Professional Documents
Culture Documents
BAB I
Pendahuluan
1. Latar belakang
mengenai :
Folklor pada belakangan ini menjadi suatu masalah hukum baru hal ini
dapat dilihat dari beberapa kasus yang muncul belakangan ini salah satunya
Malaysia contohnya adalah lagu rasa sayange yang selama ini di kenal
Selain kasus pengakuan lagu rasa sayange oleh Malaysia ada juga
kasus mengenai folklor yang dialami oleh individu contoh saja kasus yang
dialami oleh Denny Aryasa pada tahun 2008 lalu, Denny Aryasa merupakan
seorang pengrajin perak yang digugat oleh PT. KTI yang merupakan
perusahaan asing asal Perancis dengan dasar gugatan bahwa Denny Aryasa
telah meniru motif silver mereka yaitu motif ‘fleur’ yang dalam bahasa
Indonesia artinya adalah bunga, yang apabila dilihat tampak sepintas motif
‘fleur’ tersebut merupakan motif asli dari Indonesia,di Bali sendiri kurang
lebih ada sekitar 800 motif asli Bali untuk ukiran perak saja yang telah
diakui menjadi milik perusahaan asing . Dari kedua kasus yang telah
2
Arif Syamsuddin, Antara pelestarian dan perlindungan ekspresi budaya
tradisional/pengetahuan tradisional dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual , Media Agustus Vol
V/No.04/Agustus 2008, hlm.17
3
oleh folk, jadi arti folklore menurut Alan Dundes adalah adat atau kebiasaan
adalah adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun tetapi tidak
3
Etnografi banjar,http://ismawardah.wordpress.com,2003
4
Kamus besar Bahasa Indonesia, http:// Pusat Bahasa Indonesia.diknas.go.id, 2008
4
agama yang sama yang diwariskan secara turun temurun tetapi tidak
dibukukan.
masyarakat asli.
dan padang rumput pegunungan di irian jaya hingga di berbagai hutan hujan
akan mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang tentunya akan
2. Rumusan Masalah
dimisspropriation (dijarah) oleh bangsa lain sehingga lambat laun tapi pasti
dan baju tradisional Indonesia diakui sebagai milik bangsa lain. Hal ini
disebut juga dengan folklor ini dan juga tidak adanya data base untuk
tersebut alasan lainnya mengapa saya memilih judul ini adalah keinginan
7
tradisional atau traditional knowledge atau folklor yang selama ini sering
dianggap sebagai suatu hal yang tidak bernilai apa-apa tetapi ternyata bisa
mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat besar yang sayangnya sudah
masyarakat kita.
4. Tujuan penelitian
praktis
a. Tujuan Akademis
b. Tujuan Praktis
5. Metode penelitian
proposal ini adalah tipe penelitian yuriis normatif yang bersifat deskriptif
Bahan hukum dalam penulisan ini adalah bahan hukum primer dan
Undang nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta sedangkan bahan hukum
d. Langkah Penelitian
Langkah yang digunakan dalam penulisan ini ada dua langkah ,yaitu
khusus.
6. Pertanggungjawaban sistematika
dari skripsi ini.Skripsi ini disusun dalam bentuk bab yang kesemuanya
(Folklor). Dalam bab ini akan dibahas mengenai hukun yang mengatur
Bab IV, Penutup. Bab ini mengakhiri seluruh rangkaian uraian dan
masalah.
12
BAB II
TRADISIONAL (FOLKLOR).
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dirumuskan maka pada bab ini
akan dikemukakan kajian teoritis yang merupakan penalaran tiap konsep dan
oleh penulis.
5
Ibid.
13
Inggris, takhayul Belanda, dan tentang masa lampau ”6. Sejak inilah
etimologi pengertian folklor yaitu folk yang artinya kolektif atau ciri-
diantara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam versi yang
berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan
gerak isyarat atau alat pembantu pengingat ”7. Selain itu pendapat
6
Usman Suspendi, Folklor, www.cerita rakyat nusantara.co.id, 21 November 2009
7
Ibid.
14
Dari pendapat para sarjana kesimpulan dari pengertian folklor ialah segala
sesuatu yang dihasilkan oleh masyarakat tradisional dimana diwariskan secara turun-
temurun yang mewakilkan identitas dari masyarakat tersebut, contohnya adalah seni
dengan tari Serimpi, sedangkan di Jawa Barat terkenal dengan tari Jaipong, kedua
jenis tarian ini mewakili masing-masing dari daerahnya untuk menjadi identitasnya.
diketahui adalah:
(2) Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan
8
Arif Syamsuddin, Antara pelestarian dan perlindungan ekspresi budaya
tradisional/pengetahuan tradisional dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual , Media Agustus Vol
V/No.04/Agustus 2008, hlm.17
15
ayat (2), orang yang bukan Warga Negara Indonesia harus terlebih
tersebut.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh
Pemerintah.
4. Ciri-ciri folklor:
Untuk mengetahui bahwa folklor merupakan produk dari Hak Kekayaan Intelektual
makan terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai arti dari Hak Kekayaan Intelektual
itu sendiri.
Hak Kekayaan Intelektual yang sekarang juga disebut dengan Hak Milik Intelektual
merupakan pengakuan dan penghargaan pada seseorang atau badan hukum atas
baik yang bersifat sosial maupun ekonomis, yang artinya adalah jika seseorang dan
atau badan hukum mempunyai suatu karya atau temuan maka orang dan atau badan
hukum itu harus dihargai dengan cara diberikan hak nya untuk dilindungi.Kata
intelektual di dalam Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri terkait dengan kemampuan
Folklor dari pengertian yang tertuang dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
folk·lor (n) 1 adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg diwariskan secara turun-
temurun, tetapi tidak dibukukan; 2 ilmu adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg
tidak dibukukan; -- lisan folklor yg diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan dl
bentuk lisan (bahasa rakyat, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, dan nyanyian
rakyat); -- bukan lisan folklor yg diciptakan, disebarluaskan, dan diwariskan tidak dl
bentuk lisan (arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian dan perhiasan
tradisional, obat-obatan tradisional, makanan dan minuman tradisional, bunyi isyarat,
dan musik tradisional)10.
9
Usman Suspendi,loc.Cit.
10
Kamus besar Bahasa Indonesia,loc.Cit.
17
folklor merupakan sesuatu yang berwujud menurut Agus Chandra seorang konsultan
Hak Kekayaan Intelektual, mengatakan “salah satu hukum dalam hak cipta adalah
harus berwujud”11
Menurut Arif syamsudin folklor yang merupakan produk Hak Kekayaan Intelektual
yang telah diakui dan dilindungi oleh Internasional adalah sebagai berikut :
Hak Kekayaan Intelektual yang sekarang juga disebut dengan Hak Milik
hukum atas penemuan atau penciptaan karya intelektual, dengan memberikan hak-
hak khusus baik yang bersifat sosial maupun ekonomis, yang artinya adalah jika
seseorang dan atau badan hukum mempunyai suatu karya atau temuan maka orang
11
Agus Chandra,Perlindungan pengetahuan tradisional,www.kompasiana.com, 2009
12
Arif Syamsuddin,Op.Cit,hlm.18
18
dan atau badan hukum itu harus dihargai dengan cara diberikan hak nya untuk
dilindungi. Kata intelektual di dalam Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri terkait
2000)
dalam undang-Undang nomor 19 tahun 2002 pada pasal 10 ayat (2) dimana tertulis
“ Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang
menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat , dongeng, legenda, babad , lagu,
tahun 2002 pasal 1 angka 1 adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
19
2 hak, yaitu Hak Legal dan Hak moral menurut Arif Syamsuddin, Hak legal
adalah hak yang didasarkan oleh hukum, sedangkan hak moral adalah hak yang
timbul berdasarkan perimbangan-pertimbangan etis. Pengakuan hak legal dalam
kegiatan komersialisasi HKI adalah hak untuk mengalihkan karya-karya intelektual,
hak untuk mengeksploitasi maupun hak untuk memberikan lisensi kepada pihak lain.
Sedangkan, hak moral dalam kegiatan komersialisasi HKI khususnya hak cipta, yaitu
hak moral untuk dicantumkan nama atau nama samarannya di dalam ciptaan ataupun
salinan dalam hubungan dengan penggunaan secara umum.13
13
Ibid,hlm.24