Professional Documents
Culture Documents
Rumusan masalah
a. Bagaimana sejarah ditemukannya hukum Mendel?
b. Bagaimana konsep hukum Mendel 2?
c. Apa saja penyimpangan hukum mendel?
d. Bagaimana pola penurunan Mendelian dan non-Mendelian?
e. Apa kegunaan hukum Mendel?
BAB 2
PEMBAHASAN
Gambar 1
Gambar 2 Gambar 3
Perbandingan antara B (warna coklat), b Dengan 1 faktor dominan warna: putih
(warna putih), S (buntut pendek), dan s dan merah
(buntut panjang) pada generasi F2
Selain itu Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu
persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji
(bulat+keriput) dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat
warna kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning.
Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antara F1
diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Mendel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua
gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak
berlaku untuk persilangan monohibrid.
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua
sifat beda (dihibrida). Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput
warna hijau. Keturunan pertama semuanya berbiji bulat warna kuning. Artinya, sifat bulat
dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau. Persilangan
antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat kuning,
101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika
diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau :
keriput hijau adalah mendekati 9:3:3:1.
Gamet BK Bk bK bk
Keterangan:
BBKK BBKk BbKK BbKk bulat kuning 1,2,3,4,5,7,9,10,13
BK
1 2 3 4 keriput kuning 11,12,15
BBKk BBkk BbKk Bbkk bulat hijau 6,8,14
Bk keriput hijau 16
5 6 7 8
BbKK BbKk bbKK bbKk
bK
9 10 11 12
BbKk Bbkk bbKk bbkk
bk
13 14 15 16
Tanaman bulat kuning jumlah 9.
Tanaman bulat hijau jumlah 3.
Tanaman keriput kuning jumlah 3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah 1.
Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan
lainnya heterozigot.
Bastar konstan atau individu baru terdapat pada kotak nomor 6 dan 11. Bastar
konstan adalah keturunan homozigot yang memiliki sifat baru (berbeda dengan kedua
induknya), sehingga dalam persilangan antar sesamanya tidak memisah, konstan.
3. Penyimpangan Hukum Mendel
Penyimpangan semu hukum Mendel merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum Mendel.
Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh merupakan modifikasi
dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan hukum Mendel adalah sebagai berikut:
Polimeri
Kriptomeri
Epistasis
Hipostasis
Komplementer
Interaksi alel
a. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama. Polimeri memiliki ciri: makin banyak gen
dominan, maka sifat karakternya makin kuat.
Contoh: persilangan antara gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih
P : gandum berkulit merah x gandum berkulit putih
M1M1M2M2 m1m1m2m2
F1 : M1m1M2m2 = merah muda
P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2
F2 : 9 M1- M2 - : merah – merah tua sekali
3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua
3 m1m1M2 - : merah muda – merah tua
1 m1m1m2m2 : putih
Dari contoh di atas diketahui bahwa gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi sama-sama
berpengaruh terhadap warna merah gandum.
Semakin banyak gen dominan, maka semakin merah warna gandum.
o 4M = merah tua sekali
o 3M = merah tua
o 2M = merah
o M = merah muda
o m = putih
Bila disamaratakan antara yang berwarna merah dengan yang berwarna putih, diperoleh:
b. Kriptomeri
Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1 Kriptomeri merupakan suatu
peristiwa dimana suatu faktor
tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada
faktor lain yang menyertainya. Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul
bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama.
Contoh: persilangan antara jagung berkulit hitam dengan jagung berkulit kuning.
P : hitam x kuning
HHkk hhKK
F1 : HhKh = hitam
Perhatikan bahwa H dan K berada bersama dan keduanya dominan. Tetapi karakter
yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam epistasis (menutupi) terhadap
kuning/kuning hipostasis (ditutupi) terhadap hitam
P2 : HhKk x HhKk
F2 : 9 H-K- : hitam
3 H-kk : hitam
3 hhK- : kuning
1 hhkk : putih
Rasio fenotif F2 hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
d. Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter.