Professional Documents
Culture Documents
A
lhamdulillah, berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, dalam
rangka memenuhi tugas makalah, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul FLUIDA
DINAMIS. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk
mengetahui ciri-ciri fluida ideal, persamaan kontinuitas, persamaan asas
Bernouli, prinsip Bernouli dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita
sendiri, umumnya kepada para pembaca makalah ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
FLUIDA DINAMIS
Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena
setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan.
Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang
terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah
tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen
ditandai dengan adanya lingkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan
kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air.
Aliran turbulen menyerap energi yang sangat besar.
1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady).
aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik
selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan
kecepatan tertentu, lalu partikel fluida tersebut mengalir dengan kecepatan
tertentu di titik B. Ketika partikel fluida yang lain menyusul dari belakang
melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak
mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias partikel
fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan tenang.
Aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida
di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan partikel fluida yang lebih dulu
berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang berikutnya.
2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-
termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan
volum (atau massa jenis) ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu
disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida
tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat
tak-termampatkan.
3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational). Contohnya, sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut
berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-
viscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat.
Makin kental fluida, gesekan antara partikel fluida makin besar
Definisi garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung)
yang jelas ujung dan pangkalnya.
Selain Garis Alir, ada juga namanya Garis Arus. Perhatikan gambar di bawah. Garis yang
berwarna biru merupakan Garis Arus.
Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik, katakanlah titik A (lihat
gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel fluida mungkin berubah.
Walaupun demikian, ketika tiba di titik B, partikel fluida yang nyusul dari belakang
mengalir dengan kecepatan yang sama seperti partikel fluida yang mendahuluinya.
Demikian juga ketika tiba di titik C dan seterusnya. Garis Arus itu merupakan kurva yang
menghubungkan titik A,B dan C (catatan : kecepatan itu beda dengan kelajuan.
Kecepatan punya arah)
Pada dasarnya kita bisa menggambarkan setiap garis arus melalui tiap-tiap titik dalam
aliran fluida tersebut. Jika kita menggangap aliran fluida tunak, sejumlah garis arus yang
melewati sudut tertentu pada luas permukaan imajiner (luas permukaan khayalan)
membentuk suatu tabung aliran. Tidak ada partikel fluida yang saling berpotongan tapi
selalu sejajar dan tabung aliran tersebut akan menyerupai sebuah pipa yang bentuknya
selalu sama. Fluida yang masuk pada salah satu ujung tabung akan keluar dari tabung
tersebut di ujung lainnya.
Debit
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah “Debit”. Debit itu
menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang
waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut :
Untuk menambah pemahamanmu, kita gunakan contoh. Misalnya fluida mengalir melalui
sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu.
Pipa tersebut juga punya panjang (Lihat gambar di bawah).
Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, misalnya, maka volume fluida yang
ada dalam pipa adalah V = AL (V = volume fluida, A = luas penampang dan L =
panjang pipa). Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida menempuh selang
waktu tertentu, maka kita bisa mengatakan bahwa besarnya debit fluida :
Dengan demikian, ketika fluida mengalir melalui suatu pipa yang memiliki luas
penampang dan panjang tertentu selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit
fluida (Q) tersebut sama dengan luas permukaan penampang (A) dikalikan dengan laju
aliran fluida (v).
Persamaan Kontinutitas
Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada
gambar di bawah.
Gambar ini menujukan aliran fluida dari kiri ke kanan (fluida mengalir dari pipa yang
diameternya besar menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus merupakan garis arus.
Keterangan gambar : A1 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar, A2 = luas
penampang bagian pipa yang berdiameter kecil, v1 = laju aliran fluida pada bagian pipa
yang berdiameter besar, v2 = laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil, L
= jarak tempuh fluida.
Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida di suatu titik sama dengan kecepatan
aliran partikel fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling
berpotongan (garis arusnya sejajar). Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar di ujung lainnya. Jika fluida
memiliki massa tertentu masuk pada pipa yang diameternya besar, maka fluida tersebut
akan keluar pada pipa yang diameternya kecil dengan massa yang tetap. Kita tinjau
bagian pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya kecil.
Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang
diameternya besar (A1) sejauh L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V1 =
A1L1 = A1v1t. Nah, Selama selang waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir
melalui bagian pipa yang diameternya kecil (A2) sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang
mengalir adalah V2 = A2L2 = A2v2t. (sambil lihat gambar di atas).
Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A1 (diameter pipa
yang besar) selama selang waktu tertentu adalah :
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang
A2 (diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.
Untuk kasus fluida yang termampatkan alias compressible, massa jenis fluida tidak selalu
sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Kalau pada
fluida Tak-termampatkan massa jenis fluida tersebut kita lenyapkan dari persamaan,
maka pada kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan berpedoman pada
persamaan yang telah diturunkan sebelumnya, mari kita turunkan persamaan untuk fluida
termampatkan.
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Ini adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya terletak pada
massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka massa jenisnya berubah.
Sebaliknya, apabila fluida tak termampatkan, massa jenisnya selalu sama sehingga bisa
kita lenyapkan. Untuk lebih memahami hubungan antara massa jenis dan fluida
termampatkan/tak-termampatkan
HUKUM BERNOULLI
Persamaan yang telah dihasilkan oleh Bernoulli tersebut juga dapat disebut
sebagai Hukum Bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan
gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum
tersebut diturunkan dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-
tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi
merupakan aliran steady(mantap, tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline),
tidak kental dan tidak termampatkan. Persamaan dinyatakan dalam Hukum Bernoulli
tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran
yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah
besaran usaha tenaga pada zat cair.
Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli
tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.
Keterangan gambar:
1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam tabung/pipa bagian
kiri dan bagian kanan.
2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu sari suatu zat cair kiri dan kanan.
3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair sebelah kiri
dan sebelah kanan.
4. P1 dan P2 adalah tekanan pada zat cair tersebuut dari berturut-turut dari bagian kiri
dan bagian kanan.
Gambar di bagian depan merupakan aliran zat cair melalui pipa yang berbeda luas
penampangnya dengan tekanan yang berbeda dan terletak pada ketinggian yang berbeda
hingga kecepatan pengalirannya juga berbeda. Dalam aliran tersebut diandaikan zat cair
tidak termampatkan, alirannya mantap sehingga garis alir merupakan garis
yang streamline, demikian pula banyaknya volume yang dapat mengalir tiap satuan
waktu dari pipa sebelah kiri dan kanan adalah sama.
Dari gambar, dapat dikemukakan bahwa zat cair pada semua
titik akan mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita tinjau
(lihat gambar yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam. Jika bagian ini
bergerak dari posisi pertama menuju bagian kedua, gayayang bekerja pada permukaan
pertama akan melakukan usaha terhadap unsur yang ditinjau tadi sedangkan bagan
tersebut akan melakukan usaha terhadap gaya yang bekerja pada permukaan sebelah
kanan. Selisih antara kedua besaran usaha tersebut sama dengan perubahan energi gerak
ditambah energi potensial dari bagian tersebut. Selisih kedua besaran energi tersebut
disebut sebagai energi netto. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
p1 ∆1 ∆11 – p2 ∆2 ∆12 = (½ mv21 – ½ mv22) + (mgh2 – mgh1)
A∆1=v
p1 v1 – p2 v2 = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
maka p1 - p2 = ½ ρ v2
2 (p1 - p2)
atau v =
ρ
Selisih tekanan dapat diketahui dengan mengukur perbedaan tinggi air raksa dalam pipa
U tersebut maka kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara dapat diketahui dan
dihitung dengan persamaan tersbeut.
Untuk menurunkan tekanan dalam suatu ruangan tertentu dapat dipergunakan
pompa penghisap udara yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli. Prinsip kerjanya
dapat dilukiskan dalam gambar sebagai berikut:
Persamaan Bernoulli
Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju
aliran fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir.
Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa berubah-
ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan mengenai
Tekanan Pada Fluida (Fluida Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa
berubah-ubah tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara
tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli.
Persamaan bernoulli ini sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis
penerbangan pesawat, pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan dan lain-lain. Agar
persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita anggap
fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan
ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir
(ingat kembali pembahasan mengenai usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan
memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
fluida tersebut.
Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan
warna putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri)
mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk
berpindah sejauh L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju
aliran fluida pada bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal
ini menyebabkan perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan
penampang 1 (bagian kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di
sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah kanannya dan
melakukan usaha sebesar :
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah :
W1 = – p2 A2 L2
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh
L2, di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :
W3 = – mg (h2 – h1)
W3 = – mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 – mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan
gambar di atas adalah :
W = W1 + W2 + W3
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 – EK1). Persamaan di atas bisa kita
tulis lagi menjadi :
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida
yang mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m,
mempunyai volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari
L1).
Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.
Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis).
Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya kecepatan.
Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita
rumuskan menjadi :
Persamaan Bernoulli pada Tabung Alir atau Pipa yang ketinggiannya sama
Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dioprek
menjadi :
Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi, tekanan
fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah,
tekanannya menjadi tinggi.
Dewasa ini banyak sekali penerapan asas Bernoulli demi meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, diantaranya adalah :
• Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung
gas.
dan
Maka
Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan P2 = ρ.g.hB maka
P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)
Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa
besar:
v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s
dan
Maka
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa besar:
ρ : massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3
dan
Jika gagang pengisap (T) ditekan maka udara keluar dari tabung melalui ujung pipa kecil
A dengan cepat, karena kecepatannya tinggi maka tekanan di A kecil, sehingga cairan
insektisida di B terisap naik lalu ikut tersemprotkan keluar.
PERCOBAAN CEPAT
Kegiatan 7.18
Bahan :
• 2 lembar kertas folio
Cara Kerja :
1. Pegang kedua kertas folio sejajar tepat di depan mulut
2. Tiuplah dengan kuat di daerah antara kedua bentangan kertas tersebut
3. Sebelum meniup, perkirakan kemana kertas akan bergerak ketika meniup
Hipotesis :
Menurut kelompok kami, bila kertas tersebut ditiup, maka kedua kertas tersebut akan
bergerak ke arah dalam ( merapat )
Hasil Percobaan :
Setelah ditiup kertas tersebut merapat.
Kesimpulan :
Hal tersebut dikarenakan laju alir udara relative lebih besar pada daerah yang sempit
dibandingkan dengan daerah yang lebar di sisi luar kedua kertas. Sesuai asas Bernouli,
laju alir yang meningkat menyebabkan penurunan tekanan udara diantara kedua kertas
dibandingkan dengan tekanan udara di sisi bagian luar kertas sehingga mendorong kedua
kertas saling mendekati.
Kegiatan 7.19
Alat :
1. Sebuah koin
2. Sebuah gelas
Cara Kerja :
1. Tempatkan sebuah koin dan sebuah gelas kosong pada meja
2. Tiuplah koin ke arah gelas dari tepi meja.
Hasil Percobaan :
Koin tersebut melompat ke dalam gelas.
Kesimpulan :
Sesuai dengan asas Bernouli, udara yang bergerak di atas koin menyebabkan tekanan di
atas kertas lebih rendah daripada tekanan di bawah kertas, sehingga gaya angkat pun
tercipta.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.gurumuda.com
www.ensiklopedia.org