Professional Documents
Culture Documents
Jilid 1
untuk
SMA/MA Kelas X
Suparto
Penulis
Suparto
Editor Sosiologi
Vera B. L. SihotangChristianiE
Desain Sampul
Andie Anakota Jilid 1
Setting/Tata Letak
Untuk SMA/MA Kelas X
Sri Sugiyarni
Astuti Krisnawati
Hak cipta 2006 pada Penulis
Hak penerbitan pada Penerbit Literatur Media Sukses
Cetakan Pertama, 2006
Penulis
M
enurut kalian, a pakah nilai itu? Dalam pengertian
P
emilu tahun 2004 ini merupakan suatu sistem yang lebih baik dan
lebih demokratis untuk memilih anggota legislatif, presiden, dan
Salah satu penyebab menjadi semakin tingginya jurang kesenjangan sosial
wakil presiden karena ketiga komponen bangsa yang penting itu dipilih
antara golongan kaya dan golongan miskin adalah kehadiran teknologi melalui
secara langsung oleh rakyat melalui proses pemilihan umum.
proses modernisasi dan pembangunan. Melalui proses modernisasi dan
pembangunan, teknologi-teknologi baru diimpor oleh agen modernisasi dan Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang kuat yang dapat
I
8. Uji Kompetensi
asumsi 100
lebih yang bersifat melengkapi tanpa
Auguste Comte 3, 15
menghilangkan corak yang lama
angket : daftar pertanyaan untuk menghimpun data
B
identifikasi 11, 60, 65, 89
yang diperlukan dalam suatu penelitian ilmu pengetahuan 3, 4, 10, 15, 17, 20, 25, 32, 40,
42, 64, 80, 108, 109, 114, 125, 129
applied science : ilmu terapan BAP 167, 168 imitasi 60, 64, 65, 89
arbitration : akomodasi dengan menggunakan pihak ketiga interaksi sosial 10, 11, 32, 35, 59, 62, – 66, 73,
sebagai pihak penengah yang dapat bersifat
mengikat atau memaksa kedua belah pihak
C 75, 84, 85, 89, 90, 101, 144, 164, 172
internal 170, 80, 90
Daftar Isi v
D Proses Pembentukan Lembaga, Kelompok, dan Organisasi Sosial ..... 74
E. Faktor-faktor Penyebab Perubahan dan Dinamika Sosial ................... 76
F. Interaksi Sosial dan Keteraturan Sosial ................................................ 84
Rangkuman .................................................................................................. 88
Uji Kompetensi ............................................................................................ 90
Tujuan Pembelajaran
Mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu
dan metode.
Mendeskripsikan
hubungan berbagai
konsep tentang
realitas sosial.
Mengidentifikasi data
tentang realita sosial
masyarakat.
T
ahukah kalian mengapa sosiologi kita pelajari? Sebagai
warga masyarakat, kita selalu terikat dengan orang lain
untuk melakukan berbagai macam bentuk kerja sama
di berbagai segi kehidupan. Dalam melakukan hubungan-
hubungan sosial, kita harus memahami tata cara dalam
pergaulan agar kita dapat diterima sebagai warga masyarakat
yang baik, sehingga kita dapat menjalankan misi pribadi kita
masing-masing. Dengan demikian, kita memerlukan banyak
wawasan tentang bagaimana menjalani dan membina
hubungan sosial dalam masyarakat. Untuk mendapatkan
jawabannya, kita perlu mempelajari sosiologi, karena sosiologi
memberikan banyak wawasan dan kajian tentang hubungan
masyarakat dan lingkungan. Penjabaran wawasan-wawasan
tersebut dalam praktik kehidupan sehari-hari akan diuraikan
pada bab berikut.
j
j j sosiologi
Hakikat sosiologi
j
Karakteristik
x Observasi
j
Ruang lingkup
Sosiologi
j x Angket
Tujuan pembentukan x Observasi
j
sosiologi partisipan
x Wawancara
SOSIOLOGI SEBAGAI x Komparasi
Konsep dasar ILMU TENTANG x Histori
j
a. Pitirim A. Sorokin
Mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal sebagai berikut.
x Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam sosial, misalnya gejala
ekonomi dan agama, juga keluarga dan moral.
x Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial.
x Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
c. Auguste Comte
Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
Artinya, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud
dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga, maupun peradaban.
3. Metode-Metode Sosiologi
Untuk melakukan suatu aktivitas diperlukan cara-cara yang lebih ringkas dan
efisien agar tujuan tercapai. Cara-cara ini dikenal dengan metode. Metode dalam
konteks pengetahuan adalah cara-cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Dengan demikian, sosiologi sebagai metode artinya sosiologi
dapat dipergunakan sebagai salah satu cara atau perantara dalam mencapai suatu
tujuan tertentu yang ada di dalam masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa
Perencanaan
Pembangunan
d. Metode Angket
Apabila penelitian mempunyai jangkauan responden yang amat besar dan
respondennya berupa masyarakat-masyarakat yang relatif maju, maka metode angket
sangat tepat untuk digunakan. Metode angket adalah metode pengumpulan data
dalam suatu penelitian sosial di mana dalam pelaksanaannya, peneliti menyampaikan
sejumlah pertanyaan dalam suatu daftar pertanyaan yang telah disesuaikan dengan
kepentingan penelitian tersebut. Satu hal yang merupakan kelebihan dari metode
ini adalah bahwa dalam waktu yang relatif singkat, seorang peneliti dapat
memperoleh data dalam jumlah yang amat sangat besar. Dalam hal ini, peneliti
mengirim daftar pertanyaan kepada seratus ribu responden yang alamatnya telah
diketahui sebelumnya dan memberikan perangko pengiriman kembali jawaban-
jawaban angket kepada penelitinya. Dalam jangka yang tidak terlalu lama (kurang
dari 10 hari), 100.000 responden telah mengirim kembali angket tersebut ke alamat
yang telah ditentukan dengan perangko pengiriman yang ada di dalam amplop
daftar pertanyaan tersebut.
Agar data sosial budaya yang terhimpun melalui metode angket ini tetap memiliki
objektifitas yang tinggi, diperlukan syarat-syarat antara lain sebagai berikut.
x Pertanyaan harus singkat, padat, dan komunikatif dengan menggunakan bahasa
yang sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami.
x Respondennya harus merupakan masyarakat yang cakap, artinya memiliki basis
kependidikan yang cukup. Dengan demikian, mereka pun memiliki kesadaran
ilmiah yang tinggi dan memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam angket tersebut. Tetapi metode ini akan gagal
total apabila respondennya adalah masyarakat primitif atau masyarakat pedesaan
yang basis pendidikannya relatif rendah. Jawaban yang disampaikan pun
merupakan jawaban-jawaban yang memiliki tingkat akurasi yang rendah.
Keadaan seperti ini akan membuat penelitian menjadi fatal.
x Koresponden harus terlebih dahulu mengetahui identitas dari responden yang
akan ditetapkan sebagai subjek penelitiannya. Hal ini sangat penting agar proses
e. Metode Komparasi
Untuk mendapatkan data tentang perbedaan atau persamaan dari dua fenomena
sosial yang ada di dalam masyarakat, seorang peneliti dapat menggunakan metode
komparasi. Metode komparasi bertujuan untuk mendapatkan persamaan dan
perbedaan dari dua hal. Yang dimaksud dengan metode komparasi adalah metode
pengumpulan data dalam suatu penelitian sosial, yaitu dengan membandingkan
dua hal yang sama dengan lokasi atau waktu yang berbeda. Dengan demikian,
peneliti akan memperoleh persamaan dan perbedaan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk menganalisis dan mengkorelasikan fakta atau kejadian secara
ilmiah sesuai dengan kepentingan penelitian. Metode komparasi digunakan oleh
peneliti apabila bentuk penelitiannya mengandung kepentingan untuk
membandingkan sesuatu yang sama dengan tempat dan kurun waktu yang berbeda.
f. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan metode yang penelitiannya lebih banyak
memerlukan data-data dokumenter atau pendapat-pendapat dari para ahli tentang
suatu fenomena sosial tertentu dalam masyarakat. Cara pengumpulan data dilakukan
dengan mengambil data atau keterangan-keterangan yang ada di dalam literatur
yang ada di perpustakaan. Kelebihan metode ini adalah memperoleh banyak sumber
tanpa mengalami banyak biaya, tenaga, dan waktu. Yang menjadi masalah adalah
kepandaian peneliti untuk mencari buku-buku yang relevan yang dapat dipakai
sebagai sumber data dalam penelitian.
i. Metode Dokumenter
Apabila suatu penelitian lebih banyak memerlukan data-data pendukung yang
berupa dokumen-dokumen seperti dokumen pemasaran, dokumen kepegawaian,
dokumen kejadian hukum, dan lain-lain, seorang peneliti dapat menggunakan
metode dokumenter. Pada hakikatnya, sumber penelitian dapat berupa data-data
yang diambil dari arsip-arsip atau dokumen yang dihimpun oleh kolektor. Yang
terpenting adalah bahwa pengambilan dokumen harus sesuai dengan data yang
diperlukan dan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan
data yang dilakukan peneliti dengan mengambil dari dokumen-dokumen yang
dihimpun oleh kolektor dinamakan metode dokumenter. Para kolektor tersebut
adalah kepala desa, pimpinan instansi, atau badan-badan informasi, termasuk Badan
Pusat Statistik. Data yang diperoleh melalui metode ini merupakan data sekunder.
Dalam suatu penelitian mengenai kelebihan dan kekurangan suatu metode atau
teknologi tertentu, seorang peneliti menggunakan metode komparasi. Metode
komparasi dilakukan dengan membandingkan dua hal yang sama, tetapi dalam
waktu atau tempat yang berbeda. Melalui metode komparasi inilah, kita dapat
mengetahui banyak hal yang sangat berguna dalam penelitian tersebut.
Pertanyaan:
1. Jelaskan persiapan apa sajakah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti
yang menggunakan metode komparasi!
1. Konsep-Konsep Dasar
Sosiologi dan antropologi mempunyai kekhususan yang berbeda antara lain
sosiologi lebih menekankan pada konsep perilaku sosial, sedangkan antropologi
lebih terfokus pada konsep keanekaragaman makhluk dan budaya manusia. Adapun
konsep-konsep yang mendasar dalam sosiologi dan antropologi antara lain sebagai
berikut.
a. Masyarakat
Istilah masyarakat dalam bahasa sehari-hari sering kita artikan sebagai himpunan
orang-orang dalam satuan wilayah tertentu. Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan
masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup di suatu wilayah tertentu dan
membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma
sosial tertentu. Jelaslah bahwa setiap masyarakat lahir karena adanya kerja sama di
antara warganya dan terikat dalam suatu tata norma tertentu dalam ruang wilayah
yang tertentu pula. Jadi, unsur-unsur pokok masyarakat meliputi hal-hal berikut.
x Adanya individu-individu yang cenderung bersifat heterogen dalam berbagai
hal seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, latar belakang sosial
ekonomi, dan lain-lain.
b. Interaksi Sosial
Di satu sisi, interaksi sosial merupakan bentuk-bentuk aktivitas individu dalam
memenuhi kebutuhannya. Dalam arti lain, interaksi sosial adalah hubungan dan
pengaruh timbal balik antara individu dan individu, antara individu dan kelompok
individu, dan hubungan timbal balik antara kelompok individu dan kelompok
individu yang lain. Interaksi sosial senantiasa berpedoman pada sistem tata nilai
suatu masyarakat dengan ketentuan ”di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.”
Artinya, di mana suatu perbuatan dilakukan hendaknya berpedoman pada sistem
tata nilai yang ada di tempat itu. Ini terjadi karena setiap masyarakat memiliki
sistem tata nilai yang berbeda-beda walaupun secara universal tata nilai ini hampir
sama.
Dalam suatu interaksi sosial, terdapat 4 subkomponen yang dapat mendukung
terwujudnya suatu interaksi sosial. Komponen-komponen itu adalah rangsangan,
tanggapan, aktivitas aksi, dan aktivitas reaksi.
x Rangsangan (stimulan), yaitu suatu aktivitas yang mendorong pada seseorang
untuk memberikan respon atau tanggapan. Stimulan ini dapat berupa perilaku,
penampilan, suara, dan berbagai macam pendapat atau ucapan. Aktivitas ini
akan mengakibatkan adanya tanggapan dari pihak yang lain.
x Tanggapan (respon), yaitu suatu aktivitas yang muncul karena adanya stimulan,
baik stimulan yang pasif maupun stimulan yang aktif. Dengan adanya stimulan
dan respon, suatu kontak sosial sesungguhnya telah terjadi. Untuk kontak
selanjutnya akan berbentuk aksi dan reaksi.
x Aktivitas aksi, yaitu aktivitas permulaan yang menjadi penyebab munculnya
interaksi sosial. Aksi ini dapat dipengaruhi oleh banyak dorongan seperti simpati,
sugesti, empati, identifikasi, dan lain-lain, baik dari pihak pertama maupun dari
pihak kedua dalam suatu interaksi sosial.
c. Sosialisasi
Pada hakikatnya, sosialisasi merupakan suatu proses pergaulan seseorang terhadap
banyak orang di dalam masyarakat. Proses sosialisasi bagi seorang individu
berlangsung sejak lahir hingga sepanjang hayatnya. Proses sosialisasi ini merupakan
proses belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses sosialisasi,
seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-
norma yang akan membekali individu tersebut dalam proses pergaulan. Dengan
demikian, seorang individu dapat berhasil dalam setiap usahanya di tengah-tengah
masyarakat sekaligus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan
lingkungan budaya pada masyarakat tersebut.
d. Kebutuhan Hidup
Kebutuhan hidup adalah kebutuhan manusia untuk mempertahankan serta
mengembangkan kehidupannya. Kebutuhan ini merupakan suatu perwujudan dari
manusia sebagai makhluk hidup, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk
yang memiliki akal budi. Kebutuhan hidup ini terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai
berikut.
(1) Kebutuhan mendasar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan apabila
tidak dipenuhi, maka orang akan mati. Kebutuhan mendasar ini meliputi
kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan perumahan. Kebutuhan ini muncul
e. Kepribadian
Setiap manusia mempunyai kepribadian sendiri-sendiri yang tidak akan sama
antara manusia yang satu dan manusia yang lain. Kepribadian ini merupakan
gambaran secara umum dari perilaku seorang individu yang sangat khas yang
dapat terlihat dari perilaku sehari-hari. Wujud nyata dari kepribadian dapat berupa
banyak hal antara lain sebagai berikut.
x perangai. x kegemaran.
x sikap atau perilaku. x keimanan dan ketakwaan.
x tutur kata. x tanggung jawab.
x persepsi. x prakarsa, dan lain-lain.
f. Perilaku Menyimpang
Setiap orang mempunyai ego masing-masing. Manakala ego setiap orang lebih
mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan orang lain atau kepentingan
umum, maka yang terjadi adalah benturan kepentingan antarindividu. Hal ini dapat
mengakibatkan perilaku-perilaku yang menyimpang. Pada hakikatnya, perilaku
menyimpang merupakan bentuk-bentuk perilaku warga masyarakat yang tidak sesuai
dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut. Perilaku menyimpang
dapat bersumber dari banyak hal, yaitu sebagai berikut.
x Adanya resesi dan depresi ekonomi. Apabila dalam masyarakat terjadi resesi
dan depresi ekonomi, lapisan masyarakat bawah akan kesulitan melakukan
pemenuhan kebutuhan pokoknya. Padahal kebutuhan ini harus dipenuhi dan
kalau tidak maka mereka akan mati. Akibatnya perilaku warga masyarakat
g. Pengendalian Sosial
Semua usaha yang dilakukan oleh warga masyarakat agar warganya dapat
berperilaku sesuai norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut dinamakan
pengendalian sosial. Dalam pelaksanaan pengendalian sosial diperlukan banyak
hal antara lain norma, lembaga atau institusi, dan personil-personil penegak hukum.
Apabila pelaksanaan pengendalian sosial telah direalisasikan oleh akumulasi dari
norma, lembaga dan personil penegak hukum, munculah perangkat untuk
menciptakan tertib sosial yang dinamakan pranata sosial.
Pengendalian sosial ada yang bersifat preventif, represif, maupun gabungan
dari keduanya. Pengendalian sosial bersifat preventif bertujuan untuk menghindari
penyimpangan sedini mungkin, sedangkan pengendalian sosial bersifat represif
bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti semula. Gabungan dari keduanya
dilaksanakan sebelum dan sesudah penyimpangan itu terjadi. Pengendalian sosial
dapat dilakukan melalui dua teknik, yaitu compulsion (paksaan) dan pervasion
(pengisian).
Compulsion merupakan teknik pengendalian sosial yang diciptakan untuk
memaksa orang untuk mengubah sikapnya yang menyimpang dan secara tidak
lansung kembali patuh pada nilai dan norma. Berbeda dengan cara compulsion
1. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan individu atau sekelompok individu dalam
masyarakat yang secara ekonomi tidak dapat mengembangkan dirinya setaraf dengan
perekonomian orang-orang di sekitarnya. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kebodohan, sikap malas, kondisi alam yang gersang, peperangan, penjajahan, dan
lain-lain. Kemiskinan merupakan salah satu fenomena sosial yang akan diperangi
oleh semua bangsa melalui proses pembangunan dan modernisasi.
2. Kebodohan
Kebodohan merupakan suatu keadaan individu atau sekelompok individu yang
secara intelektual tidak dapat mengembangkan dirinya setaraf dengan perkembangan
intelektual masyarakat. Kebodohan dapat terjadi juga oleh faktor penjajahan,
kemiskinan, sikap malas, peperangan, resesi dan depresi, keadaan alam yang gersang
dan letaknya yang terpencil, dan lain-lain.
3. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan di mana terdapat jurang perbedaan
yang sangat jauh antara golongan masyarakat yang kaya dan masyarakat miskin.
Pergaulan antar
Warga Masyarakat
Sistem
Masyarakat
Kebudayaan
Membentuk Kepribadian
Generasi Baru
Namun di sisi yang lain, bangsa Indonesia yang multietnis dan multikultural
sangat rawan terhadap konflik dan penuh dengan perubahan-perubahan yang
terkadang sangat merugikan bagi perkembangan suatu bangsa.
Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat multietnis dan multikultural memiliki
lebih banyak fenomena-fenomena sosial yang menarik untuk dikaji. Fenomena-
fenomena sosial ini merupakan bentuk-bentuk kenisbian dari tata pergaulan
masyarakat yang majemuk (misalnya asimilasi kebudayaan, akulturasi kebudayaan,
perkawinan campur, toleransi sosial) dan fenomena-fenomena lain yang negatif
(konflik horizontal antarras, antarsuku, maupun antaragama). Fenomena-fenomena
ini sangat sensitif terjadi dalam masyarakat sebagai perwujudan dari masyarakat
Indonesia sebagai masyarakat multietnis dan multikultural.
Masyarakat Indonesia dikenal pula sebagai masyarakat sedang berkembang
yang mengalami proses perubahan struktur dari masyarakat tradisional yang agraris
menuju masyarakat industri yang modern. Proses perubahan ini memunculkan
banyak fenomena, baik yang positif maupun yang negatif. Misalnya, kesenjangan
sosial, meningkatnya kemiskinan, meningkatnya kriminalitas, pemakaian obat-obat
terlarang, sampai munculnya gaya-gaya hidup eksekutif yang mewah. Fenomena-
fenomena ini menjamur terjadi dalam masyarakat hampir di seluruh wilayah
tanah air.
Berikut ini adalah fenomena-fenomena sosial di Indonesia yang sekaligus
merupakan data-data sosiologis dan antropologis yang perlu mendapat perhatian
dari seluruh komponen bangsa.
1. Demoralisasi
Demoralisasi merupakan suatu keadaan ketika kualitas moral warga masyarakat
mengalami penurunan. Penyebabnya, bentuk kehidupan yang semakin kompetitif
sehingga banyak orang melakukan jalan pintas dengan mengabaikan prinsip-prinsip
2. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan pola pikir akibat berlangsungnya proses modernisasi,
yakni orang lebih baik membeli barang-barang produk kebutuhan sehari-hari
daripada harus membuat sendiri. Akibatnya, orang menjadi sangat konsumtif sehingga
kadang-kadang menjadi malas dan boros. Semua ini terjadi karena proses modernisasi
telah berhasil memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan banyak
pilihan, murah harganya, dan mudah didapat.
3. Sekularisme
Sekularisme merupakan pola pikir yang lebih mendahulukan kepentingan-
kepentingan yang bersifat keduniawian. Pola pikir ini sebagai dampak dari proses
rasionalisasi dan modernisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang dengan pesatnya serta terbukti dapat membantu semua pekerjaan
manusia dengan tepat dan cepat, membuat manusia sangat mempercayai kebenaran
ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibatnya, orang akan berpaling dari nilai-nilai
spiritual atau keagamaan.
à Gambar 1.4 Banyaknya peminat bursa tenaga kerja di Gedung Tenis Indoor
Senayan, Jakarta, Mei 2004 m e n u n j u k k a n s e m a k i n b a n y a k n y a
pengangguran di Indonesia.
Dalam masyarakat pada umumnya terdapat tiga macam status, yaitu status
yang diperoleh karena kelahiran, kerja keras, dan pemberian. Menurut kalian
status manakah yang paling dominan dimiliki oleh masyarakat di Indonesia?
U
ntuk mengatasi gejala demoralisasi yang kian hari terasa kian
meningkat pada masyarakat Indonesia, diperlukan suatu solusi dari
berbagai kalangan untuk ambil bagian mengupayakan rehabilitasi
perilaku sosial sehingga sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku pada masyarakat Indonesia.
Pertanyaan:
1. Setujukah kalian dengan pendapat yang tertuang pada alinea terakhir?
Jelaskan dan sertai dengan data-data pendukung!
2. Bagaimana solusi mengatasi krisis demoralisasi?
S
etiap orang pasti memiliki kepentingan-kepentingan, baik yang mendasar
maupun kepentingan yang sifatnya temporer. Demikian juga semua
orang senantiasa ingin memenuhi kebutuhannya dengan mengambil
berbagai macam benda pemuas kebutuhan yang ada di dalam masyarakat.
Sering kali upaya-upaya pemenuhan ini berbenturan antara pihak yang
satu dengan pihak yang lain. Inilah yang menjadi sumber persaingan dan
pertikaian di antara individu di dalam masyarakat. Dalam sosiologi, melalui
pembahasan tentang kedudukan dan peranan telah diisyaratkan bahwa setiap
individu harus dapat memainkan peranan di dalam kedudukannya dengan
sebaik-baiknya. Sedapat mungkin melakukan tindakan-tindakan kooperatif
terhadap pihak lain dengan memperhatikan hak-hak dan kepentingan orang
lain. Apabila semua orang dapat melakukan hal tersebut, maka masyarakat
akan mencapai suatu keteraturan.
Salah satu kriteria pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat
menyusun dan melaksanakan berbagai kebijakan yang sesuai dengan
kebutuhan, sesuai dengan kemampuan, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya
masyarakatnya. Untuk dapat melakukan hal tersebut, diperlukan data sosial
budaya. Misalnya, data jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin, data pendapatan per kapita, data kelahiran, data kematian,
data kemiskinan, data drop out, dan data sosial budaya lainnya.
Sosiologi dan antropologi dapat menjembatani pemerintah dalam rangka
memperoleh data-data sosial budaya dari berbagai suku bangsa yang ada di
dalam masyarakat. Data-data dapat diperoleh melalui sensus penduduk atau
penelitian-penelitian sosial lainnya dengan menggunakan tenaga-tenaga
sosiolog yang berkualitas. Data-data sosial budaya yang akurat akan menjadi
bahan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan pembangunan bagi seluruh
warganya.
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara memperoleh data-data sosial budaya yang benar?
2. Sebutkan metode-metode pengumpulan data dalam sosiologi dan
antropologi! Berikan penjelasan masing-masing!
Sosiologi dan antropologi sebagai ilmu yang relatif baru mempunyai dua pengertian
dasar, yaitu sosiologi dan antropologi sebagai ilmu pengetahuan serta sosiologi dan
antropologi sebagai metode.
1. Konsep-konsep Dasar Sosiologi dan Antropologi
x Masyarakat x Nilai dan Norma
x Kebudayaan x Kepribadian
x Interaksi Sosial x Perilaku Menyimpang
x Sosialisasi x Pengendalian Sosial
x Kebutuhan Hidup x Perubahan Sosial Budaya
2. Kebutuhan hidup ini terdiri dari 3 macam, yaitu sebagai berikut.
x Kebutuhan mendasar, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi dan apabila tidak
dipenuhi maka orang akan mati.
x Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan manusia untuk bersama-sama dengan
manusia yang lain. Kebutuhan ini muncul sebagai hakikat manusia sebagai
makhluk sosial (zoon politicon).
x Kebutuhan integratif, yaitu kebutuhan kejiwaan manusia seperti misalnya
kebutuhan berekreasi, kebutuhan untuk mengungkapkan rasa estetika,
kebutuhan untuk mengungkapkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kebutuhan untuk mengungkapkan harga diri, dan lain-lain.
3. Metode-metode Sosiologi dan Antropologi
x Metode Wawancara
x Metode Observasi Langsung
x Metode Observasi Partisipan
x Metode Angket
x Metode Komparasi
7. Sosiologis berasal dari kata Latin socius dan kata Yunani logos. “Socius” dalam
pengertian sosiologi berarti . . . .
A. sosial D. kawan
B. keluarga E. kawan dan lawan
C. kerabat
8. Di bawah ini yang bukan merupakan konsep-konsep dasar dalam sosiologi dan
antropologi adalah . . . .
A. perilaku menyimpang
B. proses sosialisasi
C. pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia)
D. perubahan sosial
E. norma dan nilai sosial
9. Sosiologi bersifat empiris artinya . . . .
A. kajiannya didasarkan pada kenyataan yang pernah terjadi dalam masyarakat
B. selalu menganalisis hal-hal yang benar-benar terjadi bahkan yang seharusnya
terjadi
C. selalu bersikap terbuka terhadap pembaruan
D. menerima hal-hal baru untuk disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman
masa lalu
E. berorientasi pada nilai dan norma
10. Di bawah ini yang bukan merupakan unsur pokok masyarakat adalah . . . .
A. adanya persamaan darah dan keturunan
B. adanya norma sosial sebagai pedoman perilaku
12. Keseluruhan perubahan situasi dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu
dinamakan . . . .
A. proses sosial D. dinamika sosial budaya
B. perubahan sosial budaya E. evolusi sosial
C. interaksi sosial
17. Segala sesuatu yang benar-benar ada dan dapat dilihat serta diraba
disebut . . . .
A. fakta D. argumentasi
B. data E. statement
C. kenyataan
18. Pengumpulan data dengan menggunakan angket tidak cocok untuk masyarakat
pedesaan di Indonesia karena . . . .
A. masyarakat di Indonesia pada umumnya tidak cukup dalam menjawab
pertanyaan dalam angket tersebut
B. masyarakat desa memiliki banyak kegiatan di ladang dan di sawah
C. jarak antara desa dan kota relatif jauh
D. masyarakat desa bersifat tidak jujur di dalam menjawab pertanyaan
E. pengiriman angket sangat sulit akibat letaknya yang terpencil
20. Istilah sosiologi pertama kali digunakan pada tahun 1839 di Perancis
oleh . . . .
A. Emille Durkheim D. Pitirim A. Sorokin
B. Samuel Koening E. Herbert Spencer
C. Auguste Comte
Soal Essay
Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan nilai dan
norma.
Membedakan nilai
dan norma.
Menjelaskan peran
nilai dan norma dalam
masyarakat.
Mengklasifikasikan
kasus pelanggaran
nilai dan norma yang
berlaku dalam
masyarakat.
Sumber: Gatra, 27 November 2004
M
enurut kalian, a pakah nilai itu? Dalam pengertian
sehari-hari nilai sering diartikan sebagai harga atau
ukuran. Misalnya, nilai ekonomis sebuah mobil dapat
diartikan sebagai harga sebuah mobil yang diukur dengan
uang. Dalam sosiologi, nilai justru bukan sebuah ukuran yang
dapat dinyatakan dengan barang, melainkan sesuatu yang
abstrak atau tidak nyata.
Bagaimana denga norma? Di sekolah tempat kamu belajar,
pasti ada norma-norma yang harus kamu patuhi bukan?
Misalnya kewajiban kamu sebagai murid untuk menghormati
gurumu termasuk dalam norma nonformal. Penjelasan
mengenai nilai dan norma sosial, serta bagaimana peranannya
di dalam kehidupan masyarakat akan segera kamu pelajari di
bab ini.
j
Sosial
Nilai Moral
j
j
Nilai Spiritual
Kesopanan
Norma Pranata
j
Sosial Sosial
Norma Agama
j
j
Keteraturan
j
B. NILAI SOSIAL
1 . Pengertian Nilai Sosial
Pada dasarnya, nilai sosial adalah semua pola pikir yang dianggap baik dan
benar oleh hampir semua orang dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial ini diperoleh
berdasarkan pengalaman-pengalaman kejadian dalam masyarakat sehingga akhirnya
menjadi suatu prinsip perilaku yang kuat yang diyakini kebenarannya.
Menurut C. Kluckhohn, nilai bukanlah keinginan, melainkan yang diinginkan.
Keinginan lebih bersifat individu, artinya masing-masing orang memiliki keinginannya
sendiri yang berbeda dari orang lain. Sebaliknya, yang diinginkan adalah keinginan
seseorang atau kelompok dengan mempertimbangkan hal-hal lain. Misalnya, apakah
yang diinginkan itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
a . Nilai Material
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan nilai material adalah nilai yang ada atau
yang muncul karena materi tersebut, contohnya emas. Emas ini mempunyai nilai
tertentu yang muncul karena benda berupa emas mempunyai warna kuning gilap
dan tidak luntur yang selanjutnya akan banyak kegunaannya untuk membuat berbagai
macam perhiasan. Nilai terkandung dalam suatu benda dinamakan nilai sentral.
b. Nilai Vital
Pada dasarnya, nilai vital adalah nilai yang muncul karena daya kegunaannya,
contohnya pisau. Pisau mempunyai harga atau nilai tertentu karena ketajamannya
yang dapat digunakan untuk memotong sesuatu. Tetapi seandainya pisau tersebut
tumpul, nilainya akan merosot. Sebaliknya, apabila pisau selalu tajam dalam waktu
yang amat sangat panjang (berkualitas), maka pisau ini akan memiliki harga atau
nilai yang semakin tinggi. Nilai suatu benda yang muncul karena kegunaannya
dinamakan nilai vital.
c . Nilai Spiritual
Nilai spiritual bersifat sangat abstrak dan berguna bagi rohani manusia . Menurut
Prof. Dr. Notonegoro, nilai spiritual meliputi nilai kebenaran (kenyataan), nilai
keindahan (estetika), nilai moral (etika), dan nilai keagamaan (nilai religius).
Nilai kebenaran (kenyataan) bersumber dari akal manusia (rasio atau akal).
Nilai kebenaran ilmu pengetahuan merupakan nilai yang bersumber dari rasionalitas
manusia. Contoh 6 u 6 = 36, angka 36 adalah kebenaran yang bersumber dari
rasionalitas masnusia. Suatu nilai kebenaran yang bersumber dari pertimbangan akal
Nilai sosial terbentuk melalui pengalaman dan kejadian yang kemudian diseleksi
dan diaktualisasikan dalam sistem perilaku sehingga dipertahankan keberadaannya oleh
banyak orang dalam masyarakat. Selanjutnya nilai-nilai sosial yang abstrak ini akan
dikonkretkan dalam bentuk norma-norma sosial yang berupa perintah dan larangan,
serta sanksi-sanksi sesuai dengan bidang-bidang kehidupan yang ada dalam masyarakat.
Sumber: www.asianfoodworker.net
Norma sosial pada dasarnya meliputi norma agama, norma kesusilaan dan
kesopanan, norma adat dan kebiasaan, dan norma hukum. Tetapi norma hukum
mempunyai peran cukup besar dalam mengatur hubungan antarindividu dalam
kaitannya dengan kedudukannya sebagai warga negara. Norma-norma hukum dalam
masyarakat negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Bersifat eksplisit, artinya tertulis dengan jelas dan tegas.
• Bersifat memaksa, artinya apabila orang melanggar maka akan dikenai sanksi
dan apabila tidak diindahkan akan dipaksa oleh alat-alat negara.
a. Cara (usage)
Cara (usage) adalah suatu perilaku tertentu yang secara tidak sadar telah
disepakati oleh masyarakat terhadap perbuatan yang tertentu pula. Contoh: cara
orang memakai topi, cara orang menuang minuman, cara orang memberi salam
kepada orang tua, dan lain-lain.
b. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan (folkways) adalah suatu tata kelakuan yang bersifat lebih mengikat
kepada anggota masyarakat dan lebih dipatuhi. Karena bila terjadi penyimpangan
terhadapnya, akan dimarahi oleh para leluhurnya. Kebiasaan merupakan perbuatan
yang diulang-ulang terhadap apa yang sama sebagai bukti bahwa orang menyukai
perbuatan tersebut.
d. Adat-istiadat (custom)
Apabila tata kelakuan tersebut kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola
perilaku masyarakat, maka dapat terus meningkatkan kekuatan mengikatnya
Sumber: www.pikiran-rakyat.com
T
erpilihnya Abdul Rahman Saleh, SH sebagai Jaksa Agung pada Kabinet
Bersatu pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla pada
awalnya terkesan memberikan harapan, karena Abdul Rahman Saleh
pada saat menjadi anggota Mahkamah Agung pada pengadilan kasus korupsi
berskala besar yang melibatkan salah satu pejabat tinggi negara bersikap
berbeda dengan majelis hakim.
Masyarakat berharap pada masa kepemimpinan Abdul Rahman Saleh
sebagai kepala Kejaksaan Agung RI, proses peadilan terhadap para koruptor
dapat dipercepat dan kalau perlu koruptor-koruptor tersebut ditangkapi dahulu
baru diproses.
M
asa depan bangsa Indonesia ada di tangan siswa-siswa sekarang.
Namun, dalam perjalanannya banyak hambatan dan rintangan yang
dihadapi, salah satunya bahaya narkoba yang setiap saat mengajak
generasi muda. Berbagai usaha telah dilakukan, baik oleh ulama, sekolah,
pemerintah, dan badan dunia untuk menekan penyebaran narkoba kepada
masyarakat.
Pertanyaan:
1. Bagaimana seharusnya nilai-nilai sosial itu disemaikan kepada generasi
muda sehingga terhindar dari bahaya narkoba?
2. Apakah hukuman berat terhadap pengedar narkoba merupakan solusi?
3. Nilai-nilai apa yang harus didalami siswa agar terhindar dari bahaya
narkoba?
Pertanyaan:
1. Mengapa masyarakat perkotaan cenderung menjadi tidak teratur berlalu
lintas pasca reformasi?
2. Mengapa petugas seperti polisi dan Dinas Perhubungan tidak bertindak
untuk meluruskannya?
3. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh polisi?
4. Norma apa yang tidak berfungsi dalam bahan diskusi di atas?
1. Nilai sosial merupakan segala sesuatu yang dianggap baik dan benar dan dicita-
citakan oleh warga masyarakat.
2. Nilai sosial meliputi nilai vital, nilai material, dan nilai spiritual. Nilai sosial ini
berfungsi menjadi pedoman perilaku warga masyarakat dalam pergaulan.
3. Norma sosial adalah semua bentuk peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang ada dan berlaku dalam masyarakat.
4. Norma sosial terdiri dari empat macam, yaitu norma agama, kesusilaan dan
kesopanan, adat dan kebiasaan, dan norma hukum.
5. Norma sosial berfungsi mengatur hubungan dan perilaku timbal balik antarindividu
dan antarkelompok individu dalam masyarakat.
6. Agar norma dapat dipatuhi oleh individu dalam masyarakat, diperlukan sanksi
yang pelaksanaannya harus dikawal dan ditegakkan oleh aparat penegak norma,
baik formal maupun nonformal sehingga dalam masyarakat tercipta keteraturan
sosial.
7. Keteraturan sosial merupakan keadaan di mana semua orang dalam masyarakat
telah berbuat sebagaimana hak dan kewajibannya sehingga tidak terjadi benturan
antara hak dan kewajiban dengan individu yang lain.
8. Berikut ini yang bukan contoh dari nilai moral menurut Prof. Dr. Notonegoro
adalah . . . .
A. iman dan taqwa D. sombong dan kikir
B. jujur dan adil E. tawakal
C. rajin dan hemat
12. Seperangkat aturan yang berkisar tentang kegiatan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya disebut . . . .
A. norma sosial D. pranata sosial
B. adat istiadat E. kaidah hukum
C. folkways
13. Di bawah ini yang bukan contoh dari norma hukum adalah . . . .
A. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
B. Tata Tertib Sekolah
C. Undang-Undang No. 20 tahun 2003
D. Tata Cara Penguburan Jenazah pada masyarakat Jawa
E. PP 30 Tahun 1980
14. Perbedaan yang mendasar antara norma dan nilai sosial adalah . . . .
A. nilai bersifat abstrak, norma bersifat konkret
B. nilai bersifat tertutup, norma bersifat terbuka
C. norma bersifat tetap, nilai bersifat berubah-ubah
D. norma bersifat sempit, nilai bersifat luas
E. wilayah berlakunya
15. Upaya untuk mencegah dan mencari solusi terhadap semua bentuk penyimpangan
sosial yang ada dalam masyarakat dinamakan . . . .
A. perilaku sosial D. ketidaksamaan sosial
B. pengendalian sosial E. vested interest
C. aktivitas sosial
I II III IV V
A. I D. IV
B. II E. V
C. III
17. Salah satu fungsi norma dan nilai dalam masyarakat adalah . . . .
A. memberi arah dan tujuan individu dalam melaksanakan komunikasi sosial
B. memberikan petunjuk mengenai aktivitas sosial
C. membatasi/melarang berbagai macam aktivitas sosial dalam masyarakat
D. memberi arah terhadap individu untuk berperilaku di tengah-tengah
masyarakat
E. memberikan kekuasaan kepada pihak/golongan tertentu
18. Perilaku individu atau kelompok individu dalam masyarakat yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat
dinamakan . . . .
A. perilaku menyimpang D. perilaku terpuji
B. aktivitas terlarang E. antisosial
C. keanekaragaman perilaku sosial
Tujuan Pembelajaran
Mendefinisikan
interaksi sosial dan
dinamika sosial.
Menjelaskan faktor
yang mendorong
terjadinya interaksi
sosial dan dinamika
sosial.
Menghubungkan
antara interaksi sosial
dan keteraturan sosial.
Sumber: http://images.google.co.id
S
etiap manusia tidak dapat hidup sendiri. Bagaimana
menurutmu dengan pendapat tersebut? Kita sebagai
manusia tentu saja membutuhkan orang lain. Untuk itu,
kita pun berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga dengan
kamu bukan? Di rumah, kamu berinteraksi dengan orang tua
dan saudaramu. Di sekolah, kamu pun berinteraksi dengan
guru dan teman-temanmu. Dan di lingkungan tempat
tinggalmu, kamu pun berinteraksi dengan tetangga dan anggota
masyarakat lainnya. Dengan interaksi, setiap individu akan
mengetahui nilai dan norma apa yang berlaku di
lingkungannya. Hal tersebut akan membantu mewujudkan
keteraturan sosial. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
Untuk mengetahuinya, coba kamu pelajari bab ini.
j
j
INTERAKSI SOSIAL
DAN DINAMIKA
SOSIAL
j
j
1. Sugesti
Salah satu faktor pendorong interaksi sosial adalah sugesti, yaitu pengaruh psikis
yang ada pada seseorang yang berasal datang dari diri sendiri atau pun dari orang
lain karena adanya kepercayaan terhadap sesuatu hal dari orang yang dipercayai.
Pengaruh ini datang secara tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran yang detail yang
dipertimbangkan terlebih dahulu. Singkatnya sugesti menciptakan dorongan kepada
individu untuk melakukan suatu kontak sosial dengan pihak lain.
2. Imitasi
Yang dimaksud imitasi pada hakikatnya adalah suatu keinginan seseorang untuk
meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul disebabkan oleh
adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap pihak lain yang dianggap
cocok. Contoh: meniru gaya bicara guru idolanya, meniru mode pakaian artis yang
menjadi idolanya, dan lain-lain. Pada waktu melaksanakan peniruan terhadap sesuatu
3. Identifikasi
Yang dimaksud dengan identifikasi dalam suatu interaksi sosial adalah dorongan
seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain. Motif
identifikasi dipergunakan ketika orang menjadi bagian dari kelompok yang besar.
Contoh: soal pakaian seragam, soal ketaatan terhadap peraturan, atau opini pribadi
terhadap kelompoknya. Proses identifikasi diikuti dengan perbuatan-perbuatan yang
lebih konkret dan merupakan hasil pertimbangan yang matang pada diri seseorang.
Berbeda dengan imitasi, identifikasi melalui proses kejiwaan akan melahirkan suatu
sikap yang menyerupai dengan pihak yang ditiru.
4. Simpati
Pengaruh psikis yang paling mendasar dalam suatu interaksi sosial adalah rasa
simpati seseorang terhadap orang lain. Simpati merupakan suatu sikap ketertarikan
kepada orang lain disebabkan oleh menariknya penampilannya, kebijaksanaannya,
atau pola pikirnya. Simpati dapat menjadi dorongan yang sangat kuat pada diri
seseorang untuk melakukan kontak dan komunikasi dengan mitranya. Simpati akan
sangat dirasakan bila terjadi proses pertukaran pendapat dan nilai-nilai. Dengan
adanya rasa simpati, seseorang dapat berbuat apa saja untuk mewujudkan rasa
simpatinya.
5. Motivasi
Motivasi dalam suatu interaksi sosial merupakan dorongan yang mendasari
seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalitas.
Contoh: seseorang mengikuti suatu kegiatan tertentu karena adanya motif-motif
tertentu seperti motif ekonomi, motif popularitas, motif politik, dan lain-lain. Motivasi
seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pun pengaruh dari orang lain sehingga
seorang individu melakukan kontak dengan orang lain.
6. Empati
Rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami
sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang
berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya. Contoh: ketika seseorang
yang mengalami kecelakaan dan menangis, tiba-tiba kita pun yang melihatnya
menangis. Tindakan ikut menangis dan melakukan pertolongan tertentu ketika melihat
seseorang yang mengalami musibah merupakan contoh dari empati.
c. Asimilasi
Proses asimilasi adalah proses sosial yang masing-masing pihak terdorong
keinginannya untuk bergabung dan bekerja sama dalam mewujudkan suatu
keharmonisan. Proses asimilasi digolongkan sebagai proses asosiatif, yaitu
masing-masing pihak saling memerlukan dengan tujuan membentuk kehidupan
baru yang saling menguntungkan serta membentuk corak kehidupan yang
berbeda dengan masa sebelumnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses asimilasi, antara lain sebagai
berikut.
x Sikap dan kesediaan saling menenggang (toleransi).
x Sikap dalam menghadapi orang asing dan kebudayaannya.
x Adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
x Keterbukaan golongan penguasa.
x Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
x Perkawinan campuran.
x Adanya musuh bersama dari luar.
Sebaliknya, proses asimilasi juga dapat terhambat oleh faktor-faktor
berikut.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain
atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Proses sosial semacam
ini ditandai dengan keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan atau kebencian terhadap seseorang.
c. Pertentangan (konflik)
Proses sosial semacam ini dilakukan oleh seorang individu atau kelompok
yang berusaha mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan ancaman atau
kekerasan. Pertentangan dapat terjadi karena adanya perbedaan pendirian dan
perasaan di antara individu dan perbedaan latar belakang kebudayaan. Konflik
juga dapat terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antarindividu maupun
kelompok di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Selain itu, perubahan sosial
yang berlangsung dengan cepat yang akan mengubah nilai masyarakat yang
ada sering kali juga menimbulkan konflik dalam masyarakat.
Dalam interaksi yang dilakukan manusia, akan terdapat suatu hubungan timbal
balik, saling mempengaruhi, dan saling menolong. Hubungan-hubungan tersebut
akan menjadikan manusia dalam berbagai himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia.
Himpunan-himpunan tersebut nantinya akan menimbulkan kelompok-kelompok sosial
di dalam kehidupan manusia.
Berikut merupakan faktor-faktor yang mendorong terbentuknya kelompok-
kelompok sosial.
x Adanya kesadaran dari sekelompok individu yang merasa memiliki identitas
yang sama.
x Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu dalam
kelompok.
x Adanya keinginan untuk membela hak-hak dan kepentingan dari individu di
dalam kelompok.
1. Hubungan Antarstatus
Hubungan antarstatus terjadi dalam suatu organisasi, baik pemerintah maupun
swasta. Hubungan yang terjalin berpedoman pada kedudukan masing-masing dalam
suatu organisasi yang bersifat formal sehingga interaksi masing-masing pihak
didasarkan pada statusnya masing-masing. Contoh: hubungan kedinasan di dalam
militer antara atasan dan bawahan atau hubungan antara ketua, sekretaris, bendahara,
dan anggota dalam suatu organisasi. Berikut beberapa karakteristik yang menandai
adanya hubungan antarstatus.
x Semua pihak berpijak pada statusnya.
x Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada norma yang legal.
x Toleransi bersifat terbatas.
x Hubungannya bersifat resmi.
x Ada sanksi yang diberlakukan dalam setiap interaksi yang menyimpang dari
ketentuan yang ada.
2. Hubungan Antarkepentingan
Pada dasarnya, hubungan antarkepentingan merupakan hubungan antara pihak
yang satu dengan pihak yang lain di dalam masyarakat yang berorientasi pada
terpenuhinya kepentingan dari masing-masing pihak. Dalam hubungan
antarkepentingan ini, masing-masing pihak saling memberikan solidaritasnya untuk
mendukung terciptanya suatu jalinan yang harmonis sehingga kepentingan dari
masing-masing pihak dapat terlaksana dengan baik. Contoh: hubungan dalam asosiasi
sepak bola, bulu tangkis, pedagang batik, dan lain-lain. Hubungan antarkepentingan
ini juga memiliki karakteristik berikut.
x Semua pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.
x Hubungan lebih bersifat legal.
3. Hubungan Kekeluargaan
Dalam suatu keluarga atau kerabat terdapat pola hubungan di antara orang-
orang yang mempunyai asal-usul dan darah keturunan yang sama. Hubungan ini
merupakan hubungan kekeluargaan. Pada hakikatnya, hubungan kekeluargaan
merupakan hubungan yang terjadi antarpihak yang memiliki hubungan darah dengan
ciri solidaritas antaranggota relatif lebih tinggi dan bentuk-bentuk hubungan lebih
bersifat nonformal. Bila dicermati, ternyata pada masyarakat primitif dan masyarakat
tradisional hubungan kekeluargaan sangat erat. Tetapi pada masyarakat modern,
justru relatif rendah. Mereka lebih akrab dengan orang-orang yang mempunyai
hubungan bisnis yang sama. Berikut beberapa karakteristik dari hubungan
kekeluargaan.
x Semua pihak berasal dari keturunan yang sama.
x Hubungan bersifat tidak resmi.
x Solidaritas sangat kuat.
x Aktivitasnya tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.
x Semua pihak saling melindungi dan memanjakan.
4. Hubungan Persahabatan
Hubungan persahabatan terjadi antara dua individu atau lebih yang tidak ada
hubungan darah. Mereka ini sangat mendambakan adanya komunikasi yang saling
menguntungkan untuk menjalin suatu persahabatan atau keakraban. Contoh: hubungan
dua individu yang saling bersahabat. Ada beberapa karakteristik hubungan
persahabatan, antara lain sebagai berikut.
x Semua pihak tidak ada hubungan darah atau keturunan.
x Bentuk hubungan dapat bersifat formal atau nonformal.
x Semua pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.
x Solidaritas sosial relatif kuat.
Sumber: Tempo
a. Faktor Internal
Yaitu faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Hal-hal yang
dapat menyebabkan munculnya perubahan-perubahan dan dinamika sosial yang
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri adalah sebagai berikut.
x Gerakan Sosial (Social Revolution)
Gerakan sosial adalah akumulasi dari kehendak sebagian warga masyarakat
untuk melakukan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental dalam suatu
masyarakat. Gerakan sosial ini sering disebut revolusi sosial, yaitu perubahan-
perubahan yang berlangsung relatif cepat yang menyangkut bidang-bidang
kehidupan yang sangat mendasar, misalnya adalah masalah pemerintahan,
masalah personil pejabat negara, masalah penegakan hukum, masalah keadilan,
dan lain-lain. Gerakan sosial ini dapat berupa tuntutan-tuntutan, aksi pemogokan,
protes, demonstrasi hingga berbentuk perang saudara atau suatu kudeta. Akibat
dari gerakan sosial ini akan memunculkan pembaharuan tatanan kehidupan
dalam masyarakat. Revolusi yang terjadi di suatu negara dapat mendorong
terjadinya perubahan besar, mulai dari bentuk negara, lembaga kemasyarakatan,
sampai pada keluarga-keluarga yang mendiami negara tersebut.
x Penemuan Baru (Invention dan Discovery)
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan
manusia melakukan berbagai macam penelitian hingga menghasilkan sesuatu
yang baru. Penemuan baru ini dapat berupa discovery dan invention.
Discovery, yaitu penemuan baru yang belum diterima oleh kalangan luas
masyarakat dan belum diaplikasikan dalam bentuk penerapan teknologi.
b. Faktor eksternal
Yaitu faktor penyebab perubahan yang berasal dari luar masyarakat, antara
lain:
x Pengaruh Kebudayaan Lain
Melalui proses interaksi antarindividu maupun antarkelompok antara bangsa
yang satu dan bangsa yang lain akan mengakibatkan akulturasi, asimilasi, dan
penetrasi kebudayaan.
Akulturasi Kebudayaan
Yaitu proses bercampurnya dua kebudayaan atau lebih secara damai dan
sukarela, terutama percampuran antara kebudayaan setempat dan
kebudayaan asing yang bersifat melengkapi atau menyempurnakan. Ciri-ciri
akulturasi kebudayaan antara lain: corak kebudayaan setempat yang
mengalami percampuran masih tampak sifat-sifat khasnya, proses
percampuran kebudayaan berjalan secara damai dan sukarela, proses
percampuran ini lebih bersifat menyempurnakan, serta proses percampuran
kebudayaan ini merupakan percampuran antara kebudayaan setempat
dengan kebudayaan asing.
Asimilasi Kebudayaan
Yaitu proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang berlangsung
sangat panjang dan akrab sehingga dapat membuat corak kebudayaan
khasnya menjadi luntur sama sekali sehingga sulit untuk dikenali. Proses
asimilasi kebudayaan merupakan proses percampuran yang terbaik karena
tidak ada unsur paksaan dan terjadi dalam suatu hubungan yang sangat
harmonis. Dengan begitu, percampuran-percampuran itu sungguh-sungguh
1. Coba amatilah perilaku sosial dari seluruh komponen sekolah dan buatlah
deskripsinya secara ringkas!
2. Bagaimana menciptakan keteraturan sosial di lingkungan sekolahmu?
3. Menurutmu komponen-komponen apakah yang perlu dibenahi dan
bagaimana solusinya?
K
eamanan dan ketertiban merupakan sesuatu yang sangat mahal
harganya yang dapat mempengaruhi kelancaran proses interaksi
antarwarga masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Terwujudnya keamanan dan ketertiban akan menjamin kelancaran roda
pemerintahan dan terciptanya stabilitas nasional yang mantap.
Untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat,
diperlukan perhatian dari semua pihak, baik aparat keamanan (tentara dan
kepolisian) maupun semua warga masyarakat sebagai komponen bangsa.
Dalam konteks ini peranan aparat keamanan lebih strategis dan lebih penting
daripada peranan rakyat biasa sebagai warga masyarakat.
Petunjuk Simulasi Pro Kontra
1. Siswa dalam kelas dibagi atas dua kelompok. Satu kelompok pro dan satu
kelompok lagi kontra. Tuangkan pendapat dan penjelasan kalian sesuai
dengan kelompok masing-masing berdasarkan pertanyaan di bawah ini!
2. Pilihlah salah seorang dari setiap kelompok yang bertugas sebagai presenter
untuk menyajikan kesimpulan hasil diskusi kelompokmu!
Pertanyaan:
1. Setujukah kalian dengan pendapat pada alinea terakhir bacaan di atas?
Jelaskan disertai dengan data-data pendukung!
2. Bagaimana solusi menciptakan kamtibmas di lingkungan kalian?
P
ada pergaulan remaja terutama di lingkungan sekolah, anak-anak
membentuk suatu kelompok-kelompok bermain dengan ekses negatif,
yaitu membentuk suatu geng yang mengarah pada akumulasi tenaga
Pertanyaan:
1. Bagaimana pendapat kamu tentang kerugian akibat adanya tawuran?
2. Mengapa justru budaya tawuran sangat rentan pada anak-anak usia remaja?
3. Bagaimana cara-cara untuk mencegah terjadinya tawuran?
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok individu, dan hubungan antara kelompok individu dengan
kelompok individu.
2. Dinamika sosial pada hakikatnya merupakan keseluruhan perubahan dari seluruh
komponen masyarakat dari waktu ke waktu. Dinamika sosial dapat berupa
perubahan-perubahan yang positif maupun yang negatif. Di dalam dinamika
sosial, seluruh elemen masyarakat beserta dengan perangkat-perangkatnya saling
berinteraksi dan mempengaruhi sehingga mewujudkan suatu gerak dari
keseluruhan komponen yang ada di dalam masyarakat.
3. Interaksi sosial merupakan komponen yang paling dasar dalam mewujudkan
suatu dinamika sosial dan budaya di dalam masyarakat. Dengan interaksi sosial,
akan terjadi proses pemindahan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan dari pihak yang satu kepada pihak yang lain sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan.
4. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
x Sugesti x Simpati
x Imitasi x Motivasi
x Identifikasi x Empati
5. Dengan terbentuknya suatu masyarakat, maka terbentuk pula community
sentiment, yaitu seperasaan, senasib, dan sepenanggungan yang muncul di dalam
2. Status sosial dapat mempengaruhi pola interaksi sosial, status sosial dapat
diperoleh melalui faktor keturunan atau kelahiran, misalnya gelar ningrat yang
dapat disebut dengan . . . .
A. tipe status D. assigned status
B. ascribed status E. sosial status
C. achieved status
3. Interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam proses sosial
tersebut seseorang yang cenderung menanggapi anjuran tertentu dari pihak lain
tanpa berpikir panjang pada individu penerima disebut . . . .
A. identifikasi D. imitasi
B. empati E. simpati
C. sugesti
4. Interaksi sosial dapat dinamakan proses sosial, salah satu bentuk proses yang
disosiatif antara lain . . . .
A. sosialisasi D. kompetisi
B. akomodasi E. akulturasi
C. asimilasi
5. Salah satu bentuk proses sosial asosiatif antara lain kerja sama, adapun contoh
bentuk kerja sama antara lain . . . .
A. coercion D. kompetisi
B. akomodasi E. akulturasi
C. asimilasi
9. Budi selalu bersikap sopan, hormat, dan patuh kepada kedua orang tuanya.
Tingkah laku Budi tersebut merupakan contoh tindakan sosial . . . .
A. irasional D. tradisional
B. afektif E. rasional
C. instrumental
11. Faktor penyebab terjadinya perbedaan nilai yang menjadi orientasi tindakan
individu dalam masyarakat adalah . . . .
A. kepribadian dan sikap D. waktu dan tempat
B. ras dan keturunan E. tempat dan kebudayaan
C. latar belakang pendidikan
12. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
antara kelompok dengan kelompok, dan kelompok dengan individu. Faktor
yang mempengaruhi terjadinya interaksi sosial adalah . . . .
A. kontak D. imitasi
B. komunikasi E. penerima
C. sumber
13. Suatu sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat disebut . . . .
A. sistem sosial D. pranata sosial
B. norma sosial E. custom
C. folkways
15. Dalam kehidupan masyarakat terdapat perbedaan tentang nilai-nilai yang mereka
anut disebabkan adanya perbedaan-perbedaan, antara lain . . . .
Tujuan Pembelajaran
Mendefinisikan
sosialisasi dan
pembentukan
kepribadian.
Menghubungkan
pembentukan
kepribadian dengan
kebudayaan.
Mendeskripsikan
hubungan sosialisasi
dengan kepribadian.
Sumber: Koleksi Editor
P
roses sosialisasi pada dasarnya merupakan proses belajar
berinteraksi yang dilakukan oleh seorang individu di tengah-
tengah masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan
tata pergaulan dalam masyarakat. Melalui proses sosialisasi, seseorang
akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tentang struktur
masyarakat, struktur budaya, termasuk sistem nilai dan norma yang
dipedomani oleh warga masyarakat. Bersamaan dengan proses
sosialisasi berlangsung pula proses pembentukan kepribadian
individu. Setelah individu mencapai usia dewasa, kepribadian
terbentuk secara stabil yang dapat terlihat melalui perilaku-perilaku
yang khas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kepribadian merupakan
gambaran umum yang menyeluruh dari perilaku yang khas yang
dimiliki seseorang. Kepribadian bersifat abstrak yang perwujudannya
dapat dilihat melalui beberapa aspek yang ada pada tiap-tiap individu
seperti perangai, prakarsa, kerja sama, pengendalian emosi,
kegemaran, dan tanggung jawab yang tampak sehari-hari. Kepribadian
terbentuk dari perpaduan antara faktor intern yang berupa warisan
biologis dan faktor ekstern yang berupa pengaruh-pengaruh dari
lingkungan di luar diri individu. Bagaimanakah sosiologi yang kamu
jalankan mempengaruhi kepribadianmu? Coba ikuti bab berikut ini.
j j Tingkat
j Intelegensi
Proses Sosialisasi j
Warisan Biologis j
j
Bakat-bakat
j Seni
Keluarga, Play
j
Kepribadian
j
j
j
a. Nilai Sosial
Setiap masyarakat mempunyai sistem tata kelakuan dan hubungan sendiri-sendiri.
Sistem inilah yang disebut tata nilai. Selanjutnya tata nilai ini akan diaktualisasikan
dalam bentuk norma-norma sosial yang lebih bersifat eksplisit dan dilengkapi dengan
sanksi. Agar nilai-nilai sosial ini dapat dilaksanakan oleh warga, norma-norma sosial
dibentuk dengan isi, perintah-perintah, dan larangan-larangan. Nilai-nilai sosial ini
merupakan aktualisasi dari kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang
dianggap benar dan baik.
Cara (Usage)
Pada hakikatnya, usage menunjuk kepada suatu bentuk perbuatan. Norma
ini mempunyai daya ikat yang sangat lemah di antara norma-norma lainnya.
Cara (usage) lebih menonjol di dalam hubungan antara individu. Suatu
penyimpangan terhadap usage tidak akan mengakibatkan hukuman yang
berat, tetapi sekadar celaan, cemoohan, ejekan, sinisme, dan sebagainya,
sehingga mereka dijauhi oleh masyarakat di lingkungannya.
Contoh: orang memakai topi secara benar, lidah topi berada di depan,
tidak di samping kanan, kiri atau di belakang. Tetapi ketentuan ini belum
memiliki daya ikat yang kuat karena seolah-olah tidak ada sanksinya. Bila
ada yang memakainya tidak seperti kelaziman, yang ada hanya berupa
teguran agar dipakai dengan benar.
Kebiasaan (Folkways)
Folkways adalah norma yang mempunyai kekuatan mengikat lebih tinggi
daripada usage. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam
bentuk yang sama. Sesuatu yang diulang-ulang memberikan bukti bahwa
perbuatan itu dianggap baik.
x Jenis-jenis Norma
Berlakunya suatu norma dalam masyarakat dapat berlangsung dalam
lingkungan pergaulan yang formal seperti dalam tata pemerintahan atau dalam
suasana nonformal seperti yang berada dalam lingkungan keluarga, kerabat,
atau lingkungan permainan. Norma terbagi menjadi dua kelompok, yaitu norma
dilihat dari resmi atau tidaknya dan norma utama.
c. Sebagai Pendorong
Di sisi lain nilai dapat berfungsi sebagai alat pendorong (motivator) dan sekaligus
menuntun manusia untuk berbuat baik. Karena adanya nilai sosial yang luhur,
munculah harapan baik dalam diri manusia. Dengan kata lain, apabila manusia
dari bangsa dan negara yang telah maju sanggup dan berhasil merealisasikan diri
mereka menjadi manusia yang paripurna, maka manusia-manusia dari bangsa yang
belum maju pun akan terdorong untuk mengejar keparipurnaan tersebut. Manusia
menjadi manusia paripurna berkat keberhasilannya merealisasikan nilai sosial yang
tinggi menjadi kenyataan konkret. Berkat adanya nilai-nilai sosial yang dijunjung
tinggi itulah, manusia menjadi manusia yang sungguh-sungguh berbudi luhur dan
suatu bangsa menjadi bangsa yang sungguh-sungguh beradab.
d. Penemuan-penemuan Baru
Sebagai tindak lanjut dari berkembangnya tingkat pendidikan, maka manusia
terus-menerus melakukan penyelidikan dan penjelajahan untuk mengungkap
fenomena-fenomena alam dan fenomena sosial yang ada di muka bumi. Upaya-
upaya inilah yang kita sebut penemuan baru. Pada dasarnya, penemuan baru dapat
berupa discovery maupun invention. Penemuan baru ini akan berkelanjutan dengan
adanya inovasi-inovasi dalam berbagai segi kehidupan yang berkelanjutan untuk
lebih memanfaatkan penemuan baru tersebut bagi kehidupan manusia. Penemuan
baru yang semakin banyak bermunculan akan melahirkan suatu bentuk pengaturan
dan perlindungan terhadap penemuan baru itu sendiri seperti lahirnya Undang-Undang
Perlindungan Hak Cipta yang akhir-akhir ini marak dibicarakan di kalangan elit
pemerintahan di Indonesia.
B. PROSES SOSIALISASI
Proses sosialisasi pada hakikatnya adalah proses belajar berinteraksi bagi individu
di tengah-tengah masyarakat. Dalam arti sempit, proses sosialisasi merupakan proses
mengenal lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Hal ini
dimaksudkan untuk melakukan persiapan dalam melaksanakan proses pergaulan
lebih lanjut dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di lingkungan
kehidupan yang baru tersebut. Dalam arti luas, proses sosialisasi adalah proses
komunikasi dan proses interaksi yang dilakukan oleh seorang individu selama
hidupnya sejak lahir sampai dengan meninggal. Proses ini berupa proses alamiah
yang dilakukan oleh semua individu sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas
dari tata pergaulan dengan manusia yang lain. Pada proses ini, seorang individu
mula-mula mengenal lingkungan sosial terdekatnya seperti anggota keluarga dan
kerabatnya. Kemudian, proses sosialisasi meluas ke lingkungan masyarakat setempat
seperti dengan lingkungan sepermainan dan lingkungan komunitas setempat. Dalam
proses perkembangannya, proses sosialisasi berlangsung dalam lingkungan yang
lebih luas seperti lingkungan sekolah dan lingkungan kerja yang akhirnya memasuki
lingkungan masyarakat luas. Keberhasilan suatu proses sosialisasi akan ditandai
dengan adanya keterampilan atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
berbagai macam lingkungan yang dibatasi dengan sistem tata nilai dan norma yang
berbeda-beda.
Untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan sosialisasi, ikutilah uraian
berikut ini.
1. Tujuan Sosialisasi
Pada dasarnya, proses sosialisasi pasti dilakukan oleh semua orang dalam bentuk
sosialisasi primer maupun proses sosialisasi sekunder. Proses sosialisasi primer
berlangsung sejak lahir hingga dewasa di lingkungan setempat. Proses sosialisasi
sekunder dilakukan ketika orang mengalami perpindahan tempat tinggal, baik alasan
pekerjaan, perkawinan, atau menempati perumahan yang baru. Sosialisasi
sesungguhnya merupakan proses yang bersifat kodrati, artinya dengan sendirinya
setiap orang secara naluriah akan melaksanakan proses ini dan sering kali tujuan
itu sangat tidak disadari. Akan tetapi, bagi seorang pejabat baru yang memasuki
medan tugas yang baru sangat disadari bahwa untuk mengawali tugas kedinasannya,
seorang pejabat baru harus melakukan sosialisasi dengan lingkungan sosial yang
a. Faktor Intrinsik
Sejak lahir, manusia itu sesungguhnya telah memiliki pembawaan-pembawaan
yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuan-kemampuan khusus warisan orang
tuanya. Pada hakikatnya, faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu yang melakukan proses sosialisasi. Wujud nyata faktor intrinsik antara lain
dapat berupa pembawaan-pembawaan atau pun warisan biologis termasuk
b. Faktor Ekstrinsik
Sejak manusia dilahirkan, manusia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di
sekitarnya yang disebut faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik dapat berupa norma-
norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata pencarian yang ada di dalam
masyarakat. Untuk melakukan proses sosialisasi, seorang individu akan dibatasi
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Nilai-nilai ini
akan menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas. Di
samping itu juga dapat dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya masyarakat
yang menyangkut struktur pemerintahannya, struktur budaya dan seninya, struktur
mata pencariannya, dan lain-lain. Perpaduan antara faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan proses
sosialisasi.
3. Media Sosialisasi
Media sosialiasi adalah sarana seorang individu belajar berinteraksi untuk
mengenal sistem tata kelakuan dan hubungan di lingkungan masyarakatnya. Adapun
media sosialisasi itu setidaknya terdiri dari empat macam, yaitu sebagai berikut.
a. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga sosial yang mempunyai tugas dalam proses
pembudayaan, terutama kepada generasi muda yang menjadi anak keturunannya.
Proses pembentukan budaya baru pada masyarakat sangat tergantung pada keluarga,
terutama melalui proses sosialisasi anak-anak ke masa dewasa. Keluarga merupakan
kelompok primer yang pertama dikenal seorang anak. Ketika anak sudah cukup
umur untuk memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi dasar
kepribadiannya sudah ditanamkan secara kuat, jenis kepribadiannya pun mudah
diarahkan dan terbentuk.
Dalam kehidupan sosial, tentu saja keluarga tidak terlepas dari kondisi-kondisi
yang ada dalam masyarakat, baik norma maupun nilai-nilai yang berlaku. Oleh
b. Lingkungan Sekolah
Setelah seorang anak belajar berinteraksi di lingkungan keluarga,
selanjutnya ia akan memasuki lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan sekolah.
Pada lingkungan ini, seorang anak akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan
yang praktis yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga
sekolah mendidik dan mengajarkan pengetahuan yang dianggap perlu dan tidak
mungkin lagi ditangani oleh lingkungan keluarga. Lembaga pendidikan primer adalah
sekolah formal yang dimulai dari jenjang sekolah taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi.
Dengan adanya lingkungan sekolah yang baik memungkinkan proses
pembentukan kepribadian anak dapat berlangsung dengan baik. Pengaruh-pengaruh
ini berasal dari program pendidikan yang dilaksanakan melalui guru-guru dan tenaga
kependidikan lainnya, serta pengaruh kondisi siswa pada umumnya sehingga tercipta
suatu iklim belajar yang kondusif. Berikut adalah proses sosialisasi di lingkungan
sekolah.
x Membantu orang agar siap mencari nafkah hidup bila telah tiba waktunya.
x Menolong orang dalam mengembangkan potensi pribadi dan pengembangan
masyarakat.
x Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
x Membentuk kepribadian.
c. Media Massa
Media massa merupakan media sosialisasi yang sangat luas dan cukup efektif
pengaruhnya dalam proses sosialisasi bagi seorang individu. Dengan perkembangan
teknologi informasi, baik media suara, media cetak, maupun media gambar dapat
memberikan pengaruh perkembangan anak. Keberadaan media tersebut
mempengaruhi sikap dan tindakan anggota masyarakat pada umumnya. Akibatnya,
nilai-nilai dan norma-norma yang disampaikan tertanam dalam diri si anak melalui
penglihatan atau pendengaran. Dengan demikian, jelaslah bahwa media massa
dapat menjadi media atau alat sosialisasi untuk menyampaikan berbagai informasi
yang bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Di masa informasi ini, justru media
massa yang mempunyai kedudukan sangat strategis dalam mempengaruhi
e. Lingkungan Kerja
Bagi orang dewasa, lingkungan kerja merupakan lingkungan yang relatif
baik untuk mengembangkan dan mematangkan pribadi seorang individu. Hal ini
terjadi karena lingkungan kerja mempunyai norma-norma yang lebih kuat
serta pengawasan yang ketat sehingga dapat membentuk kepribadian menjadi
sempurna. Lingkungan kerja bisa menjadi media sosialisasi bagi orang yang bekerja
di lingkungan itu. Seseorang dapat belajar dari teman-teman di lingkungan kerjanya
tentang berbagai nilai dan norma kehidupan. Ia pun akan berusaha mematuhi
nilai dan norma yang berlaku agar dapat diterima sebagai anggota di tempat kerja
tersebut. Melalui lingkungan kerja inilah, prakarsa, tanggung jawab, kerja sama,
kegemaran, dan hal lainnya akan lebih berkembang membentuk kepribadian yang
relatif stabil.
1. Pengertian Kepribadian
Pada awalnya, kepribadian memang telah diwariskan oleh ayah dan ibu dalam
bentuk yang masih samar-samar yang disebut warisan biologis. Warisan biologis
dapat berupa beberapa hal berikut.
x Ciri-ciri fisik, seperti raut muka, warna kulit, postur tubuh.
x Golongan darah.
x Bakat.
x Sifat-sifat khas.
Lingkungan
Lingkungan
Keluarga dan
Pergaulan
Kerabat
Lingkungan Pendidikan
Kepribadian bersifat abstrak dalam hal ini, yaitu tidak dapat dilihat dengan panca
indera dan hanya dapat dideteksi melalui perilaku-perilaku keseharian yang asli
yang tidak dibuat-buat. Kepribadian dapat diumpamakan sebagai suatu bangunan
rumah dan faktor pembawaan merupakan kerangkanya. Selanjutnya, desain dan
pengembangan variasi dan interior rumah merupakan faktor-faktor milieu atau faktor
lingkungan. Faktor pembawaan dapat berupa bentuk fisik, yaitu warna kulit, tipe
rambut, bentuk raut muka, postur tubuh, dan hal yang bersifat abstrak seperti karakter,
bakat, IQ, dan lain-lain. Menurut Mendel, faktor pembawaan ini bisa dominan ayah
(XY), dominan ibu (XX), atau merupakan variasi dari ayah atau ibu. Namun demikian,
bisa juga seorang ibu yang memiliki kemampuan reproduksi sempurna dapat
mewariskan faktor-faktor genetika yang sangat panjang yang berantai dari orang tua
ibu atau nenek dan kakeknya ibu.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan mempunyai peranan dalam proses pembentukan kepribadian individu-
individu. Kepribadian antara seorang individu dengan individu yang lain tidak sama
tergantung dari tipe-tipe faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Yang dimaksud
dengan faktor lingkungan adalah faktor-faktor pembentuk kepribadian yang berasal
dari lingkungan sosial seorang individu, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, lingkungan pergaulan, lingkungan kerja, media massa, dan lingkungan
masyarakat luas.
x Lingkungan Keluarga
Yang dimaksud keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang ber-
anggotakan ayah, ibu, dan anak-anak. Tiap-tiap keluarga mempunyai situasi
dan kondisi yang berbeda-beda. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
yang sangat fundamental dalam menampung berbagai kegiatan individu ketika
masa kanak-kanak. Proses pendidikan budi pekerti di dalam keluarga sangat
efektif untuk proses pembentukan nilai-nilai sentral yang selanjutnya menjadi
pondasi pembentukan kepribadian seseorang.
x Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang cukup efektif pula
dalam mempengaruhi kepribadian. Yang dimaksud dengan lingkungan
pendidikan adalah lingkungan sekolah sejak taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Situasi pendidikan seorang individu bersekolah juga sangat
efektif dalam proses pembentukan kepribadian. Dengan pemberian bekal
pengetahuan nilai-nilai dan budi pekerti, seorang individu akan dikuatkan
pondasi kepribadiannya dalam proses kepribadian yang dewasa. Di lingkungan
sekolah, seorang individu mendapatkan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan
keterampilan yang berpengaruh besar dalam proses pengembangan bakat dan
pembawaan lainnya yang bersifat positif. Akan tetapi, bila lingkungan pendidikan-
x Lingkungan Pergaulan
Lingkungan pergaulan berada di lingkungan masyarakat setempat dan
mempunyai usia yang relatif sebaya. Yang dimaksud dengan lingkungan
pergaulan adalah lingkungan di mana seorang individu secara efektif
menghabiskan waktunya pada lingkungan tersebut. Lingkungan ini dapat berupa
teman sepermainan, lingkungan setempat, maupun lingkungan tempat tinggal.
Pada pergaulan di lingkungan sepermainan, pada umumnya individu bergaul
dengan orang lain yang sebaya. Dengan demikian, belum ada pihak yang
menjadi pengendali atau pun pengontrol terhadap perilaku-perilaku yang negatif.
Untuk itu, lingkungan pergaulan perlu mendapat perhatian dan pengawasan
dari orang tua agar ada fungsi pengendalian terhadap perilaku-perilaku yang
menyimpang. Apabila hal ini tidak dilakukan, sesungguhnya lingkungan
pergaulan justru mengakibatkan bakat-bakat negatif tumbuh subur dan
berkembang yang pada gilirannya akan mewarnai tipe-tipe kepribadian yang
tidak diinginkan.
x Media Massa
Media massa merupakan perangkat-perangkat yang menjembatani
komunikasi antara individu atau kelompok individu dengan individu atau
kelompok individu yang lain. Media massa mempunyai peran cukup efektif
dalam proses pembentukan kepribadian. Contoh media massa yakni buku,
majalah, koran, radio, televisi, VCD, internet, dan lain-lain.
à Gambar 4.5 VCD-VCD pendidikan, ilmu pengetahuan, dan cerita yang berpesan
moral dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang anak.
a. Fase Pertama
Kepribadian terbentuk melalui proses yang sangat panjang, yaitu sejak lahir
hingga dewasa. Fase pertama dimulai sejak anak berusia 1 – 2 tahun ketika anak
mulai mengenal dirinya sendiri. Kita dapat membedakan kepribadian seseorang
menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut.
x Bagian yang pertama adalah unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut
attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di
kemudian hari. Unsur yang pertama juga disebut struktur dasar kepribadian
(basic personality structure), sedangkan unsur yang kedua disebut capital
personality.
x Bagian yang kedua adalah unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan
atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah
atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari. Anggapan-anggapan ini diperoleh
berdasarkan pengalaman melalui pergaulan dengan orang lain.
b. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan
mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini diawali dari
x Dorongan-dorongan (drivers)
Unsur drivers merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan
suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk
mewujudkan suatu keinginan. Drivers dibedakan menjadi kehendak dan
nafsu-nafsu. Kehendak merupakan dorongan-dorongan yang bersifat kultural,
artinya sesuai dengan tingkat peradaban dan tingkat perekonomian seseorang.
Jika tingkat perekonomiannya berbeda, maka kehendak-kehendaknya pun akan
berbeda pula. Makin tinggi tingkat perekonomian dan peradabannya, kehendak
seseorang akan semakin banyak pula jumlah dan jenisnya. Bagian yang kedua
adalah nafsu-nafsu. Nafsu-nafsu ini merupakan kehendak yang terdorong
oleh kebutuhan biologis, misalnya nafsu makan, tidur, birahi, amarah, dan lain-
lain.
x Naluri (insting)
Naluri atau insting merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang
melekat dengan hakikat hidup sebagai makhluk. Misalnya, seorang ibu
mempunyai naluri yang kuat untuk mempunyai anak, mengasuh, dan
membesarkan anak hingga dewasa. Naluri ini akan dapat dilakukan pada setiap
makhluk hidup tanpa harus belajar terlebih dahulu seolah-olah telah menyatu
dengan hakikat hidupnya sebagai makhluk hidup.
x Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran
manusia yang nampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai
ini merupakan salah satu unsur dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat,
dan diidentifikasi oleh orang lain.
x Bakat
Bakat pada hakikatnya merupakan seseuatu yang abstrak yang diperoleh
seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti
bakat seni, berdagang, berpolitik, dan lain-lain. Bakat tersebut merupakan sesuatu
yang sangat mendasar dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan yang
ada pada seseorang. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat yang berbeda-
beda walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama.
c. Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian, fase ketiga merupakan fase akhir yang
ditandai dengan makin stabilnya perilaku-perilaku yang khas atau sifat-sifat khas
dari seorang individu. Pada fase ketiga, terjadi perkembangan yang relatif tetap,
yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan
kepribadian yang bersifat abstrak. Fase ketiga disebut fase kedewasaan, yaitu ketika
seseorang telah berusia antara 25 – 28 tahun.
Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, kepribadian dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tipe, yaitu sebagai berikut.
x Kepribadian Normatif
Kepribadian normatif merupakan kepribadian yang ideal, yaitu seseorang
mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang
ada dalam dirinya sebagai hasil proses sosialisasi pada masa sebelumnya.
Seseorang memiliki kepribadian normatif apabila terjadi proses sosialisasi antara
perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan
tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe kepribadian ini ditandai dengan
kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak
aspirasi dari orang lain.
x Kepribadian Otoriter
Tipe kepribadian otoriter terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang
lebih memenangkan kepentingan-kepentingan terhadap dirinya daripada
kepentingan-kepentingan orang lain. Situasi ini terjadi pada anak-anak tunggal,
yaitu anak yang sejak kecil mendapat dukungan dan perlindungan yang lebih
dari lingkungan orang-orang di sekitarnya, dan anak yang sejak kecil memimpin
di kelompoknya. Salah satu ciri dari kepribadian otoriter adalah menonjolnya
x Kepribadian Perbatasan
Kepribadian perbatasan merupakan kepribadian yang relatif labil, di mana
ciri-ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sering kali mengalami
perubahan-perubahan sehingga seolah-olah seseorang mempunyai lebih dari
satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan
apabila orang ini memiliki dualisme budaya karena proses perkawinan atau
karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya
masyarakat berbeda.
Kepribadian demikian sering kali terdapat pada orang-orang campuran antara
dua golongan etnis, pada orang-orang yang berdiri pada dua kelas masyarakat,
atau pun seorang yang mendapat dua jenis pendidikan yang latar belakangnya
berbeda.
Generasi Baru
Masyarakat Melahirkan
dengan Kepribadian
Generasi Baru
Tertentu
W
arga masyarakat yang baik adalah warga masyarakat yang dapat
menjalankan peranannya yang menyangkut hak maupun
kewajibannya secara baik tanpa mengurangi hak dari orang yang
lain. Ini berarti bahwa individu tersebut telah berperilaku seperti nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Untuk mewujudkan masyarakat yang baik, diperlukan kerja sama dari
berbagai komponen, baik pemerintah, warga masyarakat, lembaga pendidikan,
maupun tokoh-tokoh keagamaan. Dalam konteks ini keluarga justru mempunyai
peranan yang lebih penting dan mendasar dalam mewujudkan warga
masyarakat yang baik ketimbang peranan lembaga pendidikan seperti TK,
SD, SMP, dan SMU, serta perguruan tinggi.
Pertanyaan:
1. Setujukah Anda dengan pendapat pada alinea terakhir bacaan di atas?
Jelaskan dan sertakan data-data pendukung!
2. Bagaimana solusi Anda dalam mewujudkan masyarakat yang baik?
P
ada dasarnya, proses sosialisasi merupakan proses belajar bagi seorang
individu untuk membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan tertentu agar seorang individu dapat
berperilaku sesuai dengan kondisi budaya masyarakatnya.
Ada kalanya proses sosialisasi justru menyerap sub-sub kebudayaan yang
menyimpang. Keadaan ini akan membawa jalan yang tersesat bagi seorang
individu untuk meniti karir hidup dalam masyarakat. Tetapi sebaliknya dengan
menyerap sub-sub kebudayaan yang baik, besar manfaatnya dalam membekali
diri dengan keterampilan-keterampilan khusus yang dapat menunjang kehidupan
hari tua.
Pertanyaan:
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan hidup atau life skill ?
2. Mengapa seorang remaja perlu membekali diri dengan keterampilan hidup?
3. Sebutkan lima contoh keterampilan hidup yang Anda senangi dan
bagaimana cara Anda memperoleh keterampilan-keterampilan tersebut!
11. Keunggulan lembaga sekolah bagi pembinaan generasi muda terletak pada
peranannya dalam . . . .
A. melatih keterampilan D. membudayakan masyarakat
B. mendidik budi pekerti E. mensosialisasikan nilai dan norma
C. mengajar ilmu pengetahuan
12. Nilai dan norma mempunyai hubungan saling berkaitan yang merupakan dasar
dalam . . . .
A. kehidupan sosial yang bersifat abstrak
B. kehidupan bersama sebagai realita sosial
C. menentukan kepentingan individu dalam masyarakat
D. kehidupan kelompok untuk memenuhi kebutuhan khusus
E. menentukan interaksi sosial bersama makhluk individu
13. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dibagi atas tiga, yaitu . . . .
A. nilai kesopanan, kesusilaan, dan moral
B. nilai abstrak, konkret, dan nominal
C. nilai mutlak, nisbi, dan nominal
D. nilai material, vital, dan kerohanian
E. nilai material, spritual, dan moral
14. Segala sesuatu yang berguna bagi manusia sehingga orang dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas termasuk dalam nilai . . . .
A. material D. religius
B. moral E. etika
C. vital
15. Fungsi nilai sebagai pendorong, maksudnya adalah . . . .
A. menuntun manusia untuk berbuat baik
B. menyatukan kelompok yang mengalami konflik
C. memberikan rasa kebersamaan
D. pengendali sosial dari perbuatan yang menyimpang
E. petunjuk arah dalam pemenuhan kebutuhan
17. Salah satu pepatah yang mengatakan “lain ladang lain belalang, lain
lubuk lain ikannya” memberikan gambaran kepada kita bahwa setiap daerah
memiliki . . . .
A. tingkat perkembangan yang berbeda dengan daerah lain
B. kebiasaan hidup yang berbeda dengan daerah lain
C. tuntutan kehidupan yang berbeda dengan daerah lain
D. nilai-nilai yang berbeda dengan daerah lain
E. tata kelakuan yang berbeda dengan daerah lain
18. Seorang anak akan merasa aman dan mendapat pengalaman dalam
kelompoknya. Dalam hal ini, yang merupakan media sosialisasi adalah . . . .
A. lingkungan masyarakat D. teman kerja
B. lingkungan sekolah E. teman bermain
C. teman sekoah
19. Sejak kecil Lita selalu dibimbing dan diarahkan oleh orang tuanya agar melakukan
sesuatu dengan baik dan benar. Dalam hal ini, Lita mengalami proses sosialisasi,
yaitu . . . .
A. pemulihan tindakan anak yang bersifat asosial
B. pembelajaran ilmu pengetahuan sosial
C. penanaman nilai dan norma sosial
D. pembentukan kepribadian sosial
E. peningkatan kepekaan sosial
20. Meskipun sudah tahu akibat buruk dari penyalahgunaan narkoba, kenyataannya
masih banyak remaja yang terjebak untuk mengkonsumsi. Kasus ini terjadi
sebagai akibat dari . . . .
A. adanya kebebasan media massa
B. menurunnya kualitas pendidikan
C. banyaknya teman dalam pergaulan
D. lingkungan masyarakat yang buruk
E. proses sosialisasi yang tidak sempurna
Tujuan Pembelajaran
Mengidentifikasikan
terjadinya perilaku
menyimpang sebagai
hasil sosialisasi yang
tidak sempurna.
Mengklasifikasi jenis-
jenis perilaku
menyimpang.
Mendeskripsikan
cara-cara untuk
menanggulangi
terjadinya perilaku
menyimpang.
Sumber: http/images.google.co.id
D
alam perkembangan masyarakat tidak selamanya orang-
orang berperilaku sesuai norma dan nilai. Perilaku yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai inilah yang dinamakan
perilaku menyimpang yang menggelisahkan masyarakat sehingga
masyarakat mengambil suatu tindakan yang disebut pengendalian
sosial. Untuk membahas lebih lanjut, uraian berikut akan menjelaskan
bagaimana keterkaitan nilai dan norma sosial, perilaku menyimpang,
dan pengendalian sosial.
Dorongan
Pelampiasan rasa Sikap mental yang kebutuhan
kecewa tidak sehat ekonomi
j
j
Sikap melanggar Sikap anti
j
j
norma kemapanan
Pelanggaran Norma
Delinkuensi Kriminalitas
j
Pengendalian Sosial
b. Kejahatan (Criminality)
Kejahatan atau kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat
yang telah dewasa yang bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah
hukum pidana. Kriminalitas terdiri atas kejahatan kerah biru dan kejahatan kerah
putih.
x Kejahatan kerah biru (blue collar crime), yaitu kejahatan yang dilakukan oleh
orang-orang miskin karena kemiskinannya.
b. Teori Anomi
Robert K. Merton mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi karena
masyarakat mempunyai struktur budaya dengan sistem nilai yang berbeda-beda
sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu kesepakatan untuk dipatuhi
bersama. Akibatnya, masing-masing masyarakat akan berperilaku dengan standarnya
masing-masing, padahal struktur budaya yang satu dengan struktur budaya yang
lain saling bertentangan. Pada akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan
perilaku. Keadaan anomi bisa menyebabkan penyimpangan sosial selanjutnya
dikatakan bahwa dalam proses sosialisasi, individu-individu belajar mengenal tujuan-
tujuan budaya tersebut. Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara
tujuan budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya. Menurut Merton, ada
lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut, yaitu konformitas,
inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan pemberontakan.
Dalam teori sosiologi, makna konformitas adalah suatu sikap yang menerima
tujuan sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Misalnya, seseorang yang ingin lulus ujian SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru) agar menjadi mahasiswa PTN. Untuk mencapainya, dia tidak memakai joki
dan menyontek, dan tetapi dengan cara belajar sungguh-sungguh. Belajar merupakan
cara untuk mencapai tujuan yang disetujui dan sudah melembaga dalam masyarakat,
sedangkan menjadi mahasiswa merupakan tujuan yang sesuai dengan nilai budaya.
Sikap konformitas ini bukan merupakan keadaan anomis.
Dalam suatu perombakan struktur nilai, seringkali terjadi pembaruan-pembaruan
untuk menyempurnakan tata nilai lama yang dianggap tidak sesuai. Dalam konteks
ini, terjadilah suatu inovasi nilai. Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan sesuai
dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai
tujuan. Contohnya, meskipun masyarakat kita mendorong semua anggota masyarakat
untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan sosial yang tinggi, namun dalam
kenyataannya, cara yang disetujui untuk mencapainya hanya memungkinkan
segelintir orang untuk berhasil. Mereka yang melihat betapa kecilnya kemungkinan
untuk berhasil jika mematuhi peraturan atau cara-cara yang benar, akan berupaya
untuk melanggar peraturan ini, misalnya korupsi. Korupsi merupakan cara yang
tidak disetujui dalam mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai budaya.
3. Sifat-Sifat Penyimpangan
Penyimpangan perilaku memang tidak selamanya mempunyai pengaruh yang
buruk bagi masyarakat. Berdasarkan sifatnya, penyimpangan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.
Sebagai contoh, kasus Indonesia yang sejak merdeka hingga sekarang setidaknya
telah terjadi tiga kali revolusi sosial, yaitu perubahan sosial yang mendasar dan
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat terjadi di awal kemerdekaan, pada
masa peralihan Orde Lama ke Orde Baru, dan di mana peralihan antara Orde Baru
ke Orde Reformasi.
c. Revolusi Sosial pada Masa Peralihan antara Orde Baru ke Orde Reformasi
Masa peralihan ini terjadi sekitar tahun 1998 dan 1999, yaitu ketika kekuasaan
Orde Baru turun dari panggung politik di Indonesia yang dilanjutkan dengan
Pemilihan Umum pada tahun 1999. Hingga saat ini kita masih berada pada Orde
Reformasi. Sesuatu yang dianggap baik dan dipedomani pada masa pemerintahan
Orde Baru menjadi sesuatu yang menyimpang pada masa sekarang. Ini terjadi
karena adanya perubahan struktur budaya pada masa peralihan tersebut. Contoh:
sikap mengekang kebebasan dan sikap sentralistik.
c. Penyimpangan seksual
Pada dasarnya, penyimpangan seksual adalah penyimpangan perilaku seksual
yang dilakukan di luar ikatan pernikahan antara pria dan wanita. Sebagai contoh
penyimpangan seksual antara lain: kumpul kebo, pelacuran, pelecehan seks, dan
pemerkosaan. Penyimpangan seksual ini merupakan penyimpangan terhadap norma
kesusilaan dan kesopanan, terhadap norma adat dan kebiasaan, dan terhadap norma
agama dan norma hukum.
a. Penyimpangan primer
Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan sekali dan
untuk yang pertama kali. Setelah itu, penyimpangan tidak akan terulang lagi.
Penyimpangan ini merupakan penyimpangan dalam kategori yang ringan dan sering
kali disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan atau ketidaktahuan dari orang yang
melakukannya.
b. Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan atau pelanggaran yang
dilakukan berkali-kali, bahkan pelakunya memiliki kecakapan khusus atau ter-
spesialis dengan jenis pelanggaran yang dilakukannya. Jenis pelanggaran ini
merupakan pelanggaran yang mempunyai esensi berat dan perlu mendapatkan
sanksi maksimal berdasarkan hukum yang berlaku. Contoh: pencopet, pencuri sepeda
motor, dan lain-lain.
a. Penyimpangan perorangan
Penyimpangan perorangan adalah penyimpangan atau pelanggaran yang
dilakukan orang perorangan. Penyimpangan ini dapat meliputi penyimpangan seks,
penyimpangan kriminal, atau penyimpangan gaya hidup. Penyimpangan jenis ini
sering kali terjadi di lingkungan birokrasi berupa penyimpangan penyalahgunaan
kekuasaan pada jabatan tertentu.
b. Penyimpangan kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara
bersama-sama dan terkoordinir, serta melembaga yang disebut pula sebagai kolusi.
Kolusi dapat terjadi di kalangan pemerintah maupun di kalangan swasta. Yang pasti
kolusi akan mengakibatkan korban yang lebih banyak dan sering kali berlangsung
dalam waktu yang sangat panjang.
Beberapa jenis penyimpangan sosial yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari antara lain sebagai berikut.
c. Pembobolan bank
Sistem komputerisasi perbankan yang bersifat terbuka (on line) sering kali
menjadi incaran para pembobolan bank. Pelaku umumnya orang-orang dalam di
lingkungan bank yang bersekongkol dengan orang-orang tertentu selaku nasabah.
Kasus pembobolan bank sering terjadi karena lemahnya pengawasan dan canggihnya
sistem transfer dana dari bank yang satu ke bank yang lain. Pembobolan bank
biasanya melalui transaksi kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah fiktif.
f. Pencurian
Pencurian merupakan suatu tindak pelanggaran kriminal dengan mengambil
barang-barang milik orang lain secara tidak sah. Ada banyak jenis pencurian yang
biasa terjadi di dalam masyarakat, antara lain: pencurian sepeda motor dan mobil
(curanmor), pencurian barang-barang elektronik, pencurian perhiasan dan uang,
dan pencurian ternak.
g. Penyimpangan seks
Penyimpangan seks merupakan penyimpangan sosial pada aktivitas seks
yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan yang menyimpang dari norma-
norma agama atau pun norma hukum. Ada beberapa macam penyim-pangan seks,
antara lain: pelacuran (prostitusi), homoseksual, lesbian, dan perkosaan.
h. Alkoholisme (miras)
Minum-minuman beralkohol yang melebihi ambang batas dilarang oleh
hukum karena dapat mendorong terjadinya tindak kriminal yang lain. Selain itu,
i. Narkotika
Penyimpangan sosial jenis ini merupakan penyimpangan yang bertendensi
ekonomi, yaitu dilakukan oleh orang-orang mampu dan disalurkan oleh orang-
orang dalam suatu bentuk kegiatan bisnis. Adapun barang-barang yang dapat
tergolong narkotika antara lain: ekstasi, putaw, heroin, sabu-sabu, dan ganja.
j. Perkelahian pelajar
Kasus perkelahian pelajar merupakan kasus-kasus kenakalan remaja yang
marak di kalangan pelajar. Perkelahian pelajar atau tawuran pada umumnya
berlangsung di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Ujung-pandang,
Semarang, dan lain-lain. Hal-hal yang dapat menyebabkan perkelahian pelajar
antara lain: pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah yang tidak
terisi sesuai dengan jadwal, kurangnya pengawasan orang tua siswa, kurangnya
pengawasan dari pihak sekolah, dan lain-lain.
Kunjungilah salah satu lembaga pengendalian sosial yang terdekat dari sekolah
Anda, misalnya kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau rumah tahanan/lembaga
pemasyarakatan.
Kemudian buatlah laporan ringkas mengenai hal-hal berikut ini!
1. Fungsi dan peranan lembaga
2. Tugas dan kewenangan lembaga
3. Kegiatan operasional lembaga
P
emilu tahun 2004 ini merupakan suatu sistem yang lebih baik dan
lebih demokratis untuk memilih anggota legislatif, presiden, dan
wakil presiden karena ketiga komponen bangsa yang penting itu dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui proses pemilihan umum.
Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang kuat yang dapat
menyatukan pendapat dari seluruh rakyatnya sehingga seluruh kekuatan
bangsa tertuju pada satu arah untuk mencapai tujuan negara. Ciri-ciri
pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat menyusun kebijakan
yang tepat sesuai dengan harapan warga masyarakatnya.
Pertanyaan:
1. Setujukah kalian bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintah yang
kuat (strong government) yang dapat menyatukan pendapat dari seluruh
rakyat untuk menuju pada satu arah sesuai dengan tujuan negara? Jelaskan!
2. Menurut Anda, bagaimanakah solusi untuk mewujudkan pemerintah yang
baik?
P
ada masa reformasi akhir-akhir ini, hampir semua media massa
membahas tentang cara-cara memberantas budaya korupsi. Korupsi
memang merupakan sesuatu penyimpangan yang benar-benar
menghambat upaya perkembangan masyarakat secara keseluruhan.
Di kalangan birokrat, baik pemerintah maupun lembaga nonpemerintah
dewasa ini memang masih sangat kental dengan budaya korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Mungkin hal ini tidak akan sepenuhnya bisa dihilangkan dari tata
pergaulan masyarakat kita. Tetapi setidaknya dapat ditekan sekecil mungkin
pertumbuhannya.
Pada dasarnya, budaya korupsi ini dilakukan turun-temurun dari generasi
terdahulu kepada generasi berikutnya. Untuk mengeliminir budaya korupsi,
mulai sekarang generasi-generasi tua harus berani menjadi guru perilaku sosial
yang baik dengan meninggalkan secara perlahan dan penuh kesadaran budaya
korupsi.
Pertanyaan:
1. Mengapa korupsi masih kental dilakukan dalam masyarakat kita, terutama
oleh pejabat-pejabat negara?
2. Bagaimana upaya pencegahannya melalui proses pewarisan budaya yang
baik?
3. Benarkah bahwa budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme tak pernah bisa
dihapuskan? Mengapa demikian?
4. Sebutkan masing-masing dua contoh budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme
di kalangan birokrat pemerintah!
5. Setujukah Anda dengan dibentuknya lembaga Komite Pemberantasan
Korupsi (KPK). Apa alasanmu?
Pertanyaan:
1. Sebutkan empat faktor penyebab kesenjangan sosial!
2. Jelaskan bagaimana kaitan antara modernisasi dan kesenjangan sosial!
3. Mengapa kesenjangan sosial dapat menjadi potensi konflik dalam
masyarakat?
4. Bagaimana cara-cara mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat?
5. Upaya-upaya apakah yang sekarang diperjuangkan oleh pemerintah
Indonesia dalam mengatasi kemiskinan?
2. Fungsi keluarga untuk membentuk perilaku tertib dan patuh terhadap norma-
norma sosial dalam lingkungan masyarakat setempat terhadap putra dan putrinya
adalah fungsi . . . .
A. sosialisasi D. penghubung kerabat
B. edukasi E reproduksi
C. pengawasan sosial
8. Penyimpangan hanya bersifat sementara dan tidak berulang kembali dan individu
yang melakukan masih diterima secara sosial termasuk jenis perilaku
menyimpang . . . .
A. individu D. primer
B. kelompok E sekunder
C. terorganisir
12. Media sosialisasi yang sering menyajikan berita dengan menggambarkan sisi
kehidupan yang berbeda serta bertentangan dengan nilai dan norma diajarkan
di dalam keluarga dan sekolah adalah . . . .
A. teman sepermainan D. organisasi pemuda
B. media massa E lembaga swadaya masyarakat
C. lembaga pendidikan
13. Tindakan kolusi dan korupsi di perusahaan atau instansi pemerintah termasuk
dalam tipe perilaku penyimpangan . . . .
A. primer D. represif
B. sekunder E kuratif
C. preventif
15. Pernyataan di bawah ini merupakan akibat negatif bagi penghisap narkotika,
kecuali . . . .
A. suka bekerja keras agar nafsu makan semakin kuat
B. rasa kering pada mulut dan kerongkongan
C. suka berbohong dan sering marah
D. sering melanggar hukum
E sering buang air kecil
16. Bertolak pada ketahanan keluarga, secara psikologis penyebab kenakalan remaja
tercantum di bawah ini, kecuali . . . .
A. perasaan tidak terpenuhi kebutuhannya (kurang dimengerti) bahkan terancam
keamanan dirinya
17. Keseluruhan aktivitas masyarakat yang disampaikan kepada pihak tertentu dalam
masyarakat karena ada penyimpangan sosial sehingga kestabilan dalam
masyarakat tercipta, pengertian ini adalah . . . .
A. proses sosial D. aktivitas sosial
B. interaksi sosial E. stratifikasi sosial
C. pengendalian sosial
18. Instansi yang termasuk pelaksana hukum dalam pengendali primer adalah seperti
di bawah ini, kecuali . . . .
A. kepolisian D. kehakiman
B. pengadilan E kesehatan
C. kejaksaan
Soal Essay
Tujuan Pembelajaran
Mengidentifikasi jenis-
jenis lembaga
pengendalian sosial.
Mendeskripsikan
berbagai cara
pengendalian sosial.
Mendeskripsikan
akibat tidak
berfungsinya lembaga
sosial.
Mengidentifikasikan
aturan-aturan sosial
dalam kehidupan
masyarakat.
K
amu pasti pernah melihat aksi demonstrasi di televisi bukan?
Misalnya, demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa,
buruh, atau kelompok masyarakat lainnya. Pada dasarnya, para
demonstran tersebut ingin menyampaikan aspirasi mereka dan
tentunya ingin agar harapan-harapannya terwujud. Tetapi sering kali
ketika harapan-harapan mereka tidak terwujud, yang muncul justru
ketidakpuasan. Perasaan tidak puas ini sering menjadi penyebab
munculnya kekerasan pada demonstrasi-demonstrasi. Jika hal itu sudah
terjadi, polisi yang tadinya mengawasi jalannya demonstrasi pun ikut
turun dan mengendalikan para demonstran tersebut. Nah, di sinilah
peran polisi sebagai salah satu pelaku pengendali sosial sudah dapat
kamu lihat, bukan? Pengendalian sosial juga dapat dilakukan dalam
berbagai cara. Untuk lebih jelasnya, coba kamu pelajari bab ini!
j
Penerapan perilaku
sehari-hari
j
Tertib Sosial
Selain pemuka agama, para tokoh masyarakat pun berperan dalam pengendalian
sosial mereka yang mempunyai pengaruh atau pun kharisma untuk mengatur
berbagai kegiatan di dalam lingkup masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat merupakan
2. Teguran
Teguran merupakan kritik sosial yang dilontarkan secara terbuka oleh masyarakat
terhadap warga masyarakat yang berperilaku menyimpang. Dalam pelaksanaannya,
teguran ini ada dua macam, yaitu teguran lisan dan teguran tertulis. Teguran lisan
adalah teguran yang dilontarkan secara lisan kepada individu yang berperilaku
menyimpang. Misalnya, teguran orang tua secara lisan dan langsung terhadap
anaknya yang berperilaku menyimpang, teguran guru kepada siswa yang melanggar,
teguran lisan pemimpin terhadap bawahannya yang melanggar, dan sebagainya.
Teguran tertulis adalah bentuk teguran yang dilakukan secara tidak langsung, tetapi
melalui surat. Teguran tertulis ini umumnya dilakukan oleh pimpinan kepada
bawahannya dalam ikatan kedinasan (pekerjaan).
3. Pendidikan
Pengendalian sosial dapat dilakukan secara tidak langsung sejak awal melalui
jalur pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan
merupakan alat pengendalian sosial, karena pendidikan dapat membina dan
4. Pendidikan Agama
Tindakan para tokoh-tokoh agama dengan memberikan siraman rohani kepada
umatnya merupakan suatu bentuk pengendalian preventif terhadap perilaku
menyimpang. Norma-norma agama berisi bimbingan dan arahan kepada pemeluknya
agar bersikap dan berperilaku baik dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Kehidupan sosial budaya masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari
banyak komponen dan saling berkaitan secara berkesinambungan. Salah satu
subsistemnya adalah lembaga pengendalian sosial. Apabila lembaga pengendalian
sosial dalam suatu masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka
Apa yang harus dilakukan ketika ternyata penyimpangan yang terjadi banyak
dilakukan oleh masyarakat? Diperlukan kembali adanya upaya untuk mengembalikan
ketertiban dalam masyarakat, antara lain seperti penyuluhan hukum, Judicial review,
revitalisasi aparat, pencanangan Gerakan Disiplin Nasional, dan peningkatan peran
serta warga masyarakat dalam kontrol sosial.
a. Penyuluhan Hukum
Banyak di antara warga masyarakat yang mempunyai pengetahuan dan
kesadaran hukum yang rendah. Oleh sebab itu, sangat perlu untuk diprogramkan
adanya penyuluhan hukum dengan melibatkan aparat-aparat yang terkait. Misalnya,
kejaksaan, pengadilan, perpajakan, pendidikan, dan lain-lain. Dengan meningkatnya
pengetahuan hukum dari warga masyarakat, akan dapat mengurangi kuantitas
pelanggaran hukum yang terjadi di dalam masyarakat. Menurut penelitian, sekitar
20 persen pelanggaran hukum disebabkan karena ketidaktahuan terhadap norma
hukum.
b. Judicial Review
Proses perubahan sosial menuntut adanya perombakan atau perbaikan terhadap
peraturan-peraturan hukum yang dianggap usang. Inilah yang dinamakan judicial
review.
c. Revitalisasi Aparat
Apabila keadaan keamanan dan ketertiban dalam masyarakat semakin memburuk
dan aparat keamanan kewalahan mengatasi banyaknya pelanggaran yang terjadi,
Prosedur
1. Buatlah kelompok diskusi yang beranggotakan 10 orang!
2. Carilah masalah sosial di media massa (koran atau majalah)!
3. Lakukanlah analisa sosial terhadap masalah sosial itu!
4. Kemukakan pengendalian sosial dalam menyelesaikan masalah sosial
tersebut!
Tugas
1. Buatlah laporan diskusi dari kelompokmu!
2. Presentasikan hasil diskusi ini pada pertemuan dua minggu yang akan
datang!
A
nak saat di sekolah, tanggung jawab Siapa? Suatu bangsa akan besar
apabila pendidikannya baik dan maju. Oleh karena itu, Indonesia
berupaya mewujudkan program wajib belajar 9 tahun. Namun
demikian, saat anak di sekolah selama 12 tahun (mulai SD, SMP, sampai
SMA), tanggung jawab siapa? Apakah tanggung jawab guru, kepada sekolah,
yayasan, atau orang tua?
Pertanyaan:
1. Setujukah kalian, bahwa anak saat di sekolah adalah dominan tanggung
jawab pihak sekolah mulai dari guru, kepala sekolah, dan yayasan/
pengelola. Jelaskan!
2. Bagaimana solusi mengatasi masalah pendidikan sekarang ini? Jelaskan!
M
ari kita sepakati sementara waktu bahwa semburan lumpur panas
Lapindo Brantas adalah suatu kecelakaan atau musibah. Sekarang
Pemda Sidoardjo dan Propinsi Jawa Timur dihadapkan masalah
besar dengan tenggelamnya empat desa di sekitar lokasi PT Lapindo Brantas
dan akhirnya membuat penduduk desa tersebut ”terlunta-lunta” di tempat
penampunan sementara.
Berdasarkan hasil penelitian pemerintah, bahwa tidak mungkin lagi
penduduk kembali ke desa mereka, pemerintah pun dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu bedol desa atau relokasi penduduk.
Pertanyaan:
1. Alternatif mana yang seharusnya diambil oleh penduduk Sidoardjo?
2. Menurutmu apakah Lapindo telah melakukan penyimpangan sosial? Jelaskan
pendapatmu!
3. Bagaimana seharusnya sikap masyarakat atas pilihan yang diambil oleh
pemerintah Kota Sidoardjo?
Pertanyaan:
1. Mengapa program BLT tersebut gagal?
2. Prosedur apa yang tidak dilakukan pemerintah saat menentukan pemilihan
kebijaksanaan?
3. Sebaiknya BLT tersebut diwujudkan dalam bentuk program sosial yang
bagaimana?
4. Jika kita hendak membantu seseorang, lebih baik memberikan kail atau
ikannya sekaligus?
10. Kritik sosial yang dilontarkan secara terbuka terhadap warga yang melakukan
penyimpangan disebut . . . .
A. gosip D. hukuman
B. teguran E. penghinaan
C. nasihat
11. Berikut ini merupakan akibat dari tidak berfungsinya lembaga pengendalian
sosial, kecuali . . . .
A. menurunnya tingkat kemiskinan
B. meningkatnya korupsi dan kolusi
C. pengadilan massa
D. kegoncangan ekonomi
E. terjadinya konflik sosial
12. Usaha warga masyarakat untuk memberikan opini dan penekanan terhadap
pihak yang melanggar perundingan disebut . . . .
Soal Essay
I
asumsi 98
Auguste Comte 3, 15
identifikasi 11, 60, 65, 88
C
75, 84, 85, 88 – 99, 140, 160, 168
internal 80, 89, 166
interview 5
C. Kluckhohn 41 intrinsik 110, 111, 127, 165
Coercion 66
K
coercion 66
community 69, 88, 89
custom 48, 49, 102
keagamaan 24, 25, 42, 43, 68, 70, 124, 164, 173
D
kebiasaan 40, 46 – 48, 53, 100 – 104, 112, 122,
135, 143
kebudayaan 4, 10, 14, 15, 17, 20, 21, 23, 32, 33,
data primer 8 49, 67 – 69, 79, 81 – 84, 87, 89, 95, 98, 99, 107,
data sekunder 9 112, 116, 119, 122 – 125, 127, 135, 136, 139,
data sosial 4, 5, 6, 7, 31, 32 140, 152
demoralisasi 23 – 25, 28 – 30, 33 kebutuhan hidup 10, 12, 32, 49, 61, 62, 70, 86,
dinamika sosial 18, 59, 60 – 64, 76, 79, 80, 82, 87, 100, 141
87, 88 kebutuhan integratif 13, 32, 61, 63, 70
kebutuhan mendasar 12, 32, 63, 69, 70, 89
E
kebutuhan sosial 13, 32, 61, 63, 70
kejaksaan 25, 51, 52, 70, 148, 163, 164, 165,
169, 173
eksplisit 47, 97, 127 keluarga 3, 14, 18, 28, 30, 45, 49, 61, 71, 74,
eksternal 80, 82, 89, 166, 174 80, 84, 96, 102, 103, 108 – 112, 114, 115, 117,
ekstrinsik 110, 111, 127, 165, 174 119, 124, 126, 127, 135, 139, 145, 148, 165
empati 11, 60, 65, 88 kenakalan remaja 135, 138, 147, 152
Indeks 187
kepolisian 25, 26, 86, 145, 148, 161, 163 – 166, nilai kerohanian 99
173 nilai material 40, 42, 53, 99
kepribadian 10, 13, 20, 21, 32, 33, 69, 95, 96, nilai moral 40 – 43, 46, 99
111 – 124, 126, 127, 168
nilai religius 42, 43, 99
koersi 166
nilai sentral 42, 80, 114, 132, 140
kolusi 25, 144, 145, 147, 150, 153, 169
nilai sosial 16, 35, 41 – 45, 50, 52, 53, 97 – 100,
kompetisi 68 105, 127, 139
konflik 17, 18, 23, 24, 27, 28, 46, 66, 67, 68, 69,
nilai vital 40, 42, 53, 99
84, 85, 151, 169
norma 3, 10 – 15, 20 – 22, 32, 33, 39 – 41,
konsep 10, 18, 33, 138
44 – 53, 63, 70, 72 – 76, 84, 85, 89, 95, 97, 98,
konsep dasar 10, 32 100 – 108, 110 – 113, 122, 124, 127, 133 – 135,
konsumerisme 25, 33 138, 139, 143, 144, 146, 147, 152, 153,
kontravensi 68 160 – 162, 164, 166 – 169
kontrol sosial 104, 163, 169, 170 174 norma adat 40, 46, 47, 100, 104, 135, 143, 162
korupsi 25, 51, 137, 145, 147, 150, 153, 169, norma agama 40, 45 – 47, 53, 84, 100, 103,
174 135, 143, 146, 164, 168
kultural 23, 28, 120 norma hukum 40, 46 – 48, 50, 52, 53, 72, 100,
104, 106, 135, 143, 144, 146, 164, 168, 169
M O
observasi 2, 6, 32
masyarakat 1, 3 – 24, 26 – 33, 39, 41 – 53, 59,
61 – 64, 69 – 89, 92, 95, 97 – 112, 114 – 119,
121 – 127, 133, 135 – 140, 143 – 148,
150 – 153, 159, 161 – 170, 172 – 174 P
Max Weber 72 pendidikan 7, 10, 13, 14, 19, 49, 50, 68,
media massa 2, 9, 22, 33, 96, 112, 113, 115, 70 –72, 78 – 80, 92, 96, 106 – 108, 110,
117 – 119, 127, 150, 163, 170 112 – 115, 117, 119, 122, 124, 126, 127, 135,
media sosialisasi 111 – 113, 127 148, 164 – 169, 171, 173
metode 1, 3 – 9, 32, 161 penelitian sosial 5, 6, 7, 8
metode dokumenter 9, 33 pengadilan 51, 67, 70, 148
mores 48, 102 pengangguran 27, 28, 33
motivasi 60, 65, 88, 111 pengendalian sosial 10, 14, 21, 22, 32, 33, 70,
133, 134, 147, 148, 153, 159, 161 – 171, 173
R Soelaeman Soemardi 3
sosialisasi 50, 79, 95 – 97, 107 – 115, 119, 121,
125 – 127, 133 – 136, 139 – 141, 152
realitas sosial 2, 10, 16, 18, 19, 33
sosiologi 3 – 5, 10, 32, 39, 72, 95, 137
represif 14, 105, 165, 167
sugesti 11, 60, 64, 88
Robert K. Merton 136
S U
usage 48, 101
sanksi 43 – 45, 47, 48, 53, 73, 97, 100 – 104,
127, 144, 148, 153, 164, 165, 168, 174
sanksi hukum 168
sanksi sosial 165, 168
W
sekolah 18, 39, 44, 49, 51, 52, 59, 70, 71, 78, wawancara 2, 5, 32
84 – 87, 108, 112, 117, 147, 148, 164, 168, 171
Indeks 189
190 Sosiologi SMA/MA Kelas X