You are on page 1of 4

Edisi: 02/Mei 2011 - diterbitkan oleh Mahasiswa Filsafat - www.tanpanamayes.co.

cc

PECUNDANG AGAMA dan NEGARA


Daqoiqul Misbah*
“Kafir kamu!”. Kira-kira seperti Itulah pelbagai mereka halal mengambil uang siapa saja termasuk uang
polemik yang sering terjadi sekarang. Kata ini juga makin orang tuanya. Misalnya sebuah kasus yang terjadi di
populer seiring dengan munculnya banyak kelompok Surabaya, seorang mahasiswa tertarik ikut NII gara-gara
yang terjadi di Indonesia. Banyak diberikan kebebasan untuk memilih
yang saling mengafirkan antara gadis cantik sebagai calon istri. Gadis-
teman, saudara, bahkan yang lebih gadis cantik itu dapat dilihat saat
parah adalah orang tua sendiri acara pengajian khusus komunitas NII.
dianggap kafir olehnya. Nampaknya Setelah mahasiswa tersebut
semakin lama kata tersebut menjadi mengikuti beberapa kali pengajian
kebiasaan oleh sekelompok orang. dan proses cuci otak, akhirnya dia
Padahal, kata tersebut bukanlah dimintai uang mahar senilai Rp. 1 juta
kata-kata yang sembarangan boleh diucapkan yang untuk menikahi gadis yang dipilihnya. Karena tidak
takutnya nanti akan berdampak pada psikologis punya uang, akhirnya ia terpaksa mengambil uang orang
seseorang. tuanya dan mengamen untuk mengumpulkan mahar itu.
Sungguh lucu sekali kalau kita hanya bisa Semakin lama ia tidak nyaman dengan ajaran NII yang
mengafirkan orang. Kita semua juga bisa kalau hanya menyimpang, juga dengan kedatangan aktivis NII yang
mengafirkan orang, baik yang berilmu maupun yang sering kerumahnya untuk menagih uang mahar. Pikiran,
tidak berilmu. Yang menjadi tugas kita adalah perasaan dan tindakan berkecamuk dalam dirinya. Ia
bagaimana mengubah seseorang yang berasumsi kafir juga semakin skeptis dengan tindakan yang akan
tersebut bisa kembali lagi ke jalan yang benar dan bukan dilakukan, karena ketika membelot ia takut jika terkena
malah mengklaim seseorang menjadi kafir. Perbuatan hukum pancung dan jika tetap bergabung ia akan
seperti itu sungguh menyimpang dari ajaran Islam. semakin tidak nyaman dan tersesat. Maka dari itu, ia
To the point, dewasa ini banyak kasus mengambil keputusan untuk keluar dari NII dan tidak
pemberontakan yang terjadi di Negara kita. Kelompok dikenai hukum pancung.
tersebut ingin Negara kita diubah ke dalam Negara Berdasarkan kasus diatas, kita bisa menganalisa
berbasis Islam. Berdirinya kelompok tersebut tak lepas bahwa NII hanyalah kelompok pecundang yang hanya
dari sosok Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang menggembar-gemborkan nilai Islam fundamental.
berhasil diproklamasikan pada 7 Agustus 1949. Lantas, Mau jadi apa negeri ini kalau mereka berhasil
kelompok tersebut tak lain adalah Negara Islam mendirikan Negara Islam Indonesia? Bukan Negara
Indonesia (NII) yang menginginkan Negara teokrasi Islam Indonesia yang terbentuk, tetapi Negara
dengan Islam sebagai dasar Negara. Artinya, Negara ini InsyaAllah Islam. Kalimat itulah yang semestinya
haruslah berdasarkan pada hukum Tuhan yang menurut digunakan kelompok NII melihat kondisi dan fakta di
kepercayaan mereka bahwa Tuhan langsung lapangan. Mereka mengusung Islam sebagai dasar
memerintah Negara melalui ajaran Islam yang sudah Negara dengan hukum tertinggi al-qur’an dan hadits,
ada sebelumnya. tetapi perbuatan mereka tidak sesuai dengan cara yang
Kelompok NII semakin lama menjadi besar dan mereka lakukan. Memang konsep mereka bagus, tetapi
tersebar dimana-mana. Pasalnya, sasaran cara yang mereka lakukan belum sesuai. Maka dari itu,
rekrutmentnya tidak pandang bulu, mulai dari orang banyak tokoh-tokoh Islam yang tidak sependapat
tua, mahasiswa, sampai anak baru gede (yang populer dengan mereka. Mantan presiden RI, K.H. Abdurrahman
disebut ABG). Mereka menarik minat calon korbanya Wahid misalnya, Secara terus terang bahkan
melalui berbagai cara, salah satunya adalah metode mengatakan: “musuh utama saya adalah Islam kanan,
“cuci otak”. Setiap korban NII selalu dimintai uang dan yaitu mereka yang menghendaki Indonesia berdasarkan
1
Islam dan menginginkan berlakunya syari’at Islam”. menurut kriteria mereka. Orang yang menurut mereka
(Republika, 22 September 1998. hal. 2 kolom 5). salah dan tidak sesuai dengan ajaran langsung diklaim
Semestinya orang-orang NII harus bisa lebih kafir. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada
dewasa dan memperdalam syari’at Islam, bukan malah terhadap NII yang pecundang dan sok suci itu.
menjadi pecundang dan sok suci yang
mengatasnamakan kelompok Islam. Seakan-akan Islam *Penulis adalah mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat
milik mereka sendiri dan Indonesia yang berlandaskan semester 4
Pancasila bukanlah Negara yang baik dan benar

Kuliah Cinta
Khairus Shaleh*
Cinta tak lagi menjadi penghalang bagi segala sesuatu yang berhubungan dengan kuliah.
mahasiswa untuk lebih baik dan menggapai tujuan Mahasiswa akan malas belajar, merasa enggan masuk
sesuai dengan harapan. Justru cintalah sebenarnya yang kelas dan cenderung meremehkan perkuliahan,
menentukan kesuksesan tersebut. sehingga masuk kelas lebih awal dan tepat waktu
Kita akan merasa heran ketika melihat suasana menjadi sesuatu yang sangat berat. Keadaan ini
perkuliahan di perguruan tinggi. Mahasiswa malas merupakan hal yang wajar mengingat aktifitas tersebut
kuliah merupakan hal lumrah. Lambat kuliah sudah tidak didasari oleh cinta, tetapi karena tekanan absen
menjadi kebiasaan. Hanya hadir di kelas tanpa ada dan segala macam yang mewajibkannya hadir kuliah.
tujuan yang jelas sudah menjadi rutinitas. Buku bacaan Kemudian, ketidak cintaan mahasiswa terhadap
menjadi sesuatu yang sangat menakutkan. ilmu pengetahuan mengakibatkannya menjauh dari
Keadaan seperti ini mengakibatkan goncangan berbagai kegiatan keilmuan. Mereka tidak akan
besar terhadap kualitas keilmuan mahasiswa. Padahal membaca, diskusi, menghadiri seminar dan forum-
mahasiswa merupakan kader bangsa yang harus siap forum ilmiah lainnya kecuali mendapatkan nasi, snack
mengemban tugas-tugas kemanusiaan yang merupakan dan sertifikat.
cita-cita bersama. Membangun bangsa menjadi lebih Merupakan kewajiban bagi berbagai pihak, baik
baik, menjadikan bangsa ini sebagai negara yang dosen ataupun mahasiswa untuk lebih meningkatkan
diperhitungkan dunia dalam berbagai hal, terutama rasa cinta. dosen meningkatkan cintanya kepada
dalam tatanan ilmu pengetahuan. mahasiswa dan demikian sebaliknya. Mahasiswa juga
Jika mahasiswa sudah seperti itu, tidak harus lebih meningkatkan cinta kepada ilmu
memunyai semangat untuk mengembangkan keilmuan pengetahuan sehingga aktifitas belajar akan terlaksana
lebih jauh lagi. Lantas, siapa yang harus dengan maksimal meskipun tanpa ada undang-undang
memperjuangkan cita-cita negara?. Apakah harus orang yang mengharuskannya giat.
luar yang mengendalikannya sehingga bangsa ini Cinta dosen terhadap mahasiswa akan membuat
menjadi singa ompong?. Tidak ada pilihan lain kecuali dosen menuangkan ilmu pengetahuan kepada
mengembalikan laju mahasiswa kepada rel-rel yang mahasiswa dengan maksimal dan terbaik. cinta
mengarahkan kepada tujuan awal sebagai generasi yang mahasiswa kepada dosen akan membuat seluruh yang
akan menentukan masa depan bangsa ini. dikatakan dosen menjadi patokan. Cinta mahasiswa
Faktor yang sangat dominan dalam terhadap ilmu pengetahuan akan membuat mereka
permasalahan ini tidak lain adalah semakin selalu haus akan ilmu pengetahuan.
mereduksinya cinta di kalangan manusia-manusia Media pengetahuan bagai perempuan-
kampus. Cinta antara dosen dan mahasiswa semakin perempuan cantik yang selalu membuatnya bahagia
lama kian meredup. Dosen menganggap masuk ke kelas yang tak terlukiskan dan merasa sedih dikala terpisah
hanya karena kewajiban mengisi absen, sehingga ia dengannya walau satu detik pun. Membaca buku
tidak menguasai matakuliah yang disampaikan. dengan mesra, tanpa ada sedikitpun capek dan bosen
Mahasiswapun juga tidak ketinggalan, menganggap terhadapnya.
dosen sebagai musuh. Kata-kata dan himbauan dosen
tidak lagi menjadi idaman, sehingga tidak mungkin *Penulis adalah mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat
mereka mengerjakannya. semester 4
Memudarnya cinta di atas mengakibatkan
semakin mendestruksinya cinta mahasiswa kepada

2
Helmy; Seruan untuk Para Pejabat Agama Asli Nusantara: Kejawen
Pegerakan… Kejawen (bahasa Jawa
Simbol kecintaan pada tanah air beta Kejawèn) adalah sebuah
Kecintaan yang selalu berseru untuk berjuang kepercayaan atau mungkin boleh
Berjuang atas nama rakyat lemah nan tak berdaya dikatakan agama yang terutama
Rakyat yang tak kuasa berbuat apa-apa dianut di pulau Jawa oleh suku
Yang hanya bisa berteriak di telingaku Jawa dan sukubangsa lainnya
“Indonesia… kemana kau pergi Indonesiaku!” yang menetap di Jawa.
Kata “Kejawen” berasal dari kata Jawa, sebagai
Pergerakan… kata benda yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
Seruan yang membangunkan para pejabat yaitu segala yg berhubungan dengan adat dan
Yang tertidur ketika rapat soal rakyat kepercayaan Jawa (Kejawaan). Penamaan "kejawen"
Seruan yang memekakkan telinga para politikus tuli bersifat umum, biasanya karena bahasa pengantar
Yang tak bisa mendengar tangisan-tangisan rakyat ibadahnya menggunakan bahasa Jawa. Dalam konteks
Seruan yang membakar kursi-kursi wakil rakyat umum, kejawen merupakan bagian dari agama lokal
Yang mau membangun gedung mewah di tengah Indonesia. Seorang ahli antropologi Amerika Serikat,
kemalangan rakyat Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam
Seruan buat kau mata-mata yang haus bukunya yang ternama The Religion of Java atau dalam
Yang haus akan video-video porno bahasa lain, Kejawen disebut "Agami Jawi".
Seruan juga buat kau keadilan Kejawen dalam opini umum berisikan tentang
Yang pergi entah ke mana seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-
Apakah mungkin kau kembali lagi? orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau
spiritualistis suku Jawa.
Pergerakan… Penganut ajaran kejawen biasanya tidak
Hidup untuk membawa kembali jiwa negeri yang telah menganggap ajarannya sebagai agama dalam
lama hilang pengertian seperti agama monoteistik, seperti Islam
Membangunkan hati-hati yang dininabobokkan oleh atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai
uang seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi
Mencibir ketidakadilan dengan sejumlah laku (mirip dengan "ibadah"). Ajaran
Hidup pergerakan kejawen biasanya tidak terpaku pada aturan yang ketat,
Tanpa pergerakan kau tak hidup! dan menekankan pada konsep "keseimbangan". Dalam
pandangan demikian, kejawen memiliki kemiripan
dengan Konfusianisme atau Taoisme, namun tidak sama
edisi #2
pada ajaran-ajarannya. Hampir tidak ada kegiatan
perluasan ajaran (misi) namun pembinaan dilakukan
Apakah mungkin untuk menjelajah
di bulan menggunakan sebuah secara rutin.
kompas? Simbol-simbol "laku" biasanya melibatkan
benda-benda yang diambil dari tradisi yang dianggap asli
Ayo rebut hadiah pulsa Rp. 5.000,- untuk 1 orang Jawa, seperti keris, wayang, pembacaan mantera,
pemenang. TERCEPAT DAN BENAR, NO HP penggunaan bunga-bunga tertentu yang memiliki arti
ANDA TERISI PULSA OTOMATIS. simbolik, dan sebagainya. Akibatnya banyak orang
(termasuk penghayat kejawen sendiri) yang dengan
Caranya Ketik: TEBAK (spasi) NAMA (spasi) mudah mengasosiasikan kejawen dengan praktik klenik
YA/TIDAK (spasi) ALASAN kirim ke dan perdukunan.
081902552879. Ajaran-ajaran kejawen bervariasi, dan sejumlah
aliran dapat mengadopsi ajaran agama pendatang, baik
Hindu, Buddha, Islam, maupun Kristen. Gejala
Jawaban edisi #1
sinkretisme ini sendiri dipandang bukan sesuatu yang
6 Dolar, Alasannya dalam aturan Aritmatika perkalian aneh karena dianggap memperkaya cara pandang
didahulukan dari penjumlahan. Jadi, 2 dolar tambah 2 terhadap tantangan perubahan zaman.
dolar kali 2 dolar = 6 dolar.
3
Adalah tugas kita bersama untuk bisa menciptakan
lingkungan dan tradisi gila membaca, karena masalah ini
berada dipundak kita semua. Mulai dari orang tua, guru
MENGISI KEBANGKITAN NASIONAL di sekolah, maupun pemerintah yang memiliki
dengan MEMBACA kekuasaan dan wewenang untuk mengeluarkan
kebijakan. Lebih baik kita mengisi hari kebangkitan
Tahukah anda bahwa tanggal 17 Mei adalah Hari Indonesia dengan membaca buku. Semoga dengan
Buku Nasional? Tampaknya peringatan hari buku ini adanya Hari Buku Nasional tersebut, masyarakat
belum begitu familiar dikalangan masyarakat. Hal ini Indonesia khususnya kaum akademis akan lebih sadar
disebabkan minat pembaca buku semakin lama mulai terhadap pentingnya membaca buku, karena dengan
pudar dan usang seiring berkembangnya ilmu begitu kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dan
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Banyak yang bilang wawasan berpikir yang notabene semuanya berujung
bahwa membaca buku hanya membuat orang pada peningkatan kecerdasan. (dq)
mengantuk, jenuh, pusing, serta buku tidak se-menarik
alat visual dan digital seperti televisi, handpone atau
blackberry. Hal inilah yang nampaknya jadi pemicu
kenapa tradisi membaca buku masih belum diminati. Luthfi (AF): Hari Kebangkitan Nasional dinodai
Terbukti di setiap sudut perpustakaan baik yang ada di dengan ricuhnya kongres PSSI, semoga FIFA tidak
sekolahan maupun universitas kerap kali terlihat sepi, memberikan sanksi terhadap persepakbolaan kita.
dan kalaupun ramai itu hanyalah tuntutan akademis Anistok (AF): Tak adalagi mahasiswa, yang ada hanya
belaka. anak SMA. Budaya akademis hilang terganti dengan
Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar budaya pop, konsumtif, plagiat, follow (ikut-ikutan,
telah mencanangkan bahwa tanggal 17 Mei adalah Hari yang penting dianggap keren). Oh Indonesiaku
Buku Nasional, karena ia ingin memacu minat baca Duwi wulandari (Staff The Management):
masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan Muhammad Saifullah (Mahasiswa UHAMKA): kata
buku. Tetapi beberapa bulan terakhir terdengar kabar Ricardo Fasta : "enak yah jadi pengusaha sambil
bahwa peringatan Hari Buku Nasional diganti pada tiduran ajah bisa transaksi. Welcome brother ... ayoo
tanggal 21 Mei, mungkin agar beriringan dengan Hari kita bikin komunitas Pengusaha Muda Mahasiswa.
Kebangkitan Nasional yaitu tanggal 20 Mei. Ainur Rofiq (AF): kata pepatah lama: “waladatka
“Buku adalah jendela dunia” suatu pepatah yang ummuka ya ibna âdama bâkiyan, wa al-nâsu
kerap kali muncul di telinga kita. Namun hal ini belum hawlaka yadlhakûna surûran, fa ijhad li nafsika an
bisa mengubah masyarakat Indonesia untuk melahap takûna idzâ bakaw fî yawmi mawtika dlâhikan
buku-buku yang ada, seperti halnya masyarakat Jepang, masrûran.” Wahai anak Adam, Engkau menangis saat
Amerika, Korea, dan Negara-negara lainnya. Bagi dilahirkan ibumu, sedangkan orang-orang yang ada di
mereka membaca buku tak ubahnya seperti makan sekitarmu menangis bahagia (karena kelahiranmu),
camilan yang dibawa ke mana-mana. Itulah mengapa maka buatlah mereka menangis sedih (karena
mereka lebih maju dibandingkan Negara kita, karena kehilangan), sedangkan Engkau sendiri tertawa, di
mereka tidak pernah merasa puas untuk selalu terus hari kepergianmu.
membaca meskipun kemajuan telah dicapai. Oleh
karena itu, buku sering disebut sebagai jendela Ingin Nama Kerenmu tercantum di ? Kirim
peradaban dan bukan hanya sebatas pengantar tidur. kalimat kritis rekonstruktif, inspiratif, ucapan, atau kata
Masyarakat Indonesia maksimal satu hari mutiara, sekarang! Dan lihat namamu di Buletin Tanpa
membaca buku hanya empat jam, butuh dua kali lipat Nama edisi mendatang.
untuk bisa sama dengan masyarakat di Negara-negara
maju. Sungguh riskan sekali kita sebagai mahasiswa Caranya: Ketik STATUSKU (spasi) NAMA (spasi)
yang katanya sebagai kaum intelektual tetapi tidak JURUSAN (spasi) KATA MAUTMU, kirim ke
ramah terhadap buku bahkan jarang untuk membaca 087827155100
buku.

You might also like