Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KELOMPOK 6
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengalami, banyak kesulitan yang dihadapi dalam penyelesaian makalah ini.
Namun, berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis menghaturkan terima kasih kepada
Dosen mata kuliah, orang tua, dan teman-teman serta semua pihak atas motivasi serta
bantuannya baik secara materil maupun spiritual.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat positif,
dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir kita. Khususnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses pengomposan telah dikenal secara luas sebagai salah satu solusi terbaik
untuk menangani sampah organik. Proses ini juga dikenal sebagai penyelesaian
penanganan sampah yang relatif akrab lingkungan karena hampir seluruh material yang
diolah (recycle) cepat dimanfaatkan kembali (reuse dan recovery). Dengan demikian
proses pengomposan telab memenuhi sehagian langkah-langkah prinsip penangananan
sampab 4R (reduce, reuse, recycle,recovery).
Sampah kota mengandung bahan yang beraneka ragam, tetapi kandungan terbesar
adalah sampah organik yang mencapai 65%. Sampah organik dari daerah perkotaan
merupakan biomassa yang berat keringnya diperkirakan mengandung 75% pati,
hemiselulosa, dan selulosa (Suyitno, 2007) terdiri atas sayur-sayuran, buah-buahan,
dedaunan, kulit buah, bambu dan ranting kayu sehingga dapat dimanfaatkan menjadi
bahan baku etanol karena holoselulosa dapat diubah menjadi gula dengan proses
hidrolisis yang selanjutnya dengan proses fermentasi akan diperoleh etanol (bioetanol).
Sampah kota digunakan sebagai bahan baku etanol maka bahan bakunya tidak perlu
dibeli dan akan menjadi alternatif penanganan sampah.( Lely Zuraidah)
Selama ini sekam padi merupakan bahan buangan yang biasanya hanya akan
dibenamkan di sawah atau dibakar. Namun praktek semacam ini menyebabkan
timbulnya persoalan pencemaran udara. Ampas tebu berasal dari stasiun penggilingan
pabrik gula sebagai limbah padat industri gula. Pada umumnya ampas tebu dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan karena ampas tebu yang dibuang
secara open dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut dalam proses penguraiannya
akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Salah satu upaya untuk membantu mengatasi
permasalahan sampah adalah melakukan upaya daur ulang dengan proses pengomposan.
Proses pengomposan menjadi penting karena di negara berkembang sampah yang
dihasilkan sebagian besar merupakan bahan organik yang dapat dijadikan kompos. (M.
Ihramsyah)
Bahan organik yang ada di lingkungan adalah fenol. Fenol berasal dari buangan
industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu
senyawa ini dapat memberikan efek yang burukterhadap manusia, antara lain berupa
kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah, pelemahan detak jantung, hingga
kematian.( Fany Sari Harnum)
B. Rumusan Masalah
1. Apa jenis-jenis daur ulang sampah organik?
2. Bagaimana mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis daur ulang sampah organik
2. Untuk mengetahui mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah
BAB II
PEMBAHASAN
Metode daur ulang dengan menggunakan bahan kimia ternyata efektif dalam
menurunkan komposisi limbah organik. Penggunaan katalis menggunakan ZnO dan TiO2
dapat menurunkan kandungan fenol. TiO2 adalah zat kimia akan digunakan untuk
mengoksidasi limbah fenol sehingga konversi fenol akan semakin besar. Diagram
dibawah ini menunjukkan konsentrasi fenol berkurang dengan drastis setelah
penambahan katalis. (Fany Sari Harnum)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis-jenis metode mendaur ulang sampah organik dapat dilakukan dengan
melakukan pengomposan menggunakan sekam padi dan kotoran ternak, mengubah
bahan organik menjadi etanol, dan menggunakan bahan kimia untuk mereduksi
limbah organik.
2. Mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah, mikroba memegang peranan
utama proses pengomposan, mikroba mengurai bahan organik yang ada dalam
sampah, proses penguraian itulah maka sampai proses pengomposan berakhir,
volume bahan organik menyusut sehingga tinggal 1/3 bagian volume semula
B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat mulai memanfaatkan limbah organik untuk dijadikan kompos
2. Sebaiknya penggunaan ampas tebu dan sekam padi ditambahkan pada sampah yang
mempunyai kadar air tinggi dan rasio C/N rendah.
DAFTAR PUSTAKA