You are on page 1of 33

Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi, sebagian atau

seluruhnya berada dalam bentuk larutan.

1. Stoikiometri dengan Hitungan Kimia Sederhana

Soal-soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara hitungan
kimia sederhana yang menyangkut hubungan kuantitas antara suatu komponen
dengan komponen lain dalam suatu reaksi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:


a. menulis persamann reaksi
b. menyetarakan koefisien reaksi
c. memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan
mol

Karena zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam bentuk larutan, maka mol
larutan dapat dinyatakan sebagai:

n=V.M

dimana:

n = jumlah mol
V = volume (liter)
M = molaritas larutan

Contoh:

Hitunglah volume larutan 0.05 M HCl yang diperlukan untuk melarutkan 2.4
gram logam magnesium (Ar = 24).

Jawab:

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)


24 gram Mg = 2.4/24 = 0.1 mol
mol HCl = 2 x mol Mg = 0.2 mol
volume HCl = n/M = 0.2/0.25 = 0.8 liter

2. Titrasi

Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan
standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Motode ini banyak dilakukan di
laboratorium. Beberapa jenis titrasi, yaitu:
1. titrasi asam-basa
2. titrasi redoks
3. titrasi pengendapan
Contoh:

1. Untuk menetralkan 50 mL larutan NaOH diperlukan 20 mL larutan 0.25 M HCl.


Tentukan kemolaran larutan NaOH !

Jawab:

NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)


mol HCl = 20 x 0.25 = 5 m mol
Berdasarkan koefisien reaksi di atas.
mol NaOH = mol HCl = 5 m mol
M = n/V = 5 m mol/50mL = 0.1 M

2. Sebanyak 0.56 gram kalsium oksida tak murni dilarutkan ke dalam air.
Larutan ini tepat dapat dinetralkan dengan 20 mL larutan 0.30 M HCl.Tentukan
kemurnian kalsium oksida (Ar: O=16; Ca=56)!

Jawab:

CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)


Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
mol HCl = 20 x 0.30 = 6 m mol
mol Ca(OH)2 = mol CaO = 1/2 x mol HCl = 1/2 x 6 = 3 m mol
massa CaO = 3 x 56 = 168 mg = 0.168 gram
Kadar kemurnian CaO = 0.168/0.56 x 100% = 30%

< Sebelum Sesudah >

Bio 1 2 3
Fis 1 2 3
Kim 1 2 3
Mat 1 2 3

tryout gratis!!

tips umptn

katanya sih sakit gigi lebih sakit dari pada nggak diterima di perguruan tinggi negeri

selanjutnya
Download Macromedia Shockwave

supaya bisa liat Mod

Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?


Definisi

Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil
asam atau basa ditambahkan kedalamnya.

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7.
Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya –
acapkali garam natrium.

Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan.
Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam
dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah
dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.

Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.

Larutan penyangga yang bersifat basa

larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang
bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.

Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan
amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding,
larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama
konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

Bagaimana cara larutan penyangga bekerja?

Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion
hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya – sebaliknya akan merubah pH.
Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang
berbeda.

Larutan penyangga yang bersifat asam

Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang
khas.

Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:

Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam
jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan
selanjutnya bergeser ke arah kiri.

Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:

• Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi;


• Banyak ion etanoat dari natrium etanoat:
• Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam.

Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang ada tidak penting pada
penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru
sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali.

Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun
reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar
ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.

Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu
banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion
hidroksida tersebut.

Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat
menghilangkan ion hidroksida.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat

Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan
molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.

Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen

Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.

Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi,
ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion
hidrogen dihilangkan.

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion
hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali
menjadi tingat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion
hidroksida.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang
khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:

Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium
dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan
ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.

Karena itu larutan akan mengandung beberapa hal yang penting:

• Banyak amonia yang tidak bereaksi;


• Banyak ion amonia dari amonium klorida;
• Cukup ion hidrogen untuk menghasilkan larutan yang bersifat basa.

Hal lain (seperti air dan ion klorida) yang ada tidak penting pada penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa

Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.

Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia

Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah
molekul amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.

Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium
bersifat asam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.

Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida

Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia
dan air.

Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air.
Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus
terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen
dihilangkan – hanya sebagian besar.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa

Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.

Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air
– dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian
besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.

Prinsip kerja larutan penyangga

Sebenarnya penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran pada larutan penyangga
menimbulkan sedikit perubahan pH (tetapi besar perubahan pH sangatlah kecil) sehingga
pH larutan dianggap tidak bertambah atau pH tetap pada kisarannya. Namun, jika asam
atau basa ditambahkan ke larutan bukan penyangga maka perubahan pH larutan akan
sangat mencolok.

Prinsip kerja dari larutan penyangga yang dapat mempertahankan harga pH pada
kisarannya adalah sebagai berikut.

a. Larutan Penyangga Asam HA/A -

HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)


− Jika ditambah sedikit asam kuat (H + )

Ion H + dari asam kuat akan menaikkan konsentrasi H + dalam larutan, sehingga reaksi
kesetimbangan larutan terganggu; reaksi akan bergeser ke kiri. Namun, basa konjugasi (A
-
) akan menetralisir H + dan membentuk HA

A - (aq) + H + (aq) → HA (aq)

sehingga pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang
berarti, besarnya pH dapat dipertahankan pada kisarannya.

− Jika ditambah sedikit basa kuat (OH - )

Ion OH - dari basa kuat akan bereaksi dengan H + dalam larutan, sehingga konsentrasi H +
menurun dan kesetimbangan larutan terganggu. Oleh karena itu, HA dalam larutan akan
terionisasi membentuk H + dan A - ; reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan

OH - (aq) + H + (aq) → H 2 O (l)

HA (aq) → A - (aq) + H + (aq)

sehingga, pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan konsentrasi H + yang
nyata; pH larutan dapat dipertahankan pada kisarannya. Asam lemah dapat menetralisir
penambahan sedikit basa OH - .

HA (aq) + OH - (aq) → A - (aq) + H 2 O (l)

− Jika larutan penyangga diencerkan

Pengenceran larutan merupakan penambahan air (H 2 O) pada larutan. Air (H 2 O) akan


mengalami reaksi kesetimbangan menjadi H + dan OH -, namun H 2 O yang terurai sangat
sedikit. Jadi, konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.

b. Larutan Penyangga Basa B/BH +


B (aq) + H 2 O (l)  BH + (aq) + OH - (aq)

− Penambahan sedikit asam kuat (H + )

H + dari asam kuat dapat bereaksi dengan OH - pada larutan, sehingga konsentrasi OH -
menurun dan reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Basa lemah (B) dalam larutan
akan bereaksi dengan H 2 O membentuk asam konjugasinya dan ion OH - .

H + (aq) + OH - (aq) → H 2 O (l)

B (aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) + OH - (aq)

Pada kesetimbangan yang baru tidak terdapat perubahan pH yang nyata, besarnya pH
dapat dipertahankan. Basa lemah dapat menetralkan penambahan sedikit asam (H + ).

B (aq) + H + (aq) → BH + (aq)

− Penambahan sedikit basa kuat (OH - )

Adanya basa kuat (OH - ) dapat meningkatkan konsentrasi OH - dalam larutan, sehingga
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Namun adanya asam konjugasi (BH + ) dapat
menetralkan kehadiran OH - dan membentuk B dan H 2 O. Sehingga pada kesetimbangan
-
tidak terdapat perubahