Professional Documents
Culture Documents
• Home
• Profil
• Terms and Conditions
• Contact
• Donate
• Tanya Jawab
• Report Abuse
Home
BAB I
PENDAHULUAN
1 . 1 Latar Belakang
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dan juga segala isinya serta aspek-
aspek yang berpengaruh di dalamnya. Pada dasarnya bumi ini bersifat dinamis dimana bumi ini
selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini akan selalu terjadi alam skala
lokal maupun regional.
Oleh karena sifat bumi yang selalu bergerak, maka sangatlah perlu dlakukan penelitian yang
khusus terhadap pergerakan bumi ini serta pengaruh terhadap kehidupan manusia. Dimana dapat
kita hitung kecepatan dari pergerakan itu serta apa akibat yang ditimbulkan dari pergerakan itu.
? Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan administrasi berupa perizinan baik dari pihak Universitas
Hasanuddin maupun Pemerintah daerah serta persiapan teknis menyangkut peralatan dan bahan
yang digunakan selama penelitian seperti peta dengan skala 1 : 25.000, kompas geologi, dan alat-
alat lainnya yang diperlukan dalam kegiatan penelitian tersebut.
Dalam tahap ini juga dilakukan studi literatur untuk memperoleh gambaran umum mengenai
daerah penelitian yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan.
? Tahap Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan tahapan pengambilan data-data geologi pada lokasi penelitian
melalui pencatatan data-data geologi permukaan berupa pencatatan data lapangan pada buku
lapangan, pengambilan conto batuan.
? Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini semua data yang telah diamati di lapangan diolah dalam bentuk pengukuran
kekar, gambar profil kekar, pengukuran kedudukan batuan , sketsa kekar, Dibuat dalam laporan
sementara yang selanjutnya untuk dianalisa dan diinterpretasikan.
? Tahap Penyusunan Laporan
Setelah data-data terolah dan terinterpretasikan, maka hasil penelitian disusun dalam suatu
laporan ilmiah. Laporan ini memuat semua data lapangan, hasil analisis dan interpretasi secara
sistematik berupa uraian deskriptif.
1 . 5 Alat dan Bahan
Adapaun alat dan bahan yang digunakan dalam Field Trip Struktur Geologi ini antara lain :
1. Peta lintasan
Untuk membantu dalam mengetahui posisi dan sebagai penunjuk pada daerah penelitian.
2. Kompas geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur kedudukan batuan, mengukur arah ataupun slope.
3. Palu geologi
Palu geologi digunakan untuk membantu mengambil sampel batuan
4. Betel
Betel digunakan juga dalam pengambilan sampel yang lunak
5. Kantong sampel
Kantong sampel merupakan tempat untuk menyimpan sampel dan memberi label sehingga
mudah dikenali.
6. Spidol Permanen
7. Larutan HCl
Digunakan sebagai uji sifat kimiawi pada batuan, apakah bersifat karbonatan atau silika.
8. Mistar dan busur derajat
Digunakan sebagai alat untuk membantu pengeplotan data
9. Klip board
Digunakan sebagai alas dalam pencatatan data lapangan serta alat bantu dalam pengambilan
kedudukan batuan.
10. Klip Dan Hecter
Digunakan untuk menghecter kantong sampel tempat sampel
BAB II
SRUKTUR GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN
Gambar 2.1. Peta Geologi Daerah Sulawesi Selatan (Rab, Sukamto 1992)
Gambar 2.2. Peta Geologi Pulau Sulawesi dan sekitarnya (GRDC, 19**)
3.1 Lipatan
3.1.1 Pengertian Lipatan
Lipatan adalah merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
suatu lengkungan atau kumpulan lingkungan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang
dalam bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam lipatan adalah bidang
perlipatan, foliasi, dan liniasi.
3. Lipatan simetris atau lipatan setangkup (symetrical fold) atau lipatan tegak (upright fold)
adalah lipatan yang bidang sumbunya vertikal.
4. Lipatan asimetris atau lipatan tak setangkup (asymetricalo fold) adalah lipatan yang sumbu
lipatannya miring.
5. Lipatan menggantung (overturned fold or overfold) adalah lipatan yang sumbu lipatannya
miring dan kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang sama. Biasanya sudut kemiringan
kedua sayapnya berbeda. Sayap lipatan yang menggantung atau terbalik (overturned, inverted, or
reversed limbs) adalah sayap lipatan yang telah mengalami rotasi lebih dari 90o dari posisi
awalnya. Pada lipatan ini simbol jurus dan kemiringannya agak berbeda dari simbol yang biasa.
Gbr 3.3 Beberapa varietas lipatan I. (A) Lipatan simetris. (B) Lipatan Asimetris. (C) Lipatan
menggantung. (D) Lipatan rebah
6. Lipatan rebah (recumbent fold) adalah lipatan yang bidang sumbunya horizontal. Lipatan ini
dalam skala besar banyak ditemukan di Pegunungan Alpina (Eropa) sehingga peristilahan yang
berhubungan dengan lipatan ini umumnya disusun oleh para ahli geologi Eropa. Lapisan-lapisan
pada sayap yang terbalik biasanya jauh lebih tipis dibandingkan dengan pada sayap normalnya.
Istilah arch – bend digunakan untuk menamakan bagian kurva lipatan yang terletak diantara
sayap terbalik dan sayap normal. Istilah ini hampir sama pengertiannya dengan sendi. Banya
lipatan rebah yang ditemukan di Pegunungan Alpina tersusun oleh batuan kristalin Paleozoikum
di bagian pusatnya dan batuan sedimen Mesozoikum sebagai penutupnya, sehingga kemudian
muncullah istilah inti (core) dan kulit (shell). Lipatan rebah sering menyebabkan munculnya
lipatan-lipatan rebah sekunder yang terbentuk seperti jari tangan sehingga disebut penjarian
(fingering). Jika singkapan lipatan ini cukup baik, kita akan dapat melihat akar (root) atau zona
akar yang merupakan suatu tempat di permukaan bumi sdimana lipatan ini muncul.
7. .Lipatan isoklinal (isoclinal fold) adalah lipatan yang kedua sayapnya sejajar atau hampir
sejajar. Lipatan ini dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis yaitu :
• Lipatan isoklinal-tegak ; bidang sumbunya vertikal
• Lipatan isoklinal-miring ; bidang sumbunya miring.
• Lipatan isoklinal-rebah ; bidang sumbunya horizontal.
8. Lipatan kotak (box fold) adalah lipatan yang puncaknya rata dan datar, sendi lipatan ini ada
dua buah dan terletak pada sisi-sisi bidang puncaknya.
9. Lipatan kipas (fan fold) adalah lipatan yang kedua sayapnya menggantung. Pada antiklin
lipatan kipas arah kemiringan kedua sayapnya saling mendekat, sedang pada sinklinnya saling
menjauh.
10. Kink band adalah pitasempit, dengan lebar biasanya beberapa inci atau beberapa kaki, dan
dianggap sebagai lapisan yang lebih landai daripada lapisan disekitarnya. Batas kink band
biasanya berupa rekahan
.
Gbr 3. 5 Beberapa varietas lipatan III. AP = bidang sumbu. (A) Lipatan kipas. (B) kink band.
suatu rekahan dapat memisahkan kink band dari lapisannya.
11. Di dataran tinggi (plateau), dimana pada umumnya lapisan relatif datar. Suatu strata dapat
mengalami perlipatan lokal dengan kemiringan yang landai, yang disebut monoklin. Kemiringan
lapisan dalam suatu monoklin dapat berkisar dari beberapa hingga 90o dan ketinggian suatu
lapisan yang sama, pada sisi yang berbeda, dapat mencapai ribuan kaki.
12. Istilah homoklin (Yunani, homocline = ”kemiringan tunggal”s) dipakai untuk menamakan
suatu strata yang salah satu sisinya miring dengan kemiringan relatif seragam. Meski homoklin
dalam suatu daerah luas biasanya merupakan sayap suatu lipatan, tapi istilah ini berguna untuk
menunjukkan jenis struktur pada satu daerah yang relatif kecil.
3.2 Kekar
3.2.1 Pengertian Kekar
Kekar merupakan suatu rekahan yang relative tanpa mengalami pergeseran pada bidang
rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik maupun non
tektonik. Dalam analisa struktur geologi yang diperlukan adalah kekar yang disebabkan oleh
gejala tektonik
Pada umumnya kekar merupakan bidang datar, tetapi bebrapa diantaranya ada juga yang
merupakan bidang kurvatur.Disepanjang bidang itu tidak terjadi pergerakan atau pergeseran. Hal
itulah yang merupakan pembeda antara kekar dengan sesar. Jadi Kekar dapat diartikan sebagai
rekahan batuan yang belum mengalami pergeseran atau pergerakan relatif.
Istilah kekar pertama kali digunakan dilapangan batubara Inggris karena para ahli pertambangan
melihat bahwa batuan-batuan bergabung disepanjang rekahan-rekahan, seperti halnya Batubara
disusun untuk membentuk suatu dinding.
Foto 3.1 Kenampakan kekar tiang (a) dan endapan tufa (tufa), di daerah Bulu Allakuang, (difoto
ke arah N 35 oE )
3.2.4 Ganesa Kekar
• Kekar terbentuk apabila tekanan yang bekerja pada batuan yang agak rapuh baik berupa tension
maupun compresi.
• Sekiranya akibat tarikan(tension), maka kekar terebut akan memiliki bukaan pada blok batuan
yag terkekarkan. Apabila kekar tersebut merupakan kekar yang terbentuk akibat mampatan
(compresi), maka akan membentuk kekar yang merupakan koyakan pada batuan.
• Walau bagaimanapun ada yang berpendapat bahawa kebayakan kekar yang ada di permukaan
bumi sekarang adalah akibat dari tegasan.
• Retakan biasanya terbentuk semasa berlaku perlipatan pada batuan yang rapuh. yang mungkin
terbentuk secara menegak, atau oblik dengan arah lipatan.
• Kekar dapat juga terbentuk berdekatan dengan sesar rapuh. Pergerakan sepanjang sesar
biasanya menghasilkan suatu kekar secara sistematik.
• Kekar tektonik dan hidraulik terbentuk pada daerah lapisan kulit bumi yang dalam. Akibat
tekanan benda cair yang abnormal. Kekar hidraulik terbentuk pada waktu pemampatan yang ber
arah tegak pada batuan sediment, pada kedalaman lebih dari 5 km.
• Kekar tektonik terbentuk pada keadaan yang sama, tetapi tegasannya datang dari mampatan
yang berarah mendatar. Kekar tektonik dapat terbentuk pada kedalaman kurang dari 3 km.
Contohnya, kekar pada batuan yang terlipat dan tersesar.
• Kekar dapat juga terbentuk akibat pengurang beban pada lapisan yang dekat dengan
permukaan.
• Kekar pengurangan beban berlaku bila separuh daripada beban pada permukaan dikeluarkan
dari batuan pada kedalam sekitar 200-500 meter.
• Kekar pelepasan biasanya diikuti oleh fabrik asal batuan. yang terbentuk akibat pelepasan
tegasan utama pada suatu batuan, dan biasanya berorientasi tegak dengan arah mampatan asal.
Contohnya, kekar pada batuan yang terlipat.
• Ada juga kekar yang terbentuk akibat pendinginan magma. Contonya Batuan plutonik yang
membentuk kekar kolom, dimana kekar kolom ini dapat ditindih oleh batuan yang terbentuk
kemudian.
Misalkan pada suatu kubus dikenakan tegasan tekanan dengan pola seperti gambar dibawah,
maka pola kekar yang terbentuk adalah sebagai berikut (gambar dibawah). Dari gambar dibawah
dapat diambil kesimpulan bahwa :
- Tegasan utama terbesar akan membagi dua sama besar sudut lancip yang dibentuk oleh kedua
shear joint.
- Tegasan utama yang terkecil membagi dua sama besar sudut tumpul yang dibentuk oleh shear
joint.
3.3 Sesar
3.3.1 Pengertian Sesar
Sesar (fault) adalah suatu bidang rekahan atau zona rekahan (pada kulit bumi) yang telah
mengalami pergeseran (Ragan, 1973). Ukuran sesar biasa dimulai dari beberapa cm sampai lebih
dari ratusan kilometer. Sifat rekahannya dapat berupa bidang yang jelas dan licin , jalur mylonit
(hancuran) atau breksi sesar.
Sesar juga dapat didefenisikan sebagai suatu rekahan atau “jalur patahan” di alam dimana telah
terjadi pergeseran yang arahnya sejajar dengan bidang rekahannya. Seringkali rekahan demikian
tercerminkan secara morfologis sebagai gawir yang merupakan bidang atau sisa dari suatu
bidang rekahan. Gawir tesebut dinamakan “gawair sesar:”, sedangkan bidang rekahannya
dinamakan “bidang sesar”
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sesar merupakan suatu bidang
rekahan atau zona rekahan yang telah mengalami pergeseran, sehingga terjadi gerakan diantara
blok-blok batuan yang tersesarkan.
thrust fault
Gambar 3. 10. Mekanisme Terjadinya Sesar
? Thrust faults: &sigma1 dan &sigma2 berarah horizontal dan & sigma3 berarahvertikal. Normal
faults: &sigma1 berarah vertical dan &sigma2 dan &sigma3 berarah horizontal.Strike-slip faults:
&sigma1 dan &sigma3 berarah horizontal dan &sigma2 berarah vertikal.
? Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, karena graviti adalah sebagai gaya utama
yang menyebabkan pembentukannya, sesar ini juga terbentuk karena adanya ekstensi atau gaya
tarikan yang memanjangkan perlapisan, atau menipiskan kerak bumi. Sesar normal bukan saja
terbentuk akibat gaya gravitasi, tetapi pembentukannya berkait erat dengan pergerakan sesar
mendatar dan perlipatan.
? Sesar naik (thrust fault), merupakan sesar yang terjadi dimana gaya maksikumnya bersumber
dari arah samping dimana foot wall mendesak naik ke hanging wall.
? Lateral fault (strike-slip fault), merupakan sesar yang terjadi dimana pergerakan sesarnya
secara mendatar dengan bagian yang tersesarkan bergerak saling bersilangan dimana salah satu
atau kedua sisinya bergerak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 HASIL
IV.2 Pembahasan
Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian meliputi struktur lipatan, kekar dan sesar,
serta adanya endapan laharik, endapan tras dan adanya sumber air panas di Daerah Datae akibat
pengaruh geothermal.
Mekanisme pembentukan struktur geologi di daerah penelitian diakibatkan dari adanya gaya-
gaya yang bekerja baik tenaga endogen maupun eksogen yang meliputi gaya tekanan, tarikan dan
pergeseran, yang mengenai suatu perlapisan batuan, sehingga menyebabkan terjadinya
deformasi/ perubahan pada perlapisan batuan tersebut. Apabila gaya tersebut bekerja belum
mencapai batas keelastisitasan dari batuan, maka batuan itu hanya mengalami pelengkungan saja
(lipatan), namun jika gaya yang bekerja melampaui batas kelastisitasan dari batuan, maka batuan
tersebut akan mengalami kekar (bila rekahannya tanpa mengalami pergeseran) dan sesar (bila
rekahannya mengalami pergeseran).
Mekanisme struktur lipatan dijumpai pada Daerah Dutungan berupa lipatan minor (berdasarkan
hasil pengamatan lapangan vulkano). Sedangkan struktur sesar dijumpai pada daerah Dutungan
juga berupa sesar minor dan sesar geser (lihat foto 3).
Selain itu ada juga struktur kekar yang dijumpai di daerah Dutungan yang berupa kekar gerus, di
Pantai Lumpue dan di B.Allakuang, Sidrap yang berupa kekar tiang. Di daerah ini juga dijumpai
banyak vein pada singkapan batuan, yang merupakan batas litologi antara batuan tufa dengan
batuan breksi.
Vein pada batuan muncul akibat ada gaya tekanan atau stress dari aktivitas magma yang tidak
terkontrol, hingga vein ini terisi oleh mineral oksida yang kaya akan mineral besi dan berwarna
coklat kemerahan hingga coklat kehitaman. Mineral oksida yang dimaksud berdasarkan deskripsi
sample berupa mineral Hematite (Fe2O3), Ilmenite (FeTiO3), Magnetite (Fe2O4) dan Limonite.
Pada Daerah Kupa dijumpai adanya endapan laharik dan trace yang merupakan hasil dari
aktivitas vulkanik dengan litologi batuan tufa. Daerah ini digunakan oleh warga setempat sebagai
daearh tambang golongan C yakni mineral feldspar
4 . 1 Kesimpulan
Dari hasil Field Trip dan pengolahan data yang diperoleh dari lapangan, maka dapat saya
simpulkan:
? Pantai pada daerah Lumpue merupakan daerah pantai emergence dimana yang mempunyai
kontur yang landai.
? Daerah Lumpue tersusun oleh litologi batuan pyroklastik, yang berasal dari gunung berapi
daerah Pare-Pare.
? Pada Pulau Lumpue terdapat struktur geologi berupa lipatan, kekar dan sesar.
4 . 2 Saran
Pada daerah sekitar pantai Pantai hendaknya lebih dikembangkan lagi untuk daerah pariwisata
karena pemandangan yang bagus tetapi hanya saja pantai yang kotor. Hendaknya Pemerintah
Kotamadya Pare-pare melakukan pembersihan pada daerah sekitar pantai .
DAFTAR PUSTAKA
Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia, Ikatan Ahli Geologi
Indonesia, Bandung.
Sukendar Asikin, 1979, Dasar-dasar Geologi Struktur, Institut Teknologi Bandung (tidak
dipublikasi), Bandung.
Sukamto, RAB, 1982, Peta Lembar Pangkajene dan Walanae Bagian Barat Sulawesi
Hindartan, Agung Handayana, dkk, 1992, Pemetaan Geomorfologi Sistematis Untuk Studi
Geologi, Proceeding ikatan Ahli Geologi Indonesia, Bandung.
• click link
• 1042 clicks
• Login or register to post comments
Untuk dapat merequest file lengkap yang dilampirkan pada setiap judul, anda harus menjadi
special member, klik Register untuk menjadi free member di Indoskripsi.
Semua Special Member dapat mendownload data yang ada di website ini.
NB: Ada kemungkinan beberapa data belum ada filenya, karena dikirim oleh member biasa dan
masih menunggu konfirmasi dari member yang bersangkutan. Untuk memastikan data ada atau
tidak silahkan login di download area.
Telusuri
CARI CONTENT WEB :
Jika tertarik untuk memasang iklan di website ini, silahkan klik menu contact
Silahkan baca syarat dan ketentuannya
Main Menu
• Home
• Profil
• Contact
• Donate
• Terms and Conditions
• Report Abuse
Data Menu
• Skripsi
• Tugas Kuliah
• Artikel
User login
Username: *
Password: *
Log in
Statistics User
Out of 231541 registered users there are currently 10 users and 163 guests online.
Online users
• viechy
• esa poernama poetra
• akhwan44
• rizky_septian
• YAYUKDWIKARTIKA
• ari_chicago
• deathschyte
• ari himabu
• ropian
• arifiadi
Posting Rules
Member indoskripsi tidak boleh mengirim / mengupload skripsi milik orang lain tanpa izin.
Laporkan pada kami! Jika karya anda dipublikasikan/dikirim tanpa izin di sini.
New Member
• viechy
• esa poernama poetra
• ari_chicago
• YAYUKDWIKARTIKA
• ropian
New Upgrade Member
• Nalover
• elis01
• Nurmala_miko
• bagusdonk
• Alfredsianni
Special Info
• Journal reference
• Makalah full paper
• Informasi Beasiswa
• Informasi Lowongan Kerja
More...
Design by xactive -