You are on page 1of 39

‫‪30 Agustus 2010‬‬

‫ﺒﺴﻢﺍﷲﺍﻠﺭﺤﻤﻦﺍﻟﺮﺤﻴﻡ‬
Aqidah Islamiah

Pengertian

Misi dan Tujuan Agama Islam


Fungsi dan Peran Aqidah Islamiah

Hal-hal yang merusak Aqidah


Islamiyah
‫شا ُء َو َم ْن ُ ي ْؤ َت ْال ِح ْك َم َة َ ف َق ْد أُوتِ َ{ي‬

َ ‫َم ْن َ ي‬ ‫ُ ي ْؤتِي ْال ِح ْك َم َة‬
‫َخ ْي ًرا َكثِي ًرا َو َما َ ي َّذ َّك ُر ِ إ َّالأُ ْولُوا ا َْأللبَ ِاب‬ }
(269/‫) البقرة‬.

"Allah berikan HIKMAH kepada siapa


saja yang dikehendaki-Nya. Barang
siapa yang diberi HIKMAH, maka ia
telah diberi kebaikan yang banyak" (Al
Qur'an, Surah Al Baqoroh, 2:269)
BANGUNAN APAKAH INI?
Islam ad. Suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari
Allah SWT, diturunkan kepada umat manusia dengan wahyu
melalui perantaan Nabi Muhammad SAW.
 Islam sebagai agama dari Allah dan yang menciptakan
manusia adalah Allah sudah tentu ajaran Islam akan selaras
dengan fitrah kejadian manusia (fitrah dalam arti pembawaan
asal manusia secara umum sejak kelahiran/awal penciptaan)
dengan segala karakteristiknya, (terkait dengan potensi fisik
dan non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan dan kesadaran
(qolb), dan ruh.
 Dengan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa ke
arah kebaikan dan keselamatan bagi dirinya atau orang lain.
Contoh: akal sebagai instrumen berpikir (kemungkinan
malas dan kurang minat); nafsu: spy dinamik tdk statis, nafsu
jgn dibunuh, terkadang membawa hal keburukan. Hadistnya:
sesungguhnya nafsu senantiasa membawa kearah keburukan
 Islam nama Agama
Dalil naqli QS. Al-Maidah(5), ayat 3:

…..‫ﺍﻟﻴﻭﻡﺍﻜﻤﻠﺖﻟﻜﻡﺩﻴﻧﻜﻡ‬
Artinya: Pada hari ini Aku lengkapkan agamu dan Aku sempurnakan
nikmatKu atasmu dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.

 Islam ad. Sistem ajaran dari Allah, dan Islam ad. Sistem ajaran bagi
seluruh ummat manusia di dunia, bukan untuk bangsa atau ras dan
suku bangsa tertentu. Tidak boleh di sebut kepada pembawanya yaitu
Mohamedanism atau kepada pemelukya, misalnya Arabism.
 Orang yang menganut, memeluk dan mengikuti ajaran Islam disebut
MUSLIM.
Pengertian secara:
a) Etimologi (lughowi/bahasaa) berasal dari tiga akar kata SALAM,
artinya damai/kedamaian; SALAMAH artinya keselamatan; dan
ASLAMA artinya berserah diri atau tunduk patuh. Sehingga dapat
mengandung makna:
1. Memasuki kedamaian dan menciptakan rasa damai dalam
kehidupan, diri dan masyarakat.
2. Memperoleh keselamatan atau bebas dari bencana, di dunia dan
akhirat
3. Berserah diri dan tunduk patuh pada aturan2 hidup yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT, suka atau tidak.
b) Terminologi (istilah) ad. Satu sistem ajaran ketuhanan (agama) yang
berasal dari Allah SWT yang disampaikan kepada ummat manusia
melalui risalah yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Menurut ajaran Islam, Tuhan adalah
pencipta segalanya:

“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia


berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka
(cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
“Jadilah”. Lalu jadilah ia.” [Al Baqoroh:117]
“Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah,
adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia),
maka jadilah dia.” [Ali Imran:59]
”Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-
sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan
makhluk, kemudian mengulanginya
(menghidupkannya) kembali?” katakanlah:
“Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk,
kemudian mengulanginya (menghidupkannya)
kembali; maka bagaimanakah kamu
dipalingkan (kepada menyembah yang selain
Allah)?” [Yunus:34]
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih
putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah
(gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak
Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih
putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-
orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di
antara keduanya; Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” [Al Maaidah:17]
Tuhan juga telah ada sebelum segala sesuatu ada
(awal). Tuhan juga akan tetap ada, ketika yang lain
telah musnah (akhir):
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan
Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” [Al Hadiid:3]
Oleh karena itu, tidak mungkin Tuhan lahir, ketika
makhluk lain sudah ada, atau pun meninggal, ketika
makhluk lain masih ada. Jika ada, itu tidak lain
hanyalah makhluk ciptaan Tuhan belaka.
Hanya ada satu Tuhan, yaitu: Allah.
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka
katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” [Al
Maa-idah:73]
Allah tidak punya sekutu.
“Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya:
“Allah.” Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil
pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak
menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi
diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta
dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang
benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi
Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga
kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?”
Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah
Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. [Ar Ra’d:16]
“Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah Yang tidak
mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu
dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang
memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan
pengagungan yang sebesar-besarnya.” [Al Israa:111]
Maha Suci Allah dari mempunyai anak dan sekutu.
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-
kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau
ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu
akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan
sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang
mereka sifatkan itu,” [Al Mu’minuun]
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. [Al Ikhlas:4]

Allah Maha Mengetahui, baik yang zahir mau pun


yang ghaib.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang
ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur
melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” [Al
An’aam:59]
Allah Maha Mengatur. Sering kita lihat jembatan yang
telah dirancang oleh para ahli dan dibangun ratusan
tukang dengan tiang-tiang yang kuat, roboh seketika. Atau
lalu-lintas udara yang diatur dengan radar, pengawas
udara, serta pilot dan co-pilot, tetap selalu mengalami
kecelakaan setiap tahunnya.
Namun tidak pernah sekalipun langit yang tanpa tiang
ambruk menimpa bumi. Matahari tidak pernah menabrak
bulan atau bumi, meski semuanya telah beredar selama
milyaran tahun. Itulah bukti bahwa keteraturan itu terjadi
karena adanya Sang Maha Pengatur: Allah.
“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang
(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan
matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga
waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan
(mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]
Allah juga telah memberikan banyak nikmatnya
kepada manusia:
“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.” [Al Baqarah:22]
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan
di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” [Al Baqarah:164]
Itulah beberapa sifat dari Allah, Tuhan kita. Sifat-sifat Allah
lainnya tercermin dalam 99 nama Allah (Asma ul Husna).
Tauhid (mengesakan Allah): Tuhan Itu Satu
Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW diutus
Allah dengan misi menyampaikan kalimat Tauhid,
yaitu agar manusia menyembah Allah semata dan
tidak menyembah sembahan lainnya selain Allah.
Seorang Muslim wajib beriman atau mempercayai bahwa
Tuhan itu ada. Sebagaimana TV, Mobil, Kulkas, dan lain-
lain yang tidak mungkin terjadi dengan sendirinya tanpa
ada pembuatnya, begitu pula langit, bumi, bintang,
matahari, manusia, dan lain-lain. Tentu ada yang
membuatnya, yaitu Allah!
Setelah mempercayai keberadaan Tuhan,
ummat Islam wajib beriman bahwa Tuhan
itu satu.
Sesungguhnya, Nabi Muhammad SAW
diutus Allah dengan misi menyampaikan
kalimat Tauhid, yaitu agar manusia
menyembah Allah semata dan tidak
menyembah sembahan lainnya selain Allah:
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya
seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa”.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya”.” [Al Kahfi:110]
Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim juga
mengajarkan tauhid kepada ummatnya, yaitu agar
hanya menyembah satu Tuhan, yaitu: Allah, dan
tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang
imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh
kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan (Tuhan),” [An Nahl:120]
Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan
menasehati agar anaknya tidak mempersekutukan Allah
dengan yang lain:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan (Allah)
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar”.” [Luqman:13]
Seharusnya setiap orang tua mencontoh Luqman untuk
menanamkan ajaran Tauhid kepada setiap anaknya.
Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang
pertama. Jika seorang masuk Islam, dia harus
menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusannya:
“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda:
Islam ditegakkan di atas lima perkara yaitu
mengesakan Allah, mendirikan sembahyang,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan
dan mengerjakan Haji “ [HR Bukhori-Muslim]
Menyembah Yesus atau Isa sebagai Tuhan adalah dosa yang
amat besar. Tuhan adalah Pencipta alam semesta, sedang Yesus
atau Isa bukanlah pencipta alam semesta. Yesus atau Isa adalah
seorang manusia yang dilahirkan dari rahim ibunya, Siti
Maryam:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal
Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
[Al Maa-idah:72]
Sesungguhnya, kafirlah orang yang mengatakan bahwa
Tuhan itu bisa beranak dan dilahirkan layaknya manusia,
sehingga ada lebih dari 1 Tuhan seperti Tuhan Bapa dan
Tuhan Anak. Bagaimana Allah bisa punya anak, padahal dia
tidak punya istri? Adakah (na’udzubillah min dzalik!)
mereka mengira bahwa Tuhan berzina dengan Maryam
sehingga punya anak di luar nikah? Allah SWT membantah
kebohongan itu:
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai
isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.” [Al An’aam:101]
Sesungguhnya, Tauhid (Mengakui Tuhan itu ada dan
satu, yaitu Allah SWT), adalah hal paling penting
dan pertama-tama yang harus dipelajari oleh
seorang Muslim. Nabi Muhammad SAW selama 13
tahun masa-masa pertama kenabiannya, gigih
menyampaikan ajaran Tauhid kepada orang-orang
kafir Quraisy, begitu pula setelahnya.
Saya melihat banyak orang yang terlalu fokus pada
masalah fikih, tasauf, dan lain-lain, tapi kurang
mengkaji masalah Tauhid. Padahal Tauhid ini adalah
dasar dari agama Islam. Akibatnya, aqidah ummat
Islam jadi lemah. Betapa banyak orang yang sholat, tapi
tetap korupsi, betapa banyak orang yang haji tapi tetap
berzinah, dan bahkan ada muslimah yang berjilbab,
akhirnya nikah dengan orang kafir dan menjadi kafir
pula. Banyak orang yang murtad karena kurang beres
Tauhid-nya. Itulah jika kita terlalu sibuk pada hal
sekunder, sehingga lupa pada hal yang primer: Tauhid!
MISI dan TUJUAN AGAMA ISLAM

