Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI KONSUMSI DALAM ISLAM
A. Rasionalisme Islam
Rasionalisme adalah salah satu istilah yang peling bebas digunakan dalam
ekonomi, karena segala sesuatu dapat dirasionalisasikan sekali kita mengacunya
kepada beberapa perangkat aksioma yang relevan. Proses maksimisasi itu menjadi
latihan teknis semata-mata setelah mengetahui peta pemanfaatannya. Masalah
yang menentukan itu terkait dengan bentuk dan berbagai dimensi peta itu sendiri,
yang secara etik dan kultur ditentukan dan berbeda dalam berbagai bidang
kehidupan.
Teori perilaku konsumen yang dikembangkan dibarat setelah timbulnya
kapitalisme merupakan sumber dualitas, yakni “rasionalisme ekonomik” dan
“utilitarianisme”. Rasionalisme ekonomik menafsirkan perilaku manusia sebagai
suatu yang dilandasi dengan ”perhitungan cermat, yang diarahkan dengan
pandangan ke depan dan persiapan terhadap keberhasilan ekonomik.”
keberhasilan ekonomik secara ketat didefinisikan sebagai ”membuat uang dari
manusia” . Memperoleh harta, baik dalam pengertian uang atau berbagai
komoditas, adalah tujuan hidup yang terakhir dan, pada saat yang sama,
merupakan tongkat pengukur keberhasilan ekonomik.
Etika dari filsafat ini dikaitkan dan dipungut dari ”keberhasilan ekonomik”.
Keberhasilan dalam membuat uang adalah hasil dan ekspresi kebaikan dan
keahlian. Utilitarianisme adalah sumber nilai-nilai dan sikap-sikap moral.
”kejujuran berguna karena ia menjamin kepercayaan;demikian juga ketepatan
waktu,ketekunan bekerja dan sikap hemat.”
Dari sumber yang dua inilah timbul teori perilaku konsumen. Teori ini
mempertimbangkan maksimisasi pemanfaatan sebagai tujuan konsumer yang
dipostulasikan. Pemanfaatan yang dimaksimisasikan adalah pemanfaatan ”homo-
3
Y=C+S
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Tabungan
Secara grafis hal ini seharusnya digambarkan oleh tiga dimensi, namun untuk
kemudahan penyajian grafis digambarkan dengan dua dimensi sehingga
persamaan ini disederhanakan manjadi
Y = Fs + S dengan Fs = C + Infaq
Fs adalah final spendinger (konsumsi akhir) dijalan Allah, penyederhanaan ini
memungkinkan kita untuk menggunakan alat analisis grafis yang biasa digunakan
dalam teori konsumsi yaitu memaksimalkan utility function (fungsi utilitas)
dengan budget line (garis anggaran) tertentu atau meminimalkan garis anggaran
dengan fungsi tertentu.
8
C1
Semakin besar konsumsi pada periode pertama, maka tabungan periode
pertama dan konsumsi pada periode kedua semakin kecil.
Hubungan konsumsi masa sekarang dengan konsumsi masa depan (konsumsi
intertemporal konvensional). Dalam keadaan selisih antara pendapatan dan
jumlah uang yang digunakan untuk konsumsi, perilaku konsumen dapat dibagi
menjadi tiga ;
9
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa terdapat tiga unsur pokok
dalam rasionalisme yaitu ;
1. Konsep keberhasilan, untuk mendapatkan kemajuan ekonomik bukanlah
kejahatan menurut pandangan islam, tetapi merupakan kebaikan jika diseimbangkan
dan diniatkan untuk mendapatkan kebaikan.
2. Skala waktu perilaku konsumen, setiap muslim wajib menggunakan waktunya
dengan sebaik-baiknya, dengan engingat allah dan memanfaatkannya untuk
menyiarkan agama allah
3. Konsep harta, Harta merupana anugerah dari allah swt yang harus kita jaga, dan
kita harus menggunakannya dijalan allah.
Barang-barang konsumen adalah barang-barang yang seharusnya
bermanfaaat secara moral dan juga dapat ditukarkan dipasar dan emilki manfaat
secara ekonomik.
Etika konsumsi dalam islam adalah tidak boleh berlebih-lebihan seperti
pemborosan dan mnghamburkan harta tanpa ada gunanya
Konsumsi intertemporal adalah konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu
yaitu masa sekarang ( periode pertama) dan masa yang akan datang (periode
kedua).
11
DAFTAR PUSTAKA