Professional Documents
Culture Documents
ANATOMI TUMBUHAN
BUNGA
Di Susun Oleh :
Diar Kusumawati (3415092291)
Nur Baeti Rakhmawati ( 3415092315 )
Vera Septiana Wulansari ( 3415092295 )
Kata Pengantar
Penulis
DAFTAR ISI
11
Daun
Buah………………………………………………………………………………
…………………
14
B. Mikrosporogenesis dan
megasporogenesis…………………………………………………….
15
C. Jaringan
Pembuluh………………………………………………………………………………
……….
16
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………………
…………………….
18
3.2
Saran…………………………………………………………………………………………
……………………..
18
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………….....................................................
19
Latar belakang
Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka
beberapa atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan
mulai membentuk bagian bunga menurut urutan yang khas bagi spesies yang
bersangkutan. Berbeda dengan pembentukan daun, yang meristem apeksnya melebar
kembali selama satu plastokron, pada bunga, luas meristem apeks lambat laun berkurang
sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan. Di kebanyakan bunga, urutan
pembentukan daun bunga berlangsung dari luar ke dalam secara karopetal. Namun, ada
beberapa taksa yang menunjukan bahwa beberapa bagian bunga dibentuk dalam arah
terbalik, seperti pada stamen beberapa kelompok Palmae. Peristiwa ini sangat khas bagi
spesies yang bersangkutan. Dari pengamatan struktur dewasa, sering sulit menentukan
apakah pembentukan stamen itu sentripetal atau sentrifugal. Pada ginesium sinkarp, karpel
dapat menyatu kongential sehingga ginesium dibentuk sebagai struktur tunggal, atau
dibentuk secara terpisah. Selanjutnya, karpel dapat terpisah kembali setelah pembuahan
dan sebelum penyebaran biji.
Tujuan
1. Mengetahui anatomi bunga.
2. Mengetahui proses perkembangan bunga.
3. Mengetahui jaringan pembuluh pada bunga.
A. STRUKTUR BUNGA
2. Sistem Vaskular
Sistem vaskular bunga yang relatif tidak terspesialisasi dengan bakal buah
menumpang sebanding dengan yang terdapat pada pucuk vegetatif, yaitu
berkas-berkas vaskular membelok ke organ lateral dari sistem berkas sumbu.
Apabila dasar bunga memanjang, bagian-bagian bunga dapat teratur menurut
pola filotaksis yang dihubungkan dengan keteraturan yang lazim dan terdapat
saling hubungan dengan adanya lacak vaskular, sedangkan pemendekan ruas
yang merupakan ciri khas banyak bunga, penyatuan bagian-bagian bunga,
bunga epigen (bakal buah tenggelam), dan berbagai modifikasi saling
hubungan antara bagian-bagian bunga, menyebabkan sistem vaskular bunga
menjadi kurang teratur dibanding yang ada pada pucuk vegetatif dan hubungan
antara sistem vaskular pada sumbu dan pada bagian-bagian bunga kurang jelas.
Pada bunga hipogen dengan penyatuan bagian-bagian bunga yang kurang,
sistem vaskular lebih jelas yaitu ada lacak vaskular. Tangkai bunga
menampilkan daerah vaskular silindris yang mengelilingi empulur dan di
sebelah luar dibatasi korteks. Pada dasar bunga di tingkat tempat daun kelopak
melekat, lacak vaskular membelok menuju ke daun kelopak. Setiap daun
kelopak mempunyai jumlah lacak vaskular sama dengan yang terdapat di daun
pucuk vegetatif pada tumbuhan yang sama. Di atas tingkat tersebut, lacak
vaskular membelok ke daun mahkota bunga, satu atau lebih ke setiap daun
tajuk pada tumbuhan dikotil, satu sampai banyak ke setiap daun perhiasan
bunga pada tumbuhan monokotil. Kemudian pada tingkat yang lebih tinggi
lagi, lacak vaskular menuju ke benang sari menjadi jelas dan umumnya satu
berkas untuk setiap benang sari, dan akhirnya adalah lacak vaskular yang
menuju ke daun buah. Jumlah lacak yang ke daun buah seringkali tiga lacak ke
setiap daun buah, satu di tengah dan dua di samping (lateral), namun ada juga
yang lebih dari tiga lacak (misalnya pada Gentianaceae). Cabang-cabang kecil
Daun kelopak dan daun tajuk dalam hal bentuk dan anatominya pada
dasarnya sama dengan yang ada pada daun, namun lebih sederhana, tersusun
dari parenkima dasar (sering disebut mesofil), sistem vaskular berada di
jaringan dasar, dan lapisan epidermis pada sisi abaksial dan adaksial. Sel-sel
yang mengandung kristal, idioblas, dan latisifer mungkin terdapat pada
jaringan dasar atau berhimpun dengan unsur-unsur vaskular. Daun kelopak
Geraniaceae mempunyai hipodermis berdinding tebal dengan druse di dalam
setiap selnya.
