You are on page 1of 7

Klasifikasi Penyakit

Klasifikasi penyakit merupakan satu upaya untuk meningkatkan akurasi diagnosis


mempergunakan hasil-hasil dari pemeriksaan gejala, tanda, test, dan pembuatan kriteria
diagnosis. Klasifikasi penyakit dapat dilakukan berdasarkan agen penyebabnya, patologi
penyakit, organ yang terserang, cara pengobatannya, cara penularannya, cara masuk atau
keluarnya penyakit dan faktor keterpaparan atau kepekaannya. (Timmreck, 2004)

A. Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular


1. Penyakit infeksi/menular (communicable diseases) :
 Penyakit menular melalui air
 Penyakit menular melalui udara
 Penyakit menular melalui kelamin
 Penyakit menular melalui binatang

2. Penyakit non-infeksi/tidak menular :


 Penyakit kongenital dan herediter
 Penyakit alergi dan radang
 Penyakit degeneratif atau kronis
 Penyakit metabolik
 Kanker / penyakit neoplastik

Jenis-jenis pengelompokan untuk penyakit menular maupun yang tidak menular sebenarnya
masih cukup luas, daftarnya masih bisa diperpanjang. Unutk penyakit menular, kelompok-
kelompok penyakit lainnya dapat berupa : water-washed diseases, faecal-oral diseases,
penyakit menular melalui tanah (soil-mediated infections), diseases water contact, infectious
skin rashes, diseases transmitted via body fluids, insect-borne diseases, dan lain-lain.
Pengelompokan ini tentu akan memberikan kemungkinan tumpang-tindih antara sesama
penyakit (Timreck, 2004).

B. Klasifikasi penyakit menurut ICD (International Classification of Diseases =


Klasifikasi Penyakit Internasional)
Sejak tahun 1948 WHO telah menerbitkan buku klasifikasi untuk menjadi pedoman
dalam mengklasifikasikan penyakit dan nomor kode untuk setiap penyakit. Sampai saat ini
ICD (International Classification of Diseases = Klasifikasi Penyakit Internasional) telah
mengalami beberapa revisi yang terakhir revisi ke-10 (ICD-X, tahun 1999).
Ada 21 kelompok utama penyakit menurut ICD X, yaitu :

1. Penyakit infeksi dan parasit.


Yang termasuk penyakit infeksi berdasarkan ICD-X antara lain : penyakit infeksi
usus, tuberculosis, penyakit bakteri zoonotik, penyakit bakteri lainnya, hepatitis virus, infeksi
virus pada system saraf, demam berdarah dengue, mikosis, penyakit protozoa, HIV-AIDS,
dan lain-lain.
Menurut data dari dinas kesehatan pada tahun 2006 berdasarkan ICD X, penyakit
infeksi dan parasit yang paling banyak yaitu demam berdarah dengue. Penyakit Demam
Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan jumlah
kabupaten/kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini
sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap
merupakan gambaran penyakit di masyarakat.
2. Neoplasma
Yang termasuk neoplasma berdasarkan ICD-X yaitu neoplasma ganas, neoplasma in situ,
neoplasma jinak, dan neoplasma sifat tidak tentu. Menurut ICD X, WHO 1992, neoplasma
yang paling banyak di Indonesia adalah  neoplasma sifat tidak tentu. Pada waktu ini
presentasi gambaran klinis maupun patologis kelihatannya sebagai suatu neoplasma jinak,
tetapi perjalanan penyakit menunjukkan ada sebagian yang dapat berubah sifatnya menjadi
ganas. Tidak ada parameter yang dipakai untuk menentukan mana yang tetap jinak dan mana
yang akan berubah menjadi ganas, kecuali data epidemiologis.

3. Penyakit darah dan organ pembentuk darah.


Yang termasuk penyakit darah dan organ pembentuk darah menurut ICD-X antara lain:
anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa, anemia defisiensi asam folat, anemia hemolitik,
anemia aplastik, DIC, purpura, dan beberapa kondisi perdarahan lainnya. Penyakit darah
yang paling banyak di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini umumnya
disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak disebabkan oleh infeksi
cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan
yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia.
Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : diet yang tidak mencukupi, absorpsi yang
menurun, kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi, perdarahan pada saluran cerna,
menstruasi, donor darah.
4. Penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas.
Yang termasuk penyakit endokrin, nutrisi dan gangguan imunitas menurut ICD-X
antara lain: penyakit thyroid, diabetes melitus, malnutrisi, sindrom metabolik, dan lain-lain.
Penyakit endokrin yang paling banyak diderita yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus
adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan
manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Tingkat prevalensi dari diabetes melitus
adalah tinggi. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika dan
merupakan penyebab utama kebutaan akibat neuropati diabetik. Tujuh puluh lima persen
penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit vaskular. Komplikasi yang paling
utama adalah serangan jantung, payah ginjal, stroke dan gangren.

5. Gangguan mental
Yang termasuk gangguan mental berdasarkan ICD-X antara lain: gangguan mental organik,
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif, skizofrenia, gangguan skizotipal dan
gangguan waham, gangguan suasana perasaan, perubahan kepribadian. Salah satu yang
banyak diderita adalah skizofrenia. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.

