You are on page 1of 3

KECERDASAN INTELEKTUAL

Kecerdasan spiritual penting sekali karena berpengaruh pada sikap pemimpin itu
pada dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus mampu
melihat sesuatu di balik sebuah kenyataan empirik sehingga ia mampu mencapai makna
dan hakikat tentang manusia. Dengan demikian, kemanusiaan manusia sungguh-sungguh
dihargai.

Yang terutama dalam kecerdasan spiritual adalah pengenalan akan kesejatian diri
manusia. Kecerdasan spiritualitas, bukan sebuah ajaran teologis. Kecerdasan ini secara
tidak langsung berkaitan dengan agama.

Spiritualitas itu mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya.


hakikat manusia itu dapat ditemukan dalam perjumpaan manusia dengan Allah ( pada
kondisi extase atau wajd ).

Kecerdasan intelektual (IQ) biasanya memungkinkan seseorang belajar di


universitas atau pun memegang jabatan profesional. Namun, ia bukanlah satu jaminan
yang seorang manusia yang memiliki IQ yang tinggi akan sejahtera dalam hidup. Banyak
yang menganggap bahwa jika seseorang individu itu memiliki tingkat kecerdasan
intelektual yang tinggi, maka individu itu akan memiliki peluang untuk meraih
kesuksesan yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Namun, ada banyak kasus di
mana seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi tersisih dari
orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang lebih rendah. Ini membuktikan
bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi tidak menjamin seseorang akan meraih
kesuksesan dalam hidupnya.

Sebaliknya, kecerdasan emosi ditemukan dapat mengurangi jurang penyisihan ini.


Kecerdasan emosi dapat dikembangkan seumur hidup dalam proses pembelajaran.
Kecerdasan emosi lahir seiring dengan pertumbuhan seseorang individu sejak lahir
sampai beliau meninggal dunia. Pertumbuhan kecerdasan emosi dipengaruhi oleh
keluarga, lingkungan lingkungan dan contoh-contoh pengalaman yang diperoleh
seseorang sejak lahir dari kedua orang tuanya. Kecerdasan emosi memiliki kaitan dengan
berbagai aspek yang dirasakan semakin sulit dilihat dalam kehidupan manusia yang
semakin modern dan maju kini. Saya akan bercerita lebih banyak tentang kecerdasan
emosi pada entry yang akan datang.
Kecerdasan spiritual sangat penting karena mempengaruhi sikap seseorang pada
dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang hebat harus mampu
melihat sesuatu di balik empiris sehingga mampu mencapai makna dan hakikat tentang
manusia. Dengan demikian, kemanusiaan seorang manusia itu dapat dihargai.Perkara
utama dalam kecerdasan spiritual adalah pengenalan kesejatian diri manusia itu sendiri.
Spiritual itu memandu manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya. Sehingga
memperoleh perolehan yang sebenarnya di dalam pencarian tujuan dalam kehidupan.

Kecerdasan intelektual (IQ), dibangun lewat nalar salah-benar ketika menyikapi


segala sesuatu di luar diri anak didik. Ini tidak terlalu berpengaruh dalam menciptakan
sosok pribadi yang paripurna. Tapi harus dilengkapi dengan rasa 'enak dan tidak' dalam
prilaku sosial sebagai representasi dari kecerdasan emosional (EQ) dan kondisi 'tenang-
gundah' sebagai manifestasi kecerdasan spiritual (SQ) yang bersifat transendental.
Kecuali itu, nalar salah-benar cendrung melakukan prose 'dehumanisasi' pada diri anak
didik. Mereka terpaksa memandang diri dan lingkungannya sesuai tolak ukur yang
mekanik. Sementara perasaan dan keyakinan disembunyikan dalam dirinya. Mereka
dijejali dengan kepribadian artifisial yang satu saat akan merugikan sisi kemanusiaan itu
sendiri. Menjadi sukses ditakar dengan deret ukur, tidak peduli sisi emosi dan spiritual
anak ketika ada dalam lingkungannya.

Aktualisasi potensi IQ, EQ,, dan SQ, akan membawa implikasi yang sangat besar
pada anak didik dalam cara berfikir dan bersikap. Mendidik bukan saja menjadikan
seseorang menjadi 'rasional', tetapi lebih menjadikannya bersikap 'irrasional'. Karena
terdapat potensi besar dalam diri setiap individu. Tidak hanya menyangkut hubungan-
hubungan sosial antarmanusia, tetapi juga hubungan-hubungan transendental yang
bersifat emosional-spiritual.

Memaknakan eksistensi emosional-spiritual bagi anak didik sedianya menjadi


agenda penting bagi para penyelenggara pendidikan. Pendidikan, kecuali bertujuan
membentuk kecerdasan intelektual, juga membentuk pribadi anak didik yang peka akan
eksistensi emosioan-spiritualnya. Pendidikan yang terlalu mementingkan kecerdasarn
intelektual mereduksi hakikat kemanusiaan itu sendiri; sebagai makhluk sosial dan
emosional-spiritual sekaligus.

Setelah kecerdasan intelektual para psikolog meyakini ada kecerdasan lain yang tak
kalah penting juga yakni kecerdasan emosional dan spiritual. Semua dimungkinkan karena
kecerdasan ini lahir dari pikiran. Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan
istilah antara kecerdasan intelektual dengan intelligence quotient ( IQ ) padahal keduanya
berbeda. IQ sebenarnya angka relatif untuk menunjukkan tingkat kecerdasan intelektual
hasil dari penggunaan otak manusia.

You might also like