You are on page 1of 42

Jurnal Sondir adalah Jurnal Ilmiah Program Studi Teknik Sipil

Institut Teknologi Nasional Malang yang diterbitkan 2 kali setahun


pada bulan April dan Oktober. Tujuan penerbitan adalah wadah komunikasi ilmiah, juga
penyebarluasan hasil penelitian, dan studi literatur dalam bidang Teknik Sipil.

Pelindung :
Rektor
Institut Teknologi Nasional Malang

Penanggung Jawab :
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Institut Teknologi Nasional Malang

Dewan Redaksi :
Ir. H. Hirijanto, MT
Ir. Bambang Wedyantadji, MT
Ir. H. Ibnu Hidayat, MT

Anggota :
Ir. I. Wayan Mundra, MT
Lila Ayu Ratna Winanda, ST., MT
Eri Andrian Yudianto, ST., MT
Ir. Eding Iskak Imananto, MT.
Ir. Endro Yuwono, MT.

Penyunting Ahli :
Prof. Dr. Ir. Jacob Rais, M.Sc
Dr. Ir. Widyawati Budikusuma, Dipl. HE
Dr. Ir. Kustamar, MT

Tata Usaha :
Ripkianto, ST
Erni Yulianti, ST., MT.
Moh. Mahfud

Alamat Redaksi/Penerbit :
Laboratorium Mekanika Tanah
Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
Jl. Bendungan Sigura–gura No. 2 Malang
Telp (fax). 0341-551431 – 551951 psw. 256 Malang
Website : www.Sipil-itn.ac.id Email : sondirsipil.itnmalang@gmail.com/sipil-s1@itn.ac.id
PETUNJUK UMUM BAGI PENULIS
1) Naskah dapat berupa tulisan ilmiah, hasil penelitian atau artikel berisi pemikiran kritis.
2) Naskah yang di serahkan Redaksi harus berupa Hard Copy (kertas cetakan) sebanyak 2
(dua) berkas di sertai rekaman dalam CD
3) Jumlah halaman naskah maksimal 15 halaman pada kertas A4 termasuk daftar
kepustakaan, lampiran gambar dan tabel.
4) Ketentuan penulisan naskah :
a) Ditulis dalam bahasa Indonesia baku atau bahasa Inggris
b) Diketik dengan 1,5 spasi, ukuran kertas A4
c) Format margin : Top 2,5 cm, Bottom 2,5 cm, Left 3 cm, Right 2,5 cm.
d) Menggunakan program MS Word 6 ke atas jenis huruf Times New Roman 11
e) Kata-kata asing ditulis dengan huruf miring (italic)
f) Gambar diberi nomor dan judul gambar (huruf tebal/bold), ditulis di bawah gambar, 1
spasi.
g) Tabel diberi nomor dan diberi judul tabel (huruf tebal/bold), di tulis diatas tabel, 1
spasi.
h) Jika ada foto, dicetak hitam putih serta disesuaikan dengan format keteknisan jurnal.

5) Seluruh naskah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris harus disertai abstrak dan
kata kunci dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstraksi di tulis secara naratif,
maksimum 300 kata dan di ketik dengan jarak 1 spasi dengan huruf Times New Roman
10.
6) Naskah dan tulisan dalam bentuk esay, disertai sub judul pada masing-masing bagian.
Peringkat sub judul dinyatakan dengan jenis huruf berbeda dan dicetak tebal. Tata letak
pada halaman adalah sebagai berikut :
PERINGKAT 1 DI TULIS HURUF BESAR SEMUA, RATA TEPI KIRI
Peringkat 2 di Tulis Huruf Besar Kecil, Rata Tepi Kiri
Peringkat 3 di tulis Besar-kecil masuk tiga karakter
7) Jika naskah merupakan hasil penelitian, disusun dengan sistematika : Judul dan nama
penulis, Abstrak dan kata kunci, Pendahuluan, Materi dan Metode Penelitian,
Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Rujukan.
8) Judul ditulis singkat dan informatif sebaiknya judul tidak lebih dari 12 kata.
9) Nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademik.
10) Daftar rujukan disusun menurut abjad dengan ketentuan :
a) Untuk buku : Nama pengarang (Tahun Terbit), ”Judul”, Edisi. Tempat terbit : Nama
penerbit.
b) Untuk artikel dalam buku : Nama penulis artikel (Tahun), ”Judul karangan”. Editor,
”Judul Buku”. Nama pengarang buku. Tempat terbit : Penerbit. Halaman.
c) Untuk karangan dalam jurnal/majalah ; Nama penulis (Tahun), ”Judul tulisan”, dalam
; nama majalah/jurnal. Nomor penerbitan halaman.
d) Untuk karangan dalam seminar : Nama pengarang (Tahun), ”Judul”. Nama seminar.
Penyelenggara. Waktu, tempat seminar
Dewan redaksi berhak melakukan perubahan dan memperbaiki tata bahasa setiap naskah yang
dimuat.
Sondir Edisi 1

STUDI PENELITIAN PENGARUH BAHAN TAMBAHAN (BOND CRETE) TERHADAP


ELEMEN TEKAN (KOLOM) ANTARA BETON LAMA DAN BETON BARU DENGAN
PENYAMBUNGAN VERTIKAL DI TENGAH LEBAR KOLOM

Bambang Wedyantadji, Ester Priskasari, Fitriya


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang
ABSTRAKSI

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan
bahan tambahan (bond crete) jika digunakan sebagai bahan campuran dalam mix
design dengan metode British atau lebih dikenal dengan metode DOE terhadap daya
lekat antara beton lama dan beton baru.
Adapun penelitian dilakukan dengan membuat skala model Laboratorium yang dapat
diaplikasikan dilapangan, yaitu berbentuk kolom yang disambung antara beton lama
dan beton baru. Dengan skala model Laboratorium itu diharapkan apa yang terjadi
dalam penelitian dapat diaplikasikan dilapangan dengan model dan kondisi yang sama.
Selain untuk melihat perilaku sambungan kolom tersebut kami akan melihat beberapa
kekuatan dari beton itu sendiri yang diuji berdasarkan ketentuan yang ada. Adapaun
kekuatan yang akan diukur adalah kuat tekan, modulus elastisitas beton, kuat tarik
belah, kuat tarik lentur, porositas dan berat isi.
Berdasarkan analisa, bond crete tersebut meningkatkan daya rekat antara beton lama
dan beton baru, menurunkan kuat tekan, modulus elastisitas, kuat tarik belah, kuat
tarik lentur, porositas dan berat isi.

Kata kunci : Bond crete, Daya rekat sambungan, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas,
Kuat Tarik Belah, Kuat Tarik Lentur, Porositas dan Berat Isi.
MODEL SIMULASI KEBUTUHAN AIR UNTUK TANAMAN PADI DAN PALAWIJA PADA
LAHAN BERBENTUK SURJAN
The Simulation Model of Water Requirement for Rice and Secondary Crop in Surjan Area

Hari Winantyo
Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Designing of irrigation system needs representative values of accurate water


requirement. Irrigation water requirements vary as a function of local meteorological
condition, land condition, types of crop, and the availability of shalow groundwater.
Developing of calculation procedure for irrigation water requirement, with shallow
ground water contribution taken into accound, is the main goal of this study. The
procedure is extended to be applied to surjan area with five types of secondary crop.
The procedure of making the model for soil moisture supply was etarted by
considering the behavior of the soil moisture balance in the root zone, the weather and
the physical condition of the soil as input variables. The data used in this study were
secondary data taken from Cikeusik irrigation area
The simulation model was tested with the data for one year, and the results indicated
that in rainy and dry seasons the contribution of groundwater was considerably
important. This condition could be reached if the secondary crop area was designed to
be 80 cm higher than the paddy area in the rainy season and 60 cm in the dry season.
In rainy season the secondary crop did not need irrigation water, but irrigation is
required in the dry season. It was obvious that irrigation water requirement changed as
a function of time, where the soil moisture due to shallow groundwater was an
important factor.
The model suitability test was performed to see whether the model of the supply of
soil moisture from groundwater showed consistency between observation and
computation. The suitability test gave a good result with a maximum error of 2.85 %,
and significant level of 5 %.
It could be concluded that a model for rapid and accurate prediction of the irrigation
water requirement was useful for determining the crop planting schedule.

Key words : simulation model - water requirement - shallow groundwater - surjan are.
STUDI EVALUASI PELAYANAN DAN TARIF ANGKUTAN KOTA
DI KOTA WAINGAPU , KABUPATEN SUMBA TIMUR – NTT

Nusa Sebayang, Yutadi, Erny Hamanay


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Agar terciptanya pelayanan system transportasi yang lebih aman, nyaman dan teratur
di kota Waingapu khususnya angkutan kota, untuk itu perlu diadakannya evaluasi
pelayanan angkutan kota yang melibatkan semua pihak baik itu regulator, pemilik
angkutan atau pengemudi dan pengguna jasa itu sendiri. Selain itu kenaikan Bahan
Bakar Minyak tahun 2005 menyebabkan meningkatnya tarif angkutan kota. Evaluasi
pelayanan angkutan kota di kota Waingapu ini bertujuan untuk meninjau kembali
kinerja yang sudah ada dan untuk mendapatkan tarif angkutan kota yang wajar di kota
Waingapu.
Studi ini dilakukan pada 3 trayek yang ada dengan didukung oleh data primer dan data
sekunder. Metode survey yang digunakan dalam evaluasi angkutan umum ini yaitu
metode survey dinamis dan survey statis dan ketentuan evaluasi yang digunakan
mengacu pada peraturan Dirjen Perhubungan Darat 2002. Metode statis yakni survey
jumlah rit di terminal dari jam 06.00 – 18.00, survey factor muat di sisi ruas jalan yang
dilewati objek dan survey dinamis yakni mencatat penumpang yang naik dan turun
serta waktu henti dan waktu tempuhnya yang dilakukan selama 4 hari yaitu hari
minggu tanggal 7 oktober 2007 s/d rabu tanggal 10 oktober 2007. Tarif yang berlaku
saat ini dievaluasi menggunakan dasar tarif dengan Load Faktor standar ( 70%).
Dari hasil evaluasi pelayanan didapat jumlah rit terbesar terjadi pada trayek 1 yaitu
106 rit/hari dan jumlah rit terkecil terjadi pada trayek 5 yaitu 35 rit/hari. Nilai factor
muat untuk trayek 1 sebesar 133,33%, trayek 2 sebesar 116,67 %, dan trayek 3 sebesar
108,33 % hal ini dikarenakan oleh adanya penumpang yang naik turun angkutan
dengan jarak yang pendek. Frekwensi kendaraan tertinggi dialami oleh trayek 1
sebesar 10 kend/jam dan terendah oleh trayek 5 sebesar 3 kend/jam. Untuk nilai
headway masih dalam batas standar yaitu 5 – 10 menit dimana headway tertinggi
dibanding standarnya yakni sebesar 7,08 menit pada trayek 1. Diperlukan adanya
penambahan jumlah kendaraan untuk trayek 1 sebesar 15 kendaraan, trayek 2 sebesar
4 kendaraan dan trayek 5 sebesar 2 kendaraan. Untuk tarif aktual pada trayek 1 didapat
Rp. 1.206,128,-, dan tarif berdasarkan LF 70% didapat Rp. 2.297,306,- trayek 2 tarif
aktual sebesar Rp. 2.443,- dan tarif berdasarkan LF 70% sebesar Rp. 3.947,- dan
trayek 5 tarif aktual sebesar Rp. 3.514,- dan tarif berdasarkan LF 70% sebesar Rp.
4.601,-, sehingga besar tarif dengan menggunakan LF 70% lebih besar nilainya
dibandingkan dengan tarif aktual yang ada dan tarif yang berlaku saat ini.

Kata kunci : Load factor, Headway, Frekwensi, Jumlah armada dan Tarif
OPTIMASI LOKASI TOWER CRANE TERHADAP LAYANAN
DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GENETIKA

Lila Ayu Ratna Winanda


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Tower crane sebagai peralatan yang memegang peran penting dalam bangunan tinggi,
menjadi target optimasi dalam penelitian mengenai facilities layout ini.Penggunaan
tower crane terkait dengan pemenuhan demand point yang diambil dari supply point.
Penentuan letak fasilitas yang dipertimbangkan secara bersama-sama dicoba
dimodelkan dengan menggunakan pendekatan prinsip dasar algoritma genetika.
Pemodelan dibatasi pada pekerjaan pembetonan sehingga fungsi tujuan pemodelan adalah
meminimalkan waktu pengangkutan pembetonan dengan operator algoritma genetika dengan
prinsip teori evolusi yakni generasi sel yang selalu ke arah lebih baik seterusnya sehingga
dicapai tingkat sesuaian yang diinginkan berdasarkan pada konvergensi populasi atau jumlah
generasi.
Berdasarkan hasil pemodelan dihasilkan waktu pengangkutan yang lebih cepat
dibandingkan kondisi penempatan aktual proyek. Dengan demikian prinsip dasar
algoritma genetika dapat digunakan sebagai salah satu alternatif optimasi penempatan
fasilitas crane dengan lokasi demand dan supply pointnya.

Kata kunci : Lokasi letak tower crane,supply point, demand point, algoritma genetika.
STUDI PERTIMBANGAN KONSUMEN DALAM MEMBELI RUMAH DENGAN KAITAN
PENGADAAN FASILITAS-FASILITAS RUMAH UNTUK TYPE RUMAH MENENGAH DAN
MENENGAH KEATAS

Tiong Iskandar, Hari Winantyo, Danny lazuardi


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Perumahan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia yang dapat berfungsi sebagai
sarana produksi keluarga merupakan titik strategis dalam pembangunan manusia
seutuhnya dan merupakan pintu masuk ke dunia yang menjanjikan pemenuhan
kebutuhan dasar lainnya.. Dengan bertambahnya jumlah penduduk mendorong pihak
pemerintah maupun swasta untuk mendirikan usaha perumahan dengan menawarkan
berbagai jenis dan tipe. Untuk mencukupi kebutuhan perumahan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun membuat para pengembang perumahan berlomba
lomba mencukupi kebutuhan perumahan.
Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner terhadap konsumen perumahan
Istana Gajayana, Pemata Jingga dan PBI Araya. Kuesioner ini bertujuan untuk
menentukan kepuasan konsumen terhadap fasilitas fasilitas umum dan sosial yang
disediakan oleh pengembangan masing masing perumahan.dari data-data yang
diperoleh kemudian dilakukan analisa validitas, dan realiabilitas.
Dari hasil-hasil yang diperoleh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ternyata
konsumen perumahan Istana Gajayana mendapat nilai 83,333% yang artinya
konsumen perumahan Istana Gajayana sangat puas dengan fasilitas yang disediakan
oleh pengembang. Sedangkan Konsumen perumahan Permata Jingga mendapat nilai
80,357 % artinya konsumen perumahan Permata Jingga puas dengan fasilitas yang
disediakan oleh pengembang dan untuk sedangkan konsumen perumahan PBI Araya
mendapat nilai 80,273 % artinya konsumen perumahan PBI Araya puas dengan
fasilitas yang disediakan oleh pengembang. Faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam membeli rumah dalam perumahan Istana Gajayana adalah fasilitas Listrik,
fasilitas Air dan juga fasilitas keamanan yang ditawarkan oleh pengembang. Untuk
konsumen perumahan Istana Jingga faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
membeli rumah adalah fasilitas telekomunikasi/Telfon. Dan konsumen PBI Araya
memilih fasilitas sarana olahraga seperti lapangan golf. Kolam renang dan lapangan
tennis sebagai faktor pertimbangan dalam memilih rumah.

Kata Kunci : Perumahan, Konsumen dan Fasilitas


Sondir Edisi 2

KEKUATAN LEKATAN (BOND) DAN PANJANG PENYALURAN TULANGAN COLD


ROLLED & TWISTED BAR PADA BETON MUTU TINGGI

Mohammad Erfan, Hari Winantyo,


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Salah satu persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang adalah lekatan (bond),
lekatan disini adalah hubungan kerja sama antara baja tulangan dengan beton
disekelilingnya. Sekarang ini beredar di pasaran tulangan jenis Cold Rolled &
Twisted Bar (spiral) yang mana permukaan tulangan tidak seperti tulangan yang lain
(polos dan ulir). Oleh karena itu timbul permasalahan mengenai pemakaian tulangan
CRT yang sampai saat ini belum ditemukan hasil penelitian mengenai perilaku
lekatan (bond) dan panjang penyaluran (ld) khususnya pada beton mutu tinggi.
Penelitian ini menggunakan percobaan metode pull-out (ASTM C234-91a) dan diuji
dengan alat Universal Testing Machine dengan kapasitas 200 ton. Eksperimen ini
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 untuk uji kekuatan lekatan dan
kelompok 2 untuk uji panjang penyaluran (ld). Benda uji yang digunakan adalah
bentuk kubus berukuran 150 x 150 x 150 mm (ASTM C234-91a) untuk kelompok 1
dan 200 x 200 x (ld + no bond) dengan diameter nominal tulangan CRT 10 mm.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa tulangan Cold Rolled & Twisted
Bar tergolong tulangan polos, tulangan CRT memiliki kekuatan lekatan yang besar
dengan slip yang besar dan kekuatan lekatan ld tulangan CRT pada slip < 2,5 mm
mencapai fs = 42,537% fy namun pada slip > 2,5 mm kekuatan lekatan ld
menghasilkan fs > fy.

Kata Kunci: Kuat lekatan, Panjang penyaluran dan pull-out, CRT dan slip.
STUDI PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANGKUTAN BARANG DI KABUPATEN
BANGLI PROPINSI BALI

Nusa Sebayang, Yutadi., Try Agus Sudarmadi,


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Propinsi Bali khususnya Kabupaten Bangli sebagai suatu kawasan Agropolitan.


Penghasilan penduduk cukup besar di bidang hasil bumi dan ternak, yang dipasarkan
melalui kendaran angkutan barang, yang memerlukan suatu tempat penampungan
yang bersifat sementara. Terminal Angkutan Barang sebagai tempat bongkar muat
sekaligus tempat pemasaran hasil produksi di kawasan Bangli dapat dijadikan
sebagai sarana dan prasarana penunjang yang memberikan nilai tambah bagi
perekonomian di Kabupaten Bangli. Hal ini perlu adanya studi analisa dan bahasan
untuk mencari dan mendapatkan lokasi yang tepat dan stategis Terminal Angkutan
Barang di wilayah Kabupaten Bangli, khususnya Kecamatan Susut, Kintamani dan
Tembuku.
Studi tentang pemilihan Lokasi Terminal Angkutan Barang ini menggunakan
Metode Analisis Hirarki Proses (AHP). Metode AHP adalah suatu metode proses
pengambilan keputusan dengan beberapa kriteria yang dalam studi ini dilakukan
dengan pengukuran melalui struktur Hirarki. Setiap faktor atau kriteria dinilai
dengan penilaian perbandingan pasangan terhadap faktor lainnya yang berada dalam
satu tingkatan menurut struktur hirarki yang telah ditentukan. Tujuan utama dari
AHP ini adalah menentukan bobot yang disebut prioritas. Dalam Penentuan Lokasi
Terminal, Faktor Seleksi Penentu Lokasi yaitu meliputi jenis tanah, kelerengan,
ketersediaan lahan kosong layak bangun, kelestarian lingkungan hidup, pola
pergerakan angkutan regional dan ketersediaan jaringan jalan.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dari tiga calon lokasi, didapat Desa Catur
menjadi prioritas utama untuk dijadikan Lokasi Terminal Angkutan Barang di
Kabupaten Bangli dengan memperoleh nilai 2,331. Kemudian Desa Peninjoan
menjadi prioritas kedua dengan nilai 2,267, disusul kemudian Desa Sulahan menjadi
prioritas ketiga dengan nilai 1,118

Kata Kunci: Penentuan Lokasi


PENENTUAN PRIORITAS FAKTOR-FAKTOR ESTATE MANAGEMENT
PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI SIDOARJO

Lila Ayu Ratna Winanda, Arwan Wienarcahya


Prodi Teknik Sipil- Institut Teknologi Nasional Malang
Jurusan Teknik Sipil- Unisda Lamongan

ABSTRAKSI

Pembangunan perumahan adalah kegiatan yang terkait dengan aspek yang cukup luas,
sehingga pengembang didalam mengelola perumahan harus mampu melihat dan
mengantisipasi timbulnya perkembangan dan perubahan yang terjadi di semua bidang
terkait. Fenomena tersebut akan selalu dialami oleh semua perumahan tidak terkecuali
dalam bisnis properti yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Untuk itu kajian terhadap
Manajemen Pengelolaan Kawasan atau Estate Management (EM) menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan pengembang dalam menghadapi permasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini akan digali kriteria utama dan kemudian breakdown subkriteria
terendah dari faktor-faktor EM menurut sudut pandang konsumen maupun
pengembang untuk kemudian dianalisa dengan menggunakan AHP (Analisa Pairwise
Comparison) untuk mendapatkan skala prioritas faktor-faktor EM sehingga dapat
ditetapkan prioritas utama faktor-faktor EM dari sudut pandang konsumen maupun
pengembang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan prioritas tertinggi faktor-faktor Estate
Management (EM) pada kriteria utama dari sisi konsumen adalah layanan ruang luar
dan pertamanan (landscape) sedangkan pengembang memprioritaskan layanan purna
jual dan layanan bangunan. Berdasarkan hasil analisa keseluruhan, terdapat
perbedaan peringkat faktor-faktor Estate Management antara sudut pandang
pengembang dan konsumen sehingga hal ini perlu dipertimbangkan untuk
pengambilan kebijakan developer dalam hal pengembangan rumah tipe menengah

Kata Kunci: Estate management, konsumen dan pengembang, AHP, prioritas


KERUNTUHAN GESER PADA BALOK DENGAN
MENGGUNAKAN BETON RINGAN

Bambang Wedyantadji, Agus Santoso, Yacob Ndala U. K


Prodi Teknik Sipil- Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Pembangunan gedung-gedung tinggi di kota besar sudah demikian pesatnya.


Penggunaan batu apung akan sangat bermanfaat untuk mengurangi berat konstruksi
secara keseluruhan. Pemanfaatan abu terbang yang merupakan limbah hasil
pembakaran batubara sebagai bahan tambahan pada beton akan membantu mengurangi
masalah pencemaran lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku keruntuhan geser pada balok
beton ringan yang menggunakan batu apung (pumice) dan abu terbang (fly ash),
Beton ringan adalah beton yang terbuat dari agregat ringan yang mempunyai berat isi
tidak lebih dari 1850 kg/m3. Penggunaan beton ringan sebagai beton struktural
mempunyai beberapa keuntungan diantaranya dapat mengurangi berat konstruksi dan
sebagai beton penyekat.
Untuk maksud tersebut dibuat balok uji sebanyak 4 buah, masing-masing 2 buah untuk
Beton Ringan fly ash (BR) dan Beton Ringan fly ash (BN) dengan ukuran (bxhxl)
14x16x100cm. Semua balok direncanakan mengalami keruntuhan geser. Mutu Beton
Ringan Batu Apung sebesar 17,859MPa dan untuk Beton Ringan abu Terbang
sebesar 19,986 Mpa
Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan besar lendutan di tengah bentang sama
sampai pada kondisi plastis, namun beban yang diterima oleh masing-masing balok
berbeda. Lendutan di tengah bentang berturut-turut untuk BN-1 dan BN-2,adalah
2,070 mm, 2,761mm, 1,790mm. BR-1 dan BR-2 adalah 3,180mm, 4,378mm,
2,950mm.
Deformasi geser pada masing-masing balok tidak menunjukkan suatu kecenderungan
yang sama. Deformasi geser masimum terjadi pada BR-2 dengan nilai 0,055 mm.
Pola retak yang terbentuk pada balok beton Ringan Batu Apung (Pumice) (BN-1 dan
BN-2) adalah retak lentur sedangkan balok beton ringan Abu Terbang ( fly ash) (BR-1
dan BR-2) menunjukkan retak geser.
Dari analisis kapasitas Momen Nominal terdapat selisih antara perhitungan teoritis dan
hasil pengujian. Untuk BN-1dan BN-2 sebesar 8,292%, BR-1dan BR-2 sebesar
12,318 %.
Dari analisis kuat geser terdapat selisih antara perhitungan teoritis dan hasil pengujian.
Untuk BN-1 dan BN-2 sebesar 75,454 %, BR-1 dan BR-2 sebesar 74,871%. Terjadi
keruntuhan geser pada balok beton Ringan Abu Terbang( fly ash) dan balok beton
ringan Batu Apung (Pumice).

Kata kunci : pola retak, kapasitas lentur, kapasitas geser, jenis keruntuhan.
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN ALAT TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN
PROYEK BANGUNAN GEDUNG DORMITORY

Widyawati Budikusuma, Hari Winantyo, Deni Fitrianto


Prodi Teknik Sipil- Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Di negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber


daya manusia pembangunan di sector pendidikan sangat perlu diperhatikan, karena
pada sector inilah tolak ukur bagi negara-negara berkembang untuk mengetahui
taingkat kualitas sumber daya manusianya, akan tetapi dalam hal pendidikan
pemerintah kurang bisa menanggapi secara serius yang akhirnya keikut sertaan
negara-negara sahabat untuk membantu dalam hal ini..
Studi ini didasari pengamatan yang ada pada pembangunan gedung Dormitory, yang
tujuannya adalah pengurangan aktifitas alat berat yang digunakan pada pelaksanaan
proyek tersebut, sehingga ada penambahan sumber daya manusia pada pekerjaan
excavation dan concrete pouring.
Dari hasil pengurangan aktifitas alat berat tersebut akhirnya perlu dilakukan
penjadwalan ulang. Dalam melakukan penjadwalan alternatif menggunakan bantuan
program computer yaitu Microsoft Project. Dari penjadwalan waktu pelaksanaan
terjadi kemunduran waktu dan pada anggaran biaya pada data proyek sebesar Rp
173.599.912,00,sedanggkan pada data alternatif sebesar Rp 128.006.015,00 sehingga
tedapat efisiensi sebesar Rp 45.593.896,00
Dari hasil analisa diatas penulis menyimpulkan bahwa setiap proyek konstruksi yang
berkapasitas besar sangat perlu menggunakan alat berat sebagai alat bantu
pelaksanaannya untuk menghemat waktu pekerjaan.

Kata Kunci : Penjadwalan SDM dan Alat Berat


Sondir Edisi 3

KAJIAN SISTEM JARINGAN DRAINASE GUNA MENANGGULANGI GENANGAN


AIR HUJAN DAERAH GADING KASRI – BARENG

Kustamar, Ibnu Hidayat, Hirijanto, Widya Rahmawati


Prodi Teknik Sipil – Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Kajian sistem jaringan drainase guna menanggulangi genangan air hujan


daerah gading kasri – bareng kecamatan klojen kota malang ini adalah untuk
mendapatkan besarnya debit aliran saluran drainase di daerah kajian yang
mengakibatkan terjadinya genangan pada daerah tersebut, serta menyusun
konsep perencanaan teknis sistim jaringan drainasenya sehingga untuk
kedepannya tidak muncul masalah genangan lagi. Sedangkan hasil dari
perhitungan debit aliran saluran drainase adalah untuk mendapatkan
rancangan sistim jaringan saluran drainase setelah perbaikan pada daerah
kajian, sehingga kapasitas yang ada bisa bertambah dan mampu mengalirkan
debit yang melewati saluran tersebut.
Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa banyak saluran yang harus
dinormalisasikan sebab saluran yang ada tidak dapat menampung debit air,
baik itu dari air kotor maupun hujan. Selain itu juga banyak penyebab
lainnya, antara lain : kurangnya kesadaran masyarakat untuk membersihkan
saluran, banyaknya sampah yang menumpuk didalam saluran serta lain
sebagainya.
Berdasarkan hasil pengukuran, pengolahan dan interpestasi data maka
disarankan bagi pemerintah daerah dalam hal ini instansi yang terkait agar
segera merealisasikan perbaikan saluran drainase yang sudah tidak mampu
lagi mengalirkan debit aliran yang masuk pada saluran supaya tidak terjadi
lagi genangan air yang dapat mengganggu aktifitas masyarakat, pemeliharaan
rutin pada saluran drainase agar dapat berfungsi secara efisien dan dapat
berumur panjang sesuai dengan rencana, pemerintah daerah dalam hal ini
instansi yang terkait agar memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang perlunya saluran drainase pada musim penghujan dengan tidak
membuang sampah ke dalam saluran supaya tidak terjadi pendangkalan dan
tersumbatnya aliran air pada saluran yang dapat menyebabkan genangan air.

Kata Kunci : Drainase, Genangan


STUDI PERENCANAAN TIANG BOR (BORED PILE) PADA ABUTMENT

Eding Iskak I, H.M. Liliek Dumairi, Haerol Saleh


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Pembangunan Kabupaten Malang disegala bidang mengalami perkembangan


dengan sangat pesat, diantaranya perkembangan di bidang ekonomi dan industri,
oleh karena itu untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan taraf hidup
masyarakat diseluruh daerah Kabupaten Malang, pemerintah daerah melalui
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga melakukan
pembangunan sarana penunjang diantaranya adalah pembangunan sarana dan
prasarana fisik yang berupa jembatan.
Maksud dari studi perencanaan pondasi tiang bor pada abutment jembatan Kali
Amprong adalah untuk memberikan salah satu alternatif dalam merencanakan
pondasi yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Dipilih pondasi tiang bor dengan diameter (D) = 0.5 m dan kedalaman 2.25 m,
dengan jumlah tiang 21 buah (susuna tiang m = 7 dan n = 3). Daya dukung yang
dihasilkan tiap tiang bor (Qa) = 73830.06 kg dan daya dukung tiang kelompok
(Qtotal) = 1142667.84 kg > beban yang membebani tiang bor (ΣV) = 1001933.03
kg.
Dari perhitungan pondasi tiang bor dapat disimpulkan bahwa desain tiang bor aman
untuk digunakan dalam perencanaan pondasi pada abutment jembatan

Kata Kunci: Jembatan, Kontrol Stabilitas, Pondasi Tiang Bor, Daya Dukung.
PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
PDAM KOTA KENDARI UNIT ANDOUNOHU

Sudiro, Evi Hendriarianti, Irfan Naim


Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Peningkatan kualitas hidup masyarakat Kota Kendari menuntut adanya perbaikan


dan penyediaan sarana prasarana. Pelayanan unit Andounohu jumlahnya baru
mencapai 1.623 unit pelanggan yang tinggal di Kecamatan Kambu dan Poasia atau
baru mencapai 23 % dari total jumlah penduduk. Rendahnya pelayanan disebabkan
oleh belum terjangkaunya jaringan pipa distribusi ke seluruh daerah pelayanan.
Tujuan perencanaan adalah mengavaluasi kondisi eksisting jaringan distribusi,
mengetahui kebutuhan air 15 tahun mendatang serta melakukan perencanaan
pengembangan jaringan distribusi.
Metode perencanaan yang digunakan adalah melakukan pengumpulan data yaitu
data primer yang terdiri dari survey lapangan dan survey pelanggan serta data
primer yang terdiri dari peta-peta dan data-data di daerah perencanaan. Selanjutnya
melakukan perhitungan dan pengolahan data dan penetapan daerah prioritas
perencanaan dan pengembangan. Model jaringan eksisting di wilayah perencanaan
diaplikasikan dengan menggunakan program Epanet 2.0 selanjutnya dilakukan
kalibrasi model antara data di lapangan dan data hasil simulasi. Setelah melakukan
kalibrasi data dilakukan evaluasi kondisi eksisting.
Berdasarkan hasil kalibrasi data eksisting, pemodelan sistem distribusi eksisting
yang telah dilakukan cukup sesuai dengan kondisi dilapangan.Hasil perhitungan
kebutuhan air bersih untuk daerah perencanaan pengembangan untuk 15 tahun ke
depan didapatkan kebutuhan air sebesar 48,716 l/dtk. Kebutuhan air untuk 15 tahun
ke depan ini masih mencukupi dengan ketersediaan sumber air baku Anggoeya
sebesar 50 L/dtk. Analisis jaringan distribusi diketahui untuk jam puncak (07.00)
tekanan tertinggi sebesar 53,91 mka dan tekanan terendah sebesar 10,65 mka.
Sedangkan untuk kecepatan aliran tertinggi sebesar 1,43 m/dtk dan kecepatan
aliran terendah sebesar 0,30 m/dtk. Pipa yang digunakan dalam perencanaan
pengembangan jaringan adalah pipa jenis PVC dengan diameter terbesar 8 inchi dan
diameter terkecil 3/4 inchi.. Biaya yang diperlukan untuk pengembangan jaringan
sistim distribusi air bersih di Wilayah Unit Andounohu sebesar Rp.
1.511.173.300,00 (Satu Milyar Lima Ratus Sebelas Juta Seratus Tujuh Puluh Tiga
Ribu Tiga Ratus Rupiah ).

Kata Kunci: Pengembangan Sistem Distribusi Air Bersih, EPANET 2.0.


PENELITIAN STABILITAS LERENG BANTARAN SUNGAI BRANTAS PADA Sta.
EMBONG BRANTAS – Sta. POLEHAN

H. Eri Andrian Yudianto, I Wayan Mundra


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di kota


Malang, maka kebutuhan akan lahan untuk mendirikan tempat tinggal semakin
besar. Di kota Malang sebagai salah satu kota besar di Propinsi Jawa Timur
memiliki beberapa sungai besar yang mengalir di berbagai wilayah. Maka tidak
mengherankan jika semakin banyak orang yang tinggal di daerah bantaran sungai,
baik orang-orang yang tinggal sejak lama ataupun penghuni baru di daerah tersebut.
Hal ini perlu diperhatikan mengingat daerah bantaran sungai rawan terjadi longsor.
Pembangunan pemukiman yang tidak mempertimbangkan segi keamanan, menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kelongsoran
Melihat permasalahan yang ada, salah satu tindakan yang dapat diambil adalah
dengan melakukan penelitian geoteknik tentang stabilitas lereng di bantaran sungai,
Dari hasil penelitian akan didapat nilai parameter-parameter( c = kohesi, dan ø =
sudut geser ) yang digunakan untuk mengetahui angka keamanan daerah bantaran
sungai tersebut. Syarat Nilai keamanan ( FS ) yaitu : FS ≥ 1,5 berarti aman ; 1,0 ≤
FS ≤ 1,5 berarti cukup aman; sedangkan untuk FS ≤ 1,0 berarti bantaran tidak
aman atau bisa terjadi longsor.( sumber : R.F.Craig, Budi Susilo S, 1987 )
Dari analisa stabilitas bantaran Sungai Bratas pada Sta.Embong Brantas –
Sta.Polehan didapat angka keamanan, pada titik boring 1, Jl. Juanda, Kel. Polehan,
Kota Malang, lapis 1 c = 5,00 t/m2 , nilai  = 5,71 º, lapis 2 c = 5,00 t/m2 , nilai 
= 11,75 º ; nilai FS = 3,381 (aman). Pada titik boring 2, Jl. Permadi, Kel. Polehan,
Kota Malang, lapis 1 c = 1,40 t/m2 , nilai  = 8,75 º, lapis 2 c = 2,20 t/m2 , nilai 
= 15,33 º ; nilai FS = 1,772 (aman). Pada titik boring 3, Jl. Muharto, Kel. Polehan,
Kota Malang, lapis 1 c = 7,00 t/m2 , nilai  = 6,39 º, lapis 2 c = 7,60 t/m2 , nilai 
= 6,95 º ; nilai FS = 3,330 (aman).
Dari hasil analisa stabilitas untuk bantaran sungai yang ada di beberapa wilayah
kota Malang, diharapkan Masyarakat atau pihak tertentu mengetahui kondisi tanah
(stabil,labil,tidak stabil) didaerah tersebut, sehingga bisa lebih memperhatikan
keamanan dan merencanakan struktur bangunan dengan lebik baik. Sebagai contoh
adalah dengan memperbaiki stabilitas lereng dengan cara fisik seperti memasang
dinding penahan (counter weight), bisa juga diperbaiki secara mekanis seperti
memadatkan lereng atau memperkecil ketinggian lereng. Untuk daerah aman juga
masih harus memperhatikan faktor-faktor penyebab yang dapat mempengaruhi
stabilitas lereng tersebut.

Kata Kunci: Stabilitas Lereng, Sungai Brantas, Angka Keamanan ( FS ).


STUDI PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL TAHAN GEMPA DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM PRACETAK PADA PLAT DAN BALOK

Bambang Wedyantadji, Ester Priskasari, Anugerah Kornelius


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Seiring dengan perkembangan jaman di dalam mendesain bangunan seorang


perencana dituntut untuk mendesain suatu bangunan yang kuat, mudah dalam
pelaksanaan, memenuhi fungsi dan kebutuhan bangunan. Saat banyak muncul
berbagai alternatif konstruksi yang dapat digunakan sesuai dengan fungsi struktur,
salah satunya adalah beton bertulang pracetak. Sistem beton bertulang pracetak di
Indonesia telah mulai dikembangkan sebagai alternative pelaksanaan konstruksi
selain metode cor setempat. SNI 03-2847-2002 yang merupakan hal baru dalam
bidang sipil memberikan sistem dan tata cara dalam merencanakan struktur struktur
beton bertulang pracetak. Sehingga peraturan ini sangat diperlukan sosialisasinya
dalam masyarakat, baik dari kalangan akademisi, konsultan maupun pelaksana agar
apa yang diharapkan dalam standarisasi bisa tercapai dengan baik. Sehubungan hal
diatas direncanakan ulang Gedung Kantor kuliah UIN Malang, yang meliputi: Plat
dan balok pracetak, kolom, hubungan balok kolom. Dalam perencanaan ini
menggunakan SNI 03-2847-2002 dan SNI 03-1726-2002. Peraturan pembebanan
yang digunakan adalah Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG)
1983, dan analisa statikanya menggunakan STAAD PRO 2004. Gedung Kuliah UIN
Malang memiliki panjang 66 m dan tinggi 16,5 m.dalam perencanaan plat dan balok
pracetak digunakan mutu beton fc’ 30 MPa dan mutu baja fy 350 MPa. Dimana
dalam pemasangan komponen pracetak ada tiga tahap yaitu penulangan saat
pengangkatan, penulangan saat beton overtopping belum kering, dan penulangan saat
beton overtopping sudah kering. Dari hasil perhitungan didapatkan plat pracetak
dengan tebal 85 cm dan balok pracetak dengan dimensi 40/46 cm. Untuk kolom
direncanakan cor setampat dengan dimensi 60/60 dan mutu beton dan mutu baja
sama dengan plat dan balok pracetak. Dari perencanaan dengan menggunakan sistem
pracetak pada plat dan balok pada gedung kuliah UIN Malang dapat mendukung
beban – beban yang bekerja sesuai dengan perencanaan, sehingga konstruksi cukup
kuat dan aman digunakan untuk melaksanakan berbagai aktivitas.

Kata Kunci: Beton Pracetak, Plat dan Balok.


Sondir edisi 4

STUDI PENELITIAN PENGARUH BAHAN TAMBAHAN (BOND CRETE) ELEMEN


LENTUR (BALOK) ANTARA BETON LAMA DAN BETON BARU DENGAN
SAMBUNGAN MIRING PADA JARAK SEPERTIGA PANJANG BALOK
Bambang Wedyantadji, A. Agus Santoso, Arif Nurcahyo
Prodi Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Proyek-proyek besar biasanya membutuhkan kebutuhan beton cor yang tidak sedikit,
dan tentunya kebutuhan cor membutuhkan dana yang tidak sedikit, jika terjadi
masalah dana yang kurang maka proyek tersebut dapat dihentikan sampai masalah
tersebut dapat diatasi, sehingga selang waktu yang terjadi dalam pemberhentian
proyek tersebut menimbulkan sambungan. Permasalahan tersebut merupakan latar
belakang pengambilan judul penelitian ini. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan bahan tambahan (bond crete) jika
digunakan sebagai bahan campuran dalam mix design dengan metode British atau
lebih dikenal dengan metode DOE terhadap daya lekat antara beton lama dan beton
baru. Dan juga untuk melihat pengaruh penggunaan bond crete sebagai bahan
tambahan beton terhadap mutu beton yang terjadi.
Adapun penelitian dilakukan dengan membuat skala model Laboratorium yang dapat
diaplikasikan dilapangan, yaitu berbentuk balok (ukuran balok 1000x 100x80 mm)
yang dibandingkan antara balok monolit (artinya tanpa sambungan), balok sambungan
antara beton lama dan beton baru tanpa pemberian bond crete sebagai campuran dan
yang terakhir dicoba dengan sambungan beton lama tanpa bond crete dengan beton
baru yang diberi bond crete dalam campurannya. Selain untuk melihat perilaku
sambungan balok tersebut kami akan melihat beberapa kekuatan dari beton itu sendiri
yang diuji berdasarkan ketentuan yang ada. Kekuatan Karakteristik beton
direncanakan dengan f’c 25 MPa, kekuatan dibandingkan terhadap penggunaan bond
crete sebagai bahan tambahan dengan tidak menggunakan bond crete. Adapaun
kekuatan yang akan diukur adalah kuat tekan beton, modulus elastisitas beton, kuat
tarik belah, kuat tarik lentur, porositas dan berat isi. Kesemua benda uji diuji pada
umur 28 hari dengan harapan beton yang diuji dalam keadaan matang atau panas
hidrasi yang terjadi setelah umur tersebut boleh dikatakan sangat kecil dari pada umur-
umur sebelumnya.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi,
bond crete sebagai bahan campuran beton pada variasi balok murni-murni dengan
balok monolit mengalami penurunan 16,67% dan pada variasi balok murni-campuran
dengan balok monolit mengalami penurunan 7,69% serta menurunkan kuat tekan
beton 9,36%, modulus elastisitas beton 12,86%, kuat tarik belah beton 13,93%, kuat
tarik lentur beton 11,74%, porositas 13,58% dan berat isi 4,12%. Sehingga
penggunaan bond crete sebagai bahan tambahan pada beton mempunyai kekurangan
dan kelebihan yang masing-masing dapat dipertimbangkan untuk digunakan sesuai
keperluan teknik.
Kata Kunci : Daya Rekat Antar Beton Lama dan Beton Baru, Bond Crete, Kuat Lentur, Lendutan
KAJIAN POTENSI SUNGAI AIR PANAS UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAN
AIR BAKU KABUPATEN HALMAHERA BARAT

H. Edi Hargono, H. Hirijanto


Prodi Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI

Dalam usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok akan pangan


khususnya beras di Kabupaten Halmahera Barat yang semakin meningkat akibat
pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita pertahun, beberapa
usaha dilakukan pemerintah Kabupaten Halmahera Barat adalah dengan membuka
lahan baru untuk di kembangkan menjadi daerah irigasi. Karena Kabupaten
Halmahera Barat merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Maluku Utara yang
mempunyai areal potensial yang cukup luas. Salah satu lahan pertanian yang
berpotensi dikembangkan adalah Daerah Irigasi Goal yang terletak di Desa Goal
Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat dengan luas areal potensial ± 1013Ha.
Dan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih saat ini belum maksimal terlayani ,
mengingat belum ada jaringan air bersih PDAM di Desa Goal. Tergantung
bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten Halmahera barat mengoptimalkan potensi
yang ada disungai Air Panas agar dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih dan
air irigasi dimasa akan datang.
Berdasarkan hasil analisa terhadap potensi sungai Air Panas untuk kebutuhan air
irigasi dan air bersih, maka diperoleh beberapa kesimpulan :besar kebutuhan air
irigasi dan air bersih yang diperlukan untuk Desa Goal Kecamatan Sahu sampai
dengan tahun 2015 adalah sebesar 2,156 lt/detik/ha atau 2,184 m3/detik dan
kebutuhan air bersih terpenuhi sekitar 85 % sebesar 0,081 m3/detik dan 100 %
sebesar 0.095 m3/detik; analisa keseimbangan air (neraca air) terhadap penggunaan
air, didapatkan bahwa total kebutuhan air dengan ketersediaan air dan 80 % debit
andalan sebesar 105,86 m3/detik masih memenuhi kebutuhan air irigasi dan air
bersih yang ditujukan dengan menggunakan cara coba – coba (alternatif) dilakukan
untuk 3 (tiga) alternatif yaitu : alternatif I 80 % debit andalan sebesar 105,86
m3/detik dengan total kebutuhan memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 253 ha dan
air bersih 85 % dari jumlah penduduk 7.761 jiw; alternatif II 80 % debit andalan
sebesar 105,86 dengan total kebutuhan memenuhi kebutuhan air irigasi seluas 506
ha dan kebutuhan air bersih 100 % terlayani dari jumlah penduduk 8.321 jiwa
sampai dengan tahun 2015; alternatif III 80 % debit andalan dengan total kebutuhan
memnuhi air bersih 100 % terlayani dari jumlah penduduk 8.321 jiwa sampai
dengan 2015 dan kebutuhan akan air irgasi seluas 506 ha; dengan demikian maka
analisa neraca air menggunakan cara alternatif menunjukan bahwa air yang tersisa
masih cukup besar 300,029 m3 sehingga tidak menutup kemungkinan ketersediaan
air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lainny; dari hasil kajian, aliran
sungai Air Panas masih mempunyai potensi yang cukup besar untuk mengairi
daerah irigasi seluas 759 ha dan kebutuhan air bersih terlayani 100 % dari jumlah
penduduk 8.321 jiwa sampai dengan tahun 2015..

Kata Kunci : Potensi Air Panas, Kebutuan Air, Debit Andalan


PENELITIAN PEMANFAATAN ABU HASIL PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI
FILLER PADA CAMPURAN SPLIT MASTIK ASPHALT (SMA).

Nusa Sebayang, Eko Pujo Cahyanto


Prodi Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Pengolahan sampah di TPA dengan cara pembakaran pada suhu tinggi akan
menghasilkan residu berupa abu. Produksi abu hasil pembakaran secara terus menerus
akan berakumulasi sehingga volumenya akan terus bertambah. Akan sangat
bermanfaat apabila abu hasil pembakaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk material
bahan perkerasan jalan raya. Mengingat kebutuhan akan perkerasan jalan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dengan latar belakang tersebut maka dilakukan
penelitian yang berjudul “Penelitian Pemanfaatan Abu Hasil Pembakaran Sampah
Sebagai Filler Pada Campuran Split Mastik Asphalt (SMA).
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental terhadap benda uji yang dirancang
menggnakan filler abu hasil pembakaran di TPA Supit Urang Malang. Proporsi
penggunaan filler tersebut disesuaikan dengan persyaratan gradasi agregat SMA.
Jumlah sampel direncanakan 5 buah perlakukan dengan kadar aspal yang bervariasi
yaitu 6%, 6,5%, 7% dan 7,5%, dengan jumlah sampel pada masing-masing perlakuan
sebanyak 5 (lima) bauah. Benda uji selanjutnya diuji dengan metode Marshall untuk
menilai kenerja campuran SMA. Sebagai pembanding di buat pula benda uji dengan
menggunakan jenis filer abu batu. Analisis dilakukan dengan metode statistika untuk
menguji hipotesis, dan selanjutnya dievaluasi terhadap syarat-syarat spesifikasi yang
ditetapkan sebagai Campuran SMA.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar aspal optimum pada penggunaan filler
abu sampah sebesar adalah 6,68% yang menghasilkan stabilitas sebesar 846,040 kg,
flow 2,946 mm, VIM 3,557% VMA 17,879% MQ 295,643 kg/mm, IP 93,441%.
Sedangkan pada penggunaan filler abu batu diperoleh prosentase kadar aspal optimum
sebesar 6,522% yang menghasilkan nilai nilai stabilitas 864,5927 kg, flow 2,849 mm,
VIM 3,266%, VMA 17,632%, MQ 294,679 kg/mm IP 93,612%. Penggunaan filler abu
sampah dengan abu batu menghasilkan nilai karakteristik yang tidak berbeda
signifikan.
Kata Kunci : Filler Abu Sampah dan Filler Abu Batu, Split Mastik Asphalt (SMA), Kinerja campuran
PERENCANAAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH
KOTA SALATIGA
Hery Setyobudiarso
Prodi Teknik Lingkungan FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Kota Salatiga merupakan salah satu kota pendidikan di Jawa Tengah. Hal ini
menyebabkan perkembangan penduduk Kota Salatiga cukup tinggi termasuk
Kecamatan Argomulyo. Akibat meningkatnya jumlah penduduk, semakin meningkat
pula kebutuhan akan air bersih. Masalah yang ada saat ini belum optimalnya
pelayanan PDAM di kecamatan Argomulyo dimana penduduk yang terlayani sebesar
41,64% dari jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 42.612 jiwa. Dari 6
kelurahan/desa di kecamatan tersebut baru 3 kelurahan/desa yang memperoleh
pelayanan air bersih, yaitu Kelurahan Ledok, Desa Cebongan, dan Kelurahan
Tegalrejo. Sementara Desa Noborejo, Desa Randuacir, dan Desa Kumpulrejo belum
memperoleh pelayanan air bersih, padahal debit sumber air bersih yang dipakai
PDAM untuk melayani Kecamatan Argomulyo cukup besar yaitu 156 L/dtk.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka akan direncanakan pengembangan jaringan
distribusi air bersih di Desa Noborejo, Desa Randuacir, dan Desa Kumpulrejo untuk
jangka waktu sampai dengan tahun 2017, sehingga ketiga desa tersebut dapat terlayani
air bersih dengan kualitas, kuantitas, serta kontinuitas yang baik.
Dari hasil kalibrasi data existing dengan software program Epanet Versi 2.0
didapatkan nilai korelasi (R2) yaitu 0,999. Karena nilai korelasi mendekati 1 (satu),
maka disimpulkan bahwa tekanan air hasil output software Epanet cukup sesuai
dengan kondisi tekanan air di lapangan, maka data ini dapat dijadikan data untuk
pengembangan jaringan distribusi di Kecamatan Argomulyo.
Dalam proses pengumpulan data perencana menggunakan teknik wawancara, teknik
observasi, dan studi literatur. Untuk mencari nilai korelasi yang digunakan dalam
proyeksi penduduk dilakukan uji korelasi dengan tiga metode yaitu metode Aritmatik,
metode Geometrik, dan metode Last Square. Untuk melakukan analisa perencanaan
jaringan distribusi air bersih perencana menggunakan bantuan software program
Epanet Versi 2.0.
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih untuk daerah
perencanaan pengembangan pada tahun 2017 dengan prosentase pelayanan 90% dari
jumlah penduduk dibutuhkan air bersih dengan debit 51,8 L/detik. Analisa jaringan
distribusi dengan program Epanet Versi 2.0 diketahui pada pukul 06.00 pagi (jam
puncak) tekanan (pressure) terendah adalah 8,22 m, sedangkan tekanan tertinggi
adalah 55,42 m. Kecepatan aliran air (velocity) pada pipa yang terendah adalah 0,13
m/dtk, sedangkan kecepatan tertinggi adalah 2,44 m/dtk. Biaya yang dibutuhkan untuk
rencana pengembangan jaringan distribusi air bersih pada Kecamatan Argomulyo
terbatas pada pengadaan pipa dan aksesoris pipa adalah sebesar Rp. 1.200.383.500
(Satu Milyar Dua Ratus Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Lima Ratus
Rupiah)..
Kata Kunci : Filler Abu Sampah dan Filler Abu Batu, Split Mastik Asphalt (SMA), Kinerja campuran
STUDI PERENCANAAN PENANGGULANGAN KELONGSORAN TEBING SUNGAI
BATANG TEMBESI DENGAN PERKUATAN LERENG DAN KRIB TIANG PANCANG

Ibnu Hidayat, Eding Iskak I., Heri Santoso


Prodi Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Sungai Batang Tembesi merupakan salah satu anak Sungai Batanghari yang
mempunyai panjang ±150 km dengan lebar ruas sungai bagian tengah dan hilir
berkisar antara 100 m hingga 275 m. Sungai Batang Tembesi bermuara di Sungai
Batanghari di Muara Tembesi. dengan ketinggian tebing ±10 m. Alur sungai relatif
tidak stabil, terutama pada tikungan-tikungan sungai, dan cenderung terjadi erosi
tebing pada tikungan luar serta pengendapan pada tikungan dalam. Perkembangan
morfologi arah mendatar Sungai Batang Tembesi ini telah mengakibatkan masalah
gerusan tebing sungai sebelah kanan hingga mengancam rumah-rumah penduduk,
daerah pertanian serta jalan raya sepanjang ±250 m yang menghubungkan Jambi
dengan Surolangun di daerah Ladang Panjang, Kecamatan Surolangun, Kabupaten
Sarko. Untuk menanggulangi masalah yang terjadi di ruas Sungai Batang Tembesi di
daerah Ladang Panjang, maka direncanakan suatu penanggulangan longsoran tebing
sungai sebelah kanan dengan perkuatan lereng sebagai pelindung tebing langsung dan
pemasangan krib tiang pancang sebagai pelindung tebing tak langsung.
Pada studi ini metode untuk menguji tingkat keamanan kelongsoran tebing digunakan
software Pslope, langkah berikutnya adalah menghitung banjir rancangan dengan kala
ulang 50 tahun kemudian melakukan perhitungan hidraulika di daerah gerusan
selanjutnya melakukan analisa gerusan. Dari hasil perhitungan hidrologi dan hidrolika
serta analisa gerusan maka bisa direncanakan suatu perkuatan lereng dan krib tiang
pancang.
Hasil dari studi ini adalah suatu perencanaan revetment dan pemasangan krib tiang
pancang pada belokan-belokan yang tergerus dengan lokasi pada Patok V, VIII, X, XI,
XII, XIII. Direncanakan untuk pelindung tebing ini terdiri atas pasangan batu dengan
adukan beton dengan arah pasangan batu mendatar. Pasangan batu ini menggunakan
ukuran batu dengan diameter 210-250 mm. untuk bahan dasar digunakan campuran
pecahan batu, kerikil dan pasir (sirtu) dengan tebal 100 mm, sedangkan untuk bahan
beton pengisi digunakan campuran PC dan pasir dengan komposisi campuran 1 pc:3
ps. Untuk perencanaan lapis lindung ini, maksimum tiap 10 m diberi sambungan yang
terdiri dari lapisan aspal sepanjang 10 cm untuk mencegah terjadinya retakan yang
mengakibatkan adanya penyusutan yang disebabkan hempasan arus, pasang surut dan
lain sebagainya. Sedangkan perhitungan kestabilan krib dilakukan dengan
memperhatikan SNI no. 03-2829-1992 tentang metode perhitungan tiang pancang
beton dengan asumsi akan terjadi degradasi dasar sungai sedalam 1,00 m. Dengan
menerapkan angka-angka yang cukup konservatif tersebut, diperoleh dalam
pemancangan pada krib no 1, L = 5,5 m

Kata Kunci : Kelongsoran, Stabilitas Lereng, Revetment dan Krib Tiang Pancang
Sondir edisi 5

PENGARUH PENUTUPAN RUAS JALAN TOL TERHADAP BIAYA OPERASIONAL


KENDARAAN (BOK) DAN NILAI WAKTU

Agus Prajitno, Nusa Sebayang, Fian Andriani


Prodi Teknik Sipil ITN Malang

ABSTRAKSI

Bencana Lumpur Lapindo memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitar,


salah satunya pada ruas jalan tol Gempol. Karena adanya genangan lumpur, maka
ruas jalan tol Gempol ditutup, sehingga berpengaruh pada ruas jalan arteri Gempol –
Porong yang mengakibatkan peningkatan volume kendaraan dan kemacetan, serta
dapat menimbulkan kerugian waktu dan biaya. Maka pada studi ini membahas
tentang biaya operasional kendaraan (bahan bakar minyak) dan nilai waktu untuk
mengetahui berapa besar kerugian setelah penutupan jalan tol.
Untuk mengetahui pengaruh penutupan jalan tol terhadap biaya operasional
kendaraan dan nilai waktu perlu adanya data yang mendukung, yaitu data sekunder
berupa data lalu lintas sebelum penutupan jalan tol (2003) yang diperoleh dari Dinas
Perhubungan dan PT. Jasa Marga (Persero), data pertumbuhan lalu lintas dari
DITLANTAS Jawa Timur, dan data PDRB 2007 dan jumlah penduduk tahun 2007
dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur. Sedangkan data primer berupa data yang
diperoleh dari survey yaitu data volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dengan
metode Plate Number Check (pencocokan plat nomer) yang dilaksanakan selama
empat hari, yaitu pada hari Minggu 6 Januari 2008, Senin 7 Januari 2008, Rabu 9
Januari 2008, dan Sabtu 12 Januari 2008, selama 12 jam dari pukul 06.00 –
18.00.Analisa data mencakup Volume lalu lintas, kapasitas jalan (C), derajat
kejenuhan (DS), kecepatan arus bebas (FV), dan waktu tempuh berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Pembahasan Biaya Operasional Kendaraan
(BOK) dan Nilai Waktu dengan metode Income Approach sebelum dan sesudah
penutupan jalan tol, serta total kerugian setelah penutupan ruas jalan tol Gempol.
Pengaruh penutupan jalan tol dapat dilihat dari menurunnya kecepatan kendaraan
pada jalur Gempol – Porong, dari sebelum penutupan (2003) sebesar 38,89 km/jam
menjadi 17,742 km/jam (hasil survey 2008). Dan untuk ruas jalan alternatif sebelum
penutupan jalan tol (2003) sebesar 29,25 km/jam menjadi 28,05 km/jam (hasil survey
2008). Penurunan kecepatan berpengaruh terhadap waktu tempuh. BOK dari sebelum
penutupan ruas jalan tol (2003) sebesar Rp. 101.155.970.053,96 per tahun menjadi
Rp. 109.965.012.841,56 per tahun setelah penutupan ruas jalan tol (2008). Sedangkan
Nilai Waktu dari sebelum penutupan jalan tol (2003) sebesar Rp. 139.602.873.698,38
per tahun menjadi Rp. 250.306.503.809,70 per tahun setelah penutupan ruas jalan tol
(2008). Dari hasil tersebut dapat diketahui kerugian BOK setelah penutupan ruas
jalan tol sebesar Rp. 8.809.042.787,60 per tahun dan kerugian nilai waktu setelah
penutupan ruas jalan tol Rp. 110.703.630.111,33 per tahun, jadi total kerugian BOK
dan nilai waktu dalam 1 tahun akibat penutupan ruas jalan tol sebesar Rp.
97.184.856.005,48.
Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Nilai Waktu.
ALTERNATIF PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA
TIPE BUKAKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LRFD PADA JEMBATAN
KARANGKATES

H. Sudirman Indra, Bambang Wedyantadji, Amin Jabir


Prodi Teknik Sipil ITN Malang

ABSTRAKSI

Jembatan merupakan sarana yang sangat penting untuk menghubungkan antara


daerah satu dengan daerah yang lain melalui transportasi darat. Di mana
pembangunan jalan dan jembatan sebagai lalu lintas kendaraan sangat perlu
pembangunannya sebagai alat penyeberangan yang dapat memberikan rasa aman dan
nyaman untuk melalui sungai, danau, tebing dan segala penghalang. Hampir semua
ruas jalan memerlukan sarana jembatan, karena hampir setiap jalan terkadang harus
melalui atau melewati beberapa rintangan antara lain sungai, rawa–rawa, bahkan
lembah ataupun menyilang terhadap jalan lain. Dengan adanya jembatan akan
didapatkan jalur yang lebih pendek dan biaya yang lebih ekonomis dibandingkan
dengan membuat jalan memutar untuk menghindari suatu rintangan.
Kostruksi Jembatan Rangka Baja merupakan salah satu jenis dari beberapa buah
jenis Konstruksi Jembatan Baja yang sangat banyak dibangun untuk kepentingan lalu
lintas jalan raya. Seperti halnya Jembatan Karangkates merupakan salah satu
Konstruksi Jembatan Rangka Baja yang ada di Indonesia yang berfungsi untuk
kebutuhan arus lalu lintas kususnya di Kecamatan Sumberpucung Kabupaten
Malang. Secara umum Jembatan Rangka Baja lebih menguntungkan apabila
dibandingkan dengan jembatan lainnya, penyebabnya ialah karena batang-batang
utama Rangka Baja memikul gaya aksial tekan atau gaya aksial tarik, konstruksi
jembatan jauh lebih ringan, bentang jembatan jauh lebih panjang, pelaksanaan di
lapangan jauh lebih mudah. Dengan tinggi rangka sedemikian rupa, kekakuan
potongan melintang jembatan rangka lebih besar. Bagian-bagian utama rangka
batang dibuat dari komponen-komponen yang tidak terlalu besar maka
pengangkutannya ke lokasi jembatan menjadi lebih mudah.
Struktur bangunan atas Jembatan Rangka Baja terdiri atas beberapa bagian batang-
batang utama pembentuk rangka batang induk, batang-batang melintang, batang-
batang memanjang, batang-batang ikatan angin atas, batang-batang ikatan angin
bawah, ikatan-ikatan pengaku, sistem lantai kendaraan yang membentuk suatu
konstruksi yang kaku sehingga lalu lintas aman melewatinya.
Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk merencanakan Jembatan Rangka Baja
Tipe Bukaka dengan menggunakan profil baja WF dan perhitungan volume bahan
yang digunakan. Dalam hal ini perencanaan menggunakan metode Load and
Resistance Factor Design (LRFD) serta buku Bridge Management System (BMS
1992) untuk peraturan pembebanannya.

Kata Kunci: Jembatan, Jembatan Rangka Baja, Struktur Bangunan Atas.


STUDI PRODUKTIFITAS PEKERJA KONSTRUKSI PADA LINGKUNGAN TERMAL
DI DAERAH TROPIS STUDI KASUS KOTA MALANG DAN
KOTA BATU

Lalu Mulyadi, Didiek Suharjanto


Prodi Teknik Arsitektur ITN Malang

ABSTRACT

National project management still face many problems and not run effectively yet.
Time and fund management of project execution by contractor or even the owner still
conducts separately. This both areas often to be the measuring rod of project
progress, but the fact shows that there is always no continuity between both or by the
other side between fund and time is not integrated even the project have been
conducted based on the schedule. This study is conducted to know the effect of
thermal environment on the productivity of labor in construction project, to know the
correlation between work comfort and the result, effective work time for labor in
having construction. The approaches used in this study are computer simulation
method and quantitative analysis on both locations as study object. Climate
condition, especially thermal has influenced labor productivity condition. It is
proofed by climate condition in Batu by height ± 1000 dpl that it is more conducive
for labor from Malang by height ± 800 dpl, the result of labor productivity in Batu is
better from Malang. Thermal uncomforting can be caused by two conditions; they are
under heating and overheating.

Key words: productivity, labor, and thermal comfort.

ABSTRAKSI
Pengelolaan proyek di dalam negeri masih mengalami banyak kendala dan belum
berjalan dengan efektif. Pengelolaan waktu dan biaya pelaksanaan proyek oleh
kontraktor maupun pemilik masih dilakukan secara terpisah. Kedua area ini sering
dijadikan tolok ukur kemajuan proyek, namun kenyataanya sering terjadi ketidak
sinambungan antara keduanya atau dengan kata lain antara biaya dan waktu tidak
terintegrasi walaupun proyek sudah dilakukan sesuai dengan jadwal pekerjaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak lingkungan termal pada
produktifitas pekerja pada proyek konstruksi; Mengetahui korelasi antara kenyamanan
bekerja dan hasil kerja; jam kerja efektif untuk pekerja dalam mengerjaan pekerjaan
konstruksi. Dengan pendekatan metode simulasi komputer dan analisa kuantitatif pada
dua lokasi sebagai objek penelitian. Kondisi iklim khususnya termal mempengaruhi
kondisi produktifitas pekerja. Hal ini dibuktikan dengan kondisi iklim kota Batu
dengan ketinggian ±1000 dpl yang lebih kondusif untuk bekerja dari pada kota Malang
dengan ketinggian ±800 dpl, hasil produktifitas pekerja di kota Batu yang lebih baik
dari kota Malang. Ketidaknyaman termal dapat disebabkan oleh dua kondisi yaitu
underheating (suhu dibawah rentang nyaman) dan overheating (suhu diatas rentang
nyaman).
Kata kunci: Produktifitas, Pekerja, dan Kenyamanan Thermal
PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC
6.0

H. Ibnu Hidayat, H. Edi Hargono D.P., Wenny Kustiyanti


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Dalam suatu proyek konstruksi, sumber daya yang digunakan baik berupa bahan,
peralatan, maupun sumber daya manusia, mempunyai porsi yang terbesar sehingga
sudah merupakan keharusan bagi seorang pimpinan proyek/manajer proyek dalam
memperhatikan dengan cermat agar tidak terjadi pemborosan. Pelaksanaan suatu
proyek umumnya terdiri dari beberapa atau banyak aktivitas yang memerlukan waktu,
biaya dan sumber daya.
Didalam pelaksanaan kegiatan pembangunan suatu proyek dapat senantiasa
menganalisis serta mengantisipasi berbagai kendala yang ada demi tercapainya tujuan
proyek secara umum. Salah satu perangkat yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung proses perencanaan, pengendalian dan pemantauan kerja suatu proyek
adalah dengan Program Visual Basic 6.0. Sedangkan datanya diambil dari proyek
pembangunan Perumahan Plaosan Permai Tahap II dengan tipe 36 dan Perumahan
Griya Sejahtera dengan tipe 61.
Dalam penjadwalan proyek dan biaya pelaksanaan proyek selain perhitungan manual
dapat juga menggunakan program computer. Disini kami manggunakan program
Visual Basic 6.0. Setelah dilakukan analisa terhadap waktu dan biaya maka didapatkan
waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan Proyek Pembangunan Plaosan
Permai Tahap II Perumahan Griya Sejahhtera dengan tipe 61 antara hasil perhitungan
proyek dengan hasil perhitungan dengan menggunakan Program Visual Basic 6.0
adalah sama yaitu Rp 82,937,223.21 dan Rp.75,219,079.00. Sedangkan pada total
biaya rencana dengan total biaya realisasi pada proyek pembangunan Perumahan
Plaosan Permai Tahap II terdapat perbedaan yaitu pada total biaya rencana proyek
sebesar Rp. 82,937,223.21 sedangkan pada total biaya realisasi proyek terdapat Rp.
78,921,540.32. Sehingga selisih dari kedua biaya tersebut adalah Rp. 4,015,682.89.
Dan waktu yang dibutuhkan pada proyek pembangunan Perumahan Plaosan Permai
Tahap II antara rencana dengan realisasi adalah sama 4 bulan terhitung mulai tanggal
1 Mei 2007 sampai dengan tanggal 30 September 2007. Sedangkan waktu yang
dibutuhkan pada proyek pembangunan Perumahan Griya Sejahtera adalah 4 bulan
terhitung mulai tanggal 18 Maret 2008 sampai dengan tanggal 30 Juni 2008

Kata kunci: Visual Basic 6.0,Waktu dan Biaya


STUDI PENELITIAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TUKANG BATU DAN
TUKANG BESI DI MALANG

Lila Ayu R. Winanda, Tiong Iskandar, Ester Priskasari, Octavianus Jori


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Dalam suatu proyek konstruksi, produktifitas tenaga kerja tukang batu dan tukang besi
merupakan faktor yang sangat penting dalam perhitungan biaya dan waktu
pelaksanaan proyek. Faktor yang mempengaruhi tenaga kerja tukang batu dan tukang
besi antara lain meliputi gaji, pendidikan, pengalaman kerja, umur, jarak material, dan
asal tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 32 tukang batu dan
16 tukang besi di proyek pembangunan Kampus Poltekom Malang. Dari hasil uji
regresi berganda secara simultan untuk tukang batu didapat Fhitung lebih besar dari
Ftabel = 2,49. Sedangkan secara simultan untuk tukang besi didapat Fhitung lebih
besar dari Ftabel = 3,37. Produktivitas tukang batu terhadap produktivitas standar SNI
= 5 m²/hari dan . Produktivitas tukang besi terhadap produktivitas standar SNI= 142,8
kg/ hari.
Setelah dilakukan perhitungan produktivitas, untuk produktivitas rata-rata tukang batu
sebesar 12,9 m²/ hari dan untuk produktivitas rata-rata tukang besi sebesar 591,5
kg/hari. Dari hasil analisa data dengan Uji t untuk tukang batu diperoleh : variabel gaji
= 1,109, pendidikan = 0,56, pengalaman = 3,772, umur = 0,049, jarak material =
1,226, daerah asal = 0,004 dan untuk tukang besi diperoleh : variabel gaji = 0,905,
pendidikan = 1,482, pengalaman = 2,365, umur = 1,111, jarak material = 10,474,
daerah asal = 0,055. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap produktivitas baik tukang batu maupun tukang besi adalah :
faktor pengalaman, dari nilai yang tertinggi dari nilai variabel yang lainnya.
Perbandingan produktivitas tukang batu di lapangan dengan produktivitas berdasarkan
standar SNI memenuhi standar. Sedangkan untuk tukang besi juga memenuhi standar
produktivitas berdasarkan SNI.

Kata kunci: Produktivitas,Tukang


Sondir Edisi 6

STUDI PENETAPAN HARGA PRODUK PERUMAHAN DI MALANG


H. Edi Hargono D.P, Lila Ayu R.W, Hari Winantyo, Dwi Purnamasari
Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Dalam merencanakan suatu proyek pembangunan perumahan faktor yang sangat


penting adalah investasi. Dalam menetukan investasi kita harus menganalisa
kelayakan ekonomi proyek tersebut. Ada beberapa metode yang bisa dipakai dalam
menganalisa kelayakan investasi. Diantaranya Net Present Value dan Internal Rate of
Return.
Analisa kelayakan ekonomi pada proyek rencana pembangunan Perumahan Widya
Gama menggunakan dua metode antara lain : Net Present Value (NPV) dan Internal
Rate of Return (IRR). Dengan umur proyek satu tahun atau dua belas bulan. Biaya
modal merupakan modal campuran pinjaman sebesar 80% dan modal-modal pribadi
sebesar 20% untuk 101 unit rumah, terdiri dari Tipe 39/92 m2 dan Tipe 45/120 m2.
Dari hasil perhitungan didapat harga masing-masing tipe dan dengan tingakat suku
bunga komersil masing-masing 10%, 12%, dan 14% adalah sebagai berikut Rp.
68.210.675,29, Rp. 68.084.125,77, Rp. 67.972.357,34, Rp. 82.583.792,84, Rp.
82.430.577,24, Rp. 82.295.257,36. Hasil analisa investasi pada proyek rencana
pembangunan Perumahan Widya Gama tersebut layak dilakukan karena nilai Net
Present Value (NPV) menunjukan nilai positif senilai Rp. 1.922.476.954,23 dengan
nilai i = 10% = 0,0083 dan suku bunga pada metode Internal Rate of Return (IRR)
adalah 0,078 lebih dari suku bunga komersil. Dan periode angsuran pengembalian
modal pinjaman sebesar Rp. 1.867.734.696,32 dengan tingkat pemajemukan pertiga
bulan menjadi Rp. 524.459.902,73 sudah dapat dilunasi pada bulan ke-10.

Kata Kunci: Investasi, Kelayakan Ekonomi.


KELAYAKAN PENGOPERASIAN
KERETA API KOMUTER LAWANG – MALANG – KEPANJEN

Nusa Sebayang, Ester Priskasari, Nuraini Waty Wulandari


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Pergerakan transportasi merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Wilayah kota Malang raya yang
padat penduduknya hanya dilayani oleh sarana angkutan umum seperti, bus, MPU,
angkutan kota, dan kereta api yang sangat terbatas. Oleh karena itu diperlukan
penambahan sarana transportasi alternatif. Salah satu alternatif sarana transportasi
tersebut adalah Kereta Api Komuter untuk melayani penumpang yang tidak
terangkut di sarana yang lain atau penumpang dengan bawaan yang banyak. Seperti
kota Surabaya yang sudah mengadakan sarana transportasi Kereta Api Komuter
tersebut, alat transportasi ini dapat dioperasikan dengan tarif yang lebih murah
dibanding sarana yang lain.
Kelayakan investasi diukur berdasarkan biaya pembelian gerbong kereta api dan
pembangunan halte. Untuk data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait,
dalam hal ini data diperoleh dari Stasiun Kereta Api Kota Malang. Untuk data
primer diperoleh dari survei di stasiun kereta api Lawang, Singosari, Malang, dan
Kepanjen. Survey dilakukan pada bulan Oktober 2008. Untuk analisa kelayakan
investasi pangadaan Kereta Api Komuter Lawang-Malang-Kepanjen dilakukan
dengan metode kriteria kelayakan ekonomi, antara lain perhitungan BCR(Benefit
Cost Ratio), NPV(Net Present Value), IRR(Internal Rate of Return), dan Periode
Pengembalian (Pay Back Period).
Berdasarkan hasil perhitungan biaya pengadaan di dapat biaya investasi dari harga
gerbong dan pembangunan halte sebesar Rp. 10.490.000.000,- dan pendapatan dari
pengguna Kereta Api Komuter Rp. 2.646.000.000,- per tahun. Untuk perhitungan
menggunakan parameter ekonomi BCR proyek dapat dilaksanakan pada umur
rencana 15 tahun, karena nilai BCR sudah lebih dari 1 (1,12). Parameter ekonomi
NPV proyek dapat dilaksanakan pada umur rencana 15 tahun, karena nilai NPV
sudah bertanda positif (Rp. 1.563.463.426,-). Parameter ekonomi IRR proyek dapat
dilaksanakan pada umur rencana 20 tahun, karena nilai IRR sudah bernilai lebih dari
ketentuan dan syarat pengembalian, yaitu 12% (16,09%). Parameter ekonomi Pay
Back Period proyek dapat dilaksanakan pada umur rencana 15 tahun. Sehingga dapat
disimpulkan pengadaan Kereta Api Komuter menguntungkan untuk pelayanan
publik dan pengurangan beban kendaraan pada jalan raya.

Kata Kunci: Investasi, Kelayakan Ekonomi, komuter.


UJI EKSPERIMENTAL PENGURANGAN KECEPATAN PENGENDAPAN
LUMPUR PT. LAPINDO BRANTAS UNTUK MENINGKATKAN
KAPASITAS PEMBUANGAN PADA KOLAM PENAMPUNGAN

Togi H. Nainggolan, H. Ibnu Hidayat, Adinegara


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Lumpur Lapindo merupakan tipe lumpur yang tergolong sangat unik, dimana
lumpur jenis ini sangat cepat dalam mengendap. Oleh karena itu, dengan
melihat kondisi lapangan baik secara teknis maupun non teknis kemampuan
kolam penampungan dalam menampung debit lumpur yang bertambah setiap
harinya ternyata tidak cukup.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui tingkat kekentalan lumpur (viskositas)
lumpur dan bagaimana mengupayakan agar proses pengaliran lumpur dari
kolam penampumgan bisa dilakukan secara optimal sehingga lumpur yang
terus bertambah tiap harinya tidak sampai meluber ke lingkungan sekitarnya.
Penambahan bahan kimia (additive ) yang tepat, dapat memecahkan
Penggumpalan (flock) agar proses sedimentasi diperlambat dan jarak
pengendapan bisa diperpanjang. Atau dengan bahan additive, dapat
diharapkan penggumpalan dan pengeringan sehingga dengan mudah lumpur
yang mengeras dapat dipindahkan dan juga dialih fungsikan.
Padatan lumpur diketahui cepat mengendap, akibat kohesi molekular sehingga
lumpur bersifat dilatant. Artinya diperlukan gerakan-gerakan mengaduk
lumpur, sehingga tidak cepat terjadi endapan atau waktu mengendapnya
diperpanjang.
Mengalirkan lumpur melalui kanal terbuka menuju sungai Porong merupakan
solusi yang tercepat yang bisa dilakukan saat ini untuk mengurangi jumlah
lumpur pada kolam penampungan.

Kata Kunci : Lumpur, Kecepatan Pengendapan, Kanal Terbuka.


PERENCANAAN SISTEM PENGENDALI BANJIR KECAMATAN KUTA
KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

Sudiro , Candra Dwi Ratna., Prana Wiraatmaja


Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Kawasan Kuta dengan luas lahan 1.293 Ha sebagai daerah tujuan wisata
internasional mengalami perkembangan pembangunan yang cukup pesat yang
mengakibatkan dari tahun ke tahun terjadi alih fungsi lahan. Perubahan tata
guna lahan berdasarkan studi (BAPPEDA Badung, 2004) bahwa dari tahun
1995-2001 Kawasan Seminyak–Legian–Kuta (SAMIGITA), rata-rata
mencapai 14,69 % / tahun atau sekitar 55,37 Ha / tahun dengan jumlah
penduduk mencapai + 21.981 jiwa. Perkembangan wilayah yang tidak
dibarengi dengan penyediaan fasilitas saluran drainase yang memadai akan
menjadi sangat rawan terjadinya banjir atau genangan yang mengakibatkan
adanya kawasan-kawasan rawan banjir sehingga pada akhirnya menimbulkan
keluhan-keluhan dari masyarakat di kawasan SAMIGITA. Hal ini dikarenakan
saluran-saluran yang ada tidak berfungsi dengan baik akibat dari banyaknya
sedimen dan sampah pada saluran tersebut serta kurangnya jumlah saluran
drainase terutama pada daerah yang rawan terjadi banjir. Adapun daerah yang
sering terjadi banjir atau genangan air adalah kawasan Legian (4 titik
genangan), kawasan Seminyak (4 titik genangan) dan kawasan Kuta (6 titik
genangan). Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap saluran drainase,
sehingga dari hasil evaluasi tersebut akan diketahui metode penanganan yang
dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya banjir atau genangan air. Skripsi
ini bertujuan untuk merencanakan sistem pengendali banjir sebagai alternatif
untuk mengurangi terjadinya banjir atau genangan air di Kecamatan Kuta.
Pendekatan solusi berdasarkan survei, analisa hidrologi, analisa hidrolika,
analisa sistem drainase makro dan mikro serta keilmuan bidang Teknik
Lingkungan terutama Sistem Penyaluran Limbah Cair & Drainase. Evaluasi
dan perencanaan sistem pengendali ini dilakukan dengan aspek teknis.
Permasalahan sistem drainase makro adalah kurangnya daya tampung Tukad
Mati sebagai saluran drainase utama dalam mengalirkan air buangan, untuk itu
diperlukan rencana penanganan seperti pembuatan saluran diversi I pada
daerah bendungan Kapal yang dilengkapi bangunan pelimpah samping (side
spillway) dan rencana Long Storage serta rehabilitasi Tukad Mati dengan
pelebaran penampang pada bagian yang terjadi penyempitan. Permasalahan
drainase mikro adalah kurangnya kapasitas saluran dan minimnya jumlah
saluran (19 saluran) dalam mengalirkan air buangan, untuk itu solusi
penangannya dapat dilakukan dengan normalisai saluran dan perencanaan
saluran baru sebanyak 17 saluran beserta gorong-gorong. Disamping itu
perlunya sumur resapan untuk meresapkan air hujan sehingga dapat
mengurangi beban air yang diterima saluran drainase. Sedangkan perangkat
lunak utama yang digunakan dalam perencanaan ini adalah AutoCad 2010.
Kata Kunci : Jaringan Drainase, Sistem Pengendali Banjir.
STUDI PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN POZZOLITH 100Ri TERHADAP
KEPADATAN BETON DITINJAU DARI SIFAT MEKANIS DAN DAN FISIS (F’C 30
MPa)

A. Agus Santoso, Bambang Wedyantadji, Sonny Wichaksono


Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Semakin pesatnya perkembangan teknologi konstruksi beton di Indonesia


menuntut perusahaan ready mix untuk bisa lebih inovatif dalam hal jasa
pengiriman terutama dalam hal pengiriman beton segar ke tempat
pembangunan proyek. Seringkali dalam pelaksanaan proyek beton pengiriman
tersebut mengalami penurunan mutu sehingga tidak sesuai dengan order yang
diminta. Dikarenakan lokasi proyek yang jauh dari tempat pengiriman ready
mix. Dari permasalahan yang sering timbul itu kita mengadakan suatu
penelitian tentang penggunaan aditif yang berfungsi untuk memperlambat
setting time awal dari pengecoraan tersebut (Retarder). Banyak perusahaan
yang berinovasi dalam mengembankan.
Metode penelitian yang di gunaakan adalah penelitian eksperimental yang
dilakukan di laboratorium dengan pembuatan benda uji sebanyak 5 perlakuan
yang berbeda yaitu tanpa penambahan Pozzolith 100 Ri 0%, 20%, 30%, dan
40% pada pengunaan pozzolith 100Ri, pada 0% penambahan retarder dibuat
sebagai pembanding perilaku beton tersebut, data-data yang di peroleh
tersebut dianalisis secara statistic untuk menguji penelitian itu kemudian
ditarik kesimpulan yang disebut dengan Hipotesis, kemudian dilakukan
pembahasan sehingga didapatkan suatu kesimpulan akhir.
Hasil penelitian diperoleh (1) Untuk kuat tekan beton sebaiknya
menggunakan prosentase prozzolith 30% karena penggunaan pozzolith sesuai
dengan dosis atau takaran yang dianjurkan Sedangkan untuk pengujian
porositas beton prosentase terbaik dengan menggunakan kadar pozzolith 20%
dan 40%. Sedangkan untuk penambahan retarder 30% mengalami penurunan
yang sangat signifikan. Untuk uji tekan belah prosentase penambahan terbaik
adalah 20%, sedangkan 40% mengalami penurunan. Dalam uji tarik lentur
pada kadar retarder 20%-30% mengalami penurunan sedangkan pada kadar
40%mengalami kenaikan. (2) Dari hasil uji hipotesa tersebut dapat
disimpulkan bahwa adanya suatu perbedaan yang dari penambahan pozzolith
dengan prosentase 20%, 30%, dan 40%.

Kata Kunci : Retarder (Pozzolith 100 Ri), Kerikil, Pasir Semen, Setting Time.
Sondir Edisi 7

EVALUASI PEMANFAATAN KAMERA DIJITAL SLR UNTUK PEMANTAUAN


DEFORMASI BANGUNAN

M. Edwin Tjahjadi
Prodi Teknik Geodesi ITN Malang

ABSTRAKSI

Kerusakan fasilitas infrastruktur transportasi seperti jalan-layang dan


jembatan yang terjadi di Indonesia, baik yang disebabkan oleh bencana alam,
proses penuaan maupun karena pemakaian yang melebihi batas kewajaran,
akan sangat menggerus dana pembangunan dan pemborosan. Selama ini salah
satu faktor kendala dalam proses memperoleh informasi tentang kekuatan
struktur dan perubahan bentuk serta dimensi (per satuan waktu) dari fasilitas –
fasilitas itu adalah tingginya biaya operasional survei (pengukuran) dan
pengolahan data apabila digunakan alat ukur konvensional, seperti alat ukur
Global Positioning System (GPS) dan Total Station.
Melalui artikel ini, metode cepat, murah, mudah dan akurat untuk mendeteksi
keretakan, pergeseran, atau deformasi struktur material jembatan kereta api
dan jalan layang hanya dengan menggunakan kamera dijital SLR yang
berharga dibawah sepuluh juta rupiah, disajikan dan dibahas dengan seksama.
Data-data foto dijital hasil pemotretan obyek jembatan dan salah satu kolom
beton jalan layang diproses lebih lanjut dengan perangkat lunak yang sedang
dikembangkan.
Melalui serangkaian pemotretan secara berkala dari bulan juni 2009 sampai
april 2010, pergeseran/deformasi struktur antara 4mm – 15mm pada struktur
material jembatan berhasil dilacak dan dideteksi dengan tingkat ketelitian
pengukuran berkisar 0,1mm. dengan tingkat ketelitian tersebut sistem ini
mampu untuk mendeteksi adanya pergeseran dan deformasi struktur lebih
kecil dari 0,5mm, bahkan pergeseran yang tidak kasat matapun masih bisa
terdeteksi. Artikel ini akan menguraikan teknik dan metodologi pengukuran
deformasi secara cepat dan akurat hanya dengan kamera dijital SLR..

Kata Kunci : Deformasi dan struktur, Jembatan dan jalan layang, Kamera digital
STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR, DI KECAMATAN KAMPAK,
KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

Erni Yulianti
Prodi Teknik Sipil ITN Malang

ABSTRAKSI

Prasarana air bersih berfungsi dalam pendayagunaan sumber daya air bagi
masyarakat umum. Perencanaan umum pengembangan air bersih ini
difokuskan pada pendayagunaan sumber daya air dalam bentuk
penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan
sumber daya air. Mengingat fungsi sumber daya air yang bersifat sosial,
lingkungan hidup dan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan. Studi kelayakan
di Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek ini perlu dilakukan dengan
tujuan mengidentifikasi kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat baik di
perkotaan maupun di perdesaan, melakukan pendataan terhadap air baku
yang digunakan sebagai sumber air bersih, serta menilai kualitas air baku
yaitu membandingkan antar kualitas air baku yang telah digunakan dengan
nilai baku mutu yang ada sebagai salah satu syarat untuk kelayakan menjadi
sumber air bersih. Sasaran yang ingin dicapai dalam Studi Kelayakan Air
Baku dari Sumber Ngancar Kecamatan Kampak adalah untuk mengetahui
potensi dan permasalahan pengembangan air baku dari Sumber Nguncar,
Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek serta pengembangan penyaluran
air baku dari Sumber Ngancar tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat sekitarnya yang berada di Kecamatan Kampak Kabupaten
Trenggalek, khususnya. Melalui kajian ini diharapkan segera direalisasikan
pelayanan air baku di daerah ini dan mulai mencari kembali sumber-sumber
air yang potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kebutuhan
rakyat.

Kata Kunci : Studi Kelayakan, Kebutuhan Air Baku,


DRAINASE KOTA KABUPATEN PONOROGO

M. Soemantoro
Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAKSI

Singkatnya, air sebagai sumber kehidupan, memiliki potensi besar terhadap


timbulnya bencana yang sangat merugikan. oleh sebab itu perlu adanya dasar
pengembangan drainase yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan daya guna
air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki dan konservasi lingkungan. Dan
yang paling penting adalah melakukan usaha-usaha komprehensif dan integratif
yang meliputi seluruh proses, baik yang bersifat struktural maupun non struktural,
keseimbangan alam dapat terwujud. Sasaran dilakasanakan dalam studi Drainase
kota Kabupaten Ponorogo adalah :teridentifikasinya kondisi drainase kawasan
perkotaan Ponorogo; teridentifikasinya permasalahan drainase kawasan perkotaan
Ponorogo; tertatanya pola drainase kawasan perkotaan Ponorogo. Berdasarkan
pertimbangan faktor di atas secara terintegrasi. Maka dilakukan penilaian terhadap
masing-masing lokasi yang telah direkomendasikan sehingga didapatkan prioritas
pelaksanaan program sebagaimana berikut : pembuatan Shortcut , memutus
saluran, menambah inlet penangkap limpasan air di daerah cekungan, melakukan
normalisasi saluran irigasi dan drainase, memperdalam saluran irigasi, membuat
gorong-gorong dan saluran yang ada dijalan pramuka sampai menuju saluran
sekunder tambak kemangi

Kata Kunci : Saluran Drainase, Evaluasi,


DESAIN BANGUNAN PENGENDALI DAYA RUSAK AIR DI SUB WS DODODAN
Ibnu Hidayat, Agung Wahyu Widodo
Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Belajar dari pengalaman sebelumnya terkait bencana alam banjir bandang yang terjadi
di awal tahun 2006 di daerah Belating Kecamatan Sambelia, yang tidak diduga
sebelumnya. Untuk itu kewaspadaan akan terjadinya bencana yang serupa pada
daerah-daerah lain di wilayah Nusa Tenggara Barat perlu diprioritaskan.
SWS Dodokan di wilayah sungai P. Lombok adalah Sub Wilayah Sungai yang
didalamnya mencakup sungai-sungai yang memiliki utilitas sangat tinggi.
Pendayagunaan sumber daya air di Sub Wilayah Sungai ini sangatlah kompleks,
meliputi sumber air PDAM, Jaringan irigasi interkoneksi (HLD), dan 2 (dua)
bendungan skala besar yaitu Bendungan Batujai dan Pengga.
Kajian ini memakai metode analisa pengendalian banjir yang disyaratkan sesuai
dengan Pedoman survey dan Perencanaan Departemen pekerjaan Umum.
Kesimpulan yang diperoleh adalah : dari hasil Simulasi DAD Banjir diperoleh
prakiraan banjir berada di Dusun Jeranjang Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat, dengan Limpasan ke kiri sungai seluas 38,86 Ha dan
Limpasan ke kanan sungai seluas 20,46 Ha, sehingga Total luas genangan seluruhnya
= 59,32 Ha; pengaliran Sungai Babak di DAS BABAK memiliki nilai Potensi Area =
Bed load area (0,07o s/d 0,46o), artinya aman terdapat Daerah Potensi Debris Flow dan
untuk hasil identifikasi daerah potensi debris flow di Sub Wilayah Sungai Dodokan;
dari hasil analisa Waduk Retensi Banjir di Indikasikan Potensi Retensi Banjir di DAS
Babak = 2 lokasi yaitu di dusun Jeranjang dan Kebon Kongo dan untuk hasil
identifikasi waduk retensi banjir di Sub Wilayah Sungai Dodokan dapat dilihat di sub
BAB 4.7. atau di Laporan identifikasi waduk retensi banjir & potensi debris flow di
sub wilayah Sungai Dodokan; Untuk lokasi lainnya yang tidak terdesain bukan berarti
telah ditinggalkan atau diabaikan namun dalam lingkup pekerjaan ini telah di lakukan
pengkajian/analisis secara mendalam dari berbagai aspek antara lain misalnya aspek
hidrologi, aspek hidrolika, aspek sosial-ekonomi, aspek lingkungan, aspek geologi,
aspek topografi, dain lain-lain yang hasilnya menunjukkan bahwa lokasi tersebut tidak
bermasalah dan tidak mempunyai nilai fungsi yang berarti untuk di lakukan desain.

Kata Kunci : Bangunan Pengendali, Daya rusak air, SWS.


ANALISA KINERJA OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT – ALAT BERAT PADA
PEKERJAAN GALIAN TIMBUNAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
JALUR LINTAS SELATAN

Tiong Iskandar, Lila Ayu Ratna W., Widha Ardiansyah


Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Nasional Malang

ABSTRAKSI

Proyek pembangunan jalan jalur lintas selatan Jawa Timur batas Pacitan – Prigi di
Kabupaten Trenggalek merupakan proyek besar yang dalam pelaksanaannya banyak
pekerjaan yang berhubungan dengan tanah sehingga memerlukan metode dan bantuan alat-
alat berat yang tepat. Dalam hal ini perlu diadakan rencana terhadap metode pelaksanaan
pekerjaan terutama pada jenis maupun type peralatan yang digunakan. Dengan
perencanaan peralatan yang tepat diharapkan mutu pekerjaan yang dihasilkan sesuai
dengan perjanjian kontrak serta waktu dan biaya yang optimal dan menguntungkan.
Pada Penelitian ini akan ditinjau pada pekerjaan galian timbunan khusus pekerjaan galian
tanah biasa dengan volume 57.468 m3 dengan waktu efektif pekerjaan pada kontrak adalah
90 hari kerja, sedangkan pekerjaan timbunan tanah biasa dengan volume 45.259 m3 dengan
waktu efektif pekerjaan pada kontrak adalah 60 hari kerja. Peralatan dibagi menjadi dua
kelompok yaitu alat gali dan alat timbun. Alat gali meliputi Excavator 0,8 m3, Bulldozer 3
m2, Water tank truck 4000 ltr dan alat bantu ( sekrop, kranjang ). sedangkan alat timbun
meliputi excavator 0,8 m3, Dump Truck 4 m3, Motor grader 1,6 m’, Vibrator roller 6 ton,
Water tank truck 4000 ltr dan alat bantu ( sekrop, kranjang ). Perencanaan peralatan
didasarkan pada pemilihan alat dan penggantian alat yang memiliki waktu paling singkat
dan biaya paling kecil.
Bedasarkan hasil analisa diperoleh produktifitas masing-masing alat dapat diketahui
pilihan alat yang mempuyai waktu dan biaya yang paling efektif dan efisien, yaitu
untuk alat gali yang digunakan adalah 2 unit Excavator 1,2 m3, 1 unit Bulldozer 4,9
m2, didapat biaya total sebesar Rp 222.240.000,00. dan waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah 59 hari kalender lebih cepat dari waktu lapangan 90 hari kalender. Sedangkan
untuk alat timbun yang digunakan adalah 2 unit Wheel loader 1,6 m3, 3 unit dum truck
12m3, 1 unit bulldozer 4,9 m2, 1 unit Vibrator roller 7 ton, didapat biaya total sebesar
Rp 396.560.000,00 dan waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 43 hari kalender lebih
cepat dari waktu lapangan 60 hari kalender.

Kata Kunci : Produktifitas alat berat, waktu, biaya.


Sondir edisi 8

PERENCANAAN LETAK SUMUR RESAPAN DENGAN APLIKASI SIG DI


KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Sudiro, Candra Dwiratna, Arif Budiman


Prodi Teknik Lingkungan ITN Malang

ABSTRAKSI

Masalah banjir pada khususnya berkaitan erat dengan peristiwa adanya


genangan disekitar saluran yang ditimbulkan oleh keberadaan kawasan
pemukiman yang semakin berkembang. Hal ini mengakibatkan air hujan
tidak dapat langsung menyerap kedalam tanah dikarenakan terhalang oleh
lapisan kedap air seperti bangunan gedung, jalan raya, dan lapisan kedap air
lainnya. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan menampung
air hujan yang diterima oleh lahan kedap air dalam bentuk tampungan
berupa sumur resapan.
Proses perencanaan ini meliputi analisis hidrologi, analisis kapasitas saluran,
penentuan debit area genangan yaitu menghitung selisah antara debit rencana
dengan kapasasitas saluran, proses tumpang susun dan penentuan dimensi
serta jumlah sumur resapan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat area genangan di Kecamatan
Blimbing terdiri dari 54 titik dengan debit berkisar antara 0,120 m 3/dtk –
6,885 m3/dtk. Area yang sesuai untuk penempatan sumur resapan sebanyak
37 titik sedangkan yang tidak sesui sebanyak 9 titik genagan. Jumlah sumur
dengan diameter 0,8 meter dan kedalaman 3 meter sebanyak 1385 buah
sedangkan Jumlah sumur dengan diameter 1,4 meter dan kedalaman 3 meter
sebanyak 66 buah

Kata Kunci : Drainase, Kecamatan Blimbing, SIG, Sumur Resapan


ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMAN
PANTAI LABUHAN DI KABUPATEN SUMBAWA

Erni Yulianti
Prodi Teknik Sipil-Sumberdaya Air FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI

Pemanfaatan ruang yang terkendali di suatu kawasan, akan menjamin


kelangsungan hidup yang selaras bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.
Sebaliknya dengan perkembangan kawasan yang tidak teratur dan kurang
terkendali, sering kali mengakibatkan rusaknya kelestariaan lingkungan dan
terjadinya in-efisiensi pemanfaatan ruang serta sumberdaya alam maupun
buatan. Untuk menghindari kondisi tersebut maka perlu adanya upaya analisa
dampak terhadap lingkungan untuk perencanaan yang terintegrasi dan
terpadu dengan konsep pelestarian lingkungan serta pendekatan sosial
masyarakat. Perlindungan kawasan pantai dan pemukiman nelayan
menggunakan bangunan pengaman pantai, diharapkan pada masa yang akan
datang bisa mulai berkembang. Hal ini untuk diusahakan perencanaan
kawasan pariwisata di Pantai Labuhan, tepatnya di Kecamatan Labuhan
Badas Kabupaten Sumbawa. Selain itu juga melindungi pemukiman
pinggiran pantai dari abrasi akibat gelombang pasang dan menciptakan
kondisi yang seimbang antara kelangsungan hidup masyarakat pemukiman
pantai dan kondisi sumber daya alamnya. Melalui analisa dampak lingkungan
yang dilaksanakan, dapat menunjang perkembangan pembangunan prasarana
pengaman pantai yang diharapkan memberikan manfaat besar bagi
kemakmuran masyarakat dan pemerintah daerah dalam meningkatkan
pendapatan masing-masing daerah. Apabila kondisi keamanan masyarakat
nelayan terhadap gelombang pasang di pantai dapat terwujud, maka kawasan
wisata di daerah tersebut mulai dapat dikembangkan, sehingga pendapatan
masyarakat sekitarnya juga dapat mengalami peningkatan baik secara
langsung maupun tak langsung.

Kata Kunci : analisa dampak lingkungan, pengaman pantai, gelombang


PERENCANAAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG (SUBMERGED) DARI
TUMPUKAN BATU (TETRAPOD) DI PANTAI TANAH LOT

I Wayan Mundra, H. Ibnu Hidayat, H. Hirijanto


Prodi Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI

Pada tahun 1988 dilaksanakan pembangunan pemecah gelombang tumpukan


batu dengan jarak  2 m di depan Pura Tanah Lot yang bertujuan untuk
melindungi karang pada pura dari serangan gelombang dengan material
penyusunnya adalah tetrapod seberat 2 ton. Masalah yang timbul adalah
bangunan ini belum mampu secara maksimal melindungi pulau karang dan
bangunan yang lama sudah ada yang rusak dan terlempar dari posisinya semula
dan kondisinya yang tidak mungkin untuk dipertahankan lagi.
Daerah studi ini meliputi daerah sekitar pantai mulai dari Pura Tanah Lot ke
arah lepas pantai pada posisi kedalaman laut 6,5 m dari LWL dan jarak dari
bangunan yang lama  100 m.
Dari hasil studi ini dengan tinggi gelombang rencana (H) 5,5 m didapatkan
dimensi dari submerged breakwater adalah panjang bentang 180 m, lebar
puncak 70 m, tinggi 6,00 m, kemiringan lereng 1:1,5, elevasi puncak –0,50 m
dari LWL, dan tinggi gelombang transmisi (Ht) 2,695 m, sehingga dapat
melindungi pulau karang dari serangan gelombang laut dan dengan struktur
bangunan yang tenggelam masih dapat mempertahankan keadaan pantai tetap
indah dan alami serta kesucian Pura Tanah Lot tetap terjaga.

Kata Kunci : Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Biaya Konstruksi.


STUDI PENELITIAN PEMANFAATAN ABU HASIL PEMBAKARAN SAMPAH
SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE (AC).

Nusa Sebayang, Firdaus Nur


Prodi Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI

Pengolahan sampah di TPA dengan cara pembakaran pada suhu tinggi akan
menghasilkan residu berupa abu. Produksi abu hasil pembakaran secara terus
menerus akan berakumulasi sehingga volumenya akan terus bertambah. Akan
sangat bermanfaat apabila abu hasil pembakaran tersebut dapat dimanfaatkan
untuk material bahan perkerasan jalan raya. Mengingat kebutuhan akan
perkerasan jalan terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan latar belakang
tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul “Penelitian Pemanfaatan Abu
Hasil Pembakaran Sampah Sebagai Filler Pada Campuran Asphalt Concrete
(Beton Aspal).
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental terhadap benda uji yang
dirancang menggnakan filler abu hasil pembakaran di TPA Supit Urang
Malang. Proporsi penggunaan filler tersebut disesuaikan dengan persyaratan
gradasi agregat AC. Jumlah sampel direncanakan 5 buah perlakukan dengan
kadar aspal yang bervariasi yaitu 4%, 5%, 6% dan 7%, dengan jumlah sampel
paa masing-masing perlakuan sebanyak 5 (lima) bauah. Benda uji selanjutnya
diuji dengan metode Marshall untuk menilai kenerja campuran AC. Sebagai
pembanding di buat pula benda uji dengan menggunakan jenis filer abu batu.
Analisis dilakukan dengan metode statistika untuk menguji hipotesis, dan
selanjutnya dievaluasi terhadap syarat-syarat spesifikasi yang ditetapkan sebagai
Campuran AC.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar aspal optimum pada penggunaan
filler abu sampah sebesar adalah 6,01% yang menghasilkan stabilitas sebesar
833,668 kg, flow 3,062 mm, VIM 3,88% VMA 16,879% MQ 272,622kg/mm,
IP 84,492%. Sedangkan pada penggunaan filler abu batu diperoleh prosentase
kadar aspal optimum sebesar 5,98% yang menghasilkan nilai stabilitas 901,560
kg, 3,027 mm, VIM 4,119%, VMA 16,995%, 298,998 kg/mm IP 84,961%.
Penggunaan filler abu sampah dengan abu batu menghasilkan nilai karakteristik
yang tidak berbeda signifikan.

Kata Kunci : Abu Sampah, Abu Batu, Aspalt Concrete, Nilai Karakteristik
KAJIAN OPTIMALISASI LABA PADA PERUSAHAAN PENGEMBANG

Bambang Suprapto
Prodi Teknik Sipil UNISMA Malang

ABSTRAKSI

Optimalisasi adalah perencanaan untuk mendapatkan hasil maksimum atau suatu


hasil yang paling baik diantara sekumpulan keadaan yang ada. Secara teori jika
kebutuhan masyarakat terhadap suatu rumah naik, maka jumlah rumah yang
dibangun akan naik sampai batas kemampuan pengembang. Dilema baru dalam
penentuan rumah akan muncul sebagai akibat terbatasnya tingkat daya beli. Hal-hal
yang kurang diperhatikan pengembang dalam membangun rumah yaitu jarang
menggunakan suatu analisa khusus dengan menggunakan “operation research”(riset
operasional) untuk menentukan jumlah unit yang akan ditawarkan kepada
masyarakat dengan perbandingan yang sesuai dengan permintaan pasar sehingga
pengembang akan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimum.
Metode riset operasi adalah metode berkenaan dengan pengambilan keputusan
optimal, penyusunan model, sistem sistem baik deterministik maupun probabilistik
yang berasal dari kehidupan nyata. Salah satu peralatan riset operasi adalah linier
programing, yang merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam
pemecahan masalah pengalokasian sumber sumber yang terbatas secara optimal.
Perbandingan kondisi asli dari perumahan Graha Indah apabila dilihat dari segi
penjualan rumah selama ini pada daerah studi, sebenarnya telah mendekati minat
masyarakat dan peraturan yang berlaku, hanya saja keuntungan yang diberikan
masih belum optimal. Kombinasi baru yang dihasilkan menurut versi studi TA
memberikan keuntungan yaitu sebesar Rp. 1.799.535.821,-, sedangkan keuntungan
asli yang didapatkan pengembang adalah sebesar Rp. 1.159.187.849,-. Jadi selisih
keuntungannya adalah sebesar Rp. 280.348.023,-..

Kata Kunci : Optimalisasi, operation research, unit rumah, laba

You might also like