You are on page 1of 11

PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)

AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI


PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

BAB I LATAR BELAKANG


1.1. Tanggapan Atas Hasil Review PED
Berdasarkan hasil review terhadap PED Proposal PPK Kota Sukabumi oleh tim
reviewer, ada beberapa substansi yang dikemukakan diantaranya adalah :
1. Tidak mengulas pengaruh kondisi geografis, tata letak dan kondisi
perekonomian terhadap adanya peluang perkembangan perekonomian,
2. Belum didukung data yang akurat,
3. Pemetaan masalah tidak didasarkan pada data yang relevan dan data
belum berbunyi ,
4. Penentuan urgensi dan bobot dalam analisis SWOT tidak dijelaskan
dengan baik,
5. Akar masalah tidak sinkron dengan hasil EFAS-IFAS, dan belum didukung
oleh data yang faktual,
6. Akar masalah masih merupakan daftar masalah belum mempunyai
indikator kinerja,

Setelah dilakukan evaluasi internal oleh tim penyusun Kota Sukabumi, maka
dilakukan perbaikan atas materi yang menjadi catatan tim reviewer yaitu
mengulas letak dan posisi Kota Sukabumi dalam konstelasi regional maupun
nasional serta pengaruhnya terhadap peluang pengembangan dan peningkatan
perekonomian daerah serta tatanan hidup masyarakat Kota Sukabumi. Selain itu
setiap statement yang di ungkapkan dalam komponen analisis SWOT telah
didasarkan kepada data akurat (lihat data-data pada lampiran II) yang telah
dianalisis secara mendalam untuk menemukan akar permasalahan dan pemetaan
masalah yang hendak dicarikan solusinya. Analisis SWOT juga telah diupayakan
perbaikan terutama dalam penentuan urgensi dan bobot dengan memberikan
value and weight dan dilakukan juga brainstorming untuk menghindari masuknya
unsur subyektifitas, dengan demikian penentuan akar masalah yang didapat dari
hasil analisis SWOT telah diupayakan untuk bukan lagi daftar masalah akan
tetapi akar masalah yang urgent untuk segera ditangani berdasarkan data-data
aktual yang ada.

1.2. Target Pencapaian IPM


1.2.1. Pencapaian Indikator Makro Kota Sukabumi Tahun 2004
Dalam Repetada Tahun 2004 telah ditetapkan 16 indikator makro kinerja
pembangunan sebagai tolok ukur kinerja pelaksanaan pembangunan yang
kesemuanya bermuara pada pencapaian Indek Pembangunan Manusia (IPM),
untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

I-1
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Sukabumi sampai dengan Bulan Nopember tahun 2004
mencapai 249.192 jiwa (63.925 KK). Tingkat capaian mencapai 103,35% melebihi
target yang diharapkan dalam Repetada 2004.
b. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan riil ekonomi makro Kota Sukabumi pada tahun 2004 yang
ditunjukan oleh Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada tahun 2004 mencapai
5,57 %. Kontribusi terbesar dalam pendukung LPE ini masih didominasi dari
sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran diikuti oleh sektor jasa-
jasa serta pengangkutan dan komunikasi. Sejauh mana LPE ini dapat
mengambarkan besaran pendapatan dan pemerataannya sangat sulit
mengkalisifikasikannya,namun demikian dari hasil kajian tentang Indikator
Kesejahteraan Rakyat Kota Sukabumi Tahun 2003, dapat diidentifikasikan bahwa
terdapat variasi distribusi pendapatan per-kategori dimana persentase bagi 40 %
penduduk Kota Sukabumi berpenghasilan rendah (low income) selama kurun
waktu 3 (tiga) tahun. Secara rinci dapat digambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 1.1.
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI ATAS HARGA BERLAKU DAN HARGA KONSTAN
DENGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GINI RATIO PENDUDUK KOTA SUKABUMI
TAHUN 2001-2003

TAHUN
INDIKATOR
2001 2002 2003
LPE Atas Harga Berlaku 16,83 13,45 12,6
LPE Atas Harga Konstan 5,02 5,21 5,33
40 % Pendapatan Rendah 16,09 16,56 17,25
Tingkat Inflasi 11,25 7,83 6,90
Gini Ratio 0,222 0,163 0,159

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Sukabumi Tahun 2003

Dari tabel tersebut diperoleh informasi bahwa selama kurun waktu 3 (tiga) tahun
tingkat distribusi pendapatan untuk penduduk Kota Sukabumi relatif merata. Hal
ini terlihat dari angka Gini Ratio yang masuk kedalam range 0,20 0,35 yang
berarti pemerataan relatif tinggi (merata).

I-2
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

c. PDRB Perkapita
Rata-rata pendapatan yang diterima oleh penduduk Kota Sukabumi dalam tahun
2003 mencapai Rp. 5.772.078,00 sedangkan pada tahun 2004 mencapai
Rp. 6.359.220,00 melebihi target yang ditentukan dalam Repetada 2004 dengan
tingkat capaian 112,65% (12,65%). Kenaikan PDRB perkapita di Kota Sukabumi
masih belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya tentang kemampuan
daya beli masyarakat, karena penerimaan yang diperoleh oleh usaha besar tidak
seluruhnya ditanamkan kembali dalam usaha di Kota Sukabumi, sedangkan untuk
KUMKM, penerimaan usaha dapat langsung menggambarkan peningkatan
kemampuan daya beli, disamping itu tingginya inflasi menyebabkan menurunnya
daya beli masyarakat.
d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan merupakan salah satu
komponen yang dijadikan indikator makro Kota Sukabumi dalam mengukur
keberhasilan pembangunan khususnya keberhasilan pembangunan di bidang
pendidikan. Data pada tahun 2004 untuk APM tingkat SD sebesar 99,36 %
melebihi target yang diharapkan dalam Repetada dengan tingkat capaian
110,50%. APM tingkat SMP sebesar 98,01 % melebihi target yang diharapkan
dalam Repetada 2004 dengan tingkat capaian 132,02%. APM tingkat SMU sebesar
71,14 % dibawah target yang diharapkan dalam Repetada 2004 dengan tingkat
capaian 86,55%. Dari data yang ada terjadi penurunan APM terutama untuk
jenjang SMU dari 75.30 pada Tahun 2004 menurun menjadi 71,14.
e. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Dilihat dari indikator pencapaian tingkat partipasi kasar diseluruh jenjang sekolah
yang ada di Kota Sukabumi belum mencapai kondisi yang diinginkan dan apabila
dibandingkan dengan kondisi tahun lalu menunjukan adanya penurunan untuk
jenjang SMU dengan data pada tahun 2004 adalah untuk APK tingkat SD sebesar
117,23 % melebihi target yang diharapkan dalam Repetada 2004 dengan tingkat
capaian 105,36 %. APK tingkat SMP sebesar 124,77% melebihi target yang
diharapkan dalam Repetada 2004 dengan tingkat capaian 102,18%. APK tingkat
SMU sebesar 98,45 % dibawah target yang diharapkan dalam Repetada 2004
dengan tingkat capaian 93,54%.
f. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
Rata-rata lama sekolah pada tahun 2004 sebesar 8,92 tahun mengalami
peningkatan dari tahun 2003 sebesar 8,70 tahun. Apabila melihat target yang
diharapkan dalam Repetada 2004 RLS di Kota Sukabumi telah melebihi target
dengan tingkat capaian sebesar 106,19 %. Hal ini sejalan dan sesuai tahapan
yang diharapkan dalam Program Wajar Dikdas 9 Tahun yang akan dicapai pada
Tahun 2005.

I-3
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

g. Angka Melek Huruf (AMH)


Angka melek huruf penduduk Kota Sukabumi dalam tahun 2004 menunjukan
angka 99,03 % dan apabila dibadingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 98,90
% atau meningkat sebesar 0,13 %. Apabila melihat target yang diharapkan
dalam Repetada 2004 ternyata masih dibawah target dengan tingkat capaian
sebesar 99,98%.
h. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Sukabumi mengalami peningkatan setiap
tahunnya, terlihat dari data tahun 2003 telah mencapai 69,23 tahun dan pada
tahun 2004 mencapai 71,31 tahun. Apabila melihat target yang diharapkan dalam
Repetada 2004 AHH Kota Sukabumi tercapai dengan baik dengan tingkat capaian
101,92 %.
i. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian bayi (AKB) di Kota Sukabumi pada tahun 2004 sebesar 12,9
orang/ 1000 mengalami penurunan dari tahun 2003 dan melebihi target yang
diharapkan dalam Repetada 2004 dengan tingkat capaian 119,87 %. Untuk lebih
jelasnya perkembangan Indikator makro dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2.2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Berdasarkan perhitungan BPS Kota Sukabumi skor nilai yang dicapai pada
Tahun 2003 mencapai 73,75 dan pada Tahun 2004 IPM meningkat menjadi
73,96 mendekati yang ditargetkan dalam Repetada 2004 dengan tingkat
capaian sebesar 99,97 %. Berdasarkan hasil analisis SWOT, rumusan masalah
yang mempengaruhi tingkat pencapaian IPM dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Adanya kesenjangan pendapatan perkapita antar wilayah kota lama
dengan perluasan yang berdampak terhadap daya beli;
2) Tingkat kemiskinan yang masih tinggi yang diperparah lagi dengan
bertambahnya angka kemiskinan pasca regulasi kenaikan BBM Tahun
2005 dari 33.217 jiwa menjadi ± 38.000 jiwa;
3) Kemampuan dalam hal kewirausahaan masih rendah,
4) Keterampilan tenaga kerja belum sesuai dengan kebutuhan lapangan
kerja;
5) Kemampuan kelompok rawan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas masih kurang;
6) Masih kurangnya kemampuan akses masyarakat terhadap fasilitas-
fasilitas perekonomian yang ada.
Target pencapaian IPM Kota Sukabumi merujuk kepada hasil kesepakatan
Gubernur dengan Bupati/ Walikota se Jawa Barat periode 2003-2010 ditetapkan
berdasarkan pola perhitungan yang telah disepakati antara Bapeda dan BPS
Propinsi Jawa Barat, secara simulasi proyeksi pentahapan pencapaian IPM
digambarkan sebagai berikut :

I-4
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

Gambar 1.1.
TARGET DAN REALISASI PENCAPAIAN IPM KOTA SUKABUMI
TAHUN 2003 2008

79,23 80
78,37
77,13
76,06
74,58
72,94
71,52
73,96
73,4

69,2
68,4

2001 2002 2003 2004* 2005 2006 2007 2008

TARGET REALISASI

Sumber : BPS dan Renstra Kota Sukabumi, 2004

Gambar 1.2.
TARGET PENCAPAIAN IPM KOTA SUKABUMI DENGAN AKSELERASI PPK
2005-2010
84.00

82.00

80.00

78.00
IPM KGBW
IPM AKSEL
76.00

74.00

72.00

70.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Sumber :Hasil Analisis Bappeda Kota Sukabumi Tahun 2005

Keterangan : IPM KGBW = IPM Berdasarkan Kesepakatan Gubernur Dengan Bupati/Walikota


IPM AKSEL = Target Pencapaian IPM Dengan Akselerasi

I-5
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

Apabila melihat fakta hasil pencapaian IPM Jawa Barat dalam kurun waktu
Tahun 2001 2004, realisasinya ternyata masih jauh dibawah target yang telah
ditetapkan. Jika kecenderungan realisasi tersebut terus berlanjut, maka sasaran
untuk mencapai target IPM 80 Jawa Barat pada Tahun 2010 akan sulit tercapai.
Atas dasar pertimbangan di atas Pemerintah Kota Sukabumi bertekad untuk
meningkatkan IPM Kota Sukabumi menjadi 80,0 di Tahun 2008 dan 81,52 di
Tahun 2010 melalui pendekatan Akselerasi dan Sinergitas. Untuk lebih
jelasnya proyeksi akselerasi IPM Kota Sukabumi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :

Gambar 1.3.
TARGET AKSELERASI IPM KOTA SUKABUMI
TAHUN 2005 2010

93.33
91.11
88.89
86.89 87.33 87.78
85.27 85.46
84.18 83.58 83.13 84.40 83.38
82.48
80.68 81.58
78.87 79.77
77.07 77.97
76.67 81.52
80.00 80.76
73.72
76.70 77.74
69.83 75.59
67.83 73.40 73.96
72.94 71.82
71.51 70.67
69.54
68.39
66.77
64.75
62.99
61.00
58.95
57.67 57.75 57.85
IND. KESEHATAN
53.17
IND. PEND
46.90
IND.DAYA BELI

IPM

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

TARGET DAN PENCAPAIAN IPM KOTA SUKABUMI

Sumber : Hasil Analisis Bappeda Kota Sukabumi Tahun 2005

Melihat gambaran di atas, untuk mengakselerasi pencapaian target dalam kurun


waktu 2 (dua) tahun, pendekatan PPK perlu diperkuat dengan komitmen yang
lebih luas dari pemerintah (pusat, propinsi, kabupaten/ kota) dan stakeholders lain
termasuk dunia usaha dan masyarakat sendiri, baik itu dalam dukungan investasi,
teknologi, pemikiran dan kesediaan untuk merubah pola-pola perilaku kearah yang
lebih produktif dan menguntungkan.

I-6
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

Untuk dapat mencapai akselerasi yang diharapkan, pemerintah daerah harus


membuka diri agar daya tarik investasi Kota Sukabumi yang berada pada posisi
ke-45 dari 53 kota di Indonesia yang di survey oleh KPPOD (Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi Daerah) Tahun 2004 dapat ditingkatkan peringkatnya
dengan cara memperbaiki aspek-aspek Kelembagaan, Sosial Politik, Ekonomi
Daerah, Tenaga Kerja dan Produktifitas serta Infrastruktur Fisik. Upaya-upaya
tersebut dilakukan dengan melibatkan pelaku pembangunan melalui program-
program strategis yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh
terhadap pencapaian IPM diantaranya yaitu :
1. Aspek Kesehatan, upaya di bidang kesehatan dilakukan dengan
pengembangan paradigma baru reformasi pembangunan kesehatan melalui
pendekatan Good Governance dan Desentralisasi yang diperkuat dengan
bantuan pemerintah propinsi dan pusat. Kegiatan-kegiatan seperti penguatan
SDM dan kelembagaan (Capacity Building), pembiayaan kesehatan dan
penguatan sistem informasi dan sistem kesehatan daerah dilakukan secara
komprehensif dengan bantuan proyek PHP II (Provincial Health Project) yang
didalamnya meliputi : pemerataan fasilitas kesehatan (equity), peningkatan
mutu pelayanan kesehatan (equality) dan kesinambungan pelayanan
(sustainability) terutama bagi masyarakat miskin dan kurang mampu. Upaya-
upaya kesehatan yang sudah berhasil dalam percepatan penurunan kematian
bayi dan ibu didukung dengan adanya program perbaikan lingkungan
permukiman (NUSSP= Neighborhood Urban Sanitation Sector Project) Tahun
2004-2008, diantaranya telah berhasil memposisikan pembangunan kesehatan
di Kota Sukabumi di atas rata-rata Jawa Barat, meliputi :
1. Penyediaan fasilitas kesehatan yang merata dan bermutu (rasio fasilitas
kesehatan per kelurahan melebihi 1 : 1);
2. Akreditasi rumah sakit untuk 5 dan 12 pelayanan sampai dengan tahun
2006 oleh Departemen Kesehatan;
3. Juara UKS Tingkat Nasional berturut-turut sejak tahun 1998 sampai dengan
2005 untuk tingkat Sekolah Dasar;
4. Juara Kecamatan Sayang Ibu untuk Kecamatan Gunungpuyuh Tahun 2000;
5. Rumah Sakit Tipe B berprestasi Tingkat Jawa Barat Tahun 2004;
6. Pembiayaan penanganan masalah keluarga rawan;

upaya-upaya kesehatan yang belum berhasil diantaranya :


1. Perbaikan sanitasi daerah-daerah kumuh melalui program Kampung Sehat
belum menyeluruh;
2. Pengendalian penyakit menular endemis dan non endemis;
3. Pengembangan dan pemenuhan SDM yang berkualitas;
4. Kesadaran dan kemampuan kelompok miskin / Resiko Tinggi untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan masih rendah;
I-7
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

5. Menurunkan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) ibu bersalin


dan anak serta tumbuh kembang balita;
2. Aspek Pendidikan, Pengembangan upaya peningkatan kualitas pendidikan
dilakukan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana pendidikan dan sistem manajemen pendidikan
dengan dukungan Bank Dunia melalui program Basic Education Project (BEP)
dan dilanjutkan dengan kebijakan pemerintah pusat berupa Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) untuk jenjang pendidikan dasar SD, SMP dan
sederajat negeri dan swasta yang berasal dari lembaga lain/ perorangan
(GNOTA, Perusahaan, Teman Asuh), serta Bantuan Khusus Murid (BKM) untuk
siswa SMA dan sederajat yang tidak mampu. Upaya pemerintah Kota Sukabumi
bersama Propinsi Jawa Barat memberikan Kartu Bebas Biaya Sekolah (KBBS)
pada Tahun 2004 dan dilanjutkan pada Tahun 2005 kepada siswa yang akan
drop out maupun yang tidak mampu, semua kegiatan di atas menghantarkan
posisi pencapaian parameter indeks pendidikan Kota Sukabumi berada di atas
rata-rata Jawa Barat. Upaya-upaya bidang pendidikan yang sudah berhasil
antara lain :
1 Menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun dan rintisan Wajib belajar 12 tahun;
2 Rasio siswa per sekolah, siswa per kelas dan guru per kelas sudah
memadai;
3 Tenaga pendidik yang berpendidikan D2, D3, dan S1 sudah mencukupi;
4 Menyusun kurikulum lokal yang berwawasan komprehensif dan berbasis
perubahan perilaku melalui pengayaan program life skill;
5 Rintisan link and match untuk sekolah kejuruan dengan Jepang dan Korea.
Upaya-upaya pendidikan yang belum berhasil diantaranya :
1. Pemerataan sekolah unggulan di setiap kecamatan;
2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas lulusan pendidikan menengah;
3. Menyediakan fasilitas sekolah kejuruan dan merekomendasi pendidikan
tinggi yang mengarah pada kebutuhan lapangan kerja.
3. Aspek Daya Beli, Pengembangan upaya peningkatan daya beli dilakukan
bersama-sama baik oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Pemerintahan
Kota Sukabumi bersama dengan kebijakan pemerintah pusat dan propinsi telah
menggulirkan berbagai upaya untuk memperkuat perekonomian rakyat baik
dalam bentuk bantuan permodalan (program UED, Dakabalarea, KUKM
bersumber bantuan BUMN), bantuan pelatihan berbasis kompetensi usaha dan
keterampilan, pendampingan KUKM, fasilitasi promosi, bantuan tenaga
pendamping serta akses pasar dan perbankan. Untuk dapat lebih
memberdayakan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (Low Income)
beberapa kebijakan telah digulirakan diantaranya adalah dengan
mengalokasikan 2,5 % dari APBD Kota untuk penanggulangan keluarga miskin
dan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) di wilayah
Cibeureum yang didanai dengan bantuan Bank Dunia mulai Tahun 2004
I-8
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

sampai dengan Tahun 2008, untuk mengkoordinasikan berbagai bantuan


program dan penuntasan kemiskinan (Poverty Alleviation) Pemerintah Kota
Sukabumi membentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan Kota (KPK)
sehingga diharapkan lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran.
Upaya-upaya untuk meningkatkan daya beli diantaranya :
1 Menggali potensi pendanaan investasi bersumber masyarakat dan dunia
usaha untuk meningkatkan kesempatan/penyerapan tenaga kerja;
2 Memfasilitasi diversifikasi dan peningkatan keterampilan serta mutu produk
dari KUKM;
3 Membuat rintisan pengembangan kawasan Agro Cikundul melalui Inovasi
Manajemen Perkotaan (IMP) dan pengembangan hortikultura pilihan;
4 Mengembangkan kualitas produk komoditas makanan khas dan produk
olahan industri setengah jadi (skala lokal, regional nasional dan global);
5 Memberdayakan kelompok UKM Mandiri;
6 Mendistribusikan pusat-pusat kegiatan ekonomi;
7 Mendorong akses pemasaran regional dan nasional;
8 Mendorong asosiasi pengusaha untuk sharing dalam lapangan usaha;

4. Aspek-Aspek Lain, Aspek-aspek lain yang perlu dipertimbangkan untuk


mengakselerasi pencapaian IPM berbasis peningkatan daya beli masyarakat
Kota Sukabumi tidak semata-mata dipengaruhi oleh kelemahan internal karena
keterbatasan keuangan daerah, tetapi juga karena kurang seriusnya
keberpihakan pemerintah pusat dan propinsi untuk memelihara dan
meningkatkan infrastruktur yang telah ada maupun yang baru yang akan
membuat akses produksi dan mobilitas pelaku usaha lebih cepat dan nyaman
seperti pemanfaatan kereta api Bandung-Jakarta lewat Sukabumi untuk
angkutan penumpang dan barang, tertundanya pembangunan Jalan Tol Ciawi-
Sukabumi-Cianjur, serta akses transportasi menuju pelabuhan samudera.
Beberapa kendala yang cukup menonjol untuk dapat mendukung pencapaian
visi PPK Kota Sukabumi dalam menciptakan kawasan Agropolitan Terdepan
selain membutuhkan komitmen yang kuat merubah perilaku para pelaku usaha
kecil dan menengah juga tidak kalah penting bagaimana menjamin
infrastruktur lainnya seperti supply listrik dan jaringan komunikasi fixed dan
selular untuk dapat mencapai wilayah Sukabumi Selatan merupakan hal yang
harus mendapat perhatian serius dari semua stakeholders. Sedangkan upaya-
upaya merubah perilaku semua stakeholders diantaranya :
1. Menjaga dan memelihara komitmen dengan seluruh pelaku pembangunan;
2. Mendorong inovasi dan kreasi birokrasi;
3. Mengoptimalkan aset-aset daerah yang tersedia;
4. Kampanye tentang prilaku hidup sehat;

I-9
PROPOSAL KOMPREHENSIF (PK)
AKSELERASI PENCAPAIAN IPM 80 JABAR MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN TERDEPAN
KOTA SUKABUMI

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur;


6. Menjaga kesinambungan daya dukung lingkungan;

1.3. Proses Penyempurnaan Perumusan Proposal Komprehensif dan


Proposal Implementasi PPK
Bertitik pangkal dari informasi awal sejak disosialisasikan program PPK oleh
Gubernur Jawa Barat kepada Bupati/ Walikota, Walikota telah mendiskusikan
dengan seluruh SKPD untuk mengambil langkah dalam menyusun program
inovatif akselerasi pencapaian IPM dengan dikeluarkannya SK Walikota Nomor
102 Tahun 2005 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Proposal Program
Pendanaan Kompetisi (PPK), yang mempunyai tugas menyusun/ merumuskan
proposal PPK. Menindak lanjuti masukan dari tim reviewer pasca dikeluarkannya
Surat Gubernur Jawa Barat Nomor : 978/ 2651/ Bapeda perihal Pemberitahuan
Pemenang Seleksi Tahap Penyusunan PED, Tim penyusun telah melakukan
beberapa perbaikan dan penyempurnaan baik dalam proses dan pengisian
substansi sebagaimana yang direkomendasikan secara terperinci oleh Tim
Reviewer. Selain itu dalam memaksimalkan keberhasilan program dan kegiatan
yang dikembangkan disusun skema pendanaan yang melibatkan sumber-sumber
yang berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat, demikian pula dalam hal
pengembangan produk dibutuhkan teknologi produksi dan pengemasan yang
inovatif untuk menembus pasar (Interusi Pasar). Tim penyusun melengkapi
persyaratan penyempurnaan dari kelembagaan dan peran yang paling sesuai
untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengkoordinasikan,
mensinergikan serta mengimplementasikan program dan kegiatan agar pada
waktunya keterlibatan semua stakeholders dapat terus terpelihara sampai dengan
kegiatan PPK dilaksanakan. Tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
Dimulai dengan mengkaji masukan dari Tim Reviewer, Tim Penyusun melakukan
review atas point-point yang menjadi sorotan dari Tim Reviewer, meliputi
kelengkapan data penunjang dari setiap pernyataan yang tertulis dengan data
kuantitatif maupun kualitatif, memberikan pengayaan terhadap informasi dan
pernyataan yang dianggap belum menunjukkan fokus dan hubungan
kesinambungan terhadap pencapaian output dan dampak, memberikan justifikasi
terhadap data otentik yang dipakai, melihat keterkaitan antara unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan

I - 10
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

You might also like