Daun kelopak biasanya berwarna hijau. Penyebaran kloroplas dalam daun
kelopak tergantung pada posisinya. Apabila daun kelopak tegak dan menempel
erat dengan daun tajuk, sebagian besar kloroplas terdapat di sebelah abaksial,
apabila daun kelopak melengkung, kloroplas paling banyak di sebelah adaksial.
4. Benang Sari
6. Daun Buah
Daun buah mungkin tidak layu atau tidak berlekatan dengan daun buah
lainnya dan masing-masing daun buah menjadi penyusun satu putik, suatu
putik yang tersusun dari satu daun buah saja disebut putik (ginoesium)
apokarp, sedangkan putik yang tersusun dari penyatuan lebih dari satu daun
buah disebut senokarp. Selanjutnya putik senokarp dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu putik parakarp (apabila hanya memiliki satu ruang bakal buah) dan putik
sinkarp (apabila jumlah ruang bakal buah sebanyak daun buah penyusun
putiknya). Bagian-bagian putik terdiri atas bakal buah, tangkai putik dan kepala
putik.
Dinding bakal buah kurang terdiferensiasi pada waktu sebelum dan selama
pembuahan. Dinding bakal buah terdiri atas sebagian besar parenkima dan
jaringan vaskular, epidermis berkutikula. Pada Compositae, Kristal kalsium
oksalat yang terdapat pada sel-sel dinding bakal buah berbeda-beda tergantung
pada spesiesnya. Dinding bakal buah mengalami perubahan-perubahan yang
nyata selama perkembangan buah dan kemudian dapat memperlihatkan
spesialisasi yang nyata.
C. Jaringan pembuluh
Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi
dari silinder pembuluh sentral, di taraf yang berbeda-beda dalam bunga. Jumlah berkas
pembuluh sepal dan petal amat beragam dalam berbagai bunga, tetapi berkas itu dapat
bercabang dikotom seperti pada daun. Pada stamen biasanya hanya ada satu berkas
pembuluh, namun beberapa familia memiliki ke khasan jalan daun, yakni berjumlah 3-4
berkas per stamen, seperti pada Araceae. Sistem pembuluh pada karpel terbagi menjadi
Makalah Anatomi Tumbuhan | Bunga
berkas ventral yang berdivergensi ke bakal biji, dan berkas karpel dorsal yang masuk ke
dalam stilus. Jumlah berkas pembuluh dalam stilus pada ginesium sinkarp sering
merupakan indikator jumlah karpel, meskipun kadang-kadang berkas itu bercabang atau
bersatu.
1. Sepal dan petal
Baik sepal maupun petal menyerupai daun. Pada penampang melintang, kedua
bagian bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi 3 atau 4
atau kladang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiamatris yang tak terdiferensiasi sel
memanjang disertai banyak ruang antarsel. Di dalamnya terdapat berkas pengangkut.
Misofil kurang termodifikasi dibandingkan dengan daun hijau, namun bisa pula
terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal atau hipodermis. Sepal biasanya berwarna
hijau dan berfotosintesis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal
maupun petal.
Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga, fungsi utama korola adalah
untuk menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian paling luas dan besar dari
bunga. Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korela sering tereduksi atau bahkan
tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan
vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin, dan berbagai
kondisi pengubah seperti pH cairan vakuola. Pada Rudbeckia hirta, dasar petal
mengandung glikosida flavonol, yang menyerap cahaya ultra violet dan membuat
tempat itu dapat dibedakan sebagai “tanda nektar” bagi serangga pollinator yang
sesuai. Pada Brassicaceae, yang juga dipolinasi oleh serangga, bunga menunjukan
berbagai pola pemantulan ultra violet. Pola itu membedakan taksa yang berkerabat
dekat dan dapat bernilai diagnosik dalam taksonomi.
Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur
internal. Dinding luar dapat berbentuk konveks atau berupa papila. Pada papilla
Tagetes, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.
2. Ginesium
Morfologi ginesium serta terminologi mengiringinya masih banyak
dipertentangkan. Yang pertama, apakah karpel suatu ‘phyllom’ berstruktur aksial atau
organ khusus yang tidak berhubungan dengan bagian lain dari bunga. Kedua, apa
makna dari penyatuan kongenital (sebelum muncul) dari sejumlah karpel, yang
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka beberapa
atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan
mulai membentuk bagian bunga.
2. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang amat penting karena berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.
3. Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertil
yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu
yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga
atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau
sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Masing-masing bagian tersebut
dapat menjadi karakter khas dari suatu familia ataupun tingkat takson di bawahnya.
4. Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari.
5. Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi
dari silinder pembulih sentral, di taraf yang berbeda-beda dalam bunga.
Saran
1. Sebelum mempelajari bunga yang merupakan alat perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan, kita harus mempelajari organ-organ utamanya terlebih dahulu.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Common Text Book : Anatomi Tumbuhan. Jakarta : IMSTEP
Hidayat, Estiti B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi
Bandung