Professional Documents
Culture Documents
A10080056
STIE EKUITAS
1
KURIKULUM
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
13 Pengawasan
6 Analisi Keb.Pemb. MK
14 Penanganan Pem.
7 Analisi Keb.Pemb. MK Bermasalah 2
MANAJEMEN
PEMBIAYAAN SYARIAH
Daftar pustaka :
Drs. Zainul Arifin, MBA, Dasar-dasar manajemen Bank Syariah
Adi Warman Karim, Analisa fiqih dan keuangan
Prof.M.A Mannan, MA, Ph D Teori dan praktek Ekonomi Islam
Drs. R. Agus Sartono M.B.A Manajemen Keuangan. 3
KURIKULUM
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
Pengantar pembiayaan
1
Gambaran Gambaran
umum perbankan
perbankan syariah
4
STRUKTUR PERBANKAN INDONESIA
Rp. SESUAI VISI API
Trilyun
Bank
Internasional
50
Bank
Nasional
10
Bank Dengan Fokus
0,1
Bank Dengan Kegiatan
B P R Usaha Terbatas
12/09/2021
BANK
Pendapatan Operasi
Tingkat Peng. Akt. Produktif Distribusi Bagi Hasil
Jumlah Akt. Produktif Struktur Dana
Komposisi Aktiva Produktif Volume Dana Mudharabah
Porsi Nisbah
Pendapatan Non
Pendapatan Non Biaya Non Operasional
Operasional. Biaya Non Operasional
Operasional. -Pegawai
-Pegawai
Provisi, -Kantor
Provisi,Komisi
Komisi -Kantor
Transaksi-transaksi -PenyusutanAkt.Tetap
-PenyusutanAkt.Tetap
Transaksi-transaksi
/Piut
/Piut
-Lainnya
-Lainnya
Pajak
Pajak
TOTAL
TOTAL TOTAL BIAYA
TOTAL BIAYA
PENDAPATAN
PENDAPATAN
Laba/Rugi Total
TotalAktiva
Aktiva
Laba/Rugi
Total
Total Pasiva
Pasiva 6
MEKANISME OPERASIONAL
BANK SYARIAH
Pembayaran bagi hasil Menerima pendapatan
SHAHIBUL MAAL
MUDHARIB MUDHARIB
SHAHIBUL MAAL
PENGHIMPUNA PENYALURAN
N DANA DANA
BANK KONVENSIONAL
7
SKEMA OPERASIONAL BANK SYARIAH
Akrual Kas
Pembiayaan/Jual Beli
• Murabahah Angsuran
• Murabahah Sekaligus
SUMBER DANA : Margin
• Giro Wadiah
• Tab. Wadiah Bagi Hasil
POOLING • Mudharabah Profit
• Tab. Mudharabah DANA Distribution
• Dep. Mudharabah • Musyarakah
• Equity Bagi
Hasil
Sewa Beli
• Ijarah
Porsi
Nasabah
Jasa-jasa
• Kiriman uang
• Inkaso
• Garansi Bank 100 % pendapatan Porsi
• Gadai Bank
Bank8
Perbandingan Produk dan Jasa Bank Syariah dengan Bank
Konvensional
9
DUNIA ISLAM
Mendambakan
diterapkannya
• Al- Qur’an
• As-Sunnah
• Al-Ijma
• Al- Qiyas
11
Mengapa mesti Syariah ?
ORIENTASI PENGELOLAAN DGN
MANFAAT BUKAN NILAi2 SYARIAH
MAKSIMALISASI (STAF)
KEUNTUNGAN
SEMATA
TRANSAKSI
RIIL BUKAN
UANG SEBAGAI
PRINSIP SPEKULATIF
INSTRUMEN BANK
BUKAN
KOMODITI
SYARIAH
KEMITRAAN
BUKAN
HARUS HALAL
DEBITUR-KREDITUR
BUKAN HANYA
PROFITABLE
12
KURIKULUM
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
2
Pengertian pembiayaan
Untuk memenuhi
1. Peningkatan produksi, baik kebutuhan barang-
secara kuantitatif maupu
barang modal (capital
secara kualitatif.
2. Keperluan perdagangan/
goods) beserta
peningkatan utility of place fasilitas-fasilitas yang
dari suatu barang erat kaitannya dengan
itu.
15
MENURUT SIFAT PENGGUNAANNYA
PEMBIAYAAN DIBAGI :
KONSUMSI PRODUKSI
16
PEMBIAYAAN KONSUMTIF
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
konsumtif. Di Syariah dibatasi hanya untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti rumah untuk
dihuni, kendaraan untuk dipakai.
Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan
tersebut berasal dari pendapatan nasabah yang
bersumber dari usaha lain dan bukan dari
eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas ini.
17
SKEMA PEMBIAYAAN
KONSUMTIF
18
MURABAHAH
PENGADAAN BAHAN BAKU
DAN ATAU PENGADAAN BAHAN PENOLONG
3. KIRIM BARANG
2. PESAN
4. BAYAR
1. AKAD MURABAHAH
5. BAYAR ANGSURAN
19
ISTISHNA’
PROSES PRODUKSI S.D BARANG JADI
BANK SEBAGAI PENJUAL BANK SEBAGAI PEMBELI
20
BAI’ AS SALAM
PROSES PRODUKSI YG TIDAK DAPAT DIIKUTI.
BANK SEBAGAI PENJUAL BANK SEBAGAI PEMBELI
5
BANK/
MUDHARIB SHAHIBUL
MAAL
4
3
21
KURIKULUM
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
3
Produk Al Ba’i
PENGENALAN PRODUL
AL BA’I
22
Al Murabahah
(Jual Beli Dengan Pembayaran Tangguh)
23
Landasan Syariah
Al Quran
“ Dan Allah telah
menghalalkan jual beli
dan mengharamkan
riba”
(Q.S. Al Baqarah : 275)
24
Landasan Syariah
Al Hadits
25
Syarat Bai’ Al Murabahah
1. Penjual memeberitahu biaya modal kepada
nasabah
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun
yang ditetapkan
3. Kontrak harus bebas dari riba
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila
terjadi cacat atas barang sesudah pembelian
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang
berkaitan dengan pembelian, misalnya jika
pembelian dilakukan secara hutang.
26
APLIKASI DALAM PERBANKAN
27
Manfaat Al Bai’ Al Murabahah
• Adanya keuntungan yang muncul dari
selisih harga beli dari penjual dengan harga
beli kepada nasabah
• Sistem yang digunakan sederhana, sehingga
memudahkan penanganan administrasinya
di Bank Syariah
28
Bai’ as Salam
(Jual Beli Dengan Pembayaran di muka)
29
Landasan Syariah
Al Quran
“ Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak
secara tunai untuk
waktu yang ditentukan,
maka tuliskanlah”
(Q.S. Al Baqarah : 282)
30
Landasan Syariah
Al Hadits
31
Bai’al Istishna’
(Jual Beli Berdasarkan Pesanan)
32
Landasan Syariah
Landasan syariah
dari bai’ al Istishna
=
Landasan syariah
dari bai’ as Salam
33
Istishna’ Paralel
• Dalam sebuah kontrak bai’ al Istishna,
pembeli dapat mengizinkan pembuat
menggunakan subkontraktor untuk
melaksanakan kontrak tersebut. Dengan
demikian, pembuat dapat membuat kontrak
istishna kedua untuk memenuhi
kewajibannya pada kontrak pertama
34
PEMBIAYAAN INVESTASI MURABAHAH
-> Pembiayaan Investasi – Murabahah adalah fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan aktiva tetap (fixed asset) yang sudah wujud, yang dananya tidak dapat
ditarik berulang-ulang (non revolving), walaupun telah terdapat pembayaran pokok, baik sebagian
atau seluruhnya.
