You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN GRAM DAN PENGAMATAN MORFOLOGI


BAKTERI

Disusun Oleh :

ALFIAN PRAMUDITYA J310090068


DARIS J310090047
DIAH OKTIVA FURI J310090050

PROGRAM STUDI GIZI S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
PEWARNAAN GRAM DAN PENGAMATAN MORFOLOGI BAKTERI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pewarnaan gram terhadap
jenis bakteri.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi suatu jenis bakteri termasuk bakteri
gram positif dan gram negatif.
3. Mahasiswa mampu mengamati berbagai morfologi bakteri.
4. Mahasiswa mampu menggolongkan berbagai morfologi bakteri.

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan
spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi
beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal,
diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu
buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus
(bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu
setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif
berwarna merah (jawetz, 2005).
Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya
dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa
diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang
stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut
di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Jawetz, 2005).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat
mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram
negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan agar mengetahui
jalannya mekanisme pewarnaan gram.

2. Tinjauan Pustaka
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada
tahun 1884. Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bakteri gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau
sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak
bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp. (Tryana, S.T, 2008).
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA,
dan granula penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan
endospora.
Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola.
Bakteri ini ada yang berkoloni dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada
tahun 1884, Rosenbach menjelaskan ada dua jenis warna staphylococci yaitu:
Staphylococcus Aureus yang berwarna kuning dan Staphylococcus albus yang
berwarna putih. Beberapa karakterististik yang dimiliki Staphylococcus
Aureus diantaranya hemolytic pada darah agar, catalase-oxidase-positif dan
negatif, dapat tumbuh pada suhu berkisar 15 sampai 45 derajat dan
lingkungan NaCl pada konsentrasi tinggi hingga 15 persen dan menghasilkan
enzim coagulase. Selain itu,biasanya S. Aureus merupakan patogen seperti
bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang paru-paru, radang
kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran kencing osteomyelitis
dan endocarditis serta menyebabkan keracunan makanan yaitu dengan
melepakan enterotoxins menjadi makanan sehingga menjadi toksik dengan
melepasan superantigens ke dalam aliran darah (Lubis, 2007).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk
batang, dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus
subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius.
Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di
bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres
situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau
oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu
molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP
4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa
keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam
jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam
famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang
yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia,
yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri
patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen
berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta
hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat
dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta
mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella
typhi. (Mc. Clenny, 2008).
Endospore adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres
karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di
lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif
berwarna merah (Textbook, 2008).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus
dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Lubis
dkk, 2007). Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan
karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel
bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel
bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga
sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Lubis dkk, 2007).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu
pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik
adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam
yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah
satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat
pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna
adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion
yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut
pewarna negatif (Ramona, 2008).
Beberapa jenis pewarnaan antara lain adalah pewarnaan langsung
dengan pewarnaan basa, pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif
dengan pewarnaan asam, pewarnaan gram, dan pewarnaan endospora.
Pewarna basa akan mewarnai dinding sel bakeri yang relatif negatif,
contohnya metiline blue dan kristal violet. Sedanglan pada pewarnaan tidak
langsung, yang terwarnai adalah lingkungan sekitar sel, tetapi tidak mewarnai
sel karena daya mewarnai pada zat ini berada pada ion negatif dan tidak
bereaksi dengan ion negatif lainnya dari sel bakteri (Ramona, 2008).
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan
lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan
pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang
lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).

a. Morfologi Bakteri

Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk' (morphos).


Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Morfologi makroskopik (Kolonial morfologi)
• Karakteristik koloni : pengamatan pada plate agar
• Colony's Shape, Ukuran, Edge / Margin, Chromogenesis / pigmentasi,
Opacity, Ketinggian, Permukaan, Konsistensi, Emulsifiability, Bau
2. Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi)
• Struktur sel bakteri : pengamatan di bawah mikroskop
• dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan, kapsul, flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan

endospora

b. Morfologi Makroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi
dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui
pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni
yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang
berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk,
ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi". Morfologi koloni
adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri. Morfologi koloni dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu :
• Shape : Bentuk
• Edge : Tepi;pinggir
• Elevation : Ketinggian
• Size : Ukuran
• Surface : Permukaan
• Consistency : Kekentalan ; kepadatan
• Odor : Bau
• Opacity : Transparansi
• Chromogenesis : Pigmentasi

b. Morfologi mikroskopik

Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui


pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara
umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / basil.
2. Bentuk bulat / kokus
3. Bentuk spiral / spirilium.
Variasi bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahannya,
umur, dan syarat pertumbuhan tertentu misalkan makanan, suhu, dan keadaan yang
tidak menguntungkan bakteri.

Bentuk basil (batang)

Dibedakan atas:

1. Basil tunggal, berupa batang tunggal, contohnya Escherchia


coli dan Salmonella typi.
2. Diplobasil; berbentuk batang bergandengan dua-dua.
3. Streptobasil; berupa batang bergandengan seperti rantai,
contohnya Streptobacillus moniliformis dan Azotobacter sp.

b) Bentuk bulat (kokus)


Bakteri berbentuk bulat (kokus = sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi
bentuk- bentuk sebagai berikut:

1. Monokokus,berbentuk bulat, satu-satu, contohnya Monococcus


gonorhoe.
2. Diplokokus, bentuknya bulat bergandengan dua-dua, misalnya
Diplococcus pneumonia.
3. Streptokokus, memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai,
sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis.
4. Tetrakokus, berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk
bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
5. Sarkina, berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk
kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp.
6. Stafilokokus, berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur
sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
7. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal

c) Bentuk Spiral
Di bagi menjadi:
1. Koma (vibrio); berbentuk lengkungan kurang dari setengah
lingkaran, contoh nya Vibrio coma, penyebab penyakit kolera.
2. Spiral; berupa lengkunagn lebih dari setengah lingkaran,
contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam dengan
perantara gigitan tikus atau hewanpengerat lainnya.
3. Spiroooseta; berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya
Treponema pallisum, penyebab penyakit sifilis.

Bentuk tubuh bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus
sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
a. Obyek glass
b. Cover glass
c. Mikroskop
d. Ose
e. Bunsen
f. Penjepit
BAHAN :
a. Biakan kuman murni g. Kapas
b. Gram A (Carbol gentian violet) h. minyak imersi
c. Gram B ( Iodium) i. Xilol
d. Gram C (Alkohol)
e. Gram D (Safranin)
f. Air
D. CARA KERJA
PEWARNAAN GRAM

Obyek glass (Aseptiskan)

Ambil biakan murni 1-2 ose (setipis mungkin)

Fiksasi

Letakkan dibak pengecatan

Ditetesi dengan KV(gram A) hingga tercelup

Dicuci dengan air mengalir

Tetesi gram B(mordan) 30 detik

Cuci air mengalir

Tetesi gram C

Cuci air mengalir

Tetesi alkohol

Cuci (keringkan)

Tetesi gram D(safranni) 1 menit

Cuci den keringkan

Amati mikroskop 40x-100x


MORFOLOGI BAKTERI

Obyek glass (tetesi 1 tetes laktofenol)

1 ose takar jamur

Tetes 1 tetes alkohol

Tutp deckglass

Amati dengan mikroskop 10x-40x

E. HASIL PENGAMATAN
1. PEWRANAAN GRAM
Pewarnaan Gram dan
Nama Bakteri Gambar
bentuk
Bentuk Basil/batang

Susunan bakteri
(diplobasil)

Warna merah muda

Bascillus sp. (gram negatif)


2. MORFOLOGI KAPANG
Nama Kapang Gambar Morfologi
Bentuk pohon atau kipas

Warna hijau

Kepala konidia
uniseriate

Aspergillus sp.
konidia seperti rantai

F. PEMBAHASAN
Pewarnaan Gram (metode Gram) adalah suatu cara untuk mewarnai sel
bakteri menggunakan zat warna berupa Gram, untuk lebih mudah diamati
dibawah mikroskop untuk mengetahui sifat fisiologisnya. Empat bahan reaksi
yang digunakan untuk pewarnaan Gram yaitu:
1. Carbol gentian violet, pewarna pertama (warna ungu).
2. Iodium, pewarna untuk mempertajam pewarna pewarna pertama
(suatu kompleks dengan crystal violet).
3. alkohol, penghilang warna.
4. Safranin, suatu counterstain.
Setelah melakukan berbagai proses pengecatan diatas maka bakteri dapat
dibagi menjadi dua katagori utama yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Bakteri Gram positif adalah bakteri yang tahan terhadap alkohol sehingga
tetap mengikat warna cat pertama dan tidak mengikat zat kontras sehingga bakteri
akan berwarna ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif adalah bakteri yang tidak
tahan terhadap alkohol sehingga warna cat pertama dilunturkan dan bakteri
mengikat warna kontras sehingga tampak merah.
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di
mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa
pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-
bagian sel dengan teliti. Pewarnaan akan menyebabkan bakteri-bakteri tersebut
kontras berwarna dengan sekelilingnya, sehingga akan terlihat jelas.
Pada pewarnaan gram, sampel yang digunakan adalah bakteri Bascillus sp.
Untuk pewarnaan bakteri secara langsung, digunakan empat larutan pewarna
yaitu Carbol gentian violet, Iodium, Alkohol, safranin. Hasil yang didapatkan
setelah diamati dengan mikroskop dengan perbesran 40x-100x didapatkan dari
bakteri Bascillus sp. adalah bakteri gram positif. Hal ini ditandai dengan
terbentuknya warna ungu pada pewarnaan tahap akhir menggunakan Safranin
pada bakteri bascillus sp.dan berbentuk batang/basil.
Bascillus sp. merupakan salah satu bakteri berbentuk batang (basil) yang
termasuk Gram positif karena Bascillus sp. dapat menahan zat pewarna ungu
(crystal violet) ketika dicuci dengan zat penghilang warna. Sehingga warna tetap
ungu ketika ditetesi pewarna safranin. Pada bakteri gram postif akan terbentuk
persenyawaan kompleks Kristal yodium-violet ribonukleat yang tidak larut dalam
larutan pemucat alkohol karena sebagian besar dinding sel bakteri gram positif
terdiri dari peptidoglikan. Penambahan zat pewarna safranin tidak menyebabkan
perubahan warna pada bakteri Gram positif karena persenyawaan Kristal violet –
yodium tetap terikat pada dinding sel.
Akan tetapi pada pengamatan Bascillus sp terlihat juga bakteri dengan
bentuk berbeda yang merupakan kontaminan. Adanya kontaminan ini
kemungkinan disebabkan pada saat pemindahan isolat ke kaca objek terjadi
kontaminasi karena kurangnya pemanasan jarum ose pada saatpengambilan
biakan sehingga masih ada bakteri lain dari udara yang ikut dalam apusan atau
telah terkontaminasinya isolat bakteri yang digunakan.
Pada pengamatan morfologi kapang pada roti yang sudah berjamur
dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x-40x
diperoleh kapang jenis aspergillus. Pengamatan dimulai dengan meneteskan
larutan laktofenol pada obyek glass agar mempermudah mengamati kapang yang
diletakkan pada obyek glass. Penggunaan laktofenol bertujuan untuk
mempermudah melihat jamur, apabila berwarna biru menunjukkan positif, apabila
berwarna merah berarti negatif. Pengamatan yang dilakukan pada jamur roti
setelah ditetesi laktofenol berwarna biru. Kemudian mengambil 1 ose kapang
pada roti dan ditetesi alkohol. Alkhol berfungsi sebagai penghilang warna.
Setelah ditetesi alkohol tetap berwarna biru dan bersifat gram positif. Kemudian
dilakukan pengamatan dengan mikroskop dan didapatkan kapang jenis
Aspergillus sp, terdapat 4 bagian yaitu, hifa, Strigma, konida dan
konidiofor, dan berbentuk pohon atau kipas, warna hijau, kepala konidia
uniseriate, konidia seperti rantai.
G. KESIMPULAN
1. Pewarnaan Gram pada bakteri dilakukan dengan cara obyek glass di
asepstiskan, diambil biakan murni bakteri dan dilakukan fiksasi. Setelah
itu bakteri ditetesi Carbol gentian violet, pewarna pertama (warna ungu)
sebagai pewarna primer, Iodium sebagi pewarna sekunder, alkohol
sebagai pemucat, dan safranin sebagai pembanding. Sebelum ditetesi
larutan ke-2 dicuci air mengalir dan dikeringkan.
2. Pada pewarnaan bakteri ada bakteri gram positif dan dan gram negatif.
Bakteri gram postif merupakan bakteri yang mampu menahan kompleks
pewarna primer carbol gentian violet sampai akhir pewarnaan, sehinga
bakteri tetap berwarna ungu/biru, karena bakteri garam postif memilki
diniding sel berupa petidoglikan yang tebal. Sedangkan bakteri Gram
negatif adalah bakteri yang tidak tahan terhadap alkohol sehingga warna
cat pertama dilunturkan dan bakteri mengikat warna kontras sehingga
tampak merah.
3. Morfologi bakteri antara lain memiliki kapsul, dinding sel, membrane sel,
pili, flagella, kromosom, plasmid, ribosom.
4. Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar,
yaitu:
a. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
Monococcus,Diplococcus, Tetracoccus, Sarcina, Staphylococcus,
Streptococcus.
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau
silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut: Diplobacillus,
Streptobacillus.
c. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan
mempunyai variasi sebagai berikut: Vibrio, Spiral.
H. DAFTAR PUSTAKA

Chiu, Annie. 2010. Aspergillosis.


http://emedicine.medscape.com/article/1092247-overview 29 April 2011.

Jawetz, E., J.L. Melnick, dan E.A. Adelberg. 2005. Mikrobiologi kedokteran.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Lubis, R.D. 2008. Aspergilosis.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3432/1/08E00886.pdf
diakses tanggal 27 April 2011 pukul 21.34.

Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-


11th ed.). Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall. ISBN 0-13-144329-1

Morphological Characteristics dalam Pak J Med Sci 2007 Vol. 23 No. 6


http://www.pjms.com.pk/issues/octdec207/pdf/aspergillus.pdf diakses
tanggal 28 april 2011 pukul 12.34.

McClenny, N. 2005. Laboratory detection and identification of Aspergillus


species by microscopic observation and culture: the traditional approach
dalam Medical Mycology Supplement 1 2005, 43, S125-/S128
http://www.aspergillus.org.uk/secure/articles/pdfs/16110804.pdf

Waluyo. L.2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang

You might also like