You are on page 1of 2

KUNCI SUKSES PENGEMBANGAN PADI HIBRIDA

Perkembangan padi hibrida sudah terasa lebih baik. Kalangan swasta pun
sudah banyak yang melirik dalam pengembangan hingga pemasaran jenis padi
yang satu ini. Namun masih ada sebagian masyarakat yang bersikap hati-hati
dalam menggunakan padi ini. Dan hal ini tidak selamanya salah karena pada
kenyataannya ada beberapa kendala pada pengembangan padi hibrida.
Kendala itu antara lain adalah keterbatasan benih, kerentanan terhadap
hama dan penyakit utama, dan ekpresi heterosis yang tidak stabil. Varietas padi
hibrida yang telah dilepas pada umumnya (tentu saja tidak semuanya-red) rentan
terhadap hama-penyakit utama seperti wereng coklat, HDB, dan virus tungro.
Menurut Dr. Satoto, peneliti padi hibrida pada Balai Besar Penelitian Padi
(BBP Padi), secara teknis ada lima kunci utama agar pengembangan padi hibrida
berhasil. Kelima kunci tersebut adalah :
1) varietas yang cocok
2) benih yang bermutu
3) teknologi budidaya yang tepat
4) wilayah yang sesuai, dan
5) respon petani.
Sebenarnya setiap varietas padi hibrida mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dalam berproduksi. Varietas yang cocok dikembangkan di wilayah
yang satu belum tentu cocok di wilayah yang lain. dengan kata lain, varietas padi
hibrida memiliki sifat spesifik lokasi. Ketahanan terhadap hama penyakit dan
memiliki mutu beras padi hibrida juga beragam. Karena itu pengembangan
varietas hibrida untuk sekarang ini sebaiknya dilakukan terbatas pada daerah yang
tidak termasuk daerah endemik hama dan penyakit tersebut.
“Arah dan sasaran utama perakitan varietas padi hibrida ke depan adalah
untuk menghasilkan varietas yang benar-benar adaptif di Indonesia, tahan
terhadap berbagai hama dan penyakit utama dengan mutu beras yang lebih baik,”
ungkap Satoto kepada majalah Agrotek, beberapa waktu lalu
diSukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Litbang Pertanian Memiliki Calon Hibrida Tahan Wereng Coklat
Tentunya kelima kunci sukses tersebut bisa dihasilkan hanya dengan melakukan
perakitan sendiri dengan memanfaatkan plasma nutfah nasional atau setidaknya
menggabungkan galur tetua introduksi dengan galur nasional.
Selain varietas yang telah dilepas saat ini, Satoto menungkapkan BBP Padi
juga memiliki beberapa galur pemulih kesuburan yang telah dijadikan tetua-tetua
jantan dalam perakitan varietas unggul hibrida. Galur-galur yang telah ada bisa
berpotensi produksi antara 7,0 ton/ha hingga 11,7 ton/ha. Dan lebih tahan
terhadap hama dan penyakit utama. Selain berpotensi hasil tinggi, misalnya ada
galur tahan wereng coklat biotipe 2, tahan terhadap wereng coklat biotipe 3,tahan
penyakit hawar daun bakteri.
Selain padi hibrida, BBP Padi juga merakit varietas unggul tipe baru yang
hasilnya 15-20% lebih tinggi daripada varietas unggul biasa. Melalui berbagai
persilangan yang dilakukan selama 3-5 tahun, di BBP Padi juga terdapat sejumlah
galur padi tipe baru. Galur-galur tersebut berpoptensi dijadikan sebagai tetua
dalam perakitan varietas unggul hibrida.
Melalui program backcross (silang balik) telah berhasil diidentifikasi
beberapa galur padi tipe baru yang dapat dikonversi menjadi Galur Mandul
Jantan. Di samping itu, beberapa galur juga diidentifikasi sebagai restorer. Jika
potensi ini dapat diaktualisasikan dalam proses perakitan varietas maka akan
diperoleh varietas unggul Padi hibrida yang diharapkan mampu berproduksi lebih
tinggi dari varietas unggul padi hibrida maupun varietas unggul padi tipe baru.

You might also like