-> Akad yang digunakan dalam produk ini adalah akad Murabahah yaitu menjual suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayar dengan harga pokok
pembelian dan margin, dalam hal ini Bank Syariah sebagai penjual dan Nasabah sebagai pembeli.
35
BAGAN PEMBIAYAAN
MURABAHAH
1. Negosiasi
2. Wa’ad Beli
7. Bayar/angsur
BANK
NASABAH 5.Bank syariah mewakil
SYARIAH
Kan ke suplier u/menyerah
Kan barang
6. Kirim 3. Beli Barang
SUPPLIER
36
INVESTASI MURABAHAH
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan pengadaan
barang, misalnya excavator.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan
persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Nasabah berjanji akan membeli barang tersebut dari Bank Syariah
(wa’ad beli).
- Bank Syariah membeli dan membayar barang sesuai dengan kebutuhan Nasabah ke supplier.
Dokumen kepemilikan barang dibuat langsung atas nama Nasabah.
37
INVESTASI MURABAHAH
- Penandatatanganan akad jual beli antara Bank Syariah dengan Nasabah dimana Bank Syariah
menjual barang tersebut kepada Nasabah.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan ke Supplier untuk mengirimkan barang langsung
ke Nasabah.
- Supplier sebagai wakil Bank Syariah, atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan barang kepada
Nasabah.
- Nasabah membayar secara taqsith (angsuran) atau ta’jil (tempo) ke Bank Syariah dengan besar
pembayaran yang telah ditentukan di awal.
38
BAGAN PEMBIAYAAN
MURABAHAH
1. Negosiasi
2. Wa’ad Beli
9. Bayar/angsur
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan pengadaan
barang, misalnya excavator.
- Antara pihak Nasabah dengan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan
persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Nasabah berjanji akan membeli barang tersebut dari Bank Syariah
(wa’ad beli).
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada Nasabah untuk membli barang ke
supplier.
- Nasabah sebagai wakil Bank Syariah membeli barang sesuai dengan kebutuhan supplier.
40
INVESTASI MURABAHAH
- Bank Syariah membayar pembelian barang ke supplier. Dokumen kepemilikan barang dibuat
langsung atas nama Nasabah.
- Penandatanganan akad jual beli antara Bank Syariah dengan Nasabah dimana Bank Syariah
menjual barang tersebut kepada Nasabah.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan ke Supplier untuk mengirimkan barang langsung
ke Nasabah.
- Supplier sebagai wakil Bank Syariah, atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan barang kepada
Nasabah.
- Nasabah membayar secara taqsith (angsuran) atau ta’jil (tempo) ke Bank Syariah dengan besar
pembayaran yang telah ditentukan di awal
41
INVESTASI – IMBT
Pembiayaan Investasi – IMBT adalah fasilitas pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan aktivas tetap (fixed asset) yang sudah wujud, yang dananya tidak dapat ditarik
berulang-ulang (non revolving), walaupun telah terdapat pembayaran pokok, baik sebagian atau
seluruhnya, melalui mekanisme sewa dan pada akhir masa sewa terjadi pemindahan kepemilikan
kepada Nasabah.
42
Investasi imbt
1. Negosiasi
2. Wa’ad imbt
4. Akad imbt
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan pengadaan barang,
misalnya mesin bor minyak.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Nasabah berjanji akan menyewa mesin bor minyak tersebut dan kemudian
memilikinya di akhir masa sewa (wa’ad IMBT).
- Bank Syariah membeli dan membayar mesin boro minyak ke Supplier untuk disewakan ke nasabah. Dokumen
kepemilikan mesin bor minyak dibuat langsung atas nama Nasabah.
- Penandatanganan akad IMBT antara Bank Syariah dan Nasabah mengenai kesepakatan bahwa Bank Syariah
menyewakan mesin boro minyak tersebut kepada nasabah dan di akhir masa sewa terjadi kepemindahan
kepemilikian mesin bor inyak kepada Nasabah dengan opsi jual beli atau hibah. Harga sewa dapat di-review
dalam periode tertentu sesuai kesepakatan.
44
INVESTASI – IMBT
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada Supplier untuk menyerahkan mesin bor
minyak yang akan disewakan langsung ke Nasabah.
- Supplier sebagai wakil Bank syariah, atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan obyek sewa
(mesin bor minyak) kepada Nasabah.
- Nasabah membayar uang pembelian mesin bor minyak (jika opsi di akhir masa sewa adalah bai
atau Hibah (tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak).
- Nasabah membayar uang pembelian mesin bor minyak (jika opsi di akhir masa sewa adalah bai’
(jual beli), baik secara naqdan (tunai), taqsith (angsuran) maupun ta’jil (tempo).
45
Investasi imbt
1. Negosiasi
2. Wa’ad imbt
6. Akad imbt
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran pengadaan barang,
misalnya mesin bor minyak.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan
persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Nasabah berjanji akan menyewa mesin bor minyak tersebut dan kemudian
memilikinya di akhir masa sewa (wa’ad IMBT).
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada Nasabah untuk membeli mesin bor minyak dan
Supplier.
- Nasabah sebagai wakil Bank Syariah membeli mesin bor minyak sesuai dengan kebutuhan ke Supplier.
- Bank Syariah membayar pembelian mesin bor minyak ke Supplier untuk disewakan ke nasabah.
Dokumen kepemilikan mesin bor minyak dibuat langsung atas nama Nasabah.
47
INVESTASI – IMBT
- Penandatatanganan akad IMBT antara Bank Syariah dengan Nasabah dimana Bank Syariah menyewakan
mesin bor minyak kepada Nasabah dan di akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan dari Bank Syariah
kepada Nasabah dengan cara jual beli atau hibah. Harga sewa dapat di-review dalam periode tertentu sesuai
kesepakatan.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada Supplier untuk menyerahkan mesin bor minyak
langsung ke Nasabah.
- Supplier sebagai wakil Bank Syariah, atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan obyek sewa (mesin bor
minyak) kepada Nasabah.
- Nasabah membayar sewa mesin bor minyak kepada Bank Syariah secara bulanan.
- Di akhir masa sewa, Bank Syariah menyerahkan hak kepemilikan mesin bor minyak kepada Nasabah dengan
Bai’ atau Hibah (tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak).
- Nasabah membayar uang pembelian mesin bor minyak, jika opsi di akhir masa sewa adalah Bai’ (jual beli),
baik secara naqdan (tunai), taqsith (angsuran) maupun ta’jil (tempo).
48
INVESTASI – IMBT
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan pengadaan
barang, misalnya furniture desain khusus, yang harus dipesan terlebih dahulu.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan
persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Bank Syariah dan nasabah melakukan penandatanganan akad salam
dimana nasabah memesan furniture desain khusus kepada Bank Syariah.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada Nasabah untuk pesan furniture dari
Produsen.
49
INVESTASI – SALAM
- Akad Salam adalah akad transaksi jual beli barang (misalnya furniture kantor desain khusus)
dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu, sedangkan barang diserahkan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.
- Dalam Salam pararel, bank melakukan salam kedua dengan pihak lain pada obyek yang sama,
dengan syarat salam pertama (antara nasabah dengan bank) terpisah dengan salam kedua (antara
bank dengan produsen) dan akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah
50
SKEMA BAI’ AS-SALAM
3. Kirim Barang
k
Do
i rim
NASABAH 4 .K PRODUSEN
1.N
eg
&
Ba os
g
ya i a
an
r d si
r T Bar
im da
uk n
ai
n
a
Ba esa
un
P
2.
ya
BANK SYARIAH
51
INVESTASI – SALAM
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan pengadaan barang, misalnya furniture dengan
desain khusus, yang harus dipesan terlebih dahulu.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Bank Syariah dan nasabah melakukan penandatanganan akad salam di mana nasabah memesan furniture
desain khusus kepada Bank Syariah.
