Professional Documents
Culture Documents
The levels of a building are often referred to as floors and are described in
the article storey. This article describes the structure of floors.
Floors typically consist of a subfloor for support and a floor covering used to
give a good walking surface. In modern buildings the subfloor often has electrical
wiring, plumbing, and other services built in. Because floors meet many needs,
some essential to safety, floors are built to strict building codes.
Where a special floor structure like a floating floor is laid upon another floor then
both may be referred to as subfloors.
Floor covering
Materials almost always classified as floor covering include carpet, area rugs, and
resilient flooring such as linoleum or vinyl flooring. Materials commonly called
flooring include wood flooring, ceramic tile, stone, terrazzo, and various seamless
chemical floor coatings.[1]
The choice of material for floor covering is affected by factors such as cost,
endurance, noise insulation, comfort and cleaning effort. Some types of flooring
must not be installed below grade (lower than ground level), and laminate or
hardwood should be avoided where there may be moisture or condensation.
The sub-floor may be finished in a way that makes it usable without any extra work,
see:
Carpet
Carpet is a floor covering woven or felted from natural or man-made fibers. Fitted
carpet is attached to the floor structure, extends wall-to-wall, and cannot be moved
from place to place. An underlay can extend carpet life and improve comfort.
Laminate
Laminate is a floor covering that appears similar to hardwood but is made with a
plywood or medium density fiberboard ("MDF") core with a plastic laminate top
layer. Laminate may be more durable than hardwood, but cannot be refinished like
hardwood. Laminate flooring is available in many different patterns which can
resemble different woods or even ceramic tile. It usually locks or taps together.
Area rugs
Rugs are also woven or felted from fibers, but are smaller than the room in which
they are located, have a finished edge, and usually lie over another finished floor
such as wood flooring. Rugs may either be temporarily attached to the flooring
below by adhesive tape or other methods to prevent creep, or may be loose-laid.
Resilient flooring
Wood flooring
Many different species of wood are fabricated into wood flooring in two primary
forms: plank and parquet. Bamboo flooring is also available. While bamboo is
technically not a wood, bamboo flooring is installed and functions much like wood
flooring. Reclaimed lumber has a unique appearance and is green.
Ceramic tile
Ceramic tile includes a wide variety of clay products fired into thin units which are
set in beds of mortar or mastic with the joints between tiles grouted. Varieties
include quarry tile, porcelain tile, terra cotta tile, and others.
Stone
Many different natural stones are cut into a variety of sizes, shapes, and
thicknesses for use as flooring. Stone flooring is usually set in mortar and grouted
similar to ceramic tile.
Terrazzo
Terrazzo consists of marble or other stone aggregate set in mortar and ground and
polished to a smooth surface.
Many different seamless flooring materials are available. These are usually latex,
polyester, or epoxy compounds which are applied in liquid form to provide a
completely seamless floor covering. These are usually found in wet areas such as
laboratories or food processing plants.
Other floorings
• Linoleum
• Marble
• Mosaic
• Parquetry
• Performance surface flooring for dance or athletics
• Rubber
• Tile Includes slate, ceramic and stone tiles
1. Jenis dan macam lantai
a. Keramik
Banyak orang memilih keramik sebagai material lantai. Jenis, ukuran, dan
beragam harga serta kualitas menjadikan keramik sebagai primadona.
Satu hal lain dari keramik yang menjadi pilihan utama calon pemilik rumah, yaitu
mudah dalam hal pemasangan dan perawatan. Dengan hanya menyapu, mengepel,
dan kalau perlu disikat. Selain dua keunggulan tadi, keramik juga tahan api dan
rayap. Dengan perbagai keunggulan yang tersaji pantaslah keramik menjadi
primadona.
Aneka keramik ada di pasaran. Mulai dari ukuran hingga jenisnya. Mari
kita lihat segala tentang keramik.
Keramik hadir dengan banyak pilihan ukuran, warna serta motif. Ukuran standar
yang sering kita temui di pasar antara lain, 20x20cm, 30x30cm, 20x25cm,
25x33cm, 33.3x50cm, 32.5x49cm, 32.5x65.6cm, 33.3x33.3cm, 45x45cm, dan
33.3x66.6cm. Ukuran yang bervariasidiharapkan dapat membantu banyak pemilik
rumah bereksplorasi denganya. Terlebih agar penggunaan keramik dapat memberi
banyak ide dan cocok dengan ukuran ruangan. Selain itu juga agar sampah sisa
keramik tak terlalu banyak, sehingga merugikan penggunanya.
Tentu bagaimanapun sampah sisa proyek pembangunan tak bisa dihindari. Namun
dengan keberagaman ukuran tadi, paling tidak membuat pemilik rumah atau
kontraktor dapat memiliki ukuran yang sesuai kebutuhan. Terlebih lagi selain soal
ukuran, produsen keramik juga telah membuat aneka motif yang dinamis, atraktif,
dan memiliki citarasa seni.
Berikut ini kami sampaikan beberapa jenis keramik berdasar proses pembuatannya,
karakter permukaan, dan daya tahan. Penggolongan ini antara lain dapat
membantu kita untuk memilih keramik yang sesuai dengan peruntukan.
Menurut permukaan:
• Single firing, yaitu proses dimana keramik dicetak lalu diberi lapisan glasir
atau dekoras, lalu dibakar untuk menjadi produk akhir (finished good).
• Double firing, yaitu proses keramik yang dicetak lalu dibakar, kemudian
diberi lapisan glasir, dibakar kembali pada temperatur lebih rendah.
Menurut porositasnya:
Terbagi atas keramik extruded, dry, pressed, dan tiles made by other processes.
• Kelas I, yaitu lantai yang dilalui orang dengan alas kaki lunak atau tanpa alas
kaki, tanpa ada gesekankotoran-contoh:kama mandi rumah, kamar tidur
yang jalan masuknya tidak langsung dari luar rumah.
• Kelas II, yaitu lantai yang dilalui orang dengan alas kaki lunak atau normal.
kadang ada sedikit gesekan yang keras-contoh: ruang keluarga,ruang tamu,
dan ruang lain yang sering dilalui orang kecuali dapur.
• Kelas III, yaitu lantai yang sering dilalui orang dengan alas kaki normal. Ada
sedikit gesekan yang keras-contoh: dapur, koridor, balkon, teras.
• Kelas IV, yaitu lantai dengan lalu lintas normal, dengan gesekan keras-
contoh: dapurm komersil, hotel, ruang pameran, jalan masuk.
• Kelas V, yaitu lantai dengan lalul-lintas pejalan kaki yang pada periode
tertentu mendapat gesekan keras-contoh: shopping center, bandara, foyer
hotel, area pedestrian, area industri.
Tak ubahnya keramik lantai atau dinding, mozaik terbuat dari porselen, kaolin, dan
bahan khusus. Ramuan itu di-oven pada suhu 2.200ºC selama 24 jam. Daya
tekannya mencapai 500kg/cm2. Berbentuk kepingan, mozaik dirangkai di atas
jaring benang. Ukuran keping bervariasi, ada yang 18mmx18mm, 25mmx25mm,
28mmx28mm, 35mmx35mm, juga 50mmx50mm. Masing-masing keping memiliki
tebal 3mm-4mm. Sebagai pengikat antarkepingan adalah jejaring berbahan nilon,
mirip benang.
"Jaring berperan sebagai pengikat sekaligus perekat kepingan mozaik. Agar tak
lepas, jejaring dilem ke bagian belakang mozaik. Jejaring juga memudahkan
pemasangan," kata Kiki Meilani, Marketing PT Kuda Laut Mass, distributor khusus
mozaik porselen.
Soal varian, mozaik memiliki bentuk, desain, dan warna beragam. Ada yang kotak
siku, bulat, kotak lengkung, dan segienam. Model lainnya berupa kembangan,
dekoratif, dan acak. Variasi warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari
cat. "Inilah yang membuat mozaik menjadi bahan pencitraan elemen rumah. Ia
berupa kepingan yang dapat mengubah tampilan dinding dapur menjadi indah,"
kata Harlan Budiman, desainer Gaya Dapur, yang menggunakan mozaik sebagai
rancangan back panel kitchen set di dapur.
2. Lantai Kayu
Material ini sangat umum, mudah didapatkan di banyak tempat dan paling
banyak dipergunakan dalam pembangunan sebuah rumah tinggal. Material ini pun
memiliki beragam jenis dengan kelebihan masing-masing.
Sebagian jenis kayu sangat rapuh dan mudah dimakan rayap, sebagian
lainnya cukup keras dan dihindarkan rayap. Berbagai jenis kayu yang sering diolah
menjadi perlengkapan sebuah rumah (rangka atrocap, kusen, daun pintu-jendela,
lantai parket dan furnitur) adalah jati, bayam, meranti, merbau, nyatoh, dan
kamper.
Jati termasuk jenis kayu yang keras dan awet sehingga sangat baik dipergunakan
sebagai kusen. Selain itu, tampilan uratnya begitu menawan sehingga kayu jenis ini
pun banyak diolah menjadi perangkat furnitur.
Sedangkan kayu jenis bayam yang cukup keras, namun tidak memiliki penampilan
(urat) yang indah, sering dipakai sebagai rangka atap saja.
Ada sejenis kayu yang sangat keras, yakni kayu ulin. Saking kerasnya, jenis kayu
yang banyak terdapat di daerah Sumatera bagian selatan ini disebut juga kayu besi.
Kayu mindi atau geringging yang banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis,
tergolong kelas kuat III-II, setara dengan mahoni, sungkai, meranti merah dan kelas
awet IV. Kayu ini berwarna merah kecoklatan Kayu mindi sudah terbukti baik
sebagai bahan baku mebel dan parket.
Jenis lain yang juga cukup keras ialah kayu hitam yang sohor di dunia dengan nama
kayu ebony. Kayu ebony yang banyak terdapat di bagian timur wilayah Indonesia
adalah primadonanya kayu dan banyak diekspor ke mancanegara sehingga
harganya pun melonjak tinggi.
Kayu yang telah diolah menjadi papan serat (multipleks) biasanya dibuat menjadi
lemari atau perangkat furnitur lainnya. Multipleks adalah produk industri yang
dibuat dari lempengan-lempengan kayu yang dipres dan disatukan membentuk
lembaran besar dan diberi lapisan lembaran halus di kedua sisinya dengan sistem
perekatan. Ideal untuk furnitur karena dapat diselesaikan dengan berbagai sistem
pengecatan warna-warni bervariasi.
Parket ialah lembaran kayu berbentuk persegi yang juga disebut ubin kayu, karena
berfungsi sama seperti ubin/keramik lantai (juga dalam berbagai ukuran). Produk ini
berupa lempengan-lempengan papan kecil yang disatukan melalui sistem
penyambungan yang akurat, perekatan yang kuat. Dipasang sebagai ubin lantai
dengan bantuan perekat khusus dan penyelesaiannya berupa laminasi melamin
yang mengilap. Untuk lantai parket umumnya dipergunakan kayu yang berserat
halus dengan tampilan guratan urat kayu yang indah. Karena itu, lantai parket
memerlukan penyelesaian melamin yang tepat untuk menonjolkan ciri khas utama
material kayu ini.
Material kayu sangat membutuhkan perhatian dan perawatan yang baik dan tepat
dan sebaiknya dihindarkan dari kelembaban dan air (basah).
Lantai kayu memiliki nilai estetis tinggi dan kenyamanan yang lebih
baik dibandingkan dengan lantai dari jenis batu. Pada dasarnya menurut
jenis material untuk lantai kayu terdapat 2 jenis lantai kayu yaitu Solid
hardwood (kayu solid) dan Engineered hardwood (kayu buatan).
Bentuk lantai kayu bisa berupa kayu strip: dengan lidah alur, plank: terdiri
dari 3 lebar strip sekaligus atau parket: susunan lantai kayu yang
membentuk motif tertentu.
Solid Hardwood Flooring:
Berupa kayu solid yang dibentuk seperti 'plank' dengan ketebalan sekitar
18mm. Model standarnya terdapat alur dan lidah pada bagian sampingnya.
Beberapa pabrik kadang memproduksi dengan ketebalan hingga 10mm.
Keunggulan jenis bahan ini adalah adanya kemungkinan untuk diamplas
ulang setelah pemakaian selama beberapa waktu. Jenis lantai kayu ini rata-
rata tanpa finishing atau hanya finishing dasar karena proses finishing
akhir akan dilakukan ketika lantai kayu telah terpasang.
Lantai kayu yang telah difinishing dasar biasanya pada sisi atas lidah & alur
dibuat 'bevel' kecil.
Instalasi jenis lantai kayu ini menggunakan sistem 'floating' atau perekatan
dengan lem, tergantung jenis lantai yang akan dipasang lantai kayu.
Sistem floating memungkinkan untuk dopasng di atas lantai beton, yang
rata-rata tidak memiliki terlalu banyak perbedaan ketinggian atau juga
diaplikasikan di atas lantai keramik.
Begitu pula dengan lantai vinyl bermotif kayu. Meskipun terbuat dari vinyl, namun
terlihat seperti motif kayu alami. Tersedia pula beberapa motif dan warna kayu
yang berbeda.
Setiap lembar lantai vinyl ini dilengkapi dengan perekat di bagian bawahnya.
Sehingga tidak perlu menambahkan lem untuk pemasangannya. Anda bisa
memasangnya di atas lantai keramik, seperti memasang karpet. Jika Anda bosan,
melepasnya pun mudah. Praktis bukan?
Anda bisa memasangnya sendiri, karena sangat mudah. Mirip dengan menyusun
puzzle. Selain itu, lantai vinyl juga mudah dibersihkan. Anda cukup menyapu atau
mengepelnya seperti pada lantai keramik. Tidak perlu takut rusak, karena lantai
vinyl tahan terhadap air dan cairan kimia.
Aplikasi Vinyl tidak terbatas hunian pribadi atau bangunan publik. Pada hunian vinyl
banyak diaplikasikan sebagai lantai ruang keluarga, ruang tidur, dan dapur. Rumah
sakit jadi salah satu bangunan publik yang biasa juga menggunakannya. Selain itu
ada hotel, perkantoran bahkan asrama sekolah.
Kelebihan yang ditawarkan bahan Vinyl sangatlah banyak. Vinyl kuat hingga tidak
mudah robek. Selain itu juga, tahan panas dan air. Bahan ini juga mempunyai usia
panjang hingga menghemat pengeluaran.
Hadir dengan beragam motif, bahkan ada yang berdesain emboss, saat ini baru
motif natural yang banyak beredar di pasaran. Serat kayu dan tekstur batu alam
merupakan yang paling populer.
3. Lantai Tegel
Sekarang semakin sulit mencari tegel berornamen. Kalaupun ada, harganya relatif
mahal. Salah satu produsen, yang masih memproduksi tegel baru, adalah Tegel
Kunci, di Yogyakarta.
Sebenarnya tidak perlu selalu menggunakan yang baru, yang bekas pun bisa tampil
menawan. Tegel bekas bisa didapat, biasanya dari rumah-rumah tua yang
dibongkar.
Jika akan menggunakan tegel bekas, haluskan dulu tepiannya dari sisa semen. Bisa
menggunakan gerinda, untuk membersihkannya. Tegel bekas, yang pinggirannya
rusak atau pecah pun, masih bisa digunakan. Pasang tegel dengan menambalnya
dengan semen, atau membuat nat yang agak lebar.
Bahan Lantai
Memilih material untuk lantai rumah kita
Ada jenis lantai yang tidak bisa dibebani benda berat, misalnya lantai dari pasangan
bata, bata blok, kayu yang agak lunak, dan sebagainya. Masing-masing material
yang dipakai untuk menjadi bahan lantai menentukan kegiatan apa yang boleh
dilakukan diatasnya. Kebalikannya, jenis kegiatan apa yang mungkin dilakukan
diatas lantai tersebut menjadi pertimbangan utama dalam memilih bahan lantai.
Jenis material bervariasi dari yang sangat keras seperti keramik, beton, batuan,
maupun yang lunak atau mudah pecah seperti vinyl, bata, karpet, dan sebagainya.
Bahan material lantai yang umum digunakan adalah keramik, ubin, dan jenis kayu
yang keras seperti kayu jati, ulin, beton, atau parket pabrikan yang cukup keras
materialnya. Lantai keras semacam ini bisa digunakan untuk meletakkan benda
berat diatasnya. Bahan keras dengan lapisan seperti keramik, cukup baik digunakan
untuk rumah dan merupakan pilihan paling sering digunakan, karena
permukaannya yang keras, serta mudah dibersihkan. Keramik saat ini hadir dengan
berbagai motif dan warna yang makin memperkaya desain interior Anda.
Jenis lantai keramik termasuk paling populer untuk rumah tinggal
Lantai kayu adalah jenis lantai alami yang sangat menyenangkan karena
mengingatkan kita pada kesan alami dari pohon-pohon di hutan. Dari berbagai jenis
kayu, kayu Jati, Kamper, Merbau, Keruing, dan Ulin termasuk jenis-jenis kayu yang
tak asing di telinga kita. Dari berbagai jenis kayu, Jati dan Ulin termasuk kayu paling
keras dengan ketahanan tinggi terhadap rayap dan jamur. Kayu bisa di-finishing
dengan menggunakan politur untuk memperlihatkan tekstur aslinya. Kayu olahan
saat ini seperti kayu laminasi atau komposit sudah bisa didapat dengan mudah
dengan tekstur kayu yang terlihat menawan.
Lantai beton atau beton cetak biasa digunakan untuk area carport, garasi, dan
taman. Lantai dari beton ini termasuk kuat menahan beban dan awet. Jenis ini
termasuk paving block dengan berbagai bentuk cetakan, seperti segi empat,
bagian-bagian mirip puzzle yang digabungkan, paving block dengan lubang
ditengah untuk menanam rumput, dan sebagainya. Lantai beton atau beton cetak
juga bagus dibiarkan tanpa dicat atau dilapis, karena tekstur beton biasanya
memiliki karakter estetika tersendiri.
Bila kita memilih menggunakan bahan mudah pecah seperti bata merah, maka
usahakan agar tidak dibebani benda berat seperti furniture. Bahan seperti bata bisa
digunakan dengan pasangan tanpa spesi yang mudah diganti-ganti bila pecah, atau
dengan menggunakan bata mutu bagus dan keras yang dipasang dengan spesi
yang kuat. Jenis bata seperti ini bila digunakan untuk material lantai bisa
menambah estetika dan kesan alami rumah kita.
Bahan karpet biasanya merupakan bahan tambahan untuk lantai dan biasanya
diletakkan diatas material lain, seperti menutup keramik, lantai kayu, dan
sebagainya. Karpet baik digunakan untuk ruang-ruang kering seperti kamar tidur
untuk menambah rasa 'hangat' dalam ruang tersebut. Namun bahan ini
memerlukan pemeliharaan yang tinggi karena dapat menangkap debu.
Lantai oh Lantai
Layaknya bumi tempat kita berpijak, lantai media media berpijak kita di
dalam rumah.
Untuk lantai yang berada di area kering, kita lebih bebas memilih jenis material
lantainya. Jika lantai diperuntukkan sebagai media basah, contoh dapur atau kamar
mandi, pilihlah pelapis lantai yang kedap air agar permukaannya tidak mudah aus
oleh gerusan air atau sabun. Jenis yang seperti apa, bisa disesuaikan dengan
keinginan.
Untuk bedroom, lantai yang dipilih sebaiknya yang lembut, seperti kayu atau
pelapis lantai macam karpet.
Satu lagi, jika ruang luar, pilihan pelapis lantai yang permukannya agak kasar dan
tahan lama. Hal ini dimaksud agar lantai tak licin ketika terguyur air hujan.
Aneka Material Lantai Unik
Sebagian orang mungkin kagum melihat jika kaca dijadikan lantai. Hal itu mungkin
saja terjadi. Kaca tebal (terlebih dari jenis yang berlaminasi ganda) dapat
dipergunakan sebagai lantai. Kaca jenis ini bisa merupakan gabungan dari dua kaca
tebal 8mm.
Meski dapat dipergunakan sebagi lantai, bukan berarti kaca dapat diaplikasikan
seenaknya. Ada syarat-syarat tertentu yang wajib dipenuhi. Misalnya, memasang
rangka besi sebagai dudukannya. Rangka ini harus berbentuk grid atau kotak-kotak
berukuran maksimal 60cmx60cm per kotaknya. Apakah sulit membuatnya?
Sebetulnya tidak juga. Yang terpenting, ketika membuat pastikan rangka ini kuat,
datar, dan rata. Dua hal ini penting untuk menjaga agar kaca tidak melengkung
ketika diinjak. Jika kaca melengkung ketika diinjak, maka terbuka kemungkinan
kaca retak dan pecah.
Kaca memang menjadi salah satu bentuk material lantai yang unik. Selain kaca,
lantai unik juga dapat tercipta dari penggunaan terakota. Bahan yang banyak
dibuat di Plered, Jawa Barat, ini banyak diaplikasikan di banyak ruang, tidak hanya
di teras. Terakota akan lebih indah dengan permukaan dibiarkan kasar dan nat
besar. Bisa juga Anda menggunakan besi sebagai lantai. Yang ini memang tidak
umum, tapi tampilannya bisa jadi sangat mengagumkan.
Lapisan parquet yang terletak paling atas dibuat dari kayu solid seperti jati, oak,
mapel, chery, kempas, merbau serta nyatoh.
Walaupun dapat sesuai dengan berbagai macam gaya rumah, parquet tidak dapat
digunakan di setiap tempat, terutama di daerah yang lembab. Karena bahan
dasarnya menggunakan kayu, bila dipasang pada tempat yang lembab, parquet
malah dapat merusak kayu dan mengeluarkan bau.
Kelemahan lainnya, lantai parquet juga tidak terlalu tahan terhadap goresan dan
terlalu sensitif sehingga diperlukan langkah perawatan yang hati-hati.
Ruang yang paling cocok dipasang lantai jenis ini adalah kamar tidur karena
aktivitas di kamar tidur tidak terlalu tinggi dan bukan ruang publik.
Pada lantai kayu yang siap pasang (ready made) ini, pada umumnya berbentuk
rangkaian kayu yang penyatuannya dilapisi zat sejenis formalin. Nah, formalin ini
adalah zat kimia yang tidak disenangi rayap. Tapi agar terus awet dan terhindar
dari incaran rayap, sebaiknya setiap tiga tahun sekali diberi suntikan anti rayap.
Cara mengatasi
Pertama semua bagian lantai yang turun sampai kedasar termasuk sisa adukan
semen dan urugan pasir dasar lantai diangkat. Setelah permukaan tanah dasar
terlihat,tanah dikeraskan dengan cara ditumbuk. Jika permukaan tanah
lembek,pengerasan dilakukan dengan menambah puing-puing yang keras atau batu
kricak atau kerikil.
Puing atau batu kricak atau kerikil tersebut harus ditekan-tekan dengan ditumbuk
agar masuk kedalam tanah. Dengan demikian dasar tanah menjadi padat dan tidak
lembek. Kemudian,diurug dengan pasir 10 cm dan ditebar secara merata dan
disiram sampai pasir memadat. Permukaan pasir akan turun. Oleh kerena
itu,ditambah pasir lagi agar dasar pasir rata.
Jika lantai lama akan dipasang lagi,harus dibersihkan dari sisa sisa perekat yang
lama. campuran spesi sebagai perekat antara lantai dan dasar lantai diperbanyak
campuran semennya 1 pc : 2 psr agar tidak mengalami masalah karena lebih kuat
daya rekatnya. Untuk lantai dari bahan kayu,perekatnya menggunakan lem kayu.
Jika nat yang retak,dicek dahulu penyebabnya,karena bahan pengisi yang kurang
berkualitas atau karena penurunan dasar lantai.Jika karena bahan
perekatnya,perbaikan dilakukan dengan mengisi ulang nat yang retak dengan
bahan pengisi dan perekat berkualitas yang dicampur air secukupnya.
caranya,nat dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dikorek kemudian nat disiram
dengan air.Berikutnya,celah nat diisi dengan campuran yang agak cair dan
dibiarkan meresap sampai kedalam.Pada waktu isian tadi masih setengah
kering,diikuti dengan campuran yang lebih kental dan ditekan agar memadat.
Sebelum isian tersebut mengering,sisa-sisa bahan pengisi yang tercecer
dipermukaan lantai dilap dengan lap kering.
Lantai tegel yang baru dipasang biasanya masih terasa kasar dan kurang nyaman
ketika diinjak.ada cara alami,murah dan cepat untuk
menghaluskan,memperlicin,dan memperkinclong lantai tegel
1.Supaya lantai parket dari kayu pada rumah selalu terlihat indah dan
mengilap,cara mengepel lantai parket harus benar.
2.Penyedot debu digunakan untuk membersihkan lantai parket,kemudian lantai
parket diseka dgn lap flanel yang kering atau kain yang bersifat statis (menarik
debu) supaya sisa-sisa debu terangkat.
3.Kain pel basah tidak boleh digunakan karena debu yang menempel pada kain
basah dapat menggores lantai parket.setelah bersih dari debu,lantai dapat dipel
dengan air biasa tetapi tidak terlalu basah agar kayu tidak lembab.
4.untuk lantai kayu parket yang terbuat dari kayu solid,perawatan tambahan yang
harus dilakukan yaitu setiap satu bulan sekali disemir manggunakan bahan
pengilap kayu (teak oli,pledge) dan tiap dua tahun sekali dilakukan coating ulang.
Merawat Lantai
Rumah bagi manusia saat ini mempunyai arti lebih dari hanya sekedar tempat
berlindung dari cuaca alam.rumah tinggal sekarang adalah segala-galanya. Rumah
merupakan shelter,sense of security,tempat yang sehat dan nyaman untuk
ditempati sebagai hunian. Rumah yang mempunyai desain eksterior dan interior
yang baik dapat membuat penghuni rumah menjadi nyaman dan aman. Selain
itu,rumah juga perlu dipelihara,dirawat dan dijaga agar tetap memberikan arti bagi
kehidupan penghuninya.
perawatan lantai
Perawatan rutin terhadap lantai harus selalu dilakukan bergantung pada jenis lantai
:
-lantai keramik
Lantai keramik sangat mudah dibersihkan caranya cukup dipel dengan cairan
pembersih dan dilap dengan kain,permasalahan biasanya pada nat cara
membersihkan yaitu menyikat nat dengan cairan pembersih atau diampelas.
- lantai tegel,teraso
Sama seperti lantai keramik cukup dipel dengan cairan khusus pembersih keramik
secara rutin.
- lantai marmer,granite
Sebelum pemasangan marmer atau granite perlu diberi coating untuk menghindari
tetesan air yang dapat masuk kedalam pori-pori.jika terkena noda,cukup
dibersihkan dengan cara dipel menggunakan air hangat dan dihindari penggunaan
pembersih lantai berbahan kimia
Lantai plester semen memang murah. Namun terkadang membuat kecewa. Warna
abu charcoal-nya tidak merata, bahkan kerap berubah menjadi pecah-pecah.
Tak usah menggerutu. Ada solusinya, kok. Gampang pula. Cukup lapis dengan cat
khusus lantai. Dijamin, tampilan bakal lebih indah dalam waktu singkat.
Untuk hasil terbaik, perhatikan kualifikasi cat khusus lantai yang digunakan. Pilih
yang memiliki kualifikasi tahan gesekan, warna tak mudah luntur, dan daya rekat
kuat. Di pasaran, harganya berkisar Rp100.000-Rp150.000/5kg. Satu kilogram cat
memiliki daya sebar 5m²-6m². Sayang, warnanya belum terlalu beragam; baru ada
putih, krem, cokelat, dan hitam. Juga biru, hijau, serta merah marun. Tiga warna
yang terakhir termasuk warna-warna yang terang.
Jika Anda tertarik untuk mengganti warna lantai plester, tak perlu menyewa tukang.
Anda dapat melakukannya sendiri. Luangkan waktu dalam setengah hari untuk
lantai seluas 9m2. Hasil terbaik sangat tergantung kerapian Anda dalam mengecat.
*
Langkah Pengerjaan:
1. Keramik. Salah satu kerusakan yang sering terjadi adalah terangkatnya keramik
(yang sering disebut dengan pumping atau meledak). Adapun sebab-sebab
terangkatnya keramik adalah:
b. Adanya getaran-getaran.
2. Granit atau Marmer. Pemeliharaan granit atau marmer relatif lebih mudah
dibandingkan dengan material lain. Selain kuat, granit atau marmer juga tahan
terhadap jamur atau lumut. Bila permukaannya tampak kusam, dapat dilakukan
pemolesan dengan alat poles yang dicampur aditif khusus poles granit, seperti
osasil.
3. Lantai kayu atau parket. Pemeliharaan lantai kayu relatif agak sulit dibanding
material lain. Hal ini disebabkan kayu mudah tergores dan bahan lapisannya pun
mudah pudar.
4. Lantai teraso. Pemeliharaan lantai teraso hampir sama dengan perawatan
lantai granit. Selain kuat, lantai teraso pun tahan terhadap jamur atau lumut.
Namun, dengan dipel secara rutin dgn menggunakan aditif pembersih maka lantai
akan tampak kembali mengkilat.
5. Dinding tembok. Kerusakan pada dinding tembok sering terjadi pada masalah
cat ataupun temboknya sendiri. Pengelupasan cat dinding biasanya diawali dengan
timbulnya gelembung-gelembung pada bagian permukaan cat. Permasalahan ini
disebabkan oleh proses finishing tembok yang tidak baik dan faktor kelembapan.
Selain itu, masalah ini juga data terjadi akibat pengecatan ulang langsung
ditimpahkan pada cat lama tanpa dibersihkan telebih dahulu. Sedangkan masalah
yang sering terjadi pada temboknya sendiri adalah adanya sebagian tembok yang
mengalami basah dan retak-retak.
Dinding basah lebih banyak disebabkan oleh faktor campuran bahan plesteran yang
tidak baik, misalnya campurannya kurang semen atau jenis pasirnya mengandung
banyak lumpur walaupun semennya cukup. Sementara kasus tembok yang retak-
retak terjadi akibat pengacian dilakukan saat plesteran masih basah atau adukan
yang digunakan menggunakan pasir yang mengandung banyak lumpur.
6. Plafon basah. Plafon yang basah biasanya akan menimbulkan bercak warna
kecokelatan bila sudah kering. Besar kecilnya bercak tersebut tergantung besar-
kecilnya kebocoran pada atap. Tindakan perbaikan untuk kasus seperti ini tidak
hanya pada plafonnya, tetapi harus dimulai dari penyebabnya, yaitu atap yang
bocor. Ada beberapa kasus bahwa cat pada plafon masih tetap menempel dengan
baik, terutama bila penutup plafonnya terbuat dari triplek. Untuk hal ini sebaiknya
dilakukan pengecatan dengan cat minyak terlebih dahulu, kemudian barulah dicat
dengan cat tembok.