Professional Documents
Culture Documents
Grafik pertumbuhan yang paling umum digunakan di Amerika Serikat adalah Grafik dari
National Center for Health Statistik untuk anak laki-laki dan perempuan.
Parameter pertumbuhan fisik meliputi berat badan, tinggi badan, ketebalan lipatan kulit
dan lingkar lengan , dan lingkar kepala. Nilai untuk parameter pertumbuhan ini telah
digambarkan dalam grafik persentil dan pengukuran anak dalam persentil dibandingkan
dengan populasi secara umum.
Lingkar Kepala
Ukur lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan dan pada anak-anak yang memiliki
masalah pada ukuran kepalanya. Ukur lingkar kepala pada ukuran terbesarnya, biasanya
sedikit diatas alis mata dan daun telinga dan mengelilingi prominen oksipital dibelakang
tengkorak. Karena bentuk kepala dapat mempengaruhi lokasi lingkaran yang maksimum,
maka perlu dilakukan pengukuran lebih dari satu kali pada titik diatas alis mata. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang paling akutrat.gunakan selembar kertas atau
meteran logam karena meteran yang terbuat dari kain dapat meregang dan memberikan
pengukuran yang salah. Supaya hasil pengukuran benar-benar akurat, gunakan alat
pengukur dengan skala 0.1 cm , karena grafik persentil hanya berskala 0,5 cm.
Tandai ukuran kepala pada grafik pertumbuhan yang tepat dibawah lingkar kepala. Secara
umum, lingkar kepala dan lingkar dada sama pada usia 1-2 tahun. Selama masa kanak-
kanak, lingkar dada melebihi ukuran kepala sekitar 5-7 cm (2-3 inci).
Baku patokan
Bebertapa baku antropometrik berat badan dan tinggi badan yang dikenal saat ini adalah
sebagai berikut7,8,9,10
a. Baku Boston atau Harvard
Baku Harvard disusun berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian Stuart (1930-1939)
pada sejumlah anak Kaukasia dengan gisi relatif baik di Ameriksa Serikat. Baku Harvard
dipergunakan secara luas pada kartu pertumbuhan di Amerika Latin dan Asia.
b. Baku Tanner
Data yang dipergunakan pada baku Tanner diperoleh dari penelitian di berbagai negara di
Eropa yaitu Perancis, Belanda, Swedia, Swiss, dan Inggris. Baku Tanner ini dipakai sebagai
baku pertumbuhan untuk Inggris oleh International Children.s Centre UK Study. David
Morley, tahun 1975 menggunakan baku Tanner untuk menyusun kartu pertumbuhan anak
pertama yang dikenal dengan Rood to Health Chart.
c. Hasil penelitian di Indonesia
Jumadias tahun 1964 mengumpulkan data berat dan tinggi badan anak usia 6-18 tahun
dengan menggunakan persentil. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan persentil ke-
50 Jumadias berada di bawah 80% persentil ke-50 NCHS. Sedangkan persentil ke-90
Jumadias berada pada persentil ke-50 NCHS.
Husaini YK, dkk, mengumpulkan data berat dan panjang badan bayi usia 0-12 bulan serta
berat dan tinggi badan anak usia 12-60 bulan di Klinik gizi Bogor periode 1970-1984
sebagai bahan referensi antropometrik nasional.
d. Baku NCHS
Baku NCHS pertama tahun 1977 disusun berdasarkan data berat badan, tinggi badan pada
populasi di Amerika sejak tahun 1860 yang dikumpulkan oleh National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) secara berkala. Baku NCHS ini dipakai oleh WHO.
e. CDC 2000
Kurva CDC, dipublikasikan pada bulan Mei 2000, merupakan perbaikan/revisi dari Kurva
yng dibuat olleh National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 1977 dan
terdapat tambahan berupa Kurva Indeks Masa Tubuh terhadap umur. CDC menganjurkan
penggunakan kurva IMT/U untuk semua anak berusia 2 samapi 20 tahun menggantikan
kurva sebelumnya (1977) berat terhadan umur
2.1.1 Definisi
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.(Beck,
2000).
Sehat)
1) Definisi
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali
anak
hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS
dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini
Gambar 2.2. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya
Gambar 2.3. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya
Gambar 2.4. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap
bulannya.
Gambar 2.5. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu
( Supariasa, 2002)
Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998).
1) Berat badan
Umur 1 – 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8
2) Tinggi badan
Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir
Umur 2 – 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti.
Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel
tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan
dari sakit. Selama sakit banyak bagian tubuh yang rusak. Mungkin juga
sebagian selnya mati. Selama orang juga kurang makan sehingga tubuh
Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi.
Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.
diatur agar sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan
Tabel proporsi penyebab kematian bayi dan anak balita di Indonesia tahun
2007
Sumber: Badan Litbangkes, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007
1. Input
Balita sakit datang bersama kelaurga diberikan status pengobatan dan
formulir MTBS Tempat dan petugas : Loket, petugas kartu
2. Proses
• Balita sakit dibawakan kartu status dan formulir MTBS.
• Memeriksa berat dan suhu badan.
• Apabila batuk selalu mengitung napas, melihat tarikan dinding dada dan
mendengar stridor.
• Apabila diare selalu memeriksa kesadaran balita, mata cekung, memberi
minum anak untuk melihat apakah tidak bias minum atau malas dan
mencubit kulit perut untuk memeriksa turgor.
• Selalu memerisa status gizi, status imunisasi dan pemberian kapsul Vitamin
A
Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager
3.Output
Klasifikasi yang dikonversikan menjadi diagnosa, tindakan berupa pemberian
terapi dan konseling berupa nasehat pemberian makan, nasehat kunjungan
ulang, nasehat kapan harus kembali segera. Konseling lain misalnya kesehatn
lingkungan, imunisasi, Konseling cara perawatan di rumah. Rujukan
diperlukan jika keadaan balita sakit membutuhkan rujukan Tempat dan
petugas : Ruangan MTBS, case manager.
PENATALAKSANA BALITA SAKIT DENGAN PENDEKATAN MTBS
Berikut ini gambaran singkat penanganan balita sakit memakai pendekatan
MTBS. Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh
Petugas kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut
Algoritma MTBS untuk melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara:
menanyakan kepada orang tua/wali, apa saja keluhan-keluhan/masalah anak
kemudian memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'.
Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil
tanya-jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi, petugas akan
menentukan jenis tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi
Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter
Puskesmas, anak yang imunisasinya belum lengkap akan dilengkapi, anak
dengan masalah gizi akan dirujuk ke ruang konsultasi gizi, dst.
Gambaran tentang begitu sistematis dan terintegrasinya pendekatan MTBS
dapat dilihat pada item di bawah ini tentang hal-hal yang diperiksa pada
pemeriksaan dengan pendekatan MTBS. Ketika anak sakit datang ke ruang
pemeriksaan, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali
secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum
seperti:
• Apakah anak bisa minum/menyusu?
• Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
• Apakah anak menderita kejang?
Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak
letargis/tidak sadar?
Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:
• Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
• Apakah anak menderita diare?
• Apakah anak demam?
• Apakah anak mempunyai masalah telinga?
• Memeriksa status gizi
• Memeriksa anemia
• Memeriksa status imunisasi
• Memeriksa pemberian vitamin A
• Menilai masalah/keluhan-keluhan lain
Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan
mengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu melakukan langkah-
langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam
penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakukan antara lain:
• Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
• Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
• Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di
rumah, misal aturan penanganan diare di rumah
• Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama
anak sakit maupun dalam keadaan sehat
• Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan
• dan lain-lain
Selain itu di dalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda
berusia kurang dari 2 bulan, yang disebut juga Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM). Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam MTBM terdiri dari:
• Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri
• Menilai dan mengklasifikasikan diare
• Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus
• Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan
atau masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Yang menarik disini, diuraikan
secara terperinci cara mengajari ibu tentang cara meningkatkan produksi
ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi masalah pemberian ASI secara
sistematis dan terperinci, cara merawat tali pusat, menjelaskan kepada ibu
tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan, menasihati ibu cara
memberikan cairan tambahan pada waktu bayinya sakit, kapan harus
kunjungna ulang, dll.
• Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi.
• Memeriksa masalah dan keluhan lain.