You are on page 1of 13

PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN

EKONOMI DI INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ekonomi

Oleh :
M. Arifin (20/ XII IS 1)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BLITAR

TAHUN 2010
BAB I

PENDAHULUAN

Assalamua’laikum wr.wb

Dalam pembangunan ekonomi Negara – Negara sedang berkembang termasuk


Indonesia, pengangguran semakin bertambah jumlahnya lapangan kerja semakin
sempit  SDM tenaga kerja yang tidak memenuhi persyaratan untuk masuk dalam
lapangan kerja. Tinggakt pengangguran suatu Negara sangat berdampak pada
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.  Semakin tinggi tinggakat
pengannguran maka akan berdampak pada pendapatan perkapita.

Selain pemerintah, swasta juga punya andil dalam pembangunan dan


pertumbuhan perekonomian suatu Negara terutapa peran swasta yaitu dengan
investasi dan membuka lapangan kerja. Anggaran pemerintah sangat berpengaruh
pada kondisi perekonomian. Anggaran pemerintah dapat berpengaruh pada tingkat
output. Pengaruhnya tergantung pada pengaruh anggaran terhadap sector swasta. 
Pengaruh anggaran pemerintah terhadap sektor swasta dapat bersifat substitusi
atau komplemnenter. Anggaran pemerintah yang bersifat substitusi dengan swasta
jika in vestasi poemerintah bersaing dengan investasi swata. Anggaran pemerintah
dapat bersifat komplementer  denagn sektor swata apabila investasi pemerintah
digunakan dalam pembangunan infrastruktur  fisik maupun nonfisik.  Hal ini akan
meninggkatkan Ekonomies Of Scale melaului perluasan pasar yang selanjutnya
akan meningkatkan keuntungan sektor swasta.

Investasi pemerintah juga akan meningkatkan pendapatan secara langsung


maupun tidak langsung melalui multiplier effect, sehingga sektor swasta akan
terdorong untuk melakukan investasi karena keuntungan diperoleh akan
meninggkat sejalan dengan peningkatan pada pemerintah pada permintaan
terhadap barang akhir.

Maka dengan investasi dan perluasan pasar akan meningkatkan pembangunan dan
pertumbuhan perekonoian yang lebih baik.

Latar Belakang Masalah

Dalam pembanguan ekonomi Negara – Negara sedang berkembang, yang semakin


bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih tumit dan lebih serius dari
masalah perubahan dalam distribusi pendapatn yang kurang menguntungkan
penduduk yang berpendapatan terendah.

Negara – Negara sedang berkembang seperti Indonesia peranan pemerintah masih


tergolong besar. Anggaran pemerintah tergolong sangat mempengaruhi
perekonomian. Anggaran pemeritah dapat mempengaruhi tingakt output.
Pengaruhnya tergantung terhadap anggaran terhadap sektor swata.  Pengaruh
anggaran pemerintah terhadap sektor swata yang bersifat substitusi. Anggaran
pemerintah yang bersifat substitusi dengan sector  swata jika investasi pemerintah
bersaing dengan sektor swasta. Anggaran pemerintah dapat bersifat substitusi
dengan sektor swasta apabila investasi pemerintah digunakan dalam
pembangunan infrastruktur fisik maupun non fisik. Hal ini akan meningkatakan
Economies Of Scale mulai dengan perluasan pasar selanjutnya akan
meningklatkan keuntungan swata.

Investasi pemerintah juga dapan meningkatkan secara langsung maupun tidak


langsung melalui multiplier effect, hingga sektor swata akan terdorong untuk
melakukan investasi karena keuntungan yang diperoleh akan meingkat sejalan
dengan peningkatan pada permintaan terhadap barang akhir.

Investasi merupakan suatu komponen yang penting dalam menetukan GNP.


Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam permintaan agregat.
Biasanya perluasan investasi memiliki sifat yang sangat tidak stabil sehingga
sering mengalami fluktuasi yang menyebabkan terjadinya resesi. Investasi dan
perluasan pasar sangat penting  bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan
dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung
pada tenaga kerja dan jumlah capital. Investasi akan menanbah jumlah (stock) dari
capital. Tanpa investasi maka tidak aka ada pabrik, masin – masin baru  dan
dengan demikian tidak ada ekspansi.

Dalam kaitanya dengan stabilisasi untuk mengatasi akibat buruk dari adanya
fluktuasi investasi maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimanakah
pengaruh tingkat investasi publik, suku bunga domestic rill, inflasi domestic,
beban hutang luar negeri dan produk domestic bruto  terhadap tingkat investasi
swasta di investasi.
BAB II

Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi

A. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pada umumnya setiap orang tentu menginginkan keadaan yang lebih baik dari
keadaannya sekarang, untuk semua aspek kehidupannya. Meskipun demikian
pengertian kehidupan yang lebih baik ini mungkin sekali akan berbeda-beda pada
setiap orang. Perbedaan ini merupakan refleksi dari perbedaan dalam
kebutuhannya masing-masing. Sebagai contoh, orang yang telah memiliki rumah
tinggal yang memadai dan tingkat konsumsi yang cukup, mungkin ingin
memperbaiki kehidupannya dengan memiliki alat transportasi yang baik dan
nyaman untuk keluarganya. Sebaliknya bagi keluarga yang masih belum mampu
memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari, perbaikan yang dinginkan
adalah berupa kecukupan pangan bagi mereka sekeluarga.

Setiap orang dengan caranya masing-masing tentu ingin mendayagunakan segala


sumberdaya, aset, dan kemampuannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Limpahan sumberdaya yang diterima (resource endowment), jumlah aset
yang dikuasai, dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dan setiap
golongan masyarakat tidaklah sama. Ini akan berimplikasi pada kemampuan
orang atau golongan masyarakat tersebut untuk mencapai tujuan mereka dalam
rangka memperbaiki aspek-aspek kehidupannya. Sesungguhnya usaha untuk
menerapkan kemampuan dalam pengelolaan sumberdaya dan aset yang dimiliki
untuk mencapai keadaan yang lebih baik adalah merupakan aktifitas
pembangunan. Kemampuan mengelola, ketersediaan sumberdaya, dan jumlah aset
yang dimiliki dengan demikian merupakan tiga faktor utama yang menentukan
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Semakin tinggi kemampuan mengelola
akan membuat semakin banyak alternatif-alternatif yang dapat dikembangkan
untuk melaksanakan pembangunan. Demikian juga dalam hal sumberdaya,
semakin banyak sumberdaya yang dikuasai dan semakin besar tingkat penguasaan
terhadap sumberdaya tersebut, akan semakin besar pula peluang pembangunan
yang dilaksanakan akan berhasil dengan lebih baik. Dalam hal jumlah aset,
kecenderungannya adalah bahwa semakin banyak aset yang dikuasai (misalnya
dukungan infrastruktur, sarana, dan prasarana) akan semakin mudah mewujudkan
rencana dalam pelaksanaan pembangunan.

Pengertian kemampuan di atas mencakup kemampuan dalam hal penguasaan ilmu


pengetahuan, keterampilan, dan teknologi. Untuk setiap aktifitas pembangunan
mulai dari yang paling sederhana, misalnya aktifitas nelayan kecil mengail ikan,
sampai aktifitas pembangunan yang kompleks misalnya usaha negara-negara
anggota Uni Eropa untuk membangun suatu sistem perekonomian yang akan
memperkuat posisi mereka dalam relasi perdagangan international, semuanya
membutuhkan kemampuan dalam tiga aspek tersebut di atas.
Sumberdaya untuk pembangunan umumnya dibedakan atas:

 sumberdaya alam (natural resources),


 sumberdaya manusia (human resources),
 sumberdaya modal (capital), dan sumberdaya berupa teknologi. Modal
dan teknologi sering juga digolongkan sebagai sumberdaya buatan (man
made resources). Sumberdaya alam meliputi misalnya lahan, bahan
tambang (minyak, batu bara), hutan dan sebagainya.

Dalam aktifitas pembangunan beberapa ahli percaya bahwa berbagai jenis


sumberdaya tersebut berbeda-beda kedudukannya, sesuai dengan kontribusinya
masing-masing terhadap aktivitas pembangunan. Keterbatasan pemilikan lahan
bukan faktor yang sifatnya kritis yang menyebabkan kemiskinan. Faktor kritis
(critical factor) penyebab kemiskinan adalah rendahnya kualitas sumberdaya
manusia. Peningkatan kualitas populasi dan investasi pendidikan sangat penting
untuk upaya-upaya pembangunan dan pengentasan kemiskinan di suatu wilayah.

Dalam faktor-faktor penentu keberhasilan pembangunan, sumberdaya manusia


bersama-sama teknologi dipisahkan dari kelompok sumberdaya, dan digolongkan
dalam kelompok lain yang lebih kritikal dari sumberdaya dan aset, yaitu
kemampuan mengelola. Kualitas sumberdaya manusia yang baik bila dipadukan
dengan kemampuan dan penguasaan teknologi yang maju akan memberikan
peluang yang lebih besar bagi seseorang atau sekelompok masyarakat untuk
menemukan alternatif pendayagunaan sumberdaya dan aset yang dimilikinya
secara lebih efisien sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal.

Dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa setiap individu ingin perbaikan dalam


kehidupannya, dan bahwa keinginan individu-individu tersebut berbeda-beda
tergantung kebutuhannya masing-masing, maka tujuan pembangunan juga
berbeda-beda. Aktifitas pembangunan yang melibatkan lebih dari satu individu
memerlukan suatu perekat untuk mengkoordinasikan segenap aktifitas secara
sinergis. Perekat tersebut lazimnya berupa tujuan yang sama. Bila tujuan yang
sama dapat diangkat menjadi tujuan bersama, maka kemudian akan mudahlah
melakukan koordinasi untuk memadukan segenap sumberdaya, aset dan
kemampuan yang dimiliki dalam kelompok tersebut untuk mencapai hasil
pembangunan yang optimal.

B. Tantangan Pembangunan

Tantangan utama pembangunan ekonomi nasional adalah bagaimana


memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama
pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem
ekonomi kerakyatan. Sistem ini mensyaratkan adanya partisipasi yang luas dari
seluruh masyarakat, baik dalam proses pembangunan ekonomi itu sendiri,
maupun dalam menikmati hasil-hasilnya.

Dampak globalisasi yang utama adalah berlakunya liberalisasi perdagangan,


perkembangan IPTEK yang amat cepat dalam kemajuan di bidang komunikasi
yang menyebabkan makin mudah keluar masuknya informasi antar negara. Hal ini
juga berpengaruh pada kebijakan pembangunan pertanian.

Kebanyakan negara dapat menyelesaikan hal-hal yang potensial dalam


melaksanakan program pembangunan pedesan ini. Masalahnya adalah apakah
mereka akan dapat mengarahkan seluruh kekuatan potensial ini dengan cepat
tanpa menimbulkan terlampau banyak akibat sosial dan politik. Dimana-mana
telah tumbuh perasaan rakyat akan keadilan, persamaan sosial dan batas
kemiskinan yang masih dapat diterima.

Pembangunan ekonomi memerlukan stabilitas politik pada keadaan tertentu. Akan


tetapi banyak negara menghadapi bahaya kegelisahan politik yang cukup besar
sebagai akibat dari ketidakpuasan rakyat. Dimana masa lalu kegelisahan semacam
ini sering menjadi masalah penduduk kota. Kini hal tersebut bisa juga terjadi di
daerah pedesaan, tempat kesadaran politik semakin tumbuh. Penduduk pedesaan
tidak lagi mau diam menerima penyelewengan-penyelewengan bantuan
pembangunan dibandingkan dengan sektor industri perkotaan.

Pembangunan sektor pertanian menjadi sangat strategis mengingat sumber daya


manusia yang berada di sektor ini cukup banyak. Dengan kata lain, pembangunan-
pembangunan di sektor ini mempunyai dampak yang luas terhadap pengentasan
kemiskinan, perbaikan kualitas sumber daya manusia, pemerataan pembangunan
dan keadilan sosial.

Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan


penting karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, juga
merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara di sektor non migas.
Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk
yang masih tergantung pada sektor ini memberikan arti bahwa di masa mendatang
sektor ini masih perlu ditumbuhkembangkan.

C. Ukuran Keberhasilan Pelaksanaan Pembangunan

Ukuran keberhasilan pembangunan idealnya harus ditentukan berdasarkan


dimensi pembangunan, yakni tergantung kepada fokus dan orientasi
pembangunan yang dilaksanakan dan dimensi mana yang lebih menjadi perhatian
bersama bagi:

(1) Pengambil keputusan (Decision maker)

(2) Perencana (planner) sebagai perencana dan perancang (berbagai


aktifitas pembangunan, tujuan dan targetnya serta pelaksanaannya),

(3) Pelaksana pembangunan itu sendiri sebagai pihak yang menjalankan


atau sering disebut juga sebagai agen pembangunan,

(4) Masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan.


Secara teori semua kelompok dimensi pembangunan yang telah dikemukakan
terlebih dahulu, dapat dicarikan indikator-indikatornya dan kemudian
dipergunakan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Meskipun
demikian, dalam kenyataannya berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan di berbagai tingkatan menerapkan ukuran dan indikator yang
berbeda-beda untuk menunjukkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembangunan.

Pengukuran keberhasilan pembangunan harus melewati dua tahap, yaitu:

(1) Tahapan identifikasi target pembangunan, dan

(2) Tahapan aggregasi karakteristik pembangunan

Tahapan identifikasi target pembangunan diperlukan agar dapat menentukan


secara jelas siapa yang akan menikmati hasil pelaksanaan pembangunan dan
bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan agar hasil pembangunan tersebut
benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak. Sedangkan tahapan aggreasi
karakteristik pembangunan diperlukan untuk menjaga agar ketika skala kegiatan
pembangunan diperluas, target yang dituju tetap memenuhi karakteristik dan
kriteria yang telah ditetapkan pada tahap identifikasi.

Ravalion and Datt (1996) menyarankan agar dapat diperoleh ukuran keberhasilan
pembangunan yang lebih peka, maka faktor-faktor berikut perlu diperhitungkan,
yaitu:

(1) pengeluaran real setiap orang dewasa,

(2) akses kepada barang yang tidak dipasarkan,

(3) distribusi intra rumah tangga dan

(4) karakteristik personal.

Pengeluaran real merupakan indikasi yang lebih akurat dari kemampuan


seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Pengeluaran real lebih mendekati
kepada pengertian disposable income, yaitu pendapatan bersih setelah
diperhitungkan berbagai pajak dan penyusutan-penyusutan. Akses kepada barang
yang tidak dipasarkan perlu untuk merepresentasikan seberapa jauh fasilitas
pelayanan publik dapat menjangkau masyarakat, baik fasilitas publik tersebut
berupa infrastruktur, sarana maupun prasarana untuk berbagai jenis kegiatan dan
aktifitas pembangunan masyarakat.

Di Indonesia, beberapa jenis ukuran keberhasilan pembangunan yang banyak


digunakan adalah:

(1) Berdasarkan pendapatan dan nilai produksi, seperti: PDB, pertumbuhan


ekonomi, pendapatan perkapita, dan distribusi pendapatan.
(2) Berdasarkan investasi: tingkat investasi, jumlah PMA (Penanaman Modal
Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), dan jumlah FDI (Foreign
Direct Investment) yaitu investasi langsung oleh pihak asing.

(3) Berdasarkan kemiskinan dan pengentasannya: jumlah penduduk miskin, garis


kemiskinan Sayogyo yang diadopsi oleh BPS (setara beras 320 kg di desa dan 480
di kota), tingkat kecukupan pangan (2100 kilokalori intake), tingkat kecukupan 52
jenis komoditas pangan, tingkat pemenuhan kebutuhan dasar sembilan bahan
pokok (BPN), Poverty Gap dan Severity Index, serta metode RAO (16 kg beras
dikali 1,25 kemudian dibagi dengan rata-rata rasio pangan terhadap pengeluaran
total).

(4) Berdasarkan keadaan sosial kemasyarakatan dan kelestarian lingkungan:


tingkat pendidikan (untuk berbagai level dan kombinasinya), tingkat kesehatan
(meliputi kesehatan ibu dan anak dan akses kepada fasilitas hidup yang sehat),
tingkat dan kualitas lingkungan (meliputi tingkat pencemaran berbagai aspek,
tingkat keruasakan hutan, tingkat degradasi lahan dan seterusnya.

Dalam pengukuran keberhasilan pembangunan ini ada ukuran single dimension


(dimensi tunggal) dan adapula yang multi dimension (dimensi ganda). Dimensi
tunggal adalah ukuran pembangunan yang hanya memperhatikan satu dimensi
pembangunan saja dalam penyusunan indikatornya, sedangkan dimensi ganda
adalah ukuran keberhasilan pembangunan yang indikator-indikatornya
memadukan berbagai dimensi secara integral.

D. Konsep dan Tujuan Pembangunan Secara Umum

Arah dan tujuan suatu negara tidak bisa dilepaskan dari konsep pembangunan
yang dirancangnya. Istilah pembangunan tetap dan masih akan menjadi aspek
penting dalam merancang setiap kebijakan pemerintah. Konsep pembangunan
yang dirancang setidaknya bukan hanya menonjolkan keberhasilan ekonomi
sebagai faktor yang dominan tetapi juga memasukkan faktor lain yang tidak bisa
diabaikan. Faktor-faktor yang mendukung tersebut berupa perbaikan pada bidang
pendidikan, pengurangan tingkat kemiskinan, tingkat kesejahteraan dan kesehatan
masyarakat, serta masih banyak faktor lain.

Namun kenyataan yang terjadi tidak bisa disederhanakan dengan hanya


mengandalkan kedua indikator tersebut, sebab sebenarnya proses pembangunan
yang berjalan bersifat kompleks. Ada sejumlah permasalahan baru dan laten yang
tidak bisa diselesaikan begitu saja, bahkan untuk memetakan permasalahannya
juga cukup sulit. Permasalahan tersebut bisa berasal dari pemerintah sendiri
sebagai pelaksana dan penggagas pembangunan, juga dari sector swasta atau
masyarakat sendiri. Bahkan dipercaya bahwa pembangunan sudah gagal untuk
bisa menjadi jawaban dalam memperbaiki permasalahan-permasalahan laten
seperti kemiskinan dan keterbelakangan.
Dikatakan bahwa pertumbuhan (pembangunan) semata tidak banyak
menyelesaikan persoalan dan kadang-kadang mempunyai akibat yang tidak
menguntungkan. BahkanTodaro mengatakan bahwa pembangunan adalah proses
multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur social,
sikap-sikap rakyat dan lembaga-lembaga nasional, dan juga akselerasi
pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality) dan pemberantasan
kemiskinan absolut (Bryant,1989). Dapat dimengerti bahwa pembangunan
bukanlah konsep statis melainkan dinamis dan merupakan proses tiada akhir.

Pertumbuhan Ekonomi

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional


bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau
berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi
yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output
perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur
dengan output riil per orang.

B. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KENAIKAN PRODUKTIVITAS

Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak hidup pada taraf
batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju
seperti Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia,
Selandia Baru, dan Jepang menikmati taraf hidup tinggi dan terus
bertambah.Pertambahan penduduk berarti pertambahan tenaga kerja serta
berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang mengakibatkan kenaikan
output semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup.
Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta
kenaikan kualitas dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi
berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang. Penyebab rendahnya
pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah berlakunya hukum
penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk sangat
cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa
pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

C. Negara Berkembang Dan Faktor Pertumbuhannya

a. Ciri-ciri negara sedang berkembang

1.    Tingkat pendapatan rendah,sekitar US$300 perkapita per tahun.

2.    Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya.

3.    Tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi.
4.    Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak              
produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor
industri.Produktifitas kerjanya rendah.

5.    Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah.Kalau   


mempunyai sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum
dimanfaatkan.

6.    Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan


digunakan hanya kecil atau sedikit jumlahnya.

7.    Sebagian besar dari mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan


kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua dekade.

D. Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam menanggulangi


kemiskinan

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah,
pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak
boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang
efisien.Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen
pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya.Elemen-elemen yang
memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.

1.  Sumber-sumber Alam

Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain-
lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-sumber
alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala cukup
serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan
kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.

2    .Sumber-sumber Tenaga Kerja

Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara


sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk,
pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat
rendah.

3.  Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang


memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran
untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

4  .Akumulasi Kapital
Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan
konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang berkembang,
tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan usaha
menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya berupa
truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-proyek
infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan pengembangan
serta pemasaran produk-produk sektor pertanian. Akumulasi kapital sering kali
dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha
untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada
akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir semua negara-negara
berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan
peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain. Kedua,
penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal sangat penting karena
keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.

E. Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi

1.    Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial,


politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya
keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri.
Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan
motor pertumbuhan ekonomi.

2.    Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi


entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan
mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori
proses pertumbuhan.

3.     Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang


dilakukan terutama oleh sector swasta yang dapat menaikkan produktivitas
perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh
adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program
pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan
jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan,
dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4.    Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat


atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat
pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat
pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di
negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.

5.    Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah
jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat.
Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju
pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan
melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan
yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan
menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis,
dan ekonomi.

6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong


pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi
masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi
juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat
direalisasikan.

F. Strategi pertumbuhan ekonomi

1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan


secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada
pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan
teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan
perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan
kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari
tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector
pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output
total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.

2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor

Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan


membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.
Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.
Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan
produksi da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut
kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.

3. Perlunya Disertivikasi

Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak


dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan
devisanya
BAB  III

Penutup

Kesimpulan

Investasi merupakan suatu komponen yang penting dalam menetukan GNP.


Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam permintaan agregat.
Biasanya perluasan investasi memiliki sifat yang sangat tidak stabil sehingga
sering mengalami fluktuasi yang menyebabkan terjadinya resesi. Investasi dan
perluasan pasar sangat penting  bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan
dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sangat tergantung
pada tenaga kerja dan jumlah capital. Investasi akan menanbah jumlah (stock) dari
capital. Tanpa investasi maka tidak aka ada pabrik, masin – masin baru  dan
dengan demikian tidak ada ekspansi.

You might also like