1.Mengajak dan menyuruh manusia untuk tunduk patuh


(aslama) pada aturan-aturan Allah (submission to the will of
God) dalam menjalani kehidupannya di dunia, baik suka
atau tidak, sehingga dengannya manusia mendapatkan
kebahagiaan hakiki lahir & bathin, dunia & akhirat.
2.Membimbing manusia untuk menemukan kebahagiaan dan
dalam menciptakan kedamaian, hidup pribadi, sosial
bersama orang lain sehingga dengannya ia mendapatkan
kebahagiaan hakiki, lahir dan bathin di dunia.
3.Memberikan jaminan kepada manusia dalam mendapatkan
keselamatan dan terbebas dari bencana hidup baik dunia
atau akhirat, sehinggan ia mendapatkan kebahagian hakiki
di akherat kelak.
Dimensi Ajaran Islam: AQIDAH

SYARIAH

AKHLAK

1. Aqidah: masalah-2 yang harus diimani dan diyakini.


2. Syariah : ketentuan-2 berbuat dalam menata hubungan
dengan Allah dan sesama makhluk.
3. Akhlak : masalah-2 kehidupan yang berkaitan dengan
ketentuan-2 dan ukuran-2 baik buruk atau benar
salahnya suatu perbuatan. (perbuatan lahir/batin, diri
pribadi, orang lain atau dengan alam).
Fungsi dan Peran Aqidah Islamiah

Islam ad. Agama yang diturunkan Allah


swt untuk memberi petunjuk kepada
manusia tentang jalan mana yang
harus ditempuh dalam meniti dan
menata kehidupan, sehingga tercipta
suatu tatanan hidup yang selaras
dengan Sunnatullah (hukum Allah yang
berlaku untuk alam semesta).
Akhlak berkaitan dengan ajaran Islam bagaimana
seharusnya manusia bertindak sehingga ia dapat mengukur
dan diukur moralitasnya (bermoral dan tidak bermoral
,berdasarkan kaidah-2 Islam yang telah ditetapkan).
Dengan ajaran akhlak, manusia, baik sebagai pribadi-2 atau
bersama-2:
1. dibersihkan jiwanya
2. ditingkatkan derajat moral kemanusiaannya
3. Dijauhkan dari dorongan-2 dan kecendrungan-2 untuk
melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan
dirinya sendiri atau orang lain.
Akhlak sebagai Misi Utama Agama Islam.

