Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK I :
AGUNAWAN WAHAB
ANDIRWAN SAPUTRA
DZUL IKRAM
ANDI MUHAMMAD ARASY
FIRDAUS
ANDIKA BADARUDDIN
ADITYAWARMAN
ADE PRATIWI KHASMI
ANDI JAYA AHMAD
ARFAN SAPUTRA
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah,
rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana yang kami
harapkan.
Dalam penyusunan makalah kali ini, kami ditugasi untuk memaparkan tentang
pengertian sistem koloid, jenis koloid, serta koloid dalam industri.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terima kasih
kepada Bapak guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Khususnya kepada guru mata pelajaran Kimia. Semoga malakah yang telah kami susun
ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang sedang
menuntut ilmu.
Kelompok I
DAFTAR ISI
Triple Double You Dot Chem_is_try Dot Com 2
Makalah Sistem Koloid
HALAMAN JUDUL…………………………………... 1
KATA PENGANTAR………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………... 3
JENIS KOLOID…………………………………......... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………. 9
Pada tahun 1861, Thomas Graham, seorang ahli kimia bangsa Inggris melakukan
percobaan untuk menguji perbedaan kemampuan aliran zat terlarut dengan
menggunakan kantong perkamen, air, kristal gula, lem perekat, dan tepung kanji. Mula –
mula gula, lem perekat, dan tepung kanji masing – masing dilarutkan ke dalam air.
Kemudian larutannya dimasukkan ke dalam kantong perkamen, ditutup rapat dan
direndam dalam air.
Dari percobaan tersebut ternyata molekul gula memiliki kemampuan untuk
merembes keluar menembus pori – pori perkamen sehingga keluar dari kantong. Akan
tetapi partikel kanji tidak dapat keluar dari kantong. Zat lain yang dicobakan oleh
Thomas Graham adalah zat perekat dengan percobaan yang sama. Ternyata zat perekat
tersebut sifatnya sama dengan sifat kanji, yaitu tidak mampu menembus membran
perkamen.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Graham memberikan gagasan sebagai
berikut.
1. Molekul gula dapat lolos dari membran perkamen, sedangkan kanji dan
perekat tidak dapat lolos dari membran perkamen. Hal ini dimungkinkan karena
ada perbedaan diameter molekul antara molekul kanji dengan molekul gula.
Molekul kanji mempunyai diameter lebih besar dari diameter molekul gula.
2. Larutan gula yang berasal dari kristal gula dan semacamnya disebut
larutan yang berdifusi cepat atau kristaloid, sedangkan zat perekat, kanji, dan
susu, atau semacamnya yang bersifat lekat dan kental disebut koloid.
Pada perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi koloid dan kristaloid
tidak dapat dipertahankan karena banyak koloid dapat dikristalkan dan kristaloid
dapat dibuat koloid.
Pada tahun 1907, Ostwald mengemukakan istilah system terdispersi dan medium
pendispersi. System koloid terdiri dari fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam
medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Analogi
dalam larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut sedangkan medium pendispersi adalah
zat pelarut. Pada contoh campuran susu dan air, fase terdispersi adalah partikel susu dan
medium pendispersinya adalah air.
Seorang kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy, pada tahun 1912
mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel – partikel terlarut termasuk
partikel koloid. Dari pengamatannya tersebut ternyata partikel koloid mempunyai
diameter molekul 10 −7 cm - 10 5 cm. Mengapa harus menggunakan mikroskop ultra?
Karena hanya partikel yang ukuran diameternya lebih besar dari 10 −5 cm yang dapat
dilihat dengan mikroskop biasa.
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menemukan zat yang tergolong
larutan, koloid, dan suspensi.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam dapur, larutan cuka, larutan alcohol,
dan udara.
Contoh koloid : susu, santan, busa sabun, salad krim, margarine, lateks dan asap.
Contoh suspensi : air sungai yang keruh, tanah liat dengan air, pasir dengan air, dan
air kapur.
JENIS KOLOID
Seperti yang sudah diketahui bahwa wujud ( fase ) benda terdiri dari padat, cair
dan gas. Tiap wujud tersebut dapat menjadi medium pendispersi ataupun fase
terdispersi, kecuali untuk gas. Gas sebagai fase perdispensi pada medium pendispersi
tidak membentuk koloid. Gas dengan gas merupakan campuran yang homogen.
Berdasarkan hal tersebut, sistem koloid dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti
yang tercantum dalam table 7.2.
a. Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersi berupa zat cair dan
medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat
padat dikenal dengan emulsi padat.
b. Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat
dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa
zat padat, disebut sol padat.
c. Busa : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa gas dan
medium pendispersiya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat
padat disebut busa padat.
d. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya berwujud
gas, sedangkan fase terdispersinya berupa zat cair atau zat padat.
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih Sri Rahayu, Ratih, Kuswati Tine Maria. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA.