You are on page 1of 3

Terminal Peti Kemas Surabaya

0Share

Terminal Petikemas Surabaya (TPS) bergerak di bidang penyediaan fasilitas terminal


petikemas untuk perdagangan domestik maupun internasional bagi pelaku usaha di
wilayah Indonesia Timur. TPS juga menyediakan jasa transportasi pengiriman barang
secara efisien dan tepat waktu. Saat ini TPS mengantongi ISO 9001 (standar mutu), ISO
14001 (standar lingkungan), OHSAS 18001 (standar keselamatan dan kesehatan kerja),
dan ISPS Code (standar keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan). TPS juga merupakan
satu-satunya terminal di Indonesia dan satu-satunya operator terminal di Indonesia yang
memiliki sertifikat C-TPAT dan ISO 28000:2007 (sistem manajemen keamanan untuk
rantai pasok).

tersedia juga

Dermaga yaitu :

Dermaga Internasional

- Panjang 1.000 meter

- Lebar 50 meter

- Kedalaman 10,5 meter

Dermaga Domestik

- Panjang 450 meter

- Lebar 50 meter


o Kedalaman 7,5 meter

Lapangan

Lapangan Penumpukan Internasional

- Luas 29 hektar
- Kapasitas 21,989 hektar

Lapangan Penumpukan Domestik

- Luas 9 hektar
- Kapasitas 5,650 hektar
Area Behandle (Pemeriksaan Bea
784 teus
Cukai)

Penumpukan Petikemas Reefer

- Ekspor 350 teus


- Impor 350 teus
- Reefer Plug 305 teus

CFS (Pergudangan)

- Luas Total 10.000 meter2


- Barang Berbahaya 6.500 meter2

Jalur Kereta Api (2 jalur) 420 meter

dan juga

Terminal Operations System

Sistem TOPS telah beroperasi sejak tahun 1999, dipasok oleh Realtimes Business
Solutions dari Sydney, Australia. Perangkat lunak terpadu ini digunakan untuk melayani
kegiatan operasional dan Nota Rampung.

TOPS terdiri dari TOP-X (for X Windows) dan TOP-O (for Oracle), oleh karena itu,
pergerakan petikemas dapat dipantau dengan kondisi ;real time; baik oleh Petugas TPS
atau Pemilik Barang.

TOPS menyediakan kondisi aktual dari sistem perencanaan dan pengontrolan sistem
petikemas, serta menyediakan Pertukaran Data Elektronik secara modern.

KEBIJAKAN KEAMANAN

TUJUAN

Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan atas kepedulian akan keamanan para pegawai,
pelanggan, serta asset perusahaan yang sangat berarti bagi keberhasilan dan pertumbuhan
usaha perusahaan di masa mendatang, dan menjadi kepentingan utama bagi setiap
pemangku kepentingan dan pelanggan yang terlibat dalam kegiatan usaha

Layanan

Prosedur layanan pembongkaran petikemas adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan ; pelanggan harus melengkapi dokumen :


a. Master Cable
b. CVIA (Container Vessel Identification Advice = Pemberitahuan
Identifikasi Kapal Petikemas)
c. Statement of Fact (Surat Pernyataan Keadaan)
d. Statement Letter (email baplie file)
e. Import Summary List (ISL = Daftar Ringkasan Impor)
f. Dangerous Cargo List (Daftar Kargo Berbahaya)
g. Approval from Harbor Master (Surat Ijin dari Syahbandar)
h. Reefer List (Daftar Reefer)
i. Crane Sequence List (Daftar Urutan Crane)
j. Discharge Stowage Plan (Rencana Penyimpanan Pembongkaran)
k. Discharge Bay Plan (Rencana Bay Pembongkaran)
l. Manifest
m. Special Cargo List (Daftar Kargo Khusus)
2. Yard and Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan
Lapangan dan Dermaga) memeriksa dokumen. Mereka mengadakan rapat harian,
bersama dengan Departemen Teknik, dengan Perusahaan Pelayaran, untuk
merencanakan jadwal layanan penanganan petikemas.
3. Vessel Berth Planning Sub-department (Sub-departemen Perencanaan Lapangan
dan Dermaga) memproses rencana pembongkaran ke dalam sistem komputer
berdasarkan data yang dikirimkan oleh Perusahaan Pelayaran lewat email, dan
mencetak Discharge List (Daftar Pembongkaran) dan menyerahkannya kepada
Berth Operations (Operasi Dermaga).
4. Berdasarkan Discharge List (Daftar Pembongkaran), Berth Operations
Superintendent (Superitenden Operasi Dermaga) memerintahkan Operator CC,
lewat Petugas Tally Dermaga, untuk membongkar petikemas dari atas kapal dan
memuatnya ke atas chassis Head Truck, dan membawanya ke Lapangan
Penumpukan Petikemas, dan mengkonfirmasi posisi pembongkaran ke dalam
sistem komputer (HHT/Teklogix)
5. Setelah Head Truck tiba di Lapangan Penumpukan Petikemas, Yard Operations
Superintendent (Superintenden Operasi Lapangan) memerintahkan Operator
RTG, lewat Petugas Tally Lapangan, untuk menumpuk petikemas, dan
mengkonfirmasi posisi petikemas ke dalam sistem komputer (HHT/Teklogix).
Petugas Tally Lapangan memerintahkan pengemudi Head Truck untuk kembali
ke Dermaga untuk mengambil petikemas selanjutnya yang akan dibongkar.
6. Pada akhir shift, Petugas Tally Lapangan melaporkan hasil pekerjaan kepada
Superintenden Operasi Lapangan, sedangkan Petugas Tally Dermaga melaporkan
hasil pekerjaan kepada Superintenden Operasi Dermaga.

You might also like