Professional Documents
Culture Documents
Ilmu Tayuh Keris adalah sejenis ilmu tradisional yang digunakan untuk menentukan
apakah sebilah keris akan cocok dipakai atau dimiliki oleh seseorang, atau tidak.
Ilmu ini terutama bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan seseorang agar dia
dapat menangkap kesan karakter sebilah keris dan menyesuaikan dengan kesan
karakter dari calon pemiliknya.
Contohnya, keris yang menampilkan karakter keras, galak, tidak baik dipakai oleh seorang
yang sifatnya keras dan kasar. Untuk orang semacam itu sebaiknya dipilihkan keris yang
Cara Me-nayuh
Ada berbagai cara untuk me-nayuh sebilah keris atau tombak. Di Pulau Jawa dan dibeberapa
daerah lainnya, yang terbanyak adalah dengan cara meletakkan keris atau tombak itu di
bawah bantal, atau langsung dibawah tengkuk, sebelum tidur. Agar aman, keris atau tombak
itu lebih dahulu diikat dengan sehelai kain dengan sarungnya. Dengan cara ini si Pemilik atau
orang yang me-nayuh itu berharap dapat bertemu dengan ‘isi’ keris dalam mimpinya. Namun
cara ini tidak senantiasa berhasil. Kadang-kadang mimpi yang dinantikan tidak muncul, atau
Jika malam pertama tidak berhasil biasanya akan diulangi pada malam berikutnya, dan
seterusnya sampai mimpi yang diharapkan itu datang. Keris atau tombak itu dianggap cocok
atau jodoh, bilamana pada saat ditayuh orang bermimpi bertemu dengan seorang bayi, anak,
gadis, atau wanita, pemuda atau orang tua, yang menyatakan ingin ikut, ingin diangkat anak,
Bisa jadi, yang ditemui dalam mimpi termasuk juga makhluk yang menakutkan. Mimpi yang
serupa itu ditafsirkan sebagai isyarat dari ‘isi’ keris yang cocok atau tidak cocok untuk dimiliki.
Bagi orang awan, cara me-nayuh lewat mimpi inilah yang sering dilakukan, juga sampai
sekarang. Selain cara itu masih banyak lagi cara lainnya. Untuk dapat me-nayuh keris atau
tosan aji lainnya, tidak harus lebih dulu menjadi seorang ahli. Orang awan pun bisa, asalkan
tahu caranya.
Dalam masyarakat perkerisan juga dikenal apa yang disebut keris tayuhan, yaitu keris yang
dalam pembuatannya lebih mementingkan soal tuah daripada keindahan garap, pemilihan
bahan besi, dan pembuatan pamornya. Keris semacam itu biasanya mempunyai kesan wingit,
Walaupun segi keindahan tidak dinomorsatukan, namun keris itu tetap indah karena
pembuatnya adalah seorang empu. Padahal seorang empu, tentulah orang yang mempunyai
kepekaan keindahan yang tinggi. Patut diketahui, keris-keris pusaka milik keraton, baik di
Yogyakarta maupun di Surakarta, pada umumnya adalah jenis keris tayuhan. Dapur keris
tayuhan, biasanya juga sederhana, biasanya juga sederhana, misalnya, Tilam Upih, Jalak
Bukan jenis dapur keris yang mewah semacam Nagasasra, Naga Salira, Naga Kikik, atau Singa
Barong. Selain itu, keris tayuhan umumnya berpamor tiban. Bukan pamor rekan. Di kalangan
peminat dan pecinta keris, keris tayuhan bukan keris yang mudah diperlihatkan pada orang
lain, apalagi dengan tujuan untuk dipamerkan. Keris tayuhan biasanya disimpan dalam kamar
pribadi dan hanya dibawa keluar kamar jika akan dibersihkan atau diwarangi.(sumber:kpnlg)