You are on page 1of 23

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

A
lhamdulillah, berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, dalam
rangka memenuhi tugas makalah, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul FLUIDA
DINAMIS. Tugas makalah ini memiliki tujuan antara lain untuk
mengetahui ciri-ciri fluida ideal, persamaan kontinuitas, persamaan asas
Bernouli, prinsip Bernouli dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri kita
sendiri, umumnya kepada para pembaca makalah ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 9 April 2010

Penyusun
FLUIDA DINAMIS
Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena
setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan.
Salah satu contoh aliran laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang
terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus), beberapa saat kemudian asap sudah
tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen
ditandai dengan adanya lingkaran-lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan
kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air.
Aliran turbulen menyerap energi yang sangat besar.

Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady).
aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik
selalu sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan
kecepatan tertentu, lalu partikel fluida tersebut mengalir dengan kecepatan
tertentu di titik B. Ketika partikel fluida yang lain menyusul dari belakang
melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak
mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias partikel
fluida tidak kebut-kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan tenang.
Aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida
di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan partikel fluida yang lebih dulu
berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang berikutnya.

2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-
termapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan
volum (atau massa jenis) ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu
disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida
tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat
tak-termampatkan.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational). Contohnya, sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut
berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-
viscous). Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat.
Makin kental fluida, gesekan antara partikel fluida makin besar

Sifat Fluida Ideal :

• Tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)


• Dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
• Mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
• Kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama

Definisi garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung)
yang jelas ujung dan pangkalnya.

Garis Arus dan Tabung Alir

Garis Arus (stream line)

Selain Garis Alir, ada juga namanya Garis Arus. Perhatikan gambar di bawah. Garis yang
berwarna biru merupakan Garis Arus.

Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik, katakanlah titik A (lihat
gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel fluida mungkin berubah.
Walaupun demikian, ketika tiba di titik B, partikel fluida yang nyusul dari belakang
mengalir dengan kecepatan yang sama seperti partikel fluida yang mendahuluinya.
Demikian juga ketika tiba di titik C dan seterusnya. Garis Arus itu merupakan kurva yang
menghubungkan titik A,B dan C (catatan : kecepatan itu beda dengan kelajuan.
Kecepatan punya arah)

Tabung Alir (flow tube)

Pada dasarnya kita bisa menggambarkan setiap garis arus melalui tiap-tiap titik dalam
aliran fluida tersebut. Jika kita menggangap aliran fluida tunak, sejumlah garis arus yang
melewati sudut tertentu pada luas permukaan imajiner (luas permukaan khayalan)
membentuk suatu tabung aliran. Tidak ada partikel fluida yang saling berpotongan tapi
selalu sejajar dan tabung aliran tersebut akan menyerupai sebuah pipa yang bentuknya
selalu sama. Fluida yang masuk pada salah satu ujung tabung akan keluar dari tabung
tersebut di ujung lainnya.

Debit

Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah “Debit”. Debit itu
menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang
waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut :

Untuk menambah pemahamanmu, kita gunakan contoh. Misalnya fluida mengalir melalui
sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu.
Pipa tersebut juga punya panjang (Lihat gambar di bawah).

Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, misalnya, maka volume fluida yang
ada dalam pipa adalah V = AL (V = volume fluida, A = luas penampang dan L =
panjang pipa). Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida menempuh selang
waktu tertentu, maka kita bisa mengatakan bahwa besarnya debit fluida :

Dengan demikian, ketika fluida mengalir melalui suatu pipa yang memiliki luas
penampang dan panjang tertentu selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit
fluida (Q) tersebut sama dengan luas permukaan penampang (A) dikalikan dengan laju
aliran fluida (v).
Persamaan Kontinutitas

Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada
gambar di bawah.

Gambar ini menujukan aliran fluida dari kiri ke kanan (fluida mengalir dari pipa yang
diameternya besar menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus merupakan garis arus.

Keterangan gambar : A1 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar, A2 = luas
penampang bagian pipa yang berdiameter kecil, v1 = laju aliran fluida pada bagian pipa
yang berdiameter besar, v2 = laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil, L
= jarak tempuh fluida.

Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida di suatu titik sama dengan kecepatan
aliran partikel fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling
berpotongan (garis arusnya sejajar). Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar di ujung lainnya. Jika fluida
memiliki massa tertentu masuk pada pipa yang diameternya besar, maka fluida tersebut
akan keluar pada pipa yang diameternya kecil dengan massa yang tetap. Kita tinjau
bagian pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya kecil.

Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang
diameternya besar (A1) sejauh L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V1 =
A1L1 = A1v1t. Nah, Selama selang waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir
melalui bagian pipa yang diameternya kecil (A2) sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang
mengalir adalah V2 = A2L2 = A2v2t. (sambil lihat gambar di atas).

Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan (incompressible)

Pertama-tama tinjau kasus untuk Fluida Tak-termampatkan. Pada fluida tak-


termampatkan (incompressible), kerapatan alias massa jenis fluida tersebut selalu sama di
setiap titik yang dilaluinya.

Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A1 (diameter pipa
yang besar) selama selang waktu tertentu adalah :
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang
A2 (diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :

Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :

Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.

Jadi, pada fluida tak-termampatkan, berlaku persamaan kontinuitas :

A1v1 = A2v2 — Persamaan 1

Di mana A1 = luas penampang 1, A2 = luas penampang 2, v1 = laju aliran fluida pada


penampang 1, v2 = laju aliran fluida pada penampang 2. Av adalah laju aliran volume V/t
alias debit (sudah gurumuda jelaskan di atas)

Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Termampatkan (compressible)

Untuk kasus fluida yang termampatkan alias compressible, massa jenis fluida tidak selalu
sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Kalau pada
fluida Tak-termampatkan massa jenis fluida tersebut kita lenyapkan dari persamaan,
maka pada kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan berpedoman pada
persamaan yang telah diturunkan sebelumnya, mari kita turunkan persamaan untuk fluida
termampatkan.

Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Ini adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya terletak pada
massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka massa jenisnya berubah.
Sebaliknya, apabila fluida tak termampatkan, massa jenisnya selalu sama sehingga bisa
kita lenyapkan. Untuk lebih memahami hubungan antara massa jenis dan fluida
termampatkan/tak-termampatkan

HUKUM BERNOULLI

Persamaan yang telah dihasilkan oleh Bernoulli tersebut juga dapat disebut
sebagai Hukum Bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan
gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum
tersebut diturunkan dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerja-
tenaga aliran zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi
merupakan aliran steady(mantap, tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline),
tidak kental dan tidak termampatkan. Persamaan dinyatakan dalam Hukum Bernoulli
tersebut melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran
yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah
besaran usaha tenaga pada zat cair.
Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli
tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Gambar 13. Gerak sebagian fluida dalam penurunan persamaan Bernoulli

Keterangan gambar:
1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam tabung/pipa bagian
kiri dan bagian kanan.
2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu sari suatu zat cair kiri dan kanan.
3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair sebelah kiri
dan sebelah kanan.
4. P1 dan P2 adalah tekanan pada zat cair tersebuut dari berturut-turut dari bagian kiri
dan bagian kanan.
Gambar di bagian depan merupakan aliran zat cair melalui pipa yang berbeda luas
penampangnya dengan tekanan yang berbeda dan terletak pada ketinggian yang berbeda
hingga kecepatan pengalirannya juga berbeda. Dalam aliran tersebut diandaikan zat cair
tidak termampatkan, alirannya mantap sehingga garis alir merupakan garis
yang streamline, demikian pula banyaknya volume yang dapat mengalir tiap satuan
waktu dari pipa sebelah kiri dan kanan adalah sama.
Dari gambar, dapat dikemukakan bahwa zat cair pada semua
titik akan mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita tinjau
(lihat gambar yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam. Jika bagian ini
bergerak dari posisi pertama menuju bagian kedua, gayayang bekerja pada permukaan
pertama akan melakukan usaha terhadap unsur yang ditinjau tadi sedangkan bagan
tersebut akan melakukan usaha terhadap gaya yang bekerja pada permukaan sebelah
kanan. Selisih antara kedua besaran usaha tersebut sama dengan perubahan energi gerak
ditambah energi potensial dari bagian tersebut. Selisih kedua besaran energi tersebut
disebut sebagai energi netto. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
p1 ∆1 ∆11 – p2 ∆2 ∆12 = (½ mv21 – ½ mv22) + (mgh2 – mgh1)
A∆1=v
p1 v1 – p2 v2 = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)

Pada hal v = m/ρ, maka persamaan dapat diubah menjadi:


p1 (m/ρ) – p2 (m/ρ) = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
atau dapat diubah menjadi:
p1 (m/ρ) + ½ m v21 + mgh1 = p2 (m/ρ) + ½ m v22 + mgh2
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:
p1 + ½ ρ v21 + ρ gh1 = p2 + ½ ρ v22 + ρ gh2
atau ditulis secara umum menjadi:
p + ½ ρ v2 + ρ gh = konstan
Persamaan di atas merupakan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli yang
menyatakan hubungan antara kecepatan aliran dengan tinggi permukaan air dan
tekanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari Hukum Bernoulli memiliki penerapan yang beragam
yang ada hubungannya dengan aliran fluida, baik aliran zat cair maupun gas. Penerapan
tersebut sebagian besar dimanfaatkan dalam bidang teknik dan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan aliran fluida.Misalnya dalam teknologi pesawat terbang Hukum
Bernoulli tersebut dimanfaatkan untuk merancang desain sayap pesawat terbang. Dalam
bidang yang lain misalnya desain bentuk mobil yang hemat bahan baker, kapal laut dan
sebagian alat ukur yang dapat digunakan dalam suatu peralatan pengendali kecepatan dan
sebagainya.
Dengan mengusahakan bentuk sayap pesawat terbang seperti yang tergambar di
bawah ini, maka bagian depan dari sayap tersebut memiliki permukaan yang tidak kaku
sehingga dapat memberikan kemudahan dalam aliran udara. Lihat gambar!

Gambar 14. Penampang sayap pesawat terbang.


Bentuk sayap yang demikian sengaja dirancang agar aliran yang mengenai bagian
depan dari sayap akan membentuk aliran laminier. Dari gambar di samping ini dapat
dijelaskan bahwa apabila pesawat terbang digerakkan dengan ke depan kecepatan udara
di bagian atas pesawat dan kecepatan udara yang lewat bagian bawah pesawat
terbang akan menjadi tidak sama. Kecepatan aliran udara pada bagian
atas akan cenderung lebih besar daripada kecepatan aliran udara bagian bawah pesawat
terbang. Hal ini mengakibatkan munculnya gaya pengangkatan yang bekerja pada
pesawat terbang sehingga pesawat terbang dapat naik ke udara.
Persamaan hidrostatika merupakan kejadian khusus dari penerapan Hukum
Bernoulli bila fluida dalam keadaan diam, yakni bahwa fluida tersebut. Fluida dalam
keadaan statis maka kecepatan alirannya di mana-mana akan sama dengan nol.
Selanjutnya perubahan tekanan akibat letaknya titik dalam fluida yang tidak
termampatkan dapat diterangkan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 15. Manometer.
Dari gambar dalam keadaan statis: v1 = v2 = 0
p1= po dan h1 = h2 dan h2 = 0
Berdasarkan Hukum Bernoulli p + ½ v2 = gh = konstan, dapat dituliskan menjadi
po + 0 + ρ gh = p2 + 0 + 0
p2 = po + ρ gh
Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya
lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk
mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat
diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki
penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi
lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang
penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang
yang lebih sempit, dengan demikian maka akan terjadi perubahan kecepatan. Apabila
kecepatan aliran yang melalui penampang lebih besar adalah v1 dan kecepatan aliran yang
melalui pipa sempit adalah v2, maka kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju
yang lebih besar (v1 < v2). Dengan cara demikian tekanan yang ada pada bagian pipa lebih
sempit akan menjadi lebih kecil daripada tekanan pada bagian pipa yang berpenampang
lebih besar. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar 16. Venturimeter


Dalam aliran seperti yang digambarkan di atas akan berlaku Hukum Bernoulli sebagai
berikut:
p1 + ρ gh1 + ½ ρ v21 = p2 + ρ gh2 + ½ ρ v22
pipa dalam keadaan mendatar h1 = h2
ρ gh1 + ρ gh2
2 2
sehingga: p1 + ½ ρ v 1 = p2 + ½ ρ v 2
di sini v1 > v2 maka p2 < p1
akibatnya p1 – p2 = ½ ρ (v22 - v21)
padahal : p1 = pB + ρ gha
p2 = pB = ρ ghb
selanjutnya didapat:
p1 – p2 = ρ g (ha - hb)
Apabila ha - hb = h yakni selisih tinggi antara permukaan zat cair bagian kiri dan kanan,
maka akan didapat:
p1 – p2 = ρ gh
Dengan mengetahui selisih tinggi permukaan zat cair pada pipa pengendalli akan dapat
diketahui perubahan tekanannya yang selanjutnya perubahan kecepatan dapat juga
diketahui. Oleh sebab itu pipa venturi ini akan sangat berguna untuk pengaturan aliran
bensin dalam sistem pengapian pada kendaraan bermotor.
Tabung Pitot atau sering disebut pipa Pitot ini merupakan suatu peralatan yang
dapat dikembangkan sebagai pengukur kecepatan gerak pesawat terbang. Melalui tabung
ini umumnya dapat diketahui adalah kecepatan gerak pesawat terbang terhadap
udara. Hal ini berarti apa yang terukur bukanlah kecepatan gerak terhadap kedudukan
bumi. Oleh sebab itu untuk dapat mengukur kecepatan gerak pesawat terbang terhadap
bumi, maka kecepatan udara harus dapat diketahui. Prinsip kerjanya tabung Pitot ini
perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 17. Tabung/pipa Pitot


Adapun cara kerjanya dapat dikemukakan sebagai berikut: apabila alat ini
digerakkan dengan cepat sekali (diletakkan dalam badan pesawat terbang) ke arah kiri
sehingga udara akan bergerak dalam arah yang sebaliknya yakni menuju arah kanan.
Mula-mula udara akan masuk melalui lubang pertama, selanjutnya mengisi ruang
tersebut sampai penuh. Setelah udara dapat mengisi ruang tersebut melalui lubang
pertama dengan penuh maka udara tersebut akan dalam keadaan diam. Udara yang lewat
lubang kedua akan selalu mengalir dan kecepatan udara yang mengalir melalui lubang
pertama jauh lebih kecil daripada kecepatan pengaliran udaran yang melalui lubang
kedua. Oleh sebab itu dapat dianggap v1 = 0 dan perbedaan tekanan diketahui dari
perbedaan tinggi permukaan air raksa dalam pipa U. Untuk memudahkan perhitungan
dalam keadaan mendatar maka tidak terdapat selisih tinggi hingga akan berlaku h 1 =
h2 dan Hukum Bernoulli dapat ditulis menjadi:
p1 + ½ ρ v21 = p2 + ½ ρ v22
v1 = 0, maka
p1 = p2 + ½ ρ v22 untuk v2 = v

maka p1 - p2 = ½ ρ v2
2 (p1 - p2)
atau v =
ρ
Selisih tekanan dapat diketahui dengan mengukur perbedaan tinggi air raksa dalam pipa
U tersebut maka kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara dapat diketahui dan
dihitung dengan persamaan tersbeut.
Untuk menurunkan tekanan dalam suatu ruangan tertentu dapat dipergunakan
pompa penghisap udara yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli. Prinsip kerjanya
dapat dilukiskan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 18. Prinsip kerja pipa penghisap udara.


Andaikan udara dalam ruangan R akan dikurangi atau dihisap melalui pompa
penghisap yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli maka dapat dilakukan dengan
mengalirkan udara melalui pipa sempit A udara disemprotkan dengan kecepatan sangat
besar (v) selanjutnya akibat aliran udara yang keluar dari pipa A tersebut maka tekanan
udara yang berada pada tabung B akan menjadi semakin kecil. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perbedaan tekanan. Udara tersebut pada akhirnya akan keluar melalui lubang C
secara terus-menerus. Selanjutnya dengan menyemprotkan yang berulang dan diperbesar
kecepatan alirannya maka udara pada tabung R akan dapat berkurang terus-menerus
sesuai dengan yang dikehendaki. Prinsip inilah yang merupakan prinsip kerja dari pompa
penghisap.

Persamaan Bernoulli

Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju
aliran fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir.
Berdasarkan prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa berubah-
ubah tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan mengenai
Tekanan Pada Fluida (Fluida Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa
berubah-ubah tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara
tekanan, laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli.
Persamaan bernoulli ini sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis
penerbangan pesawat, pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan dan lain-lain. Agar
persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita anggap
fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan
ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir
(ingat kembali pembahasan mengenai usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan
memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
fluida tersebut.
Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan
warna putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri)
mengalir sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk
berpindah sejauh L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju
aliran fluida pada bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal
ini menyebabkan perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan
penampang 1 (bagian kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di
sebelah kiri penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah kanannya dan
melakukan usaha sebesar :

Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah :

W1 = – p2 A2 L2

Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.

Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh
L2, di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :

W3 = – mg (h2 – h1)

W3 = – mgh2 + mgh1

W3 = mgh1 – mgh2

Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan
gambar di atas adalah :

W = W1 + W2 + W3

W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 – EK1). Persamaan di atas bisa kita
tulis lagi menjadi :

W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

EK2 - EK1 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

½ mv22 – ½ mv12 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida
yang mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m,
mempunyai volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari
L1).

Sekarang kita subtitusikan alias kita gantikan m pada persamaan di atas :

Persamaan ini bisa juga ditulis dalam bentuk seperti ini :

Ini adalah persamaan Om Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan


berdasarkan prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan
Energi
Keterangan :

Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :

Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.

Persamaan Bernoulli pada Fluida Diam

Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis).
Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya kecepatan.
Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita
rumuskan menjadi :

Persamaan Bernoulli pada Tabung Alir atau Pipa yang ketinggiannya sama

Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dioprek
menjadi :
Prinsip Bernoulli

Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi, tekanan
fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah,
tekanannya menjadi tinggi.

Penerapan Asas Bernoulli

Dewasa ini banyak sekali penerapan asas Bernoulli demi meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, diantaranya adalah :

• Karburator, adalah alat dalam mesin kendaraan yang berfungsi untuk


menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara lalu campuran ini dimasukkan
ke dalam silinder mesin untuk pembakaran.

• Venturimeter, adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa.

• Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung
gas.

• Alat penyemprot nyamuk / parfum

Karburator TSS (Vokum) Karburator Asesoris


Cara menghitung kelajuan cairan dalam pipa

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka

Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12 )

Maka

Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan P2 = ρ.g.hB maka
P1 – P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)

Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa
besar:
v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s

h : beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai manometer

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka

Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12 )

Maka

Tekanan hidrostatis pada manometer : P1 = ρ’.g.h dan P2 = ρ.g.h maka


P1 – P2 = g.h(ρ’ – ρ) ————- (2)

Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa besar:

v : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s

h : beda tinggi cairan pada manometer satuannya m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

ρ : massa jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3

ρ’ : massa jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3

Cara menghitung kelajuan gas dalam pipa

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka


Kelajuan gas dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran gas maka kelajuan
gas terus berkurang sampai ke nol di B (vB = 0 ) beda tinggi a dan b diabaikan ( ha = hb )
Maka Pa – Pb = ½.ρ.v2 ———– (1)

Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer P – P = ρ’.g.h ——— (2)

Substitusi persamaan (1) ke (2) maka kecepatan gas pada pipa:

v : kelajuan gas, satuan m/s

h : beda tinggi air raksa, satuan m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

ρ : massa jenis gas, satuannya Kg/m3

ρ’ : massa jenis cairan pada manometer satuannya Kg/m3

Cara kerja alat penyemprot nyamuk / parfum

Cara kerja alat penyemprot nyamuk / parfum adalah :

Jika gagang pengisap (T) ditekan maka udara keluar dari tabung melalui ujung pipa kecil
A dengan cepat, karena kecepatannya tinggi maka tekanan di A kecil, sehingga cairan
insektisida di B terisap naik lalu ikut tersemprotkan keluar.
PERCOBAAN CEPAT

Kegiatan 7.18

Bahan :
• 2 lembar kertas folio

Cara Kerja :
1. Pegang kedua kertas folio sejajar tepat di depan mulut
2. Tiuplah dengan kuat di daerah antara kedua bentangan kertas tersebut
3. Sebelum meniup, perkirakan kemana kertas akan bergerak ketika meniup

Hipotesis :
Menurut kelompok kami, bila kertas tersebut ditiup, maka kedua kertas tersebut akan
bergerak ke arah dalam ( merapat )

Hasil Percobaan :
Setelah ditiup kertas tersebut merapat.

Kesimpulan :
Hal tersebut dikarenakan laju alir udara relative lebih besar pada daerah yang sempit
dibandingkan dengan daerah yang lebar di sisi luar kedua kertas. Sesuai asas Bernouli,
laju alir yang meningkat menyebabkan penurunan tekanan udara diantara kedua kertas
dibandingkan dengan tekanan udara di sisi bagian luar kertas sehingga mendorong kedua
kertas saling mendekati.

Kegiatan 7.19

Alat :
1. Sebuah koin
2. Sebuah gelas

Cara Kerja :
1. Tempatkan sebuah koin dan sebuah gelas kosong pada meja
2. Tiuplah koin ke arah gelas dari tepi meja.

Hasil Percobaan :
Koin tersebut melompat ke dalam gelas.

Kesimpulan :
Sesuai dengan asas Bernouli, udara yang bergerak di atas koin menyebabkan tekanan di
atas kertas lebih rendah daripada tekanan di bawah kertas, sehingga gaya angkat pun
tercipta.
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com
www.gurumuda.com
www.ensiklopedia.org

You might also like