Perbuatan Akhlak merupakan misi inti dari setiap diutusnya


Rasul ditengah-2 umatnya. Rasul dan Nabi bertugas untuk
mengingatkan mereka tentang akibat buruk yang akan
menimpa, seandainya mereka tetap melakukan tindakan-2
yang tidak terpuji yang cendrung bertujuan hanya untuk
memuaskan nafsu belaka.
~ Perhatikan QS. Shad (48) ayat 46:
“ Sesungguhnya kami telah mensucikan mereka dengan
akhlak-2 yang tinggi, mengingatkan manusia pada negeri
akhirat”
~Misi Utama Nabi Muhammad saw: Sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak-2 yang mulia”.
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
QS at-Tahrim (66) ayat 6.
Dari ayat tsb. Ada perintah untuk menjaga diri.
Sebagai pribadi kita harus mempertanggung
jawabkan seluruh perbuatan kita kepada Allah swt
di akherat kelak. Semua amal perbuatan yang baik
dan buruk akan dihisab oleh Allah swt. Bila banyak
melakukan amal sholeh maka insyaAllah surga
ganjarannya. Sebaliknya, jika lebih banyak berbuat
dosa, tentu neraka akan balasannya.
Berikut salah satu kisah yang pantas menjadi tauladan bagi kita pada masa Rasulullah SAW.

Salah seorang sahabat nabi yang terkenal dengan kealiman (tinggi ilmu)
dan kezuhudannya (sederhana), Abdullah bin Umar suatu ketika bertemu
dengan seorang pengembala kambing ditengah padang pasir yang tandus,
muncul keingintahuannya untuk mengetahui apakah ajaran Islam dalam
bingkai akhlak mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sampai ke
tengah padang pasir yang sangat terpencil tersebut?

Setelah mengucapkan salam, Abdullah bin Umar berkata kepada


pengembala yang masih bocah itu. ”Hai pengembala, aku ingin membeli
seekor kambing yang kau gembala ini. Bekalku sudah habis.”

”Maaf Tuan, aku hanyalah seorang budak yang mengembalakan kambing-


kambing ini. Aku tidak bisa menjualnya. Ini bukan milikku tapi milik
majikanku.” Jawab pengembala itu.
”Ah itu masalah yang mudah. Begini, kau jual seekor saja kambingmu padaku.
Kambing yang kau jaga ini sangat banyak, tentu akan sangat sulit bagi tuanmu
untuk menghitung jumlahnya. Atau kalaupun dia tahu ada sesekor kambing yang
berkurang, bilang saja telah dimangsa srigala padang pasir. Mudah sekali, bukan?
Kau pun bisa menikmati uangnya.” Bujuk Abdullah bin Umar dengan serius.

”Lalu, di mana Allah? Majikanku memang tidak akan tahu dan bisa saja
dibohongi, tetapi ada Dzat Mahatahu, yang pasti melihat apa yang kita lakukan.
Apa kau kira Allah tidak ada?” Jawab pengembala itu mantap.

Sungguh jawaban itu membuat Abdullah bin Umar tersentak kaget.


”Aku tidak diberi kuasa oleh majikanku untuk menjual kambing ini. Aku hanya
diperbolehkan mengembalanya dan meminum air susunya ketika aku
membutuhkannya dan memberi minum para musafir yang kehausan.”
”Minumlah Tuan, kulihat anda kehausan. Jika masih kurang bisa tambah. Jangan kuatir,
susu ini halal. Allah tahu ini halal sebab pemiliknya menyuruhku memberinya pada
musafir yang kehausan.” Tutur pengembala dengan wajah ramah.

Abdullah bin Umar meminum susu itu dengan perasaan terharu. Dia minum sampai rasa
hausnya hilang. Setelah itu, dia mohon diri.

Dijalan, dia tidak bisa menyembunyikan tangisnya, teringat kata-kata pengembala itu, ”Di
mana Allah? Apakah kau kira Allah tidak ada?”
Dia menangis mengingat seorang bocah pengembala kambing di tengah padang pasir yang
pakaiannya kumal, ternyata memiliki rasa takwa yang begitu dalam. Dia memiliki
kejujuran yang tinggi. Hatinya menyinari keimanan. Akhlaknya sungguh mulia.
Sesungguhnya ajaran Rasulullah telah terpatri dalam jiwanya. Abdullah bin Umar terus
melangkahkan kakinya sambil bercucuran air mata. Sepantasnyalah seorang manusia yang
berakhlak mulia dan memiliki ketakwaan kapada Allah yang begitu tinggi tidaklah
sepatutnya menjadi hamba sahaya manusia. Dia hanya pantas menjadi hamba Allah Swt!

Selanjutnya Abdullah bin Umar membeli budak itu dan langsung memerdekakannya.

You might also like