- Untuk memenuhi kebutuhan tersebut (pesanan nasabah) Bank syariah memesan dan membayar furniture desain khusus tersebut
kepada produsen.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan ke produsen untuk menyerahkan furniture langsung ke nasabah.
- Setelah furniture selesai dibuat, produsen sebagai wakil Bank Syariah atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan furniture langsung
ke nasabah.
- Setelah furniture selesai dibuat, produsen sebagai wakil Bank Syariah atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan furniture kepada
Nasabah.
- Nasabah membayar secara taqsith (angsuran) atau ta’jil (tempo) ke Bank Syariah dengan besar pembayaran yang telah ditentukan
dalam akad.
52
SKEMA BAI’ AS-SALAM
3. Kirim Barang
k
Do
i rim
NASABAH 4 .K PRODUSEN
1.N
eg
&
Ba os
g
ya i a
an
r d si
r T Bar
im da
uk n
ai
n
a
Ba esa
un
P
2.
ya
BANK SYARIAH
53
INVESTASI – SALAM
- Nasabah sebagai wakil Bank Syariah pesan furniture desain khusus ke Produsen.
- Bank Syariah membayar pemesanan furniture ke Produsen. Dokumen kepemilikan barang dibuat
langsung atas nama Nasabah.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan ke produsen untuk menyerahkan furniture
langsung ke Nasabah.
- Setelah furniture selesai dikerjakan, Produsen sebagai wakil Bank Syariah atau Bank Syariah itu
sendiri, menyerahkan furniture kepada Nasabah.
- Nasabah membayar secara taqsith (angsuran) atau ta’jil (tempo) ke Bank Syariah dengan besar
pembayaran yang telah ditentukan dalam akad.
54
INVESTASI – ISTISHNA
- Akad Istishna’ adalah Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
(misalnya mesin penghancur limbah) dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (mustashni’) dan pembuat (shani’).
- Istishna’ pararel adalah transaksi yang menggunakan akad Istishna’ sebanyak dua kali untuk
obyek yang sama, dimana antara akad Istishna’ pertama tidak tergantung (ghoiru mu’allaq) pada
akad Istishna’ kedua.
- Dalam Istishna’ pararel, bank melakukan Istishna’ kedua dengan pihak lain pada obyek yang
sama, dengan syarat Istishna’ Pertama (antara nasabah dengan bank) tidak bergantung (ghoiru
mu’allaq) dengan Istishna’ kedua (antara bank dengan produsen).
55
PRODUSEN
NASABAH
KONSUMEN (PEMBELI) 1 PEMBUAT
Pesan 2
3 Beli
Jual
BANK
56
INVESTASI – ISTISHNA
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan mesin penghancur limbah.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Bank Syariah dan nasabah melakukan penandatanganan akad Isthisna’ dimana
nasabah memesan mesin penghancur limbah kepada Bank Syariah.
- Untuk memenuhi kebutuhan tersebut (pesanan nasabah) Bank syariah memesan mesin penghancur limbah
tersebut kepada produsen.
- Setelah mesin penghancur limbah selesai dikerjakan, produsen sebagai wakil Bank Syariah atau Bank Syariah
sendiri, menyerahkan mesin penghancur limbah.
57
PRODUSEN
NASABAH
KONSUMEN (PEMBELI) 1 PEMBUAT
Pesan 2
3 Beli
Jual
BANK
58
INVESTASI ISTISHNA
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan pembiayaan mesin penghancur limbah.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan persyaratan.
- Setelah ada kesepakatan, Bank Syariah dan nasabah melakukan penandatanganan akad Isthisna’ dimana nasabah memesan mesin penghancur
limbah kepada Bank Syariah.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan kepada nasabah untuk memesan mesin penghancur limbah ke produsen.
- Nasabah sebagai wakil Bank Syariah memesan mesin penghancur limbah sesuai dengan kebutuhan kepada produsen.
- Bank Syariah membayar produsen per termin pesanan mesin penghancur limbah ke produsen sesuai dengan kesepakatan.
- Bank Syariah memberi kuasa atau mewakilkan ke produsen untuk menyerahkan mesin penghancur limbah ke nasabah.
- Setelah mesin penghancur limbah selesai dikerjakan, produsen sebagai wakil Bank Syariah atau Bank Syariah sendiri, menyerahkan mesin
penghancur limbah kepada nasabah.
59
Sekian
60
KURIKULUM
MANAJEMEN PEMBIAYAAN
4
Produk Syirkah
PENGENALAN PRODUK
SYIRKAH
61
BAGI HASIL
• Al Musyarakah
(Kerjasama Modal Usaha)
• Al Mudharabah
(Kerjasama Mitra Usaha)
• Al Muzara’ah
(Kerjasama Bagi Hasil)
• Al Musaqah
(Kerjasama Pemeliharaan Pertanian)
62
Al Musyarakah
• Adalah akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu di
mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dan (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
63
Musyarakah adalah suatu akad
kerjasama antara dua orang/lebih
dimana masing-masing pihak
yang berakad mencampurkan
modalnya baik modal berupa,
uang, barang, atau keahlian yang
kemudian modal dikelolanya
secara bersama-sama
64
Landasan Syariah
Al Quran
“ Maka mereka
bersyarikat pada
sepertiga”
(Q.S. An Nisa : 12).
65
Landasan Syariah
Al Hadits
66
Landasan Syariah
Ijma
Ibnu Qudamah dalam
kitabnya Al Mughni
5/109 berkata :
“ Kaum muslimin telah berkonsensus
terhadap legitimasi musyarakah
secara global walaupun terdapat
perbedaan pendapat dalam
beberapa elemen dari padanya”
67
Jenis Al Musyarakah
• Syirkah Al ‘Inan
• Syrkah Mufawadhah
• Syrkah A’mal
• Syirkah Wujuh
• Syirkah al Mudharabah
68
Natural Uncertainty Contract
(NUC)
Natural uncertainty contract
adalah suatu transaksi/kontrak
dalam bisnis yang secara
sunnatullah tidak dapat
diprediksikan kepastian hasil dan
pembayarannya. Baik dari segi
jumlah maupun waktunya.
69
Dalam transaksi (NUC) masing-
masing pihak yang bertransaksi
mencampurkan harta atau asset
yang dimilikinya baik itu berupa
uang, barang, atau keahlian
(tenaga/jasa).
70
Adanya percampuran aset
menjadi satu, maka keuntungan
atau kerugian ditangung
bersama-sama sesuai dengan
kesepakatan
71
Kontrak-kontrak yang termasuk
dalam akad ini antara lain; 1)
musyarakah
72
Syirkah ‘inan adalah suatu akad
percampuran dalam kerjasama
usaha dimana masing-masing
pihak yang berakad menyertakan
dananya dengan jumlah yang
berbeda
73
Syirkah mufawadhah adalah
suatu akad percampuran
dalam kerja sama usaha
dimana masing-masing pihak
yang berakad menyertakan
dananya dengan porsi yang
sama.
74
Syirkah abdan/A’mal adalah
suatu akad percampuran dalam
kerjasama usaha dimana masing-
masing pihak yang berakad
menyertakan keahliannya untuk
dikelola secara bersama-sama
75
Syirkah wujuh adalah suatu akad
kerjasama antara dua orang/lebih
dimana salah satu pihak
menyertakan modal usaha (dana)
sedangkan dipihak lain hanya
menyertakan
kredibilitas/keahlian saja.
76
Syirkah mudharabah adalah suatu
akad kerjasama usaha antara dua
orang atau lebih dimana salah
satu pihak menyertakan dananya
sebesar 100% sedangkan di pihak
lain hanya memberikan
kontribusi berupa keahlian
mengelola.
77
APLIKASI PERBANKAN
• Pembiayaan Proyek
• Modal Ventura
78
Manfaat Al Musyarakah
• Bank akan menikmati peningkatan dalam
jumlah tertentu pada saat keuntungan usaha
nasabah meningkat
• Bank membayar disesuaikan dengan
pendapatan usaha bank
• Pengembalian pokok pembiayaan
disesuaikan dengan cash flow usaha
nasabah, jadi tidak memberatkan nasabah
79
Al Mudharabah
• Adalah akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama
menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
80
Landasan Syariah
Al Quran
(Q.S. Al Muzammil : 20)
(Q.S. Al Jumuah : 10)
(Q.S. Al Baqarah : 198)
81
Landasan Syariah
Al Hadits
82
Landasan Syariah
Ijma
Imam Zailali, dalam kitabnya
Nasbu ar Rayah (4/13)
menyatakan bahwa :
“ Para sahabat telah berkonsensus
terhadap legitimasi pengolahan
harta secara mudharabah”
83
Jenis Al Mudharabah
• Mudharabah Muthlaqah
• Mudharabah Muqayyadah
84
APLIKASI DALAM PERBANKAN
• Tabungan Berjangka
• Deposito Biasa
• Deposito Spesial
85
Manfaat Al Mudharabah
• Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada
saat keuntungan usaha nasabah meningkat
• Bank membayar disesuaikan dengan pendapatan
usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah
mengalami negative spread
• Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan
dengan cash flow usaha nasabah, jadi tidak
memberatkan nasabah
86
Al Musara’ah
• Adalah akad kerjasama pengolahan
pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap di mana pemilik lahan
memberikan lahan pertanian kepada si
penggarap untuk ditanami dan
dipelihata dengan imbalan bagian
tertentu (persentase) dari hasil panen
87
Landasan Syariah
Al Hadits
88
Landasan Syariah
Ijma
“Bukhari mengatakan bahwa telah
berkata Abu Jafar. “Tidak ada
satu rumah pun di Madinah
kecuali penghuninya mengolah
tanah secara muzaraah dengan
pembagian hasil 1/3 dan 1/4, hal
ini telah dilakukan oelh Sayidina
Ali, Saad bin Abi Waqash, Ibnu
Mas’ud, dan keluarga Ali”.
89
Al Musaqah
• Merupakan bentuk yang lebih
sederhana dari Muzara’ah di mana si
penggarap hanya bertanggung jawab
atas penyiraman dan pemeliharaan,
sebagai imbalan, si penggarap berhak
atas nisbah tertentu dari hasil panen
90
Landasan Syariah
Al Hadits
91
Landasan Syariah
Ijma
“Telah berkata Abu Ja’far bahwa Rasulullah
telah menjadikan penduduk Khaibar
sebagai penggarap dan pemelihara atas
dasar bagi hasil…”.
92
INVESTASI – MUDHARABAH
Mudharabah, yaitu merupakan akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (malik, shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (mitra)
bertindak selaku pengelola (yang memiliki keahlian), adapun keuntungan usaha dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
93
INVESTASI – MUDHARABAH
- Nasabah datang ke Bank Syariah dengan maksud untuk mendapatkan dukungan pembiayaan misalnya 10 unit mesin pintal beserta
suku cadangnya.
- Antara pihak Nasabah dan Bank Syariah melakukan negosiasi dan pemenuhan kelengkapan persyaratan.
- Pendistribusian hasil usaha yagn telah dikelola oleh nasabah terdiri dari 2 kompoenen, yaitu keuntungan dan modal.
- Distribusi tingkat keuntungan untuk Bank Syariah sebesar nisbah yang telah ditentukan pada akad.
- Distribusi tingkat keuntungan untuk nasabah sebesar nisbah yang telah ditentukan pada akad.
94
Perjanjian
bagi hasil
Keahlian/ BANK
Keterampilan MODAL 100%
Nasabah
PROYEK / USAHA
Nisbah X % Nisbah Y %
PEMBAGIAN Pembayaran
KEUNTUNGAN Kembali
MODAL
95
Musyarakah
96
BANK
Nasabah Parsial:
Parsial:
Value Asset Pembiayaan
PROYEK / USAHA
KEUNTUNGAN
98