6. Gangguan sistem saraf


Yang termasuk gangguan system saraf menurut ICD-X antara lain: penyakit inflamasi
pada system saraf pusat, gangguan pada ekstrapiramidal, penyakit degeneratif pada sistem
saraf, polineuropati, cerebral palsy, penyakit pada sistem saraf lainnya. Di pusat-pusat
pelayanan neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GDPO)
selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap. Stroke adalah manifestasi
klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang
berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vaskular.
7. Penyakit mata dan adnexa
Yang termasuk penyakit mata dan adnexa menurut ICD-X antara lain: kelainan pada
lensa, system lakrimal, konjungtiva, sclera, kornea, iris, badan ciliar, lensa, koroid dan retina,
glaucoma, dan lain sebagainya. Yang paling banyak di derita yaitu katarak. Katarak adalah
setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progresif. Penyebabnya bermacam-macam. Umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi
dapat juga terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik,
dan gangguan perkembangan; kelainan sistem metabolik atau sistemik seperti, diabetes
melitus.

8. Penyakit telinga dan processus mastoideus


Yang termasuk dalam penyakit telinga dan processus mastoideus menurut ICD-X
antara lain: penyakit telinga bagian luar, penyakit telinga bagian tengah dan mastoid,
penyakit telinga bagian dalam, dan beberapa kelainan pada telinga. Yang paling banyak
adalah otitis eksterna dan otomikosis. Penyebab otitis eksterna biasanya Staphylococcus
aureus, Staphylococcus albus. Gejalanya antara lain rasa nyeri yang hebat, apalagi bila daun
telinga disentuh atau dipegang, liang tampak bengkak pada tempat tertentu, gangguan
pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

9. Penyakit sistem peredaran darah


Yang termasuk dalam penyakit system peredaran darah menurut ICD-X antara lain:
demam rematik akut, penyakit jantung rematik, hipertensi, penyakit jantung iskemik,
penyakit serebrovaskuler dan lain sebagainya. Hipertensi merupakan masalah kesehatan
global yang memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi
dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Dari beberapa penelitian, terlihat adanya
kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
dengan masyarakat pedesaan. Prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya
umur. Hipertensi bersifat penyakit endemik di Indonesia.

10. Penyakit sistem pernapasan


Yang termasuk penyakit system pernapasan menurut ICD-X antara lain: infeksi
saluran pernafasan atas, influenza dan pneumonia, infeksi saluran pernafasan bawah, dan
lain-lain. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering berada
dalam daftar pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan Ditjen Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit Sistem Napas menempati
peringkat pertama 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia.
pada orang normal tidaklah mudah bagi kuman patogen untuk dapat masuk sampai ke dalam
saluran pernapasan, mengingat sistem pertahanan paru yang berlapis-lapis dan bermacam-
macam bentuknya.

11. Penyakit sistem pencernaan


Yang termasuk penyakit system pencernaan menurut ICD-X antara lain: penyakit pada
esophagus, abdomen, duodenum, dan appendix, hernia, colitis, penyakit pada peritoneum dan
lain-lain. Penyakit sistem pencernaan yang paling banyak diderita di Indonesia adalah diare
dan gastoenteritis. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi
buang air besar lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah satu
bakteri penyebab diare adalah bakteri Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC).

12. Penyakit kulit dan jaringan.


Yang termasuk penyakit kulit dan jaringan menurut ICD-X antara lain: infeksi pada kulit dan
jaringan subkutan, dermatitis dan eksema, urtikaria dan eritema dan lain-lain.

13. Penyakit sistem otot rangka dan jaringan


Yang termasuk penyakit sistem otot rangka dan jaringan menurut ICD-X antara lain:
arthropaties, dorsopathies, kelainan pada jaringan lunak, osteopathies dan chondropathies,
dan lain-lain.

14. Penyakit sistem kencing dan kelamin


Yang termasuk penyakit sistem kencing dan kelamin menurut ICD-X antara lain: penyakit
glomerular, gagal ginjal, urolithiasis, penyakit pada ginjal dan ureter, infeksi pada organ
pelvis, penyakit non-infeksi pada genital, dan lain-lain.
15. Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
Yang termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas menurut ICD-X antara lain:
kehamilan dengan abortus, udema, proteinuri, dan hipertensi pada kehamilan, ketuban pecah
dini, infeksi intrapartum, dan lain-lain.

16. Keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal.


Yang termasuk keadaan tertentu yang berasal dari masa perinatal menurut ICD-X antara lain:
trauma lahir, kelainan pada system pernafasan dan kardiovaskuler, infeksi spesifik pada
periode perinatal, dan lain-lain.

17. Malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom.


Yang termasuk malformasi kongenital, deformitas dan abnormalitas kromosom menurut
ICD-X antara lain: malformasi kongenital pada sistem saraf, mata, telinga, wajah, sistem
sirkulasi, sistem, pernafasan, organ genital, malformasi kongenital dan deformitas pada
sistem muskuloskeletal, dan lain-lain.

18. Gejala, tanda dan hasil klinik, dan laboratorium abnormal yang tidak dapat
diklasifikasikan.

19. Cedera dan keracunan


Yang termasuk cedera dan keracunan menurut ICD-X antara lain: cedera pada kepala, leher,
thorax, abdomen, tulang belakang, luka bakar, keracunan obat dan lain-lain.

20. Penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian


Yang termasuk penyebab lain yang menyebabkan kecacatan dan kematian menurut ICD-X
antara lain: kecelakaan transportasi, perbuatan yang disengaja yang merugikan diri sendiri,
komplikasi akibat operasi, dan lain-lain.

21. Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan kontak dengan Yankes

Dapus :
Anonymous. 2010. Klasifikasi Penyakit. Available from :
http://www.kesmas.tk/2010/10/klasifikasi-penyakit.html. 2010. last accessed : May 22th 2011

Timmreck, T. C. 2004. Epidemiologi : Suatu Pengantar. Edisi ke 2. Penerbit EGC : Jakarta

You might also like