You are on page 1of 20

PENDAHULUAN

Atap adalah unsur bangunan yang terletak di bagian paling atas suatu
bangunan. Fungsi utama atap antara lain:
1. Sebagai penahan/pelindung dari panas matahari
2. Sebagai penahan/pelindung dari air hujan
3. Sebagai penahan/pelindung dari hembusan angin

Selain itu, fungsi atap pada saat ini juga sudah berkembang tidak hanya
untuk kebutuhan pokok, namun sudah mengarah pada keindahan dan kebutuhan
lain. Dalam pembuatan atap sendiri diperlukan bahan-bahan yang syaratnya harus
dapat bertahan lama untuk menghindari panas, hujan, dan angin. Kalaupun rusak,
mudah digantinya. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat atap antara
lain:
1. Bahan alam/organik
Seperti daun yang dianyam, ranting, kayu, dan batu alam
2. Bahan buatan
Seperti genteng tanah liat, genteng keramik, dan beton
3. Bahan buatan dari pabrik
Seperti seng, asbes, plastik, tegola, baja/steel, aluminium dan lain-lain

Dengan berbagai macam bahan tersebut, atap dapat dibuat dalam berbagai
macam bentuk. Bentuk-bentuk atap ini dapat dipengaruhi/mempengaruhi
kemiringannya. Kemiringan dapat memberikan kemudahan untukmengalirkan air
hujan yang jatuh di atap. Secara garis besar, kemiringan atap dapat dibagi dalam:
1. Datar dengan kemiringan <10o
2. Landai dengan kemiringan antara 10 sampai 30 0
3. Miring dengan kemiringan lebih dari 30 0

Dengan kemajuan teknologi dan adanya tuntutan kebutuhan, terdapat


berbagai macam bentuk/jenis atap yang dapat ditemui pada saat ini. Selain itu,
karena atap berfungsi sebagai pelindung rumah maka tidak dapat dipungkiri bahwa
terdapat beberapa masalah mengenai konstruksi atap ini. Maka dari itu, makalah
singkat ini akan menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan atap
bangunan, jenis/bentuk atap, dan permasalahan pada atap beserta solusinya.
PENGERTIAN ATAP

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang terletak di bagian paling atas
suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di
bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan
perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan
tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki
oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
Syarat-syarat konstruksi atap:
 Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap
beban-beban yang bekerja padanya
 Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan sserta
kenyamanan bagi penghuninya
 Bahan penutup atap haru sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan
tahan terhadap pengaruh cuaca
 Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar
 Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya.
Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih
landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain-lainnya.

Atap rumah mungkin menjadi elemen yang paling membedakan rumah yang
satu dengan rumah di sekelilingnya. Dengan kata lain atap memberi pengaruh besar
pada tampilan atau gaya rumah. Karena atap rumah dibuat untuk memenuhi fungsi
tertentu, sebaiknya terlebih dahulu mengenal model atap yang umum dikenal,
bagaimana bentuknya, detailnya dan designnya.
Tiga komponen penyusun atap:
1. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap),
2. Penutup atap (genteng,polikarbonat);
3. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)

A. Struktur atap.

Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan


beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang
rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara
vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi
inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat
menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap
tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk
menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-kuda disangkutkan
pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur
untuk mengalirakan beban ke tanah.
Rangka atap baja ringan yang terbuat dari baja ringan (truss) menjadi solusi bagi
rangka atap rumah biasa yang masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar,
karena adanya pengaruh dari cuaca dan rayap. Rangka atap baja ringan menjadi
solusi untuk itu.

Gambar rangka-rangka atap diatas memperlihatkan konstruksi rangka atap dengan


menggunakan baja ringan yang disusun sedemikian kokoh untuk dapat menopang
beban di atasnya. Saat ini sudah banyak rangka atap untuk rumah-rumah, gudang,
perkantoran, ruko dan bangunan lain yang mulai menggunakan rangka atap baja
ringan.

Rangka atap baja ringan ini telah banyak digunakan karena lebih effisien, sehingga
biaya perawatan lebih murah, serta memiliki keunggulan lain dengan menggunakan
baja ringan untuk atap rumah anda yaitu tahan lama dengan bahan baja ringan
tersebut.

Rangka atap baja ringan dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil
dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang tahan terhadap segala cuaca, tidak
berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh
dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan memiliki kelebihan-kelebihan
lainnya.

Atap Baja Ringan (Truss) menawarkan alternatif konstruksi atap rumah dengan
menggunakan bahan baku baja lapis Zincalume (55% Alumunium, 43.5% Zinc dan
1.5% Silikon) atau baja Galvanis yang telah dibentuk menjadi profil-profil batangan
dengan ketebalan dan panjang yang dapat dipesan sesuai kebutuhan.

Keunggulan menggunakan Rangka Atap Baja Ringan:

 Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan


sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
 konstruksi stabil dan aman
 Menggunakan tumpuan sendi dan roll
 Prefabrikasi perkomponen
 Tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban
 Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
 Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
 Pemasangan yang profesional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya
 Terdapat banyak pilihan jenis kuda-kuda
 Pemilihan bentang: 6 m - 8 m (bentang kecil), 8 m - 10 m (bentang
menengah), 10 m - 12 m (bentang besar)
 Lebih dari 12 m (bentang khusus)
 Tersedia material dengan galvalume, zincalume dan galvanized

Dengan menggunakan Baja Ringan untuk keperluan atap rumah anda, dapat
melindungi atap rumah anda dari rayap dan karat serta tahan terhadap segala
cuaca, serta ikut melestarikan lingkungan kita. Dengan menggunakan Truss, atap
rumah anda dapat bertahan hingga puluhan tahun.

Dengan konstruksi baja ringan yang kuat dan benar akan mampu menopang beban
yang berada di atas pada atap rumah anda. Dalam pemasangan konstruksi baja
ringan untuk atap rumah anda akan dikerjakan oleh orang-orang yang telah
berpengalaman di bidang pemasangan rangka atap baja ringan yang dilengkapi
dengan perhitungan-perhitungan yang matang untuk setiap sisi pemasangan.

Gambar di atas terlihat konstruksi baja ringan yang disusun kokoh dan sebagian
rangka atap yang telah dipasang genteng, baja ringan berfungsi untuk menopang
beban di atasnya. Beralihlah ke rangka atap baja ringan sekarang juga.

Rangka atap baja ringan ini telah banyak digunakan karena lebih effisiennya biaya
perawatan, dengan keunggulan baja ringan untuk atap rumah yang tahan lama
dengan bahan baja ringan tersebut.

Rangka atap baja ringan dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil
dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang tahan terhadap segala cuaca, tidak
berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh
dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan memiliki kelebihan lainnya.
Untuk menunjang dan membentuk atap sesuai dengan bahan yang digunakan maka
diperlukan suatu struktur atap tertentu. Bentuk atap pada dasarnya dibagi dalam
beberapa sistem struktur, antara lain :
1. Struktur Atap Beton
Atap beton datar mempunyai sudut kemiringan yang besarnya kurang dari 10 0,
untuk dapat mengalirkan air hujan. Struktur atap beton terdiri dari :
 Struktur balok induk
 Struktur balok anak
 Struktur pelat atap
 Finishing pelat atap
Untuk dapat mempertahankan fungsi atap beton, diperlukan finishing atapdari
bahan-bahan tertentu yang dapat mengurangi kerusakan pelat beton dari panas
mataharimaupun air hujan. Fungsinya untuk melapisi permukaan. Salah satunya
dengan bahan “water proofing“ khusus untuk atap dengan bentuk cair yang
dioleskan dengan cara ditabur pasir kasar, atau dengan water proofing lembaran
dengan warna sesuai dengan yang diinginkan
2. Struktur Atap Kayu
Struktur atap kayu mempunyai sudut kemiringan yang besarnya lebih dari 10 0
untuk dapat mengalirkanair hujan.
Struktur atap kayu menggunakan bahan utama kayu, antara lain kamper medan
dari Sumatra, Samarina dari Kalimantan, kayu meranti, dan kayu kruing.
Struktur penyangga atap disebut dengan kuda-kuda. Pada struktur ini akan
terjadi gaya-gaya yang timbul pada kayu kuda-kuda tersebut, dengan begitu,
balok-balok pada kuda-kudaakan jadi balok tekan, balok tarik, dan balok netral
yang berpengaruh pada sambungan antara balok satu terhadap balok lainnya.
Bagian paling atas kuda-kuda atap disebut nok, terdiri daribalok nok yang
dipasangdalam posisi tegak, papan nok, dan penutup atap nok

Atap dan bagian-bagiannya, antara lain:


1. Jurai dalam
Yaitu bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan
ke dalam.
2. Jurai luar.
Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke
luar.
3. Bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya
menentukan arah bangunan.
4. Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording
juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5. Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.
6. Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya.
Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup
atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap
genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran
genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit
reng sehingga biaya pun lebih hemat.

B. Penutup atap.

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga


terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan
penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar
tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca
(angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain
rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,
misalnya konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan.

C. Komponen pelengkap

Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis. Diantaranya:

 Talang.
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertical.
 Lisplang
Dari segi konstruksi,lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh,tidak berubah)
dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap,batang-batang
kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser.
Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap
berada pada tempatnya. Dari segi estetika,lisplang berfungsi menutupi kasau
yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan
atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
PERANCANGAN ATAP

Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama.
Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan
konstruksi atap/bangunan.

Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung
yang melindungi seisi rumah dari gangguan cuaca (panas,hujan dan angin). Oleh
karena itu,sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung
pada struktur pendukung atap. Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang
baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material,bentuk/ukuran,dan teknik pengerjaan.

1. Jenis material struktur dan penutup atap.

Penentuan material tergantung pada selera penghuni,namun harus tetap


memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat,presisi,cukup
ringan,dan tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya
beban yang bekerja pada elemen struktur atap.

Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu:


1. Beban berat sendiri (bahan rangka,penopang rangka,dan penutup atap),
2. Beban angin tekan dan angin hisap,dan
3. Beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan).

Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan
karakteristik setiap bahan.

2. Bentuk dan ukuran

Dibandingkan hujan dan panas,angin merupakan faktor yang paling diperhitungkan


demi menjamin atap yang kuat. Beberapa masalah akibat angin kencang antara
lain:penutup atap yg terbang,gording terlepas,kuda-kuda terangkat,dan kolom kayu
bergeser atau terangkat.

Atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala
arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada
besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan
akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih ringan bila tinggi
bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang
memberikan beban angin yg rendah adalah antara 10°-30°. Untuk sudut yang lebih
besar dari dari 30°,perlu kekuatan yg lebih baik dan penutup yg sesuai.
3. Teknik pengerjaan atap

Pengerjaan atap harus dibuat secermat mungkin sesuai dengan karakteristik yang
mengikuti setiap jenis bahan. Beberapa contoh persyaratan berikut ini harus diikuti.

 Bentang maksimal

Setiap jenis material memiliki karakteristik tersendiri. Rangka atap baja memiliki
kemampuan bentang lebih panjang daripada material kayu. Baja atau kayu,dapat
disambung dengan sambungan khusus dengan memerhatikan dimensi/ukuran
batang dan perilaku gaya pada batang yang akan disambung.

 Teknik sambungan

Kekuatan sambungan antar elemen yang digunakan untuk rangka juga harus
diperhatikan. Misalnya, kayu yang mempunyai keterbatasan ukuran maka
penyambungan yang baik dan benar adalah kunci kekuatan atap.
Ada 2 metode menyambung kayu,yaitu :
a. Baut (tanpa plat/dengan plat T/dengan plat L) pilih diameter yang tepat agar
kayu tidak pecah ketika dibaut. Jumlah baut disesuaikan dengan kekuatan
struktur yang akan membebani sambungan tersebut dan dimensi kayunya.
b. Paku dimensi paku disesuaikan dengan dimensi kayu,yakni 2 kali ketebalan
kayu yg disambung

 Pemasangan

Kerapian pemasangan penutup atap (presisi),jika menggunakan genteng,maka jarak


reng harus sesuai spesifikasi dan rekomendasi dari produsen. Beberapa contoh
pengerjaan atap yang tidak cermat sering terjadi pada jurai dalam,yaitu terdapatnya
sambungan tekuk ke bagian dalam;susunan atap yang tidak berpresisi;atau bidang
atap yang bergelombang akibat dari pemasangan reng yg tidak rapi. Semua ini
mengakibatkan munculnya gangguan pada atap dan mempengaruhi kekuatan atap.

 Keawetan material

Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan
organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur.
Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih
utuh meski bagian dalamnya keropos. Maka,untuk menciptakan atap yang kuat perlu
dilakukan teknik perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya,sebelum
digunakan kayu harus diberi treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu.
Bahan dari metal biasanya diberi coating atau lapisan khusus yang melindungi
material dari korosi atau karat.
 Bentuk atap berdasarkan kemiringan

1. Atap Datar
(kemiringan 0°- 4°)
karakter:
- Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
- Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat)
- Ruangan cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan
bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas
matahari langsung dialirkan kedalam ruang);
- Ada 2 jenis penutup,yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih
mahal tetapi penyaluran panasnya lebih tinggi.
jumlah bahan-bahan yang dibutuhkan lebih sedikit

2. Atap Miring
(tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan)
Karakter:
- konstruksi atap lebih rumit;
- membutuhkan jumlah material yang lebih banyak;
- ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
- pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti
beton,bitumen,kayu keras (sirap),dan lembaran baja tipis yang dibentuk
seperti genteng;
- pilihan model atap:pelana,perisai,kerucut,kombinasi beberapa tipe.

. Atap datar: Atap ini dari segi pembuatannya paling sederhana, demikian juga
penampakannya. Dari segi biaya per meter persegi, lebih murah karena lebih
simpel. Dari segi jumlah bahan-bahan yang dibutuhkan lebih sedikit (jelas!).
Kerugian pemakaian atap jenis ini bagi rumah tinggal adalah bahwa atap datar
umumnya menggunakan bahan-bahan yang mempunyai kelembaman penyaluran
panas (heat inertia/HI) yang rendah seperti metal, apalagi dalam bentuk yang sangat
tipis. Artinya, panas dari sinar matahari yang diterima oleh bahan atap dengan HI
yang rendah akan langsung disalurkan ke ruang di bawahnya tanpa ada penundaan
seperti yang terjadi di bahan atap yang lebih tinggi tingkat HI-nya.

Atap miring sebaliknya mempunyai spesifikasi yang hampir berlawanan dengan atap
datar. Konstruksi atap lebih rumit dan memerlukan bahan bangunan lebih banyak
dalam segi jumlahnya. Namun, atap miring lebih menahan panas sinar matahari
karena biasanya dibuat dari bahan-bahan organik yang umumnya punya rongga-
rongga udara mikro di dalamnya.
Sementara untuk pemilihan bahan atap datar masih terbagi lagi antara atap beton
dan atap logam. Atap beton secara umum lebih mahal, tetapi memiliki HI yang lebih
tinggi dari atap logam.

Sebaliknya, atap lembaran logam tipis lebih ringan, lebih mudah pemasangannya,
dan lebih murah, tetapi mempunyai koefisien HI yang lebih rendah sehingga kurang
melindungi ruang di bawahnya dari panas radiasi matahari.

Untuk atap miring, pilihan bahannya secara garis besar hanya dua golongan bahan.
Yakni tanah liat dan bahan pengganti (substitusi), seperti beton, lembaran bitumen
(turunan aspal), kayu keras (sirap), bahkan juga lembaran baja tipis yang dibentuk
seperti genting biasa.

Penggunaan substitusi bahan punya alasan-alasannya sendiri, antara lain seperti


kepraktisan pemasangannya supaya lebih ringan, pencapaian penampilan tertentu,
dan biaya yang lebih ringan. Atap genting dengan bahan substitusi ini punya
kelebihan dan kekurangan, tetapi secara keseluruhan bisa dikatakan tidak akan
lebih baik dari bahan yang digantikannya.

Untuk atap miring ini, ada juga jenis lain yang secara tradisional masih
dipertahankan, yaitu atap ijuk dan alang-alang. Namun, penggunaannya di
perkotaan terbatas pada tujuan artistik, seperti untuk mendapatkan kesan
tradisional.

Akan tetapi, apa pun pilihan Anda, satu hal yang perlu diingat bahwa atap adalah
bagian rumah kita yang paling melindungi kita. Ia yang paling "menderita" dari
serangan kekejaman alam, seperti angin, terik matahari, dan hujan (the elements).
Jadi, justru di bagian inilah kita harus melakukan keputusan sekali seumur hidup.
Lepas dari pertimbangan-pertimbangan lainnya, seperti estetika desain lingkungan
alam dan lain-lainnya, sangat dianjurkan agar Anda jangan ragu untuk "berinvestasi"
lebih banyak di bagian atap rumah Anda.
JENIS/ MACAM

A. Berdasarkan Bentuk

 Atap Perisai Buntung

Adalah bumbungan atap yang


menyerupai perisai ( tameng/
telabang ) tetapi seolah-olah
terpancung di depannya jadi tidak
utuh berbentuk atap perisai

 Atap Pelana
Bumbungan atap rumah yang
berbentuk mrnyerupai pelana.

 Atap Sandar
Biasa disebut atap tempel. Umumnya terdiri
atas dua bidang atap miring. Bagian tepi
atasnya, bersandar atau menempel pada
tembok bangunan. Rumah dengan bentuk
atap sandar, biasanya merupakan
tambahan. Misalnya ingin menambah
bangunan baru, di samping bangunan
lama.

 Atap Datar

Modelnya berupa bidang datar memanjang horizontal. Seringkali dipakai


untuk atap teras di depan pintu masuk. Sebagian bahkan digunakan untuk
membuat taman, di atap rumah.Atap datar
adalah yang paling sulit perawatannya,
terutama masalah kebocoran. Oleh karena
itu pengecorannya tidak bisa
sembarangan. Perlu biaya yang lumayan
mahal. Selain itu, atap datar tidak memiliki
rongga ruang di bawahnya. Sehingga,
membuat suhu udara ruangan di bawahnya
terasa panas.

B. Berdasarkan Material

Ada beragam jenis material atap. Namun, yang terpenting adalah ketahanan atap
terhadap perubahan cuaca. Anda tentu menginginkan atap yang kuat dan berfungsi
baik. Untuk itu, pemilihan jenis dan material balkon tidak bisa sembarangan. Selain
itu yang juga patut diperhitungkan adalah konstruksinya. Konstruksi yang kuat dan
tepat menambah keyakinan soal faktor keselamatan bagi penghuni di dalamnya.

Lain lagi soal material penutup atapnya. Yang ini ada banyak ragam. Ada yang
modern dan ada yang konvensional. Beberapa jenis material atap itu antara lain:

1. Dak Beton - Terbuat dari kombinasi besi dan cor beton. Banyak dipergunakan
pada rumah-rumah modern atau yang sering dikenal sebagai rumah minimalis.
Dak beton cukup kuat menahan perubahan cuara. Konstruksinya pun amat kuat.
2. Genteng Tanah Liat - Material ini banyak dipergunakan pada rumah
umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar.
Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk
pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan
sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
3. Genteng Metal - Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada
balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng
lembaran. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat.
Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm
dan panjang antara 1.2-12m.
4. Genteng Aspal - Bahan meterial yang satu ini dari campuran aspal dan bahan
kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar
bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka
dikaitkan dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis
kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
5. Genteng Keramik - Bahan dasar genteng ini tetap keramik, namun telah
mengalami proses finishing glazur. tersedia dalam beragam warna dan ukuran.
Aplikasinya cocok untuk atap balkon hunian modern. Genteng ini bertumpu pada
rangka kayu dan beton.
6. Genteng Kaca - Pemasangan material ini hanya pada bagian tertentu di atap.
Jika anda menghendaki penerangan alami, gunakan genteng kaca di bagian
tersebut. Umumnya jarang dipasang pada bagian depan rumah karena tidak
cocok. Ukuran genteng kaca sama seperti genteng pada umumnya.
7. Kain Terpal - Aplikasi tidak hanya pada atap balkon, namun cocok juga untuk
kanopi jendela. Bahan terbuat dari kain terpal dan plastik padat, juga elastis.
Kain-kain terpasang dan bertumpu pada rangka besi. Pengait menggunakan
sekrup agar menempel kuat di dinding. Dengan cara pemasangan mirip layar,
atap kain terpal mudah dilepas-dipasang.

C. Berdasarkan Bahan

a) Kombinasi atap metal dan atap geteng


Atap metal dapat secara baik dikombinasikan dengan atap genteng dengan
menggunakan reng metal ( Steel Batten ) seperti pada gambar kombinasi
atap tersebut sangat cocok dan estetis untuk bangunan tinggi dan atap-atap
stasiun dan terminal
Keuntungan :
 Menahan bocor terhadap genteng pecah dan tampias air hujan
 Menahan panas
 Menahan suara bising air hujan
 Anti rayap dan pelapukan
 Tahan air
 Keamanan yang baik terhadap bahaya kemalingandari atap
b) Atap logam
Atap logam adalah bahan atap yang dibuat dari logam. Atap ini digunakan
untuk mengatapi rumah atau bangunan.
Keuntungan :
 Atap logam lebih ringan jika dibandingkan dengan genting beton,
beratnya 1/10 dari berat beton.
 Cocok digunakan untuk daerah rawan gempa atau yang memiliki tanah
gambut.
 Kerena ringan maka tidak membebani bangunan
 Memiliki warna warna yang indah jika di bandingkan dengan atap beton

Tipe Tipe Atap logam


 Galvanis : kuat, murah dan biasa digunakan untuk bahan atap
logam tradisional
 Alumunium : tahan karat tetapi mahal
 Zincalume : adalah campuran seng dan alumunium

c) Atap Sirap

Berbentuk lembaran kayu tipis yang umumnya


terbuat dari kayu tahan air seperti kayu ulin dari
Kalimantan. Karena sifat kayu yang menyerap
panas, genteng sirap membuat rumah terasa
sejuk, tetapi dengan semakin terbatasnya jumlah kayu membuat jenis atap
ini semakin mahal

d) Atap Tradisional
Atap ini dikenal dengan nama genteng kodok
atau plentong. Warnanya sangat khas persis
seperti batu bata. Terbuat dari tanah liat dan
melalui proses pembakaran. Seiring dengan
berkembangnya zaman, warnanya kini juga
bermacam-macam ada yang biru, merah dan hijau serta cokelat.
Versi modern dari genteng tradisional adalah genteng keramik. Bahan
bakunya sama dengan genteng tradisional namun prosesnya modern
dengan sistem oven. Sehingga ukurannya lebih presisi dan sama. Soal
warna, para produsen menggaransi tidak akan luntur dalam waktu cepat.

e) Atap Beton
Genteng ini terbentuk dari campuran pasir, semen,
bahan pengikat dan zat aditif berupa penguat dan pewarna.
Warna dan bentuk bermacam-macam. Kekuatannya
bisa mencapai 15 tahun.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
1. Atap Bocor
Pada saat musim hujan, setip bangunan pasti akan menghadapi ancaman
kebocoran. Tidak peduli bangunan mewah atau biasa, besar atau mungil, baru
atau lama, air hujan selalu menghadirkan ancaman. Apalagi jika hujan yang
datang disertai dengan angin dengan intensitas yang luar biasa besar.
Kebocoran yang menyebabkan air tumpah ke dalam bangunan umumya
disebabkan oleh 4 hal:
a. Rancangan atau konstruksi yang salah
Pada konteks ini yang umum terjadi adalah karena kemiringan atap tidak
diperhatikan. Seharusnya atap rumah memiliki sudut kemiringan minimal 300
supaya air dapat mengalir dengan lancar. Kurang dari itu, pasti akan timbul
masalah. Batas toleransi yang umumnya disarankan adalah antara 30-40
derajat karena lebih dari itupun akan menimbulkan masalah lain, yakni
genteng gampang “melorot”. Paling aman adalah diantaranya.

b. Kondisi alam
Perubahan panas dan dingin secara terus menerus akan membuat material
penutup rumah menjadi aus atau berubah seperti retak. Jika ini terjadi pada
atap bangunan, pasti akan menyeret air memasuki celah-celahnya. Semakin
dibiarkan air yang merembes akan merajalela dan membuat retakan
membesar. Kondisi alam lain yang menyebabkan. Kondisi alam lain yang
menyebabkan kebocoran adalah tumpukan sampah dedaunan dan apa saja
yang diterbangkan oleh angin dan hinggap di atap bengunan. Akibat sampah-
sampah alamiah ini, aliran air menjadi terganggu dan berpotensi menetes ke
dalam bangunan.
Lumut yang muncul di genteng juga bisa menyebabkan terjadinya rembesan
air. Retak-retak pada atap akan segera memicu tumbuhnya lumut-lumut yang
mengakibatkan aliran air tidak lancar. Lumut ini biasanya menjadi problem
pada bangunan yang terletak di daerah yang lembab atau dingin.

c. Pemilihan material yang digunakan


Menggunakan atap lembaran seperti asbes, semen fiber, ardex, seng
antikarat, atau bitumen (aspal) berbeda pemasangannya dengan material
seperti genteng tanah liat, genteng beton, keramik, atau kayu sirap. Asbes
memberikan toleransi kemiringan hingga kuran dari 30 0 karena rongga
antarbidang yang terbentuk tidak sebanyak material genteng
Material yang juga penting untuk diperhatikan adalah talang air dan nok yang
menutup sambungan antarbidang atap. Talang air sekarang umumnya
menggunakan karet vinil atau seng. Bahan ini tentu saja tidak elastis.
Sementara perubahan cuaca akan membuat pergeseran-pergeseran. Pada
rumah jaman dulu, talang air dibuat menggunakan timah yang memiliki
kemampuan menyesuaikan kondisi cuaca. Artinya, pada saat dingin ia akan
menyusut, pada saat panas akan memuai, tanpa kehilangan kemampuannya
melindungi. Namun sekarang sulit ditemukan karena dianggap terlampau
mahal dan kurang ramah lingkungan

d. Kesalahan dan kecerobohan pemasangan


Pemasangan genteng yang tidak rapi membuat atap memiliki rongga yang
mengundang datangnya air di musim hujan. Pemasangan asbes yang dikunci
dengan paku tak berpayung jelas merupakan sumber malapetaka. Memasang
genteng wuwungan atau nok dengan semen yang seirit-iritnya pasti membuat
sambungan ini memicu rembesan air ke bawah. Apalagi bila bagian ini tidak
dilapisi dengan material waterproofing.

Pada musim hujan seperti sekarang ini, atap yang bocor hanya bisa diatasi
secara darurat. Artinya, proteksi hanya bersifat mengatasi sementara supaya air
tidak menetes lagi saat itu, tetapi itu bukan solusi secara permanen. Ada banyak
meterial yang bisa digunakan untuk menanggulangi kebocoran bangunan dan
ada banyak cara untuk mencegahnya. Berikur beberapa permasalahan disertai
dengan pemecahan masalahnya:

1. Atap genteng terlampau landai kemiringannya sehingga air hujan masuk ke


dalam bangunan
Solusi :
Digunakannya pelindung berupa aluminium foil, plastik tebal atau karpet yang
dipasang persis di bawah genteng di atas reng. Solusi ini tetap bersifat
sementara karena rembesan air akan tetap masuk secara pelan-pelan dan
berpotensi merusak reng kayu dan plafon. Dalam jangka panjang harus
dipertimbangkan untuk mengubah sudut kemiringan atap atau mengganti
material atap dengan yang berbentuk lembaran

2. Atap genteng ada yang retak tetapi tidak mudah mencari genteng dengan tipe
yang sama di toko material
Solusi :
Gunakan material waterproofing dengan serat kassa pada bidang genteng
sesuai ukuran lalu olesi dengan larutan waterproof

3. Dak beton terbuka sehingga jika hujan air merembes ke bawah. Sudah
dilapisi dengan waterproof tapi air tetap merembes
Solusi :
Sekarang ada banyak material yang spesifik. Pelapis genteng berbeda
dengan pelapis dak beton. Untuk itu perlu digunakan material yang benar-
benar cocok. Perlu diketahui, pada ruang terbuka, pelapisan waterproofing
dilakukan secara berkala
4. Nok atap rumah retak dan air merembes. Sudah dilapisi waterproof tapi
rembesan air tetap muncul setiap kali hujan
Solusi :
Bisa jadi komposisi semen untuk memasang nok atau wuwungan kurang
baik. Coba dilaisi lagi dengan semen cair atau diaci ulang dengan semen
yang dicampur sedikit kapur untuk menghindari retak berulang. Jika ada retak
yang terlalu besar, korek retaknya dan tambal dengan semen. Setelah itu
lapisi dengan material waterproof

Perlu diketahui, pemeriksaan terhadap kebocoran rumah harus dilakukan secara


berkala. Tidak pernah ada cerita sekali dilakukan perbaikan akan mengatasi
masalah selamanya. Perubahan cuaca yang terlampau ekstrem turut
mempercepat keausan rumah.

2. Adanya Rayap pada Atap


Adanya Rayap pada Atap dapat menyebabkan rapuhnya kekuatan genteng,
bahkan ratusan keping genteng dapat ambruk ke bawah menimpa seisi rumah
hanya karena ulah rayap
Solusi :
Menggunakan Rangka atap baja ringan. Rangka ini terbuat dari bahan dasar
baja dengan campuran zinc dan aluminium. Kelebihan dari material ini ialah
bobot beratnya yang kecil dibandingkan dengan material rangka atap lainnya.
Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikanyang lebih unggul daripada
material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri yang sangat ringan. Namun,
pemasangan rangka atap baja ringan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit,
oleh karena itu tidak semua kalangan dapat menggunakannya.
Namun, di sisi lain, patut juga dihitung nilai keuntungan dari penggunaan material
baja ringan ini jika dibandingkan dengan material kayu yang sering diganggu
rayap sehingga memerlukan perawatan dan penggantian menyeluruh pada
jangka waktu tertentu.
Ada beberapa saran yang hendaknya dipertimbangkan sebelum memakai
material baja ringan sebagai rangka atap, antara lain :
1. Pilih material baja ringan yang kuat berdasarkan perhitungan struktur bentuk
profilnya
2. Waspada terhadap pemasangannya, karena jika adukan semen terjatuh akan
mengakibatkan kerusakan pada lapisan material baja tersebut. Lapisan ini
berfungsi sebagai pelindung material baja ringan dari korosi atau karat
Senin, 24 November 2008 | 10:57 WIB

CIREBON, SENIN — Diduga karena tidak memperhitungkan kekuatan bangunan


yang sudah tua, atap baja ringan SD Karang Anom-2 Kelurahan Pegambiran,
Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin dinihari sekitar pukul
00.10 WIB ambruk hingga menimpa empat ruang dibawahnya.

Kepsek SD Karang Anom-2, Tini Suhartini, mengatakan sebenarnya hari ini (Senin,
24/11) direncanakan bangunan yang baru selesai direhab itu mulai difungsikan dan
sebagian mebel sudah ditata. "Tapi belum sempat kami manfaatkan, justru atap
sudah ambruk," ucapnya seraya menyebutkan gedung SD Karang Anom-2 pertama
dibangun tahun 1982.

Beberapa bagian bangunan gedung yang mulai diserang rayap itu kembali direhab
untuk ketiga kali dengan pelaksana CV Arlindo dengan mengganti kerangka atap
baja ringan agar tahan dari serangan rayap. "Syukur kejadian atap ambruk
sebelum ruang belajar kelas dua dan tiga itu," ucapnya.

Ambruknya atap bangunan yang semula konsidinya sudah tua dan genteng yang
digunakan terlalu berat, apalagi tadi malam turun hujan sehingga berat genteng
menjadi bertambah. "Rencana semula gentengnya pakai genteng biasa, namun
karena ingin lebih bagus genteng dipakai yang lebih kuat, tapi rupanya atap dan
dinding bangunan tidak kuat," katanya.

Sementara Manto, penjaga sekolah mengungkapkan, atap baja ringan itu ambruk
saat hujan deras sekitar tengah malam dengan suara seperti kereta api melintas.
"Saat itu hujan deras, kemudian mati lampu, dan hampir bersamaan terdengar
suara seperti kereta api yang melintas. Saya langsung keluar untuk melihat
sekering listrik barangkali putus, tetapi saya kaget luar biasa karena rangka baja
semuanya ambruk," katanya.

Diakui rayap sudah menyebar sampai masuk dinding bangunan sekolah itu
sehingga semua kayu di bagian atap menjadi cepat rapuh dan dinding juga cepat
jebol.

Komanah, guru kelas IV yang cukup lama mengajar di sekolah itu mengungkapkan,
akibat serangan rayap juga lemari dan buku menjadi sasaran rayap dan akhirnya
beberapa tahun terakhir lemari diganti dengan model alumuniun dan kaca yang
tidak mungkin terkena rayap.
Dari artikel diatas dapat diketahui beberapa faktor penyebab ambruknya atap
sekolah, antara lain:
 Kondisi bangunan sudah tua
 genteng yang digunakan terlalu berat
 adanya rayap yang merusak jendela, sehingga kekuatan dinding
menopang atap berkurang
 beban karena air hujan

Analisis
Pada awalnya bangunan sekolah mengalami kebocoran sehingga air masuk
dan membuat kusen jendela lapuk. Selain itu kusen juga rusak akibat serangan
rayap. Kondisi inilah yang membuat sekolah mengadakan renovasi atap dengan
memakai rangka atap baja ringan tanpa memperbaiki konstruksi bangunan yang
lain. Namun tidak lama setelah renovasi selesai dan terjadi hujan, atap sekolah pun
ambruk.
Dari kejadian diatas dapat dianalisis bahwa kemungkinan ambruknya atap
terjadi karena genteng yang semula dianggap lebih kuat dan tahan lama ternyata
memberikan beban yang tidak mampu ditopang oleh konstruksi rangka atap.

Solusi :
 Sebelum dilakukan perbaikan atap, pastikan konstruksi bangunan yang lain
bisa menopang beban atap baru.
 Gunakan jenis genteng yang sesuai dengan daya topang konstruksi atap.

You might also like