Professional Documents
Culture Documents
_____________________________________________________________________________
_
Awal abad ke 20 Cina baru berkenalan sama yang namanya Revolusi. Bentuk Negara
Kerajaan di Cina yang sudah dibangun berabad-abad lamanya, membuat semangat revolusioner
jenuh.
Sang revolusioner pertama yang tercatat dalam sejarah adalah Sun Yat Sen. Dilahirkan
pada tanggal 12 November 1866 di Kabupaten Xian Shan, propinsi Guang Dong (Canton) di
Cina Selatan. Dia adalah anak bungsu dari keluarga petani kecil. Sejak kanak-kanak dia gemar
mendengar cerita tentang kisah Negara Sorga Maha Damai yang dalam sejarah Cina merupakan
salah satu pemberontakan yang paling berbahaya. Di usia 12 tahun ia pindah ke Hawaii ikut
kakaknya yang memiliki peternakan sapi disana. Kemudian ia kuliah di Queen’s College di
Hongkong, dan atas pengaruh dekannya yakni Dr. James Cantlie ia memeluk agama Kristen. Ia
lulus dari sekolah Kedokteran lalu membukan praktik di Makao dan Canton. Profesi sebagai
dokter tak membawa kepuasaan bagi dirinya, karena benaknya dipenuhi angan-angan untuk
membebaskan bangsanya dari bangsa Manchu serta memperbaiki negerinya dari bangsa
Manchu. Karena cita-citanya itulah maka Sun muda ikut dalam kegiatan politik, yang diawali
dengan menggabungkan diri dengan Gerakan Tri Tunggal (TRIAD SOCIETY)1 yang anti
Manchu. Rumah sakit Po Qi tempat ia praktikum dijadikanpusat kegiatan politiknya, sedangkan
profesi kedokterannya dijadikan wahana untuk mengembangkan cita-citanya tersebut.
Pada saat perang Cina-Jepang 1894 di Korea meletus, Sun kembali ke Hawaii untuk
mendirikan perkumpulan Xingzhonghui (Cina Bangkit Kembali). Dr. Sun menyebarluaskan
ajarannya kepada kaum Cina perantauan. Sekembalinya ke Canton, ia menerbitkan
pemberontakan merebut Canton guna menjadikannya pusat revolusi. Namun rencana gelap ini
1
Sukisman, WD. Sejarah Cina Kontemporer Jilid I. Hal 118
terbongkar, sehingga beberapa kader tertangkap, 48 orang tertembak mati. Tapi untung bagi Dr.
Sun, ia berhasil melarikan diri dan sejak itu pula ia menjadi buron. Maka dimulailah masa
pengembaraan Sun Yat Sen. Ia memutuskan untuk menggalang dukungan ke Jepang, Amerika
Serikat dan Inggris. Di Tokyo, Sun di sambut oleh pers dengan sebutan “pencetus revolusi”, dan
Sun begitu bangga dengan sebutan itu. Di Amerika Serikat dia tidak terlalu mendapatkan
dukungan sehingga ajarannya tak berkembang. Pada tahun 1896, ia pergi ke London karena
mendapatkan undangan dari Dr. James Cantlie.
Selama dua tahun, Dr. Sun menetap di Eropa sambil mempelajari berbagai pemikiran
Barat termasuk sosialisme. Pada tahun 1897, Dr. Sun merumuskan doktrin San Min Chu Yi atau
“Tiga Asas Rakyat” suatu Trisila, yaitu :
Pada tahun 1905, Dr, Sun tiba di Jepang atas undangan mahasiswa Jepang. Dalam suatu
pertemuan di kantor majalah Twentieth Century Cina yang sekaligus menjadi markas dari
Gerakan Naga Hitam. Sun menyerukan agar segenap revolusioner Cina menjadi satu lalu ia
membentuk organisasi induk Dong Meng Hui dimana anggotanya harus berikrar2 :
1907, setahun setelah berdirinya Dong Meng Hui, para kadernya telah mampu
mengobarkan patriotisme di kalangan sekian banyak organisasi gelap didaratan Cina, maupun di
2
Taniputera, Ivan. History of China. 2007. Ar-Ruzz Media. Hal 533
luar negeri untuk melawan kekuasaan Dinasti Qing. Bahkan orang Tionghoa di luar negeri
memberikan dukungan dana, sehingga makin memperlancar perjuangan Dr. Sun.
Sementara itu kondisi dinasti Qing semakin memburuk yang diperparah dengan gerakan
menuntut otonomi yang dilakukan oleh berbagai propinsi, seperti di Sichuan. Di lain pihak,
kaum revolusioner yang bertambah banyak di akhir tahun 1910-an membuat Wang Ching Wei,
yang ketika itu menjadi kaki tangan Dr. Sun Yat Sen sekaligus pemimpin revolusi, sering
melakukan percobaan pembunuhan pangeran-pangeran Manchu.3 Dan tahun 1911 sampailah
pencerahan baru terhadap sejarah bangsa Cina yang waktu itu Tiongkok dengan dibarengi
runtuhnya Kerajaan Manchu.
Pada tanggal 27 April 1911, dengan pimpinan Huang Hsing, kaum revolusioner telah
melakukan pemberontakan di Canton. Jendral pimpinan pasukan Manchu di Canton dibunuh.
Tetapi usaha itu tidak berhasil dan 72 kaum revolusioner terbunuh atau di hukum mati (yang
kemudian dianggap sebagai Pahlawan Nasional). Hal ini merupakan kegagalan kesepuluh dari
Dong Meng Hui.
Namun semangat revolusi tak pernah padam. Hal itu terbukti Dong Meng Hui berhasil
mendirikan suatu organisasi di Shanghai di bawah pimpinan Sung Chiao Ren. Sun Yat Sen
sendiri di Hanoi dituduh oleh para penguasa colonial Perancis di Vietnam bahwa kegiatan
mereka itu berpengaruh buruk terhadap rakyat Vietnam. Di usir dari Hanoi, mereka pindah lagi
dan kali ini memilih Amerika Serikat.
Awal November 1908, Ibu Suri Ci Xi diberitakan sakit perut, dan berbagai pihak
meramalkan kematiannya. Tetapi yang terjadi malah mengejutkan, pada tanggal 14 November
1908 justru Kaisar Guang Xu yang wafat. Oleh karena itu banyak pihak yang bilang kalau Ci Xi
telah meracuni Guang Xu. Namun pada kenyataannya sampai sekarang ini tak terbukti akan hal
itu.
Ci Xi segera menunjuk keponakan Guang Xu yang waktu itu masih berusia tuga tahun,
yang bernama Pu Yi yang kemudian diberi gelar Xuan Dong putera pangeran Chun II
(merupakan wali Pu YI). Saat itu, Guang Xu tidak memiliki keturunan, sehingga Ci Xi memilih
seorang di bawah umur supaya ia masih dapat menjadi seorang penguasa di Ming.
Akan tetapi sehari kemudian, Ci Xi wafat pada tanggal 15 November 1908. Paling tidak
dia telah mewujudkan cita-citanya untuk meninggal sesudah Guang Xu. Mau bagaimanapun
Ming harus menetapkan kekuasaan baru. Dengan meninggalnya Ci Xi maka Ming jatuh kembali
ketangan para pangeran muda yang beraliran reformasi.
3
Joe Lan, Nio. Tiongkok Sepanjang Abad. 1950. Balai Pustaka. Hal 255
Diadakannya undang-undang dasar tetap menjadi idam-idaman golongan yang
mengingini perubahan. Mereka tak mau menunggu sampai 9 tahun menjelang pangeran Pu Yi
dewasa. Selain itu, suasana baru membawa perkembangan politik yang baru pula. Keinginan
yang pertama bagi Pangeran Mangkubumi ialah menyingkirkan Yuan Shi Kai. Di mata pangeran
muda, Yuan Shi Kai dikenal sebagai seorang yang 2 kali menghianati Mahkota Ming, yaitu4 :
1. Membantu Ibu Suri Ci Xi dalam perebutan kekuasaan dari tangan Kaisar Guang Xu;
dan
2. Pada saat terjadi peristiwa Tinju, dia tidak mematuhi perintah Mahkota untuk
menggerakkan pasukannya ke ibukota guna mengamankannya.
Namun yang menjadi masalahnya adalah bagaimana cara menangkap dan membunuh
Yuan Shi Kai, karena Yuan termasuk panglima yang berpengaruh besar terhadap Tentara Cina
Utara. Yuan Shi Kai yang ditunjuk menjadi seorang panglima pada masa Kaisar Guang Xu,
menjadi seorang panglima yang memang mengemban tugas untuk memodernisasi pasukan-
pasukan Tentara Cina Utara. Ia menjelma sebagai idola bagi para perwira dan bawahan, terutama
para taruna akademi militer yang juga diasuhnya. Atas pertimbangan itu semua memutuskan
bahwa Yuan Shi Kai tidak harus dibunuh, melainkan secara halus memberhentikan segala
jabatannya. Pada tanggal 2 Januari 1909 menyatakan, Yuan Shi Kai dibebastugaskan dari segala
fungsi jabatannya, karena alasan menderita sakit di kakinya.5
Memasuki tahu 1911, salah seorang ipar dari Kaisar Guang Xu, yang bernama Zai Zhe,
seorang industrialis baja di Cina Tengah dapat mengelabuhi para penguasa di istana Kaisar,
sehingga ia memperoleh proyek pembangunan jalanan kereta api. Untuk mengukuhkan
manipulasi ini keluarlah Sabda Mahkota 13 Mei 1911, yang menyatakan bahwa Dinasti Qing
akan menasionalir jalanan kereta api utama di Cina, kereta api Canon – Han Kou dan Sen Chuan
4
Sukisman, WD. Sejarah Cina Kontemporer Jilid I. Hal 123
5
Ibid. Hal 124
6
Joe Lan, Nio. Tiongkok Sepanjang Abad. 1950. Balai Pustaka. Hal 249
– Han Kou. Kebijaksanaan tersebut menciptakan kesimpangsiuran di berbagai propinsi yang
terdapat banyak jaringan kereta api, seperti daerah lembah Sungai Yang Ze, mendadak
mengalami pembatalan. Sebaliknya pemerintah Qing terlalu banyak meminjam uang dari suatu
Consortium yang mewakili bank-bank Inggris, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.
Tanggal 9 Oktober 1911 suatu bom meledak di markas kaum revolusioner yang terletak
di daerah konsesi Rusia di kota Han Kou; sebelum para aparat keamanan dapat bertindak, 10
Oktober 1911 kaum revolusioner menyerbu kantor-kantor pemerintah di kota Wu Chang diikuti
dengan bentrokan fisik yang tidak dapat dikuasai oleh alat kekuasaan Negara setempat.
Panglimanya sendiri melarikan diri. Dalam keadaan yang serba kalut, kaum revolusioner
menemukan seorang komandan resimen Kolonel Li Yuan Hong, seorang yang berbudi pekerti
baik dan ia diangkat sebagai pemimpin kaum pemberontak.
Jatuhnya kota Wu Chan yang merupakan tempat strategis memacu daerah-daerah lain
untuk bergolak. Bahkan dalam 1 bulan, sebagian besar dari propinsi menyatakan lepas dari
kekuasaan Dinasti Qing, hal ini disebabkan karena tidak adanya pemimpin yang cakap yang
mampu memerintah Dinasti Qing.
Pada saat kota Wu Chan jatuh, para pemberontak mengalami kesusahan, karena tidak
adanya tokoh pimpinan yang mereka miliki. Dr. SunYat Sen saat itu sedang berada di Amerika.
Zhen Qimei, pemimpin revolusioner lainnya sedang pergi ke Shanghai. Saat itu kaum
revolusioner mengangkat seorang colonel yakni Li Yuanhong menjadi pemimpin mereka.
Tak lama kemudian, Li mengeluarkan maklumat uang menyatakan bahwa Dinasti Qing
telah runtuh dan suatu pemerintahan militer revolusioner yang baru telah terbentuk.7 Dari situ
hampir semua kekuasaan Dinasti Qing jatuh ke tangan gerakan revolusioner ciptaan Dr. Sun Yat
Sen.
Di suatu sisi, dinasti Qing makin terdesak dengan gerakan revolusioner yang memaksa
mereka mengganti system ketatanegaraan dari kerajaan menjadi republik. Dinasti Qing sendiri
telah mengangkat Yuan Shi Kai menjadi perdana menteri. Namun disini terjadi pergolakan. Dr.
Sun Yat Sen menawarkan penawaran yang menggiurkan yakni apabila Yuan membiarkan Cina
menjadi sebuah republik, maka Yuan akan diangkat menjadi presiden pertama republik
nasionalis cina. 27 Januari 1912, panglima kepercayaan Yuan yang bernama Tuan Qi Rui,
mengetuk kawat kepada Pemerintahan Qing, yang pada pokoknya menuntut agar demi
keselamatan Kaisar dan keluarganya serta keselamatan seluruh bangsa Cina, supaya Kaisar Xuan
Dong turun tahta dan bentiuk kerajaan diubah menjadi republik.
Dalam tekanan, pada 1 Februari 1912, Ibu Suri atas nama Kaisar Xuan Dong
mengeluarkan Sabda Mahkota, yang memberi kuasa kepada Yuan Shi Kai untuk berunding
dengan kaum revolusioner dan mengatur penurunan tahta Kaisar Xuan Dong.
7
Taniputera, Ivan. History of China. 2007. Ar-Ruzz Media. Hal 534
Dengan demikian berakhirlah dinasti Qing yang berkuasa di Cina selama 268 tahun, dan
dengan itu berakhirlah bentuk kerajaan Cina. Dan Republik Nasionalis Cina yang baru dilahirkan
itu mulailah berjalan bertatih-tatih menjelang masa depan yang serba dinaungi oleh peperangan
dan pergolakan.
Pada tanggal 29 Desember 1911, Dewan Perwakilan Rakyat di Nan King memilih Dr.
Sun Yat Sen sebagai presiden pertama Republik Nasionalis Cina, dan menobatkannya pada
tanggal 1 Februari 1912. Namun pada tanggal 14 Februari Presiden Sun Yat Sen meletakkan
jabatannya sebagai Presiden Sementara kepada Dewan Nasional di Nan King. Hal itu
dikarenakan Sun ingin menepati janjinya kepada Yuan Shi Kai (tanggal 1 Januari 1912) untuk
menjadikan Yuan sebagai Presiden pertama Republik Nasional Cina.
Permintaan pemberhentian Dr. Sun di kabuli pada tanggal 15 February 1912. Yuan Shi
Kai diangkat menjadi Presiden dengan Li Yuanhong sebagai wakilnya. Sun menyatakan kalau
Yuan telah berjasa besar dalam hal menjatuhkan kaisar Manchu dari tahta dan dalam hal
mempersatukan Cina Utara dan Selatan.8
Yuan baru diangkat menjadi presiden pada tanggal 10 Maret 1912. Tapi baru awal
pemerintahannya saja, terdapat kekecewaan dari Dr. Sun. Pasalnya Yuan tidak menghendaki
adanya pemerintahan demokratis. Yang di cita-citakan Dr. Sun. Ia tidak menginginkan
partisipasi rakyat dalam pemerintahan. Parlemen baru bersidang pada bulan April 1913. Pada
saat yang bersamaan Yuan telah berhasil memperkokoh kedudukannya baik dari segi financial
maupun politis. Ia merundingkan untuk meminjam dana yang sangat besar dengan para banker
yang berasal dari Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Belgia, dan Jepang. Meskipun tidak disetujui
parlemen, tetapi akhirnya kemenangan berada di pihak Yuan. Untuk memperkuat kedudukannya
secara politis, ia bahkan mengganti gubernur-gubernur provinsi dengan para pengikutnya.
Dr. Sun sendiri tidak tinggal diam atas kesewenang-wenangan ini dan mengerahkan
ekspedisi militer pada bulan Juli 1913 untuk menghukum Yuan, tetapi gagal. Ekspedisi ini
ditindas oleh Yuan dengan kekuatan militernya dan memaksa Dr. Sun untuk melarikan diri ke
Jepang. Sementara itu, perkumpulan Dong Meng Hui yang didirikan oleh Dr. Sun telah diubah
namanya menjadi Goumindang (Partai Rakyat) pada bulan Agustus 1912.
8
Joe Lan, Nio. Tiongkok Sepanjang Abad. 1950. Balai Pustaka. Hal 262
Undang-undang dasar yang baru disahkan pada bulan Mei 1914 itu memperbesar
kekuasaan presiden dan memanjangkan masa jabatannya dari 5 tahun menjadi 10 tahun. Selain
itu, presiden dapat dipilih kembali secara terus menerus tanpa batas, sehingga dengan begitu
Yuan menjamin dirinya sebagai presiden seumur hidup.
Sementara itu pecah Perang Dunia I dan Jepang yang militerismenya sedang bangkit
menggunakan kesempatan tersebut untuk meluaskan wilayahnya di daratan Cina. Saat itu Jepnag
masih sakit hati kepada Jerman yang menolak keinginannya memperoleh Semenanjung
Liaodong sebagai pampasan atas kekalahan Cina dalam Perang China-Jepang (1894-1895).9
Oleh karena itu Jepang memutuskan untuk masuk tim sekutu melawan Jerman. Pada bulan
Agustus 1914, didudukinya Shandong dan Qingdao yang menjadi wilayah jajahan Jerman. Demi
menghindari kecurigaan dunia, Jepang menyatakan melalui perdana menterinya bahwa ia tidak
memiliki kehendak untuk merampas wilayah Cina, malah Jepang ingin wilayah Cina seutuhnya
yang telah direbut Jerman. Namun belakangan Jepang berbuat melebihi hak-hak istimewa yang
pernah didapat Jerman, hal itu juga yang membuat Amerika sesekali mengimbau Jepang.
Pada saat itu, Presiden Yuan Shi Kai tidak memihak kepada Negara manapun dalam
Perang Dunia I. Namun, beliau hanya mengirimkan surat kepada Perdana Mentri Jepang tanggal
18 Januari 1915 agar Jasirah Shandong dikembalikan kepada Cina seutuhnya. Surat ini membuat
Jepang marah karena mereka menganggap bahwa Presiden Yuan tidak bersahabat. Dalam hal ini
Jepang mengajukan tuntutan kepada Cina yang meliputi 21 pasal, yang kemudian dikenal dengan
sebutan Dua Puluh Satu Tuntutan atau The Twenty One Demands, pokok-pokoknya adalah
sebagai berikut10 :
2. Jepang diberi kekuasaan untuk mengawasi pabrik besi dan baja terbesar di Cina, yaitu
pabrik Han Yeh Ping;
3. Para penasihat Jepang di bidang politik, keuangan, militer, dan diberi hak untuk
mengadakan operasi bersama di bidang kepolisian di daerah-daerah strategis;
4. Pembelian peluru dan mesiu Cina, minimal 50% harus dari Jepang;
Apabila tuntutan ini tidak dipenuhi, maka Jepang akan menggunakan kekerasan senjata,
dan akan memberi bantuan kepada kaum revolusioner. Yuan Shi Kai selaku presiden tidak mau
mengabulkan permintaan ini, sehingga Jepang memberikan ultimatum pada tanggal 7 Mei 1915.
Akhirnya Yuan mengabulkan permintaan Jepang, tetapi hanya tiga bagian pertama saja yang
diterima dengan beberapa perubahan yang meringankan. Hal ini membuat rakyat Cina kecewa,
9
Taniputera, Ivan. History of China. 2007. Ar-Ruzz Media. Hal 540
10
Sukisman, WD. Sejarah Cina Kontemporer Jilid I. Hal 139
dibuktikan dengan pemboikotan barang-barang Jepang di Cina, dan berpulangnya mahasiswa-
mahasiswa Cina yang sedang belajar di Jepang.
Dalam keadaan yang serba kalut itu Presiden Yuan tetap mempertahankan kedudukannya
sebagai presiden, pada tanggal 20 November 1915 Yuan bahkan membuat kejutan luar biasa.
Melalui suatu manipulasi politik dia menyelenggarakan suatu Sidang Musyawarah Nasional,
dalam sidang tersebut dikembangkan penilaian terhadap bangsa dan Negara Cina, yang akhirnya
disimpulkan bahwa Masyarakat Cina tidak dapat hidup dengan baik dibawah kekuasaan
berbentuk Republik, melainkan cocok dengan Negara berbentuk kerajaan. Demikianlah maka
Sidang Musyawarah Nasional menghimbau kepada Presiden Yuan untuk mau diangkat sebagai
seorang Kaisar .11 Dengan manipulasinya ia menolak permintaan itu, dan sampai ketiga kalinya
akhirnya ia menerima keputasan sidang. Pada tanggal 1 Januari 1916 dinobatkan sebagai
pengukuhannya sebagai Kaisar dengan gelar Hong Xian.
Dr. Sun dan kawan-kawannya serta pemimpin-pemimpin militer yang bukan kawan
Dr.Sun atau lawan Yuan tetap mempertahankan bentuk republik. Hal itu juga yang membuat
Yuan menunda pengangkatan atas dirinya sebagai Kaisar. Para pengikut Goumindang tidak sabar
lagi dengan kekacauan dalam bidang pemerintahan itu. Mereka lalu membentuk pemerintahan
baru di Canton dengan Li Yuanhong yang waktu itu masih menjadi wakil presiden sebagai
pemimpinnya. Dengan demikian Cina terpecah menjadi dua; pemerintahan Yuan di utara dan Li
di selatan.
Setelah pihak Jepang memberikan peringatan kepada pemerintahan Cina di bawah Yuan
pada tanggal 15 Maret 1916, membuat posisi Yuan semakin terdesak. Ia bahkan coba memikat
hati kaum pemberontak. Kaum pemberontak duah tak dapat diajak bicara lagi. Akan tetapi
kenyataannya setelah semua kekalutan itu, pada tanggal 6 Juni 1916 Yuan meninggal dunia.
Setelah kematiannya, Cina kembali bersatu dengan Li Yuanghong sebagai presidennya.
Wafatnya Yuan belum berarti menyelesaikan masalah yang mendera republik yang masih
berumur muda ini. Para gubernur militer atau penguasa local yang disebut warlord saling
bertempur satu sama lain memperebutkan kekuasaan; bahkan pemerintahan pusat tak berdaya.
Adanya hak ekstra-teritorial yang diberikan kepada bangsa asing ikut menyebabkan mengapa
peperangan itu tidak ada habis-habisnya. Jika seorang warlord kalah, ia akan melarikan diri ke
wilayah ekstra-teritorial asing yang tidak dapat dijangkau oleh lawannya sambil menunggu
kesempatan untuk bertempur kembali. Era ini berlangsung dari tahun 1916 hingga penyatuan
Cina kembali oleh Chiang Kai Shek (Jiang Jieshi) pada tahun 1928.
Perang Dunia I yang saat itu sedang bergejolak membuat Cina ikut terseret didalamnya.
Bangsa Barat akan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Cina apabila tidak mau
menyatakan perang terhadap Jerman, sebagai gantinya Bangsa Barat akan memepertimbangkan
11
Ibid
penundaan pembayaran penggati rugian selama pemberontakan Boxer. Ternyata pihak Cina
setuju dan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Jerman pada tanggal 14 Maret 1917.
Perdana Menteri Duan Qirui menyetuji untuk diadakannya perang, rapat gubernur-gubernur juga
menyetujuinya. Tetapi anggota parlemen tidak setuju, dan Duan meminta presiden untuk
membubarkan parlemen. Inilah yang mengawali warlordisme di Cina.
Pada tanggal 23 Mei, presiden memecat Duan yang melarikan diri ke Tianjin. Lalu Duan
dengan kesal hati membuat pemerintahan baru dan menyatakan lepas dari pemerintahan Cina
dengan Xu Shichang Sebagai presidennya. Presiden Li Yuanzhong dengan ini meminta
perlindungan Jenderal Zhang Xun, seorang pengikut setia Dinasti Qing. Bunting bagi Li,
ternyata Zhang menghianatinya, bahkan Zhang berniat untuk mengembalikan Cina kepada
sisitem monarki dan memberikan jabatan Kaisar kembali kepada Pu Yi. Li tak kuasa menghadapi
Zhang dan melarikan diri ke gedung kedutaan Jepang.
Duan rupanya tak setuju atas kembalinya Cina ke system monarki. Ia menyerang Beijing
dan mengalahkan Zhang. Ia kembali menjadi perdana menteri di Beijing, dan meminta Li untuk
kembali menjadi presiden, namun Li menolak, dan akhirnya jabatan presiden diberikan kepada
Feng Gouzhang tertanggal 17 Juli 1917. Duan mendapatkan keleluasaan melakukan perang
dengan Jerman. Pembayaran atas pampas an pemberontakan Boxer serta wilayah ekstra-teritorial
yang dulu diberikan kepada Jerman dihapuskan, sesuai janji sekutu.
Anggota parlemen yang dibubarkan oleh Li Yuanzhong melarikan diri ke selatan. Mereka
menolak pemerintahan Duan Qirui di utara dan menggapnya tidak sah. Permintaan sementara di
Selatan dipimpin oleh Dr. Sun sebagai pemimpinnya didirikan pada bulan September 1917 dan
dinyatakan sebagai pemerintahan yang sah satu-satunya menurut undang-undang dasar. Namun
pihak asing tak mengakui pemerintahan ini. Sekali lagi Cina terpecah menjadi dua: pemerintahan
Duan Qirui di utara dan Goumindang di selatan. Namun di utara terpecah juga.
Pemerintahan Duan yang waktu itu terlalu condong ke Jepang menghawatirkan Amerika Serikat.
Mereka takut kalau-kalau nanti Cina akan dijadikan Negara pengaruhnya sehingga mengancam
Negara-negara lain. Dan saat itu diadakan pertemuan antara R. Lansing Menteri Negara Amerika
Serikat dengan Kikujiro Ishii duta besar istimewa Jepang pada tanggal 2 November 1917.
akhirnya disepakati bahwa kedua Negara tak akan melanggar kemerdekaan dan kedaulatan Cina.
Dalam perjanjian Versailles pada tanggal 28 Juni 1919, janji yang diingkari sekutu untuk
mengembalikan wilayah Cina diwujudkan dengan Cina tidak menandatangani perjanjian
tersebut. Hasil perjanjian yang akan merugikan ini, membuat mahasiswa Cian berontak dan
melakukan perlawanan kepada Menteri Luar Negeri Zhang Zongxiang. Dan gerakan ini disebut
juga dengan “Gerakan Empat Mei”.
Sejak perang Candu (1840), bangsa cina merosot derajatnya dari suatu bangsa yang
memiliki peradaban yang cemerlang menjadi bangsa yang tertindas dan terhina oleh bangsa
Barat. Bahkan Jepang yang merupakan Negara kecil di Asia mampu juga menindas peradaban
bangsa Cina. Kemudian setengah abad berlalu, ketika Negara tetangga Cina, yaitu Rusia,
dilanda Revolusi Bolshevik (oktober 1917); kerajaan Rusia ditumbangkan dan diganti dengan
Republik Uni Soviet di bawah kekuasaan Partai Komunis Rusia.
Perang Dunia I yang meruntuhkan system monarki Rusia yang diikuti dengan
diturunkannya tahta Tsar Nikolai II bahkan dibunuh oleh kaum komunis tahun 1917. Rusia
menjadi republic sosialis dibawah Lenin. Pemerintahan baru itu ingin membina hubungan
diplomatic dengan Cina serta menyebarkan paham komunisme disana. Pada pertengahan 1918
seorang kepala perpustakaan dari Universitas Beijing, Li Da Jao, mendirikan Perhimpunan
Penelitian Marxisme, anggota-anggota pertamanya Mao Ze Dong (seorang asisten Li Da Jao),
Qu Qiu Bai, dan Zhang Guo Tao yang kelak kemudian hari menjadi tokoh-tokoh besar Partai
Komunis Cina. Pada tahun 1919, Voitchinski mendirikan sekolah untuk memperlajari
komunisme di Shanghai. Lebih jauh lagi, pemerintahan Uni Soviet mengirimkan Abraham Adolf
Joffe ke Beijing untuk mengadakan perundingan mengenai daerah-daerah ekstra-teritorial dan
pelabuhan-pelabuhan yang pernah di rampas oleh Rusia dari Cina. Uni Soviet menyatakan
semua daerah itu akan dikembalikan kepada Cina. Namun usaha Joffe ini diabaikan oleh
pemerintahan Beijing, sehingga ia akhirnya beralih pada pemerintahan Goumindang di selatan.
12
Taniputera, Ivan. History of China. 2007. Ar-Ruzz Media. Hal 550
Dr. Sun menerima tawaran Joffe, namun ia berpendapat bahwa paham komunis
tidak dapat diterapkan di Cina, Joffe menerima, hal itu diungkapakan dalam manifesto bersama
tertanggal 26 January 1923. Joffe mengungkapkan kembali akan mengembalikan daerah-daerah
yang pernah diambil Uni Soviet untuk dikembalikan ke Cina. Dengan demikian, terjalinlah
hubungan antara pemerintahan Goumindang dengan Uni Soviet.13 Sun mengutus Jiang Jieshi
(Chiang Kai Shek) untuk mengadakan kunjungan persahabatan ke Uni Soviet serta mempelajari
keadaan politik dan oraganisasi pemerintahan disana. Setelah 3 bulan Jiang Jieshi berada di Uni
Soviet, akhirnya ia mendapat kesan bahwa revolusi dunia dan internasionalisme yang didengung-
dengungkan oleh kaum komunis itu adalah lebih berbahaya dari kolonialisme. Dia curiga bahwa
janji-janjinya yang muluk-muluk itu hanya sebagai kedok dari tujuan imperialisme Rusia belaka.
Dr. Sun yang menerima laporan tersebut menanggapinya dengan menasehati Jiang Jieshi untuk
tidak terlalu memantau terlalu jauh ke depan, dan sebaliknya agar lebih mengahayati revolusi
Cina yang sedang berkobar.14
Soviet untuk selanjutnya mengirim penasihatnya ke Cina. Dua orang terkemuka di antara
mereka adalah Michael Borodin, yang sangat berpengalaman dalam mengatur jalannya revolusi
serta Jenderal Blucher. Borodin dijadikan tangan kanan Sun Yat Sen dalam mengatur system
organisasi Goumindang; sedangkan Jenderal Blucher ditugaskan untuk mengajar di Whampoa
Military Academy, suatu akademi militer yang didirikan oleh Dr. Sun di Whampoa pada tahun
1924. Jiang Jieshi diangkat sebagai pimpinan sekolah tersebut dan Zhou Enlai (kelak perdana
menteri RRC) memimpin divisi politiknya.
2. Persahabatan dengan Uni Soviet pada umumnya, dan kerja sama dengan kaum
komunis Cina.
Setahun kemudian, tepatnya tanggal 12 Maret 1925, Dr. Sun wafat dengan penyakit
kanker yang diidapnya. Wafatnya Dr. Sun merupakan pukulan besar bagi bangsa Cina, ditandai
dengan di bulan Juni 1925, hampir terjadi insiden yang akan menimbulkan konflik internasional.
Kekacauan terjadi Cina dengan tidak adanya pemimpin yang tepat. Kekacauan itu serta wafatnya
Dr. Sun menggagalkan persatuan nasionalis Cina. Pemerintah Goumindang di Canton lalu
13
Ibid
14
Sukisman, WD. Sejarah Cina Kontemporer Jilid I. Hal 165
15
Ibid. Hal 167
melantik Wang Jingwei sebagai presiden. Namun di utara banyak kepala pemerintahan yang
bergejolak contohnya saja Feng Yuxiang dengan Zhang Zoulin. Zhang berhasil dikalahkan dan
melarikan diri ke Mancuria, tetapi kemudian bersekutu dengan Wu Peifu dan mampu
menyingkirkan Feng. Feng sendiri melarikan diri ke Mongolia lalu ia mengunjungi Rusia dan
pada bulan Juni 1926 bergabung dengan Goumindang.
Pada saat yang sama dengan berlangsung nya penyatuan Cina yang dipimpin Jiang,
anggota sayap kiri Goumindang yang prokomunis memindahkan pusat pemerintahan mereka ke
Wuhan dengan Wang Jingwei sebagai pemimpinnya. Dengan demikian Goumindang terpecah
menjadi dua : yakni sayap kanan dan kiri (komunis).
Wang sebagai pemimpin yang bukan komunis ini kewalahan akan tindakan anggota
Goumindang yang berlairan kiri. Ternyata Komunis menginginkan untuk menghapuskan
Goumindang dan menjadikan Cina sebagai Negara Komunis. Oleh karena itu ia menerima
ajakan Feng untuk bersatu kembali dengan Jiang dan menghapus komunis. Hal ini membuat
putus hubungan antara Goumindang dengan komunis.
Walaupun sudah terlepas dari komunis, namun anggota Goumindang tetap saja kontra
terhadap Jiang, dan hal ini yang menyulitkan Jiang untuk menyatukan Cina. Namun, belakangan
terjadi kesepkatan yang membuat mereka bersatu pada Januari 1928. Gerakan untuk
mematahkan para warlord di utara dapat diteruskan kembali. Di pihak lain, Pasukan Pemukul
Utara dapat mengalahkan para warlord yang menyerah dan bergabung dengan Jiang. Semua para
warlord secara serempak menyadarkan diri atas kekalahan mereka, dan Cina bersatu di bawah
kekuasaan Jiang Jeishi.
Revolusi Bolsevik pada tahun 1917 memiliki dampak yang cukup besar bagi
perkembangan komunis di China. Para intelek China berpendapat ternyata sebuah ideology
revolusi yagn dapat digunakan dalam masyarakat yang pada umumnya masih agraris seperti
masyarakat Rusia juga memungkinkan terjadi di China16. Pada bulan November 1918 Li Ya chao
yang merupakan seorang Profesor di Universitas Peking menulis sebuah artikel dalam majalah
‘pemuda baru’ untuk memperingati hari ulang tahun pertama dari revolusi Bolsevik. Artikel ini
menjadi tanda berangkat bagi dunia kecil dari kaum intelek progresif di China. Mulai didirikan
kelompok-kelompok studi yang mempelajari marxisme-leninisme, yang salah satunya dijalankan
16
Geschiiedenis van china hal 116
Mao Tse tung yang telah bekerja di perpustakaan Universitas Peking sebagi assisten dibawah
pimpinan Li Ta chao17.
Pada tahun 1921 partai komunis China resmi didirikan. Yang dimana sebelum itu
Voichinski mendirikan suatu sekolah di Shanghai yang mempelajari tentang komunis. Namun
setelah partai komunis China terbentuk Voitchinski tidak tampak lagi, dan sebagai gantinya
pemerintah Rusia mengirimkan Abram Joffe ke peking untuk membicarakan persetujuan antara
Rusia dan Tiongkok. Yang nanti menghasilkan manifesti Sun-Joffe18. Berdirinya partai Komunis
China tidak terlepas dari desakan dari komintern yang dwakili oleh Sneevliet. Sneevliet
mendorong komunis China untuk sesuai dengan pemikiran Lenin, mencari kerjasama dengan
kaum revolusiborjuis sekitar Sun Yat Sen. Disamping motif anti imperialis, Lenin juga
menginginkan sebuah Negara China yang stabil dan bersahabat sebagai perlindungan di
punggung dari Negara Soviet yang masih muda19.
Rusia yang memulai hubungan hangatnya dengan China mengirimkan Borodin sebagai
tangan kanan yang dipercaya untuk mengurus soal Kuo Min Tang. Dalam tahun 1923 itu juga
Kuo Min Tang direorganisir. Sesudah perubahan ini partai ini mengadakan kongres nasional di
Canton. Kongres ini mengambil putusan bahwa anggota-anggota Partai Komunis China
diperkenankan masuk Kuo Min Tang untuk meperkuat Unsur-Unsur rovolusioner dalam negerei
dengan Syarat bahwa mereka tunduk kepada asas-asas Kou Min Tang dan keanggotaaan mereka
secara perorangan bukan secara partai, Kongres ini juga menggangkan Mao Tse Tung sebagai
ketua panitia propaganda Kuo Min Tang. Hal ini menandai babak baru hubungan Kuo Min Tang
dengan Partai Komunis China20.
17
Ibid hal 117
18
Tiongkok Sepanjang abad hal 287
19
Geschiiedenis van china hal 117
20
Tiongkok Sepanjang abad hal 289
pernah mendekat, maka mereka hanya berilusi saja. Satu-satunya jalan untuk menghindari
kesalahan oportunisme adalah dengan terus menerus dan dengan rendah hati belajar dari ajaran-
ajaran Marx dan Lenin di dalam perjuangan massa proletariat dan dalam kritik mutual antar
kamerad.
Chen Duxiu berpendapat bahwa bahwa kondisi objektif adalah faktor sekunder penyebab
kegagalan revolusi Cina. Sumber utama adalah kesalahan oportunisme, kesalahan kebijakan kita
dalam berhubungan dengan borjuis Kuomintang. Semua kamerad yang bertanggungjawab di
Komite Sentral pada waktu itu, terutama saya sendiri, seharusnya secara terbuka dan berani
mengakui bahwa kebijakan tersebut benar-benar keliru. Namun tidak cukup hanya mengakui
kesalahan tersebut. Kita harus bersungguh-sungguh serta secara menyeluruh mengakui bahwa
kesalahan masa lalu ini adalah isi internal dari kebijakan oportunisme, meneliti sebab-sebab dan
hasil kebijakan tersebut, dan kemudian mengungkapkannya dengan jelas. Demikian kita dapat
berharap untuk menghentikan mengulang kesalahan masa lalu dan mengulangi oportunisme
masa lalu di revolusi yang akan datang. Ketika partai kita pertama kali didirikan, meskipun
masih sangat muda namun di bawah bimbingan Leninis Internasional, kita tidak melakukan
kesalahan besar apapun. Sebagai contoh, kita dengan tepat memimpin perjuangan buruh dan
mengenali karakter kelas dari Kuomintang. Pada tahun 1921 partai kita mengundang delegasi-
delegasi Kuomintang dan organisasi sosial lainnya untuk berpartisipasi dalam konferensi Toilers
of the Far East[, yang diorganisasi oleh Komunis Internasional (Komintern). Konferensi tersebut
memutuskan bahwa dalam negeri-negeri kolonial di Timur, perjuangan revolusi demokratik
harus dijalankan dan dalam revolusi tersebut soviet-soviet petani harus diorganisir.
Aspek Politik
• Yuan Shikai
Pada masa pemerintahan Yuan Shikai, ia membuat Undang-undang dasar baru yang
disahkan pada bulan Mei 1914 itu memperbesar kekuasaan presiden dan memanjangkan masa
jabatannya dari 5 tahun menjadi 10 tahun. Selain itu, presiden dapat dipilih kembali secara terus-
menerus tanpa batas, sehingga dengan demikian, Yuan menjamin bahwa dirinya dapat menjadi
presiden seumur hidup21. Yuan Shikai sebenarnya tidak ingin menjalankan suatu sistem
parlementer tetapi ia ingin mengembangkan sistem kekaisaran lagi, bahkan pada tahun 1915
Yuan Shikai mencoba mengangkat dirinya menjadi kaisar. Namun, mendapat banyak
pertentangan dari rakyat sehingga menemui kegagalan22. Demi menjadi seorang kaisar Yuan
Shikai mulai menyingkiran para pesaing melalui pembunuhan politik serta mengganti gubernur-
gubernur provinsi dengan para pengikutnya23.
• Warlord
21
Ibid, Taniputra, Hlm.540.
22
Geschiedenis, Hlm.112.
23
Ibid, Taniputra, Hlm.540.
Pemerintah pusat tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, hanya sekedar nama saja
karena pada prakteknya yang memegang kekuasaan adalah para warlord yang banyak tersebar
di China. Pemerintah dikuasai oleh kelompok militer yang selalu berubah dan hanya memiliki
kekuasaan dominan24. Adanya hak-hak istimewa ekstraterotorial kepada bangsa asing yang
membuat keadaan menjadi kacau.
• Yuan Shikai
Pada masa pemerintahan Yuan Shikai, ia mencoba meminjam modal asing dari Inggris,
Prancis, Jerman, Rusia, Belgia, dan Jepang sejumlah ₤ 25.000.000. Beberapa asset pertambangan
dikuasai Jepang karena menjadi Negara bagian dari 21 permintaan Jepang. Selain itu pemerintah
juga mengadakan pemboikotan kepada barang-barang Jepang sebagai bentuk ketidaksukaannya
pada kependudukan Jepang.
• Warlord
Industrialisasi mulai ada meski baru dalam skala kecil. Selain itu adanya kesepakatan
dengan pihak asing mengenai wilayah sewaan tarif bea dan cukai akibat adanya hak
ekstrateritorial dari bangsa asing27.
24
D. Van der Horst, Geschiedenis van china,hlm.112.
25
Ivan Taniputra , History of China,hlm.555.
26
Ibid, D. Van der Horst hlm.112.
27
Ivan Taniputra , History of China,hlm.547.
dari penghasilan pemerintah pusat berasal dari bea cukai dan selebihnya dari pajak tidak
langsung28.
Sosial
• Yuan Shikai
Cengkraman Jepang semakin kuat dengan 21 tuntutannya yang 3 bagian utamanya
disetujui oleh Yuan Shikai para pegawai pemerintah, penasehat pemerintah pusat, dan lembaga
kepolisian banyak dipegang oleh bangsa Jepang.
• Warlord
Adanya gerakan 4 Mei 1919 paxda waktu itu mahasiswa Universitas Peking melancarkan
demonstrasi melawan ketentuan dari perjanjian Versailles, demonstrasi ini menyebabkan
perkembangan yang baru di berbagai bidang. Banyak terjadinya ketidakstabilan keamanan akibat
peperangan diantara para warlord. Kegiatan industrialisasi dan urbanisasi menghasilkan
golongan kaum-kaum proletar. Kelas menengah di kota bertambah banyak dan diantara mereka
mempunyai perasaan nasionalisme yang kuat, selain itu banyak pula boikoit-boikot anti Jepang,
dan mulai muncul pemogokan dari kaum proletar29.
SUMBER:
32
D. Van der Horst, Geschiedenis van china,hlm.123.
33
D. Van der Horst, Geschiedenis van china,hlm.142.