oleh serangga, bunga menunjukan
berbagai pola pemantulan ultra violet. Pola itu membedakan taksa yang berkerabat
dekat dan dapat bernilai diagnosik dalam taksonomi.
Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur
internal. Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila. Pada papilla
Tagetes, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.

2. Ginesium
Morfologi ginesium serta terminologi mengiringinya masih banyak
dipertentangkan. Yang pertama, apakah karpel suatu ‘phyllom’ berstruktur aksial atau
organ khusus yang tidak berhubungan dengan bagian lain dari bunga. Kedua, apa
makna dari penyatuan kongenital (sebelum muncul) dari sejumlah karpel, yang

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


dianggap terjadi jika ginesium tumbuh sebagai satu kesatuan sewaktu ontogeni.
Ketiga, yang manakah karpel dalam bunga yang berbekal buah tenggelam (inferus).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka beberapa
atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan
mulai membentuk bagian bunga.
2. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang amat penting karena berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.
3. Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil
yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu
yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga
atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau
sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Masing-masing bagian tersebut
dapat menjadi karakter khas dari suatu familia ataupun tingkat takson di bawahnya.
4. Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari.
5. Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi
dari silinder pembulih sentral, di taraf yang berbeda-beda dalam bunga.

Saran
1. Sebelum mempelajari bunga yang merupakan alat perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan, kita harus mempelajari organ-organ utamanya terlebih dahulu.

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga


Daftar Pustaka

Setjo, Susetyoadi. 2004. Common Text Book : Anatomi Tumbuhan. Jakarta : IMSTEP
Hidayat, Estiti B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi
Bandung

Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga

You might also like