You are on page 1of 26

1.

Dakwah Zaman Abu Bakr ra


2. Dakwah Zaman Umar bin Khottob ra
3. Dakwah Zaman Usman bin Affan ra
4. Dakwan Zaman Ali bin Abi Talib ra
Khulafaur Rasyidin ra

• 1. Abu Bakar al-Siddiq ra (572M-634M)


• 2. Umar bin al-Khottob ra (634M-644M)
• 3. Usman bin al-Affan ra (644M-656M)
• 4. Ali bin Abi Talib ra (656M-661M)

• Target :
• Mengetahui sejarah dakwah Khulafaur Rasyidin
• Mengetahui metode dakwah Khulafaur Rasyidin
Daftar Isi

1. Biografi Abu Bakar al-Siddiq


2. Aktivitas militer pada zaman Abu Bakar al-Siddiq
3. Aktivitas ilmu Pengetahuan dan dakwah pada zaman Abu Bakar al-
Siddiq
4. Biografi Umar bin al-Khottob
5. Futuhat Islamiyyah pada zaman Umar bin al-Khattab.
6. Aktivitas ilmu Pengetahuan, dakwah pada zaman Umar bin al-
Khattab
7. Jalannya pemilihan Usman bin Affan sebagai kholifah dan sirahnya
8. Aktivitas militer pada zaman Usman bin Affan
9. Aktivitas ilmu Pengetahuan dan dakwah pada zamannya
10. Jalannya pemilihan Ali bin Abi Tholib sebagai kholifah dan sirahnya
11. Aktivitas militer pada zaman Ali bin Abi Talib
12. Aktivitas ilmu Pengetahuan dan dakwah pada zamannya
Abu Bakar al-Siddiq lahir pada tahun 572
dan wafat pada tahun Sirah
634M/13 Abu Bakar al-Siddiq
H termasuk
di antara mereka yang paling awal memeluk
Islam. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar
menjadi khalifah yang pertama pada tahun
632. Ia bernama asli Abdullah bin Abi
Quhaafah.
Abu Bakar berarti orang yang segera masuk
Islam yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi
Muhammad SAW. Namanya yang
sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya
hamba Ka'bah), yang kemudian diubah oleh
Rasulullah menjadi Abdullah (artinya
'hamba Allah). Sumber lain menyebutkan
namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah
(Abu Quhafah adalah kuniyah atau nama
panggilan ayahnya). Nabi Muhammad SAW
juga memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya
'yang selalu berkata benar), sehingga ia lebih
dikenal dengan nama Abu Bakar ash-
Shiddiq
► Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali masuk Islam, walaupun
khodijah lebih dahulu memeluk Islam daripadanya. Adapun dari
anak-anak Ali yang lebih dulu memeluk Islam sementara Zaid bin
Haritsah adalah yang pertama kali memluk Islam dari golongan
budak.
► Keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfat besar
kepada Islamdan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman
lainnyakarena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta
kesungguhannya dalam berdakwah. [1] Dengan keislamannya
maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar dan masyhur seperti
Abdurrahman bin Auf Saad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam
dan Tolhah bin Ubaidillah
[1] Ibn Kathir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, jilid.3, h.26
• Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam
pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang
dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih
memeluk agama nenek moyang mereka. Namun,
penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal
dari golongan budak. Sementara para pemeluk Islam non
budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan
sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya.
Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak
tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian
memberinya kemerdekaan. Beberapa budak yang ia
bebaskan antara lain : Bilal bin Rabbah, Abu Fakih,
Ammar bin Yasir, Abu Fuhaira, Lubainah, An Nahdiah,
Ummu Ubays dan Zinnira
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke
Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang
yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi
Muhammad saw secara kekeluargaan. Anak
perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad
beberapa saat setelah Hijrah. Allah swt berfirman dalam
attaubah : 40
 Abu Bakar al-Siddiq mengikuti semua peperangan
melawan musuh kaum muslimin yang diharungi Nabi
Muhammad saw, sejak dari perang Badar sehingga
perang Mu’tah.
 Pengakuan Rasulullah mengenai pribadinya: “Tidak
seorangpun diantara manusia yang lebih banyak dari Abu
Bakar dalam menjaga diriku dengan jiwa dan hartanya.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan dari Ibn Abbas ra, nabi
bersabda :
 Artinya : “ Sekiranya dibolehkan aku menjadikan teman
baik diantara manusia niscaya saya jadikan Abu Bakar
sebagai teman baik. Akan tetapi pertemanan dan
persaudaraan atas nama Islam itu lebih utama. Silahkan
kalian tutup setiap pintu untukku di masjid kecuali pintu
Abu Bakar (HR.Bukhori).
 Dari Abu Said al-Khudri suatu hari Rasulullah saw berkhotbah
dihadapan manusia, dalam khutbahnya nabi Muhammad saw bersabda:
Artinya : “Wahai kaum Muhajirin! Sesungguhnya jumlah kalian semakin
banyak sementara Anshar tetap sebagaimana adanya, dan
sesungguhnya mereka adalah ibarat rumah tempat kembaliku, oleh
karena itu hormatilah orang-orang yang mulia diantara mereka, dan
maafkanlah orang-orang yang berbuat kesalahan dari
mereka.”Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan, “wahai sekalian
manusia! Sesungguhnya ada seorang hamba yang disuruh untuk
memilih antara kekal di dunia atau memilih apa-apa yang ada di sisi
Allah, maka dia memilih apa-apa yang ada disisi Allah
Abu Sa'id berkata, “Maka seketika itu Abu Bakar menangis”,
karena beliaulah yang paling faham dengan perkataan
Rasulullah Saw diantara para sahabat yang lainnya.
Kemudian Rasulullah Saw bersabda: “Andai saja aku
dibolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasihku
selain Rabbku pastilah aku memilih Abu Bakar, namun
cukuplah persaudaraan Islam dan kecintaan karenanya,
maka jangan ada lagi rumah-rumah yang pintunya
mengarah ke masjid dan hendaklah ditutup kecuali pintu
Abu bakar saja
 Imam Bukhari diberitahukan oleh Umar bin Hafs, dia
berkata, telah berkata kepada kami Ayahku, dia berkata,
telah berkata kepada kami al-A'masi dari Ibrahim al-Aswad
berkata, “Ketika Rasulullah Saw menderita penyakit yang
membuatnya wafat, maka masuklah waktu sholat dan Bilal
mulai mengumandangkan adzan, kemudian Rasulullah Saw
berkata, “Perintahkan Abu bakar agar menjadi Imam
manusia!”
 Maka keluarlah Abu Bakar sementara Nabi Saw merasakan
badannya agak lebih ringan, hingga akhirnya beliau turut
dipapah dua orang lelaki, kemudian Abu Bakar berkeinginan
mundur namun Rasulullah Saw mengsiyaratkan agar ia tetap
ditempatnya, kemudian Rasulullah Saw dipapah hingga
akhirnya sholat dalam keadaan duduk di sampingnya.[1]
 Syaikh Abu Hasan al-Asya'ari berkata, “Sikap Rasulullah
Saw ketika mengedepankan Abu Bakar r.a sebagai imam
sholat adalah pertanda bahwa beliaulah orang yang paling
alim dari seluruh sahabat dan yang paling baik bacaannya.

[1] Ibn Hisyam, Sirah Nabawiyyah, Jilid.1
 Dalam pidatonya Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar,
bahwa bila kepemimpinan dijabat oleh orang dari suku Aus,
niscaya orang-orang Khazraj akan bersaing, dan sebaliknya.
Maka ketika kaum Anshar teringat atas persaingan dan
permusuhan di zaman jahiliyah dulu, lalu mereka mau
menerima pendapat Abu Bakar r.a kemudian Abu Bakar
mencalonkan kepada mereka Umar r.a dan Abu Ubaidah bin
al-Jarrah. Lalu Umar berkata kepada Abu Bakar r.a :
“Bukankah Nabi Saw telah menyuruhmu, agar mengimami
kaum muslimin dalam sholat? Engkaulah khalifah pengganti
dan penerus beliau. Kami membaiatmu, sehingga kami berarti
membaiat sebaik-baik orang yang paling dicintai Rasulullah
Saw dari kami semua. Setelah itu kemudian kaum Muhajirin
dan Anshar membaiatnya.[1]

[1] Lihat Shahih al-Bukhori kitab al-Maghazi, bab Maradh
Rasulillah wa wafatihi 8/140 dari kitab Fathul Bari.
Baiat ini dinamakan baiat al-Khahshah, karena baiat tersebut hanya dilakukan
sekelompok kecil dari kaum Muslimin, yakni mereka yang hadir di Saqifah bani
Saidah saja. Setelah itu baiat dilakukan secara umum di masjid jami’ Madinah al-
Munawwarah oleh para sahabat.
Al-Waqidi meriwayatkan dari Aisyah, “Sesungguhnya Abu Bakar di baiat pada
saat Rasulullah wafat, pada hari senin tanggal dua belas Rabiul Awwal sebelah
Hijriyyah
Kemudian Abu Bakar berdiri dan berkhotbah seraya memuji Allah:
“Amma Ba'du. Wahai manusia! Sesungguhnya saya telah dipilih untuk memimpin
kalian dan bukanlah saya orang terbaik diantara kalian. Maka jika saya
melakukan hal yang baik, bantulah saya. Dan jika saya melakukan tindakan yang
menyeleweng luruskanlah saya. Sebab kebenaran itu adalah amanah, sedangkan
kebohongan itu adalah pengkhianatan, orang yang lemah diantara kaaian
sesungguhnya kuat disisiku hingga aku mengembalikan haknya kepadanya Insya
Allah, sebaliknya seapa yang kuat diantara kalian maka dialah yang lemah
disisiku hingga aku akan mengambil darinya hak milik orang lain yang
diambilnya. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah
akan timpakan kepada merekakehinaan, ...”
Aktivitas militer : Perang Riddah
 Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah
yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas
dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab
yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada
khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa
diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak
menolak agama Islam secara utuh.
 Ibn Hisyam berkata, Ketika Rasulullah wafat kebanyakan
penduduk Makkah ingin kembali murtad keluar dari
Islam hingga Itab bi Usaid mengkhawatirkan keberadaan
mereka dan bersembunyi. Berdirilah Suhail bin Amr dan
memulai pidatonya memuji Alla, kemudian ia
menyebutkan perihal wafatnya Rasulullah sembari
berkata,”Kematian Rasulullah tidak menambah Islam
kecuali semakin kuat, maka barangsiapa kami curigai
keliuar dari agama ini akan aku penggal kepalanya!”
akhirnya orang-orang kemali kepada Islamdan berhenti
dari keinginan untuk murtad dan Itab bin Usaid kembali
muncul.[1]
[1] Ibn Hisyam, Sirah an-Nabawiyyah 2/649, Ibn Sa’ad, Tabaqat al-Kubra, jilid 2/
433.
Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan
Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak
berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang
terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah. Pengaruh
riddah ini sangat besar dalam syariat Islam sehingga solat Jumat pun
mulai ditinggalkan kecuali di Madinah dan Makkah.[1] Dalam
pertempuran yang sengit, pasukan muslimin berhasil mengalahkan
pasukan Musailamah Al-Kadzdzab yang berjumlah sekitar 40.000.
Hampir 15.000 korban tewas di pihak Musailamah Al-Kadzdzab.
Begitu juga, ratusan kaum muslimin syahid. Di antara yang syahid
itu, ada kira-kira 70 sahabat yang hafal Alquran. Musailamah berhasil
dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid
[1] Shahih al-Bukhari, kitab Jumah, bab al-Jum’ah fi al-Qura wa al-Mudun
2/379 dari Fathul Bari.
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara
penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan
para jenderal Islam melawan Kekaisaran Persia dan
Romawi. Instruksi Abu Bakar tersebut agar mereka
memerangi kedua adidaya tersebut dalam waktu
bersamaan sekalipun dua Negara itu merupakan
kekuatan adidaya saat itu yang ditunjang
olehwilayah yang luas, angkatan perang yang kuat,
kekayaan yang melimpah itu menunjukkan betapa
kuatnya azam khalifah Abu Bakar.
Setelah menakluki Yamamah, Saidina Abu Bakar
memerintahkan Khalid menuju Iraq dan
menasihatinya supaya berdakwah kepada mereka
yang bukan Islam, jika tidak menerima, maka
ambillah jizyah dan jika tidak diterima barulah
diperangi. Al-Waqidi berkata ” Ahli sejarah berselisih
pendapat.Ada yang berpendapat Khalid terus ke Iraq
dari Yamamah dan ada yang berpendapat, Khalid Al-
Walid pulang dahulu ke Madinah dan menuju Iraq
melalui jalan Kufah.[1]”Bagaimanapun pendapat
pertama lebih masyhur. Khalid bin Walid dan
tentaranya mulai menuju Iraq pada bulan Muharram
12 Hmelalui jalan basrah. Berikut ini
[1] Tarikh At-Thabari Bab 3 M/s 343
 Berikut ini adalah peperangan-peperangan yang terjadi Iraq:
 1. Penaklukan Ubullah.
 Khalid diperintahkan bergabung dengan Muthanna menaklukkan
wilayah Persia. Khalid dengan kekuatan 18.000 pasukan mula-
mula menaklukkan Qaryat, kemudian menuju ke Ubullah. Di
Ubullah pasukan Khalid bertemu dengan gabungan pasukan
Persia dibawah pimpinan Hurmuz dibantu oleh panglima Kavadh
dan Anushajan. Yang perlu dicatat dalam peperangan ini,
sebagian pasukan Persia adalah pasukan berantai, dimana antara
satu dan lain anggota pasukan dirantai kakinya agar mereka
selalu bersama-sama dan tidak mungkin melarikan diri apapun
yang terjadi. Mereka dirantai, agar pilihannya menjadi kecil,
yakni : Membunuh atau dibunuh, dan tidak ada alternatif lari atau
mundur, Itulah sebabnya perang ini juga disebut Zatus Salasil
(Perang Berantai).

Peperangan di Iraq
Pertempuran Ubullah ini merupakan pertempuran terbesar
pertama antara pasukan Islam dan Pasukan Persia. Dalam
pertempuran yang sangat mengerikan ini, pasukan Khalid
dapat mengalahkan pasukan Persia, dan bahkan dapat
membunuh Hurmuz, sedang panglima Kavadh dan Anushajan
melarikan diri ke wilayah Persia lainnya. Kekalahan telak
dalam perang Ubullah, membuat Khosru Yazdegrid III dan para
pembesar Persia terkejut dan tidak pernah mengira
sedikitpun. Musuh yang selama ini dianggap remeh, hina dan
tidak ada apa-apanya, ternyata telah mengalahkan pasukan
besar dibawah panglima Hurmuz.

Peperangan di Iraq
 Perang melawan Romawi Timur
 Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh
menguasai Arab, Abu Bakar ra memerintahkan para jenderal
Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran
Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak sementara
ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses. Perang Yarmuk
adalah peperangan yang menentukan antara umat Islam dan
Romawi Timur di Syam.
 Perang Yarmuk terjadi pada tahun (13H/634M)[1] Khalifah Abu
Bakar memerintahkan Khalid bin Walid agar segera berangkat
bersama-sama pasukannya untuk menuju Syam dan menjadi
panglima perang disana. Khalid pun segera melakukan apa
yang diperintahkan khalifah. Maka, mulailah Khalid dengan
6000 pasukannya dari Iraq melakukan perjalanan historis
dengan menembus padang sahara yang belum pernah di lalui
manusia karena luasnya padang pasir, Khalid berjalan melalui
Samawah[2] hingga sampai di Quraqir. Khalid baru sampai di
Syam setelah melakukan perjalanan panjang selama 5 hari
[1] At-Tabari 3/441
 [2] Padang pasir yang terkenal, gersang tidak memiliki pohon
atau bebatuan, terletak antara Kufah dan Syam, (Yakut al-
Hamawi, Mu’jam a-lbuldan, Dar al-Shodir, Beirut 1397, 3/429)
Gambaran kekuatan

 Pada peperangan ini Khalid bin Walid membawa 30.000 hingga


40.000 pasukan. Jumlah tersebut merupakan jumlah pasukan Muslim
terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Arab.
Saif bin Umar meriwayatkan dengan sanadnya dari para gurunya,
bahwa dalam tentara kaum muslimin terdapat 1000 orang sahabat
nabi, 100 dari mereka adalah pasukan yang ikut dalam perang Badar.
 Sedangkan di pihak Romawi, jumlahnya jauh lebih besar daripada
pasukan Muslim. Pada peperangan ini tentara Romawi keluar dalam
jumlah yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yakni sebanyak
240.000 personil pasukan. Terdiri dari 80.000 pasukan diikat dengan
rantai besi, 80.000 pasukan berkuda dan 80.000 pasukan infantri.
Mereka juga membawa para pendeta, uskup maupun pihak gereja
untuk memberikan motivasi kepada pasukan agar agama Nasrani
menang. Dalam peperangan tersebut musuh yang terbunuh
berjumlah 120.000 orang selain yang terbunuh di Medan peperangan.
[1] Al-Tabari 3/400, Futuh al-Syam, h.230
1. Banyaknya Sahabat yang syahid dalam perang melawan
murtaddin di Yamamah
2. Atas usulan dan desakan Umar bin al-Khottob agar
mengumpulkan al-Qur’an dam satu mushaf, ditakutkan
banyaknya sahabat penghafal al-Qur’an yang syahid.
3. Abu Bakar memrintahkan Zaid bin Tsabit sebagi ketua tim
pengumpulan al-Qur’an
Ibroh dan pengajaran
 1. Pengangkatan Abu Bakar berlangsung melalui syura. Semua Ahlul
Halli wal ‘Aqdi dari kalangan shahabat termasuk Ali ra ikut serta
dalam pengambilan keputusan ini. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada satu pun nash Al-Qur`an atau Sunnah yang menegaskan hak
Khilafah kepada seseorang sepeninggal Rasulullah SAAW.
 2. Perbedaan pendapat dalam musyawarah di Saqifah Bani Sa’idah
adalah hal yang lumrah. Ini merupakan jaminan dari Syari’ terhadap
beraneka ragam pendapat dan pandangan selama menyangkut hal
yang tidak dinyatakan secara tegas dan gamblang oleh nash. Segala
masalah yang didiamkan Syari’ dapat dibicarakan dalam syura dengan
mengemukakan berbagai pandangan dan membahasnya secara
obyektif dan jujur.
 3. Nasihat Ali ra kepada Abu Bakar agar tidak ikut berangkat dalam
memerangi kaum murtad adalah merupakan bukti kecintaan beliau
kepada Abu Bakar ra dan juga merupakan bukti akan penerimaannya
terhadap Abu Bakar sebagai Khalifah.
 4. Sikap tegas Abu Bakar terhadap kaum murtad merupakan bukti
akan adanya hikmah Allah yang telah mengangkat orang yang sesuai
untuk menghadapi tugas yang tepat (right man in the right job).
Padahal saat itu Umar tidak setegas Abu Bakar mengenai kaum
murtad.
 5. Pemilihan pengganti Abu Bakar bukanlah berdasarkan wasiat.
Wasiat tanpa keridhaan kaum msulimin tidak dapat dijadikan dasar
sebagai pengangkatan khalifah. Jadi sesungguhnya yang mengangkat
Umar adalah kaum muslimin, bukan Abu Bakar ra.

You might also like