You are on page 1of 14

Pembimbing : Muh. Nashir Takbir,S.

kom

Makalah

Freesex NO Prestasi YES

oleh

Kelompok : IV

Kelas : 3 IPA1

Nama : 1. Dini Apriliani

2. Halidasia

3. Heri Gunawan

4. Murni Nurdin

5. Susi susanti

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palopo KATA PENGANTAR


Tahun Ajaran 2009-2010
Puja dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Freesex No Prestasi Yes”
ini dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang kami rencanakan, untuk memenuhi
tugas yang diberikan guru pembimbing.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya, maka dari itu kami
meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaannya.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
guru pembimbing dan berbagai pihak yang telah banyak membantu kami secara
material maupun spiritual atas penyusunan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat dalam


meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca, utamanya bagi penulis sendiri.
Amin……………..

Palopo, Desember 2009

PENYUSUN

Daftar Isi

Kata pengantar ……………………………………… ii

Daftar isi ……………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………… 1

B. Batasan Masalah ……………………………………… 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Seksualitas ……………………………………… 3


B. Perbedaan seksualitas antara laki-laki dan perempuan? ………..
………………………….. 3
C. Pengertian Freesex ……………………………………… 4

D. Pacaran adalah Freesex ……………………………………… 5

E. Pandangan Islam Tentang Freesex ……………………………………… 6

F. Beberapa Dampak dari Freesex ……………………………………… 7

G. Hukum Islam bagi Pelaku Zina dan Seks Bebas ………………………………………


10

BAB III. Penutup

A. Kesimpulan ……………………………………… 14

B. Saran ……………………………………… 15
Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai
pengenalan dan petualang akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi
dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Rasa
ingin tahu dari remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional dan
pengetahuan yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik
persahabatan antar kelompok, rasa ingin tahu dianggap sebagai manusia dewasa,
kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih tua
(dalam hal ini orang tua), berkembangnya naluri seks akibat kematangan alat-alat
kelamin sekunder, kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah atau lembaga formal
serta berbagai informasi seks dan media massa yang tidak sesuai dengan norma yang
dianut menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan
seks begitu kompleks dan menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua atau
lingkungan.

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang
terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya
kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya
pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita.
Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya
benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian
yang ketat.

Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa
sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal
ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama
dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari
freesex. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik
dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan
disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia
sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai
dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
B. Batasan Masalah

1. Apakah seksualitas itu?


2. Apa perbedaan seksualitas antara laki-laki dan perempuan?
3. Apakah pengertian freesex?
4. Apakah ada hubungan antara pacaran dengan freesex?
5. Bagaimana islam memandang freesex?
6. Sebutkan beberapa dampak freesex?
7. Jelaskan hukum islam bagi pelaku seks bebas

BAB II

PEMBAHASAN

H. Pengertian Seksualitas

Manusia adalah makhluk seksual. Seksualitas diartikan sebagaimana laki-laki dan


perempuan berbeda(dan mirip)satu sama lain,secara fisik, psikologis, dan dalam istilah-
istilah prilaku:

1. Aktivitas, perasaan, dan sikap yang di hubungkan dengan reproduksi,


dan;
2. Bagaimana laki-laki dan perempuan berinteraksi dalam berpasangan
didalam kelompok

Jika diterjemahkan kedalam bahasa yang sederhana,seksualitas adalah


bagaimana orang merasakan dan mengekspresikan sifat dasar dan ciri-ciri seksualnya
yang khusus.

Seksual dimulai dengan beberapa perubahan pubertas selama masa remaja dan
di lanjutkan seluruhnya dalam kehidupan dewasa. Dibandingkan dengan pembatasan
seksualitas pada periode ketika seseorang memulai aktivitas seksual, kita perlu
memikirkan definisi yang lebih tepat yang dikombinasikan dengan cara perkembangan
sikap seseorang dan perasaan tentang menjadi laki-laki atau perempuan; cara dia
berhubungan secara fisik dan emosional menjadi anggota jenis kelamin yang sama dan
yang berlawanan; dan bagaimana menyenangkan orang yang menjadi laki-laki atau
perempuan.

Seksualitas mencakup pengalaman dan ekspresi seksual yang di pengaruhi


jender,identitas seksual,identitas jender,orientasi seksual, eroticism, sikap dan nilai,
perilaku dan praktek, emosi terkait dan proses reproduksi.
I. Apa perbedaan seksualitas antara laki-laki dan perempuan?

Kita semua tahu perbedaan dasar secara fisik antara tubuh laki-laki dab
perempuan. Selain itu, bahwa perasaan internal dari seksualitas bagaimana masing-
masing jenis kelamin memahami dirinya dan mengekspresikan sifat seksualnya secara
khusus-secara nyata berbeda antara laki-laki dan perempuan mengirimkan tanda sinyal
seksula yang berbeda-beberapa secara verbal,beberapa secara jasmaniah.Sinyal-sinyal
itu biasanya berubah-ubah sesuai dengan apakah orang-orang di sekitarnya laki-laki atau
perempuan.Namun,sulit untuk mengidentifikasikan atu menggambarkan bagaimana laki-
laki atau perempuan merasakannya sendiri kecuali melalui hal-hal yang berhubungan
dengan jenis kegiatan tertentu.

C. Pengertian Freesex

Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang
ditujukan dalam bentuk tingkah laku. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas
karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman.
Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin
meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan
penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja tentan seks bebas di Desa Paya
Bakung Dusun I B Kecamatan Hamparan Perak Tahun 2006.

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah


sampel 42 responden. Hasil penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak
80,9% sedangkan remaja yang memperoleh sumber informasi tentang seks bebas
sebanyak 47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta
remaja yang berpengetahuan cukup tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik
dan kurang masing-masing sebanyak 28,5%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya


pengetahuan remaja tentang seks bebas disebabkan karena kurangnya kesadaran
remaja tentang keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang tua dan anaknya.
Munculnya istilah freesex seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap
hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi
perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak
selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu
dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang
diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya freesex tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
freesex. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya
terlepas dari ikatan. Jadi freesex artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari
ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah
tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31.

}‫ن‬َ ‫عو‬ُ َ ‫صن‬


ْ َ ‫ماي‬
َ ِ ‫خِبيٌر ب‬
َ ‫ه‬َ ‫ن الل‬ ّ ِ‫م إ‬ ُ َ ‫كى ل‬
ْ ‫ه‬ َ ‫ك أ َْز‬َ ِ ‫م ذَل‬ْ ‫ه‬ ُ ‫ج‬
َ ‫فُرو‬ ُ ‫ظوا‬ ُ ‫ف‬ َ ‫ح‬
ْ َ ‫وي‬
َ ‫م‬ْ ‫ه‬
ِ ‫ر‬
ِ ‫صا‬
َ
َ ْ ‫ن أب‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ضوا‬
ّ ‫غ‬
ُ َ‫ن ي‬
َ ‫مِني‬
ِ ‫ؤ‬ ُ ْ ‫ل ل ّل‬
ْ ‫م‬ ُ
ْ ‫ق‬
َ
31}‫ن‬ّ ‫ه‬ ُ ‫ج‬َ ‫فُرو‬ ُ ‫ن‬ َ ْ‫فظ‬ َ ‫ح‬ْ َ ‫وي‬
َ ‫ن‬
ّ ‫ه‬ ِ ‫ر‬
ِ ‫صا‬َ ْ ‫ن أب‬ْ ‫م‬
ِ ‫ن‬ َ ‫ض‬ْ ‫ض‬ ُ ‫غ‬ ْ َ‫ت ي‬ِ ‫مَنا‬ِ ‫ؤ‬ ُ ْ ‫قل ل ّل‬
ْ ‫م‬ ُ ‫و‬ َ {30}

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 30,31)

Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul.
Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam freesex? Tentunya banyak hal yang bertolak
belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena
dalam freesex itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.

D. Pacaran adalah Freesex

Pacaran merupakan satu konsep yang sama dengan freesex. Dari sumber di atas
kita telah mengetahui bahwa freesex tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para
remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis,
akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.

Kecintaan terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah
wadah yang tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan
pula lembaran surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan, dan
cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.

Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa
gambaran dan kenyataan pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung
pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa. Banyak orang yang memiliki cinta
melakukan hal yang keji. Cinta berubah menjadi perceraian dan mengakibatkan
suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di
sembarang tempat oleh wanita berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus
memalukan itu menjadi daftar persoalan yng melingkupi dunia cinta.

Sebagian orang berpendapat bahwa cinta bermakna kecenderungan terus menerus


disertai dengan hati yang meluap-luap. Inilah yang membuat seseorang menjadi buta
dan tuli. Kebutaan ini dapat diartikan tidak lagi melihat tata nilai terutama nilai-nilai
syariat islam, sehingga banyak orang menabrak nilai-nilai Islam dalam mengekspresikan
cintanya. Dan yang dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat-nasihat agama
yang seharusnya dapat membingkai cintanya. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi
Muhammad SAW,

“Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” (HR. Ahmad).

Lain halnya dengan seseorang yang berada dalam wilayah tidak terlarang, seperti
seseorang yang berada jauh dari rumah lalu merindukan istrinya.

Semua aktifitas tubuh kita berpotensi menimbulkan zina ketika digerakkan atas
nama syahwat yang melesat lepas dari kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah,
zina yang dilakukan selain farji tidak sampai dikenakan hukuman cambuk. Ia masih bisa
dihapus dengan taubat yang tulus dan ditebus dengan amal-amal shalih. Cara untuk
menghindari zina adalah dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat-rapat
pintu zina.

E. Pandangan Islam Tentang Freesex

Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh freesex. Ini semua telah
terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan
dalam segala hal, termasuk kebebasan seks, kini mereka menjerit. Angka perceraian
sangat tinggi, dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi
masyarakat runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan
kengerian dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam freesex.

Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari tulisan George Balusyi dalam
bukunya ; “Ledakan Seksual”, yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa
depan Amerika diancam bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di
dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul di
atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam
pemuda yang tidak pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka
lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.
Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan
menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi
yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina. Juka hal ini
dibiarkan, maka akan sangat berabhaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya
jika ummat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan
kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik.

F. Beberapa Dampak dari Freesex

Remaja dalam perkembangannya memerlukan lingkungan adaptip yang


menciptakan kondisi yang nyaman untuk bertanya dan membentuk karakter
bertanggung jawab terhadap dirinya. Ada kesan pada remaja, seks itu menyenangkan,
puncak rasa kecintaan, yang serba membahagiakan sehingga tidak perlu ditakutkan.
Berkembang pula opini seks adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba
(sexpectation).Terlebih lagi ketika remaja tumbuh dalam lingkungan mal-adaptif, akan
mendorong terciptanya perilaku amoral yang merusak masa depan remaja. Dampak
freesex mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas, tindak kriminal
termasuk aborsi, narkoba, serta berkembangnya penyakit menular seksual (PMS).

Penyakit menular seksual sampai saat ini ada lebih dari 30 macam penyakit. Yang
sering ditemui di indonesia adalah :

• GONORE atau kencing nanah


• SIPILIS atau raja singa
• HERPES GENETSLIS
• AIDS

a. Gonore

Pada lelaki mudah dikenal sebagai “kencing nanah”. Penyebabnya bakteri


yang disebut Neisseria gonorrheae. Gejala-gejala muncul antara 2 hingga 10
hari setelah terjadi hubungan seksual.

Komplikasi yang mungkin terjadi:

1) Penyakit radang panggul


2) Kemandulan
3) Infeksi mata pada bayi baru lahir
4) Memudahkan penularan infeksi HIV
b. Sifillis

Disebut juga “raja singa”. Disebabkan oleh bakteri treponema pallidum.


Gejala-gejala munul antara 2-6 minggu (kadang-kadang 3 bulan) setelah
terjadi hubungan seksual.

Komplikasi yang mungkin terjadi:

1) Kerusakan pada otak dan jantung


2) Keguguran atau lahir cacat
3) Memudahkan penularan infeksi HIV

c. Herpes Genital

Disebabkan oleh virus Herpes simplex. Gejala-gejala muncul antara 4-7


hari setelah terjadi hubungan seksual.

Komplikasi yang mungkin terjadi:

1) Nyeri
2) Dapat ditularkan ke mata bayi baru lahir- buta
3) Dapat menyebabkan infeksi berat yang menyebabkan kematian pada janin
atau aborsi
4) Meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS

d. AIDS

AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) adalah penyakit infeksi yang


menular. (Gejalanya adalah kelompok tanda-tanda dan gejala tertentu). Ini ditularkan
lewat kontak seksual, berbagai jarum yang tercemar dan menerima darah yang
terinfeksi dan alat-alat untuk transfusi darah. Perempuan hamil yang terinfeksi AIDS
dapat menularkan penyakit itu kepada anaknya.

AIDS mempengaruhi individu yang homo seksual (tertarik pada jenis kelamin
yang sama) ataupun hetero seksual (tertarik pada lawan jenis). Kelompok yang paling
sering tertular oleh AIDS adalah laki-laki homo seksual; laki-laki dan perempuan yang
memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti, baik padahomo seksual maupun hetero
seksual; pengguna obat melalui suntikan; dan hemophilliacs (seseorang yang menderita
kelainan darah yang jarang yang memerlukan transfusi darah terus menerus). Kelompok
itu acap kali dinamakan kelompok beresiko tinggi terserang AIDS.
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang
paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan
yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana
20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada
perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap
hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil
perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit
syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe meningkat 170%
dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran, homoseksual/ lesbian,
incest, orgy, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi industri yang
menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disyahkan oleh undang-undang.

Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran
(aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun
masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi
jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion).

Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara
langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak
jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.

Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri,
perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang
menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat.

G. Hukum Islam bagi Pelaku Zina dan Seks Bebas

Sungguh Allah Subhaanahu wa ta’ala telah mengkhususkan hukuman dosa zina


daripada hukuman-hukuman yang lainnya dengan tiga kekhususan, yaitu:

Pertama, dibunuh dengan cara yang sangat keji jika pelakunya seorang yang
telah menikah, dan terkadang dicambuk (hukuman ini bagi pelaku zina yang belum
menikah), terkadang digabungkan antara dua hukuman kepada pelakunya, yaitu pada
tubuhnya dengan cambukan dan pada hatinya dengan diasingkan dari negerinya selama
satu tahun.

Ada sebuah hadits dalam Shahihain bahwasanya datang seorang Arab gunung
kepada Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam, lalu berkata:
َ ْ ُ‫ي أ‬ ِ ِ ‫مَرأ َت‬
” ‫عل َللى‬ َ ‫ن‬ َ ،‫ذا‬ َ ‫ه‬َ ‫عَلى‬ َ ً ‫سي‬ َ ‫ن اب ِْنى‬ َ ‫و‬
ّ ‫تأ‬ ُ ‫خب ِلْر‬ ْ ‫وإ ِن ّل‬َ ‫ه‬ ْ ‫فَزَنى ِبا‬ َ ( ‫جيًرا‬ ِ ‫فا ) أ‬ ِ ‫ع‬ َ ‫ن‬ َ ‫كا‬ ّ ِ ‫ه! إ‬
ِ ‫ل الل‬ ْ ‫س‬
ُ ‫َيا َر‬
َ َ َ ِ ‫عْللم‬ِ ْ ‫ل ال‬ َ َ
‫ن‬
ّ ‫يأ‬ ْ ِ ‫ون‬
ْ ‫خب َُر‬ْ ‫فلأ‬ َ ‫هل‬ ْ ‫تأ‬ ُ ْ ‫سلأل‬ َ ‫ف‬ َ ،( ‫ة‬ٍ َ ‫ري‬ ِ ‫جا‬َ )‫ة‬ ٍ َ‫وِليد‬َ ‫و‬
َ ِ ‫غن َم‬َ ْ ‫ن ال‬
َ ‫م‬ ٍ َ ‫مائ‬
ِ ‫ة‬ ِ ِ‫ه ب‬
ُ ْ ‫من‬
ِ ‫ت‬
ُ ْ ‫فت َدَي‬ْ ‫فا‬َ ،‫م‬َ ‫ج‬
ْ ‫اب ِْنى الّر‬
َ َ
‫م‬َ ‫ج‬ ْ ‫ل الّر‬ ِ ‫ج‬ُ ‫ة الّر‬ ْ ‫عَلى ا‬
ِ ‫مَرأ‬ َ ‫ن‬ ّ ‫وأ‬ َ ،‫م‬ ٍ ‫عا‬َ ‫ب‬ ُ ‫ري‬
ِ ‫غ‬ ْ َ ‫وت‬َ ‫ة‬ ِ ُ‫جل ْد‬
ٍ َ ‫مائ‬ َ ‫عَلى اب ِْنى‬ َ “

“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya anak lelakiku bekerja kepada si fulan, lalu ia berzina
dengan istrinya. Diberitakan kepadaku bahwa anak lelakiku harus dirajam. Maka aku
membayar fidyah darinya dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita.
Kemudian, aku bertanya kepada ulama dan mereka memberitahukan kepadaku bahwa
anak lelakiku harus dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Adapun
istri si fulan itu harus dirajam.“

Lalu, Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda:

َ ِ ّ ‫ضين بين َك ُما بك َِتاب الل‬ ْ َ‫ه ل‬


” ‫د‬ ُ ‫جل ْل‬
َ ‫ك‬ َ ‫عل َللى اب ْن ِل‬ َ ‫و‬َ ،‫ك‬ َ ‫عل َي ْل‬َ ّ‫م َرد‬ َ ْ ‫وال‬
ُ َ ‫غن‬ َ ْ ‫ما ال‬
َ ُ‫وِليدَة‬ ّ ‫ أ‬،‫ه‬ ِ ِ َ ْ َ ّ َ ِ ‫ق‬ ِ ‫د‬
ِ َ ‫سى ب ِي‬
ِ ‫ف‬ ِ ّ ‫وال‬
ْ َ ‫ذى ن‬ َ
‫ها‬ ‫م‬ ‫ج‬ ‫ر‬ َ
‫فا‬ ‫ت‬ ‫ف‬َ ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫ع‬
ْ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إ‬ َ
‫ف‬ َ
،‫ذا‬ ‫ه‬ َ َِ ‫غد يا أ ُن َيس إَلى امرأ‬
‫ة‬ ْ ‫وا‬ ،‫م‬ ‫عا‬َ ‫ب‬ ‫ري‬ ‫غ‬
ْ َ ‫ت‬ ‫و‬ ‫ة‬ َ ‫ئ‬ ‫ما‬ “
َ ْ ُ ْ ْ َ ِ ِ َ ْ ِ ُ ْ َ ُ َ ٍ ُ ِ َ ٍ ِ

“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh aku akan menetapkan hukum di
antara kalian berdua dengan kitab Allah, ambillah kembali budak wanita dan kambing itu
olehmu adapun anak lelakimu harus dicambuk seratus kali dan diasingkan selama satu
tahun. Pergilah engkau wahai Unais kepada istri si fulan ini. Jika ia mengakui
(perbuatannya), rajamlah ia.” (Lalu, ia pun pergi kepada wanita tersebut dan wanita itu
pun mengakuinya. Maka Nabi Shallallaahu ’alaihi wasallam memerintahkan agar wanita
tersebut dirajam, lalu dirajamlah ia).

Kedua, Allah Subhaanahu wa ta’ala melarang para hamba-Nya dari kaum


mukminin agar tidak mencegah tegaknya hukum Allah Subhaanahu wa ta’ala dalam
agama-Nya atas dasar belas kasihan. Allah Subhaanahu wa ta’ala berfirman,

”Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.” (QS. An-Nuur [24]: 2)

Ketiga, Allah Subhaanahu wa ta’ala mewajibkan agar aib keduanya (para pelaku
zina) ditampakkan. Tidak diragukan lagi bahwasanya Allah Subhaanahu wa ta’ala Satir (
‫سسست ِي ٌْر‬
َ ), yang Maha Mencintai ketertutupan dan ‘Afuw (‫و‬
ّ ‫فسس‬
ُ َ ‫)ع‬, yang Maha Mencintai
ampunan. Akan tetapi, karena jelek dan kejinya perbuatan zina maka Allah Subhaanahu
wa ta’ala mewajibkan perkara tersebut sebagai akibat dari perbuatan menggauli orang
lain (yakni berzina). Allah Subhaanahu wa ta’ala pun memerintahkan agar hukuman ini
dilaksanakan di tempat yang terlihat oleh kaum mukminin, tidak boleh dilakukan di
tempat yang keduanya tidak terlihat oleh seorang pun. Hal ini (lebih mengena) untuk
kemaslahatan hukum dan hikmah dari sebuah pelarangan,

‫ن‬
َ ‫مِني‬
ِ ‫ؤ‬ ُ ْ ‫ن ال‬
ْ ‫م‬ َ ‫م‬
ّ ‫ة‬
ٌ ‫ف‬ َ ‫ما‬
َ ِ ‫طائ‬ َ ‫ه‬ َ ‫ع‬
ُ َ ‫ذاب‬ َ ْ‫هد‬ ْ َ ‫ول ْي‬
َ ‫ش‬ َ

”Dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-


orang yang beriman.” (QS. An-Nuur [24]: 2)

Adapun hukuman bagi pelaku zina yang sudah menikah diambil dari hukuman
Allah Subhaanahu wa ta’ala atas kaum Luth, yaitu dengan dihujani (dilempari) batu. Hal
ini dikarenakan persamaan zina dan liwat (homoseksual) dari segi kekejiannya. Maka kita
berlindung kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala dari perkara tersebut.

Kerasnya Derita Orang yang Dirajam Menunjukkan Akan Besarnya Dosa yang
Diperbuat Olehnya

Lihatlah (semoga Allah Subhaanahu wa ta’ala memberi kita petunjuk tentang


keadaan orang yang menjadi perbincangan masyarakat dan menjadi perhatian mata
mereka, setiap orang menyaksikannya baik yang mukim (penduduk setempat) maupun
yang sedang safar, baik yang shalih maupun yang fajir (penuh dosa). Bahkan masing-
masing orang yang hadir mengundi malapetaka yang menimpanya, lalu masing-masing
dari mereka membawa batu-batu yang telah terkumpul dan melempari orang yang
dirajam dengan batu-batu tersebut di satu tempat yang telah ditentukan.

Kepala dan matanya yang telah melihat apa-apa yang diharamkan oleh Allah
Subhaanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya `, dilempari…

Hidungnya yang telah mencium bau parfum wanita pezina, dilempari…

Dua bibirnya yang telah mencium pasangan mesumnya, dilempari…

Badannya yang telah memeluknya dan merasakan nikmat pelukannya


kepadanya, dilempari…

Tangannya yang telah menyentuh, meraba, dan merasakan kenikmatan,


dilempari…

Sesungguhnya setiap anggota badan dan bagian-bagian tubuhnya yang telah


merasakan kesenangan dan kenikmatan semuanya, dilempari…
Aduhai…inilah yang terjadi sekarang, engkau dilempari dan diazab dengan siksa
yang amat pedih. Dan dari setiap arah, engkau menerima lemparan batu tanpa lemah
lembut, kasih sayang, rasa simpati, dan iba diri.

Aduhai…inilah keadaan orang yang tidak merasa malu kepada Allah Subhaanahu
wa ta’ala . Dan sungguh sekarang warna pucat telah tampak, ia sangat malu untuk
menatap manusia karena merasa amat hina. Demi Allah Subhaanahu wa ta’ala , ini
adalah pemandangan yang sangat mengerikan. Setiap mata terbelalak melihatnya dan
setiap hati menjadi berdebar karenanya. Sesungguhnya ini adalah bencana, siksaan,
celaan, dan kehinaan.

ِ ّ ‫ن الل‬
‫ه‬ ِ ‫في ِدي‬
ِ ‫ة‬ َ ْ ‫ما َرأ‬
ٌ ‫ف‬ َ ‫ه‬
ِ ِ ‫كم ب‬ ُ ْ ‫وَل ت َأ‬
ُ ْ ‫خذ‬ َ

”Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah.” (QS. An-Nuur [24]: 2)

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hubungan seks di luar pernikahan
menunjukkan tidak adanya rasa tanggung jawab dan memunculkan rentetan persoalan
baru yang menyebabkan gangguan fisik dan psikososial manusia. Bahaya tindakan
aborsi, menyebarnya penyakit menular seksual, rusaknya institusi pernikahan, serta
ketidakjelasan garis keturunan. Kehidupan keluarga yang diwarnai nilai sekuleristik dan
kebebasan hanya akan merusak tatanan keluarga dan melahirkan generasi yang terjauh
dari sendi-sendi agama.

Sebagaimana apa yang diperingatkan Alloh dalam surat An-Nur: 21:

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah


syetan. Barang siapa yang mengikuti langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan)
menyuruh perbuatan yang keji dan mungkar…(An-nuur (24):21)

Aktifitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhannya sangat
dipengaruhi stimulus dari luar tubuh manusia dan alam berfikirnya. Meminimalkan hal-
hal yang merangsang, mengekang ledakan nafsu dan menguasainya. Masa remaja
memang sangat memperhatikan masalah seksual. Banyak remaja yang menyukai
bacaan porno, melihat film-film porno. Semakin bertambah jika mereka berhadapan
dengan rangsangan seks seperti suara, pembicaran, tulisan, foto, sentuhan, dan lainnya.
Hal ini akan mendorong remaja terjebak dengan kegiatan seks yang haram.

Perawatan organ reproduksi tidak identik dengan pemanfaatan tanpa kendali.


Sistem organ reproduksi dalam pertumbuhannya sebagaimana organ lainnya,
memerlukan masa tertentu yang berkesinambungan sehingga mencapai petumbuhan
maksimal. Disinilah letak pentingnya pendampingan orang tua dan pendidik untuk
memberi pemahaman yang benar tentang pertumbuhan organ reproduksi. Pemahaman
remaja berkaitan dengan organ reproduksinya tentunya ditanamkan sesuai dengan
kadar kemampuan logika dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas
ketika menghadapi peristiwa haid pertama, melewati masa premenstrual syndrome
dengan aman, memahami hukum fiqh terkait dengan haid serta peristiwa lain yang
mengiringi masa pubertas remaja.

Remaja juga harus bisa menjaga diri (isti’faaf). Hal ini mampu dilakukan pada
remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup dalam menjalani hidupnya. Orang tua
sejak usia dini harus menanamkan dasar yang kuat pada diri anak bahwa Alloh
menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Jika konsep hidup yang benar telah
tertanam maka remaja akan memahami jati dirinya, menyadari akan tugas dan
tanggung jawabnya, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungaanya. Kualitas akhlak
akan terus terpupuk dengan memahami batas-batas nilai, komitmen dengan tanggung
jawab bersama dalam masyarakat. Remaja akan merasa damai di rumah yang terbangun
dari keterbukaan, cinta kasih, saling memahami di antara sesama keluarga. Pengawasan
dan bimbingan dari orang tua dan pendidik akan menghindarkan dari freesex, komitmen
terhadap aturan Alloh baik dalam aurot (pakaian), pergaulan antar lawan jenis,
menghindari ikhtilath dan sebagainya.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, kami harapkan kepada rekan-rekan semua agar
dapat menghindari freesex, karena dampaknya sangat buruk baik secara fisik maupun
psikologis. Dan kami harapkan kepada pemerintah agar dapat menanggulangi kasus
tersebut.

You might also like