You are on page 1of 9

Mata kuliah : Pengelolaan limbah padat

Dosen :dr. Hasanuddin Ishak

daur ulang sampah organik

Disusun oleh:
KELOMPOK 6

1. Fany Sari harnum K11108030


2. Lely Zuraidah K11108318
3. A. Ekawana K11108849
4. Nathalon Delon K11108
5. Vivi Vilia Elvira K11109607
6. Muh. Ihramsyah K11109302

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis mengalami, banyak kesulitan yang dihadapi dalam penyelesaian makalah ini.
Namun, berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis menghaturkan terima kasih kepada
Dosen mata kuliah, orang tua, dan teman-teman serta semua pihak atas motivasi serta
bantuannya baik secara materil maupun spiritual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat positif,
dalam penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir kita. Khususnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.

Makassar, Mei 2011

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proses pengomposan telah dikenal secara luas sebagai salah satu solusi terbaik
untuk menangani sampah organik. Proses ini juga dikenal sebagai penyelesaian
penanganan sampah yang relatif akrab lingkungan karena hampir seluruh material yang
diolah (recycle) cepat dimanfaatkan kembali (reuse dan recovery). Dengan demikian
proses pengomposan telab memenuhi sehagian langkah-langkah prinsip penangananan
sampab 4R (reduce, reuse, recycle,recovery).
Sampah kota mengandung bahan yang beraneka ragam, tetapi kandungan terbesar
adalah sampah organik yang mencapai 65%. Sampah organik dari daerah perkotaan
merupakan biomassa yang berat keringnya diperkirakan mengandung 75% pati,
hemiselulosa, dan selulosa (Suyitno, 2007) terdiri atas sayur-sayuran, buah-buahan,
dedaunan, kulit buah, bambu dan ranting kayu sehingga dapat dimanfaatkan menjadi
bahan baku etanol karena holoselulosa dapat diubah menjadi gula dengan proses
hidrolisis yang selanjutnya dengan proses fermentasi akan diperoleh etanol (bioetanol).
Sampah kota digunakan sebagai bahan baku etanol maka bahan bakunya tidak perlu
dibeli dan akan menjadi alternatif penanganan sampah.( Lely Zuraidah)
Selama ini sekam padi merupakan bahan buangan yang biasanya hanya akan
dibenamkan di sawah atau dibakar. Namun praktek semacam ini menyebabkan
timbulnya persoalan pencemaran udara. Ampas tebu berasal dari stasiun penggilingan
pabrik gula sebagai limbah padat industri gula. Pada umumnya ampas tebu dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan karena ampas tebu yang dibuang
secara open dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut dalam proses penguraiannya
akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Salah satu upaya untuk membantu mengatasi
permasalahan sampah adalah melakukan upaya daur ulang dengan proses pengomposan.
Proses pengomposan menjadi penting karena di negara berkembang sampah yang
dihasilkan sebagian besar merupakan bahan organik yang dapat dijadikan kompos. (M.
Ihramsyah)
Bahan organik yang ada di lingkungan adalah fenol. Fenol berasal dari buangan
industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu
senyawa ini dapat memberikan efek yang burukterhadap manusia, antara lain berupa
kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah, pelemahan detak jantung, hingga
kematian.( Fany Sari Harnum)

B. Rumusan Masalah
1. Apa jenis-jenis daur ulang sampah organik?
2. Bagaimana mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis daur ulang sampah organik
2. Untuk mengetahui mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Daur Ulang Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai dan memiliki jumlah yang
cukup banyak di alam. Mengingat banyaknya sampah organik yang dihasilkan oleh
manusia, maka perlu dilakukan pengolahan sampah jenis ini termasuk dengan mendaur
ulang sampah organik. Metode mendaur ulang sampah organik adalah dengan melakukan
pengomposan, mengkorvensi sampah organik menjadi bahan bakar nabati (bioetanol),
serta mengoksidasi sampah organik dengan bahan kimia tertentu hingga mudah terurai.
Pengomposan menurut Wahyono dkk (2003) pengomposan didefinisikan sebagai
proses dekomposisi materi organik secara biologis menjadi material seperti humus dalam
kondisi aerobik yang terkendali (M. Ihramsyah)
Pengomposan bahan organik adalah proses biodegradasi bahan organikl yang
dilakukan oleh mikroorganisme dan menghasilkan massa produk yang stabil. Bahan
organik yang dapat dikomposkan umumnya adalah bahan yang relatif mudah diuraikan
seperti dedaunan dan ranting sisa tanaman, sisa bahan pangan, rerumputan serta bahan-
bahan sejenisnya. (A. Ekawana)
Bahan yang dapat dijadikan kompos adalah kotoran ternak dan sekam padi.
Kotoran ternak ini dapat menjadi bahan campuran dalam pupuk organik karena
mengandung nitrogen yang tinggi. Kelebihan pupuk organik adalah aman bagi produk
dan lahan pertanian; pupuk organik dapat dibuat sendiri oleh masyarakarat luas dengan
bahan baku yang cukup sederhana dan mudah dijumpai ; proses pembuatannya yang tidak
terlalu rumit. (Vivi vilia Elvira)
Dalam pembuatan kompos, sekam padi tidak hanya dapat dicampur dengan
kotoran ternak, akan tetapi dapat juga dibuat dari bahan pencampur lainnya seperti ampas
tebu. Ampas tebu digunakan karena ampas tebu mempunyai kandungan air yang relatif
rendah. kandungan air sampah domestik organik cukup tinggi sehingga perlu dilakukan
pencampuran dengan bahan yang mempunyai kadar air rendah seperti ampas tebu. (M.
Ihramsyah)
Sampah organik tidak hanya dapat dijadikan kompos, akan tetapi dapat diubah
menjadi bahan baku untuk bahan bakar nabati (etanol). Etanol dibuat dari sampah yang
banyak mengandung holoselulosa. Kandungan selulosa didapatkan dari kandungan
lignoselulosa pada residu dan limbah pertanian secara umum. Bahan baku ini dapat
diubah menjadi gula dengan proses hidrolisis yang selanjutnya dengan proses fermentasi
akan diperoleh etanol (bioetanol). ( Lely Zuraidah)
Sampah organik dapat juga diolah dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu
alternatif yang potensial untuk mengolah senyawa organik secara simultan adalah dengan
proses fotokalisis. Proses ini menggunakan ZnO dan TiO 2 sebagai katalis dalam
mendegradasi fenol. (Fany Sari Harnum)

B. Mekanisme Daur Ulang Dalam Mengurangi Sampah


Problem sampah merupakan isu penting di lingkungan perkotaan sejalan dengan
perkembangan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas pembangunan sehingga perlu
penanganan. Volume sampah yang semakin banyak dapat dikendalikan dengan adanya
proses mendaur ulang sampah organik.
Pengomposan merupakan metode yang sering digunakan dalam mendaur ulang
sampah organik karena murah dan mudah dilakukan. Misalnya penggunaan sekam padi
dan kotoran ternak . Kotoran ternak digunakan karena dapat menambah kandungan
nitrogen dalam pupuk. Bahan ini mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mikrobia memegang peranan utama dan mendominansi dalam proses pengomposan,
disebabkan adanya proses penguraian itulah maka sampai proses pengomposan berakhir,
volume bahan organik menyusut sehingga tinggal 1/3 bagian volume semula. (Vivi vilia
Elvira)
Adapun pengomposan dengan menggunakan ampas tebu dilakukan dengan sistem
aerobik karena diharapkan dapat mempercepat proses pengomposan dan menggunakan
metode Mac Donald yang menggunakan kotak karena bahan yang dikomposkan
cenderung kering yaitu berupa ampas tebu dan sekam padi sehingga digunakan kotak
untuk meminimalisasi kehilangan bahan apabila menggunakan sistem open windrow.
Namun ternyata penggunaan ampas tebu tidak terlalu tepat jika sampahnya kering.
Penggunaan ampas tebu lebih baik ditambahkan pada sampah pasar atau sampah sayuran
segar yang mempunyai kadar air tinggi dan rasio C/N rendah. (M. Ihramsyah)
Metode daur ulang sampah organik dapat pula dengan mengubah sampah menjadi
bahan bakar nabati atau bioetanol. Adapun proses pembuatan dari bioetanol sendiri
terbagi menjadi 4 tahap, yaitu preparasi, pretreatment, hidrolisis dan fermentasi.
Banyaknya etanol yang dihasilkan bergantung pada kandungan holoselulosanya. Untuk
itu sampah yang ingin dibuat menjadi etanol harus dibagi berdasarkan fraksi
holoselulosanya. Pada diagram dibawah menunjukkan sampah pasar ternyata memiliki
kandungan holoselulosa yang lebih tinggi dibanding non pasar.

Metode daur ulang dengan menggunakan bahan kimia ternyata efektif dalam
menurunkan komposisi limbah organik. Penggunaan katalis menggunakan ZnO dan TiO2
dapat menurunkan kandungan fenol. TiO2 adalah zat kimia akan digunakan untuk
mengoksidasi limbah fenol sehingga konversi fenol akan semakin besar. Diagram
dibawah ini menunjukkan konsentrasi fenol berkurang dengan drastis setelah
penambahan katalis. (Fany Sari Harnum)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis-jenis metode mendaur ulang sampah organik dapat dilakukan dengan
melakukan pengomposan menggunakan sekam padi dan kotoran ternak, mengubah
bahan organik menjadi etanol, dan menggunakan bahan kimia untuk mereduksi
limbah organik.
2. Mekanisme daur ulang dalam mengurangi sampah, mikroba memegang peranan
utama proses pengomposan, mikroba mengurai bahan organik yang ada dalam
sampah, proses penguraian itulah maka sampai proses pengomposan berakhir,
volume bahan organik menyusut sehingga tinggal 1/3 bagian volume semula

B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat mulai memanfaatkan limbah organik untuk dijadikan kompos
2. Sebaiknya penggunaan ampas tebu dan sekam padi ditambahkan pada sampah yang
mempunyai kadar air tinggi dan rasio C/N rendah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Muh. Ihramsyah. K11109302. Badrus Zaman. Studi Pengaruh Pencampuran Sampah


Domestik, Sekam Padi, Dan Ampas Tebu Dengan Metode Mac Donald Terhadap
Kematangan Kompos
2. A. Ekawana. K11108849. Arief Sabdo. 2004. Proses Pengomposan Bahan Organik
sebagai Salah Satu Sumber Pencemaran Udara
3. Fany sari Harnum. K11108030. Slamet. 2005. Pengolahan Limbah Organik (Fenol)
Dan Logam Berat (Cr6+ Atau Pt4+) Secara Simultan Dengan Fotokatalis Tio2, Zno-Tio2,
Dan Cds-Tio2
4. Lely Zuraidah. K11108318. Dedy Irawan . 2010. Pemanfaatan Sampah Organik Kota
Samarinda Menjadi Bioetanol: Klasifikasi Dan Potensi
5. Vivi Vilia Elvira. K11109607. Farida Yuliani. 2007. Pembuatan Pupuk Organik
Kompos) Dari Arang Ampas Tebu Dan Limbah Ternak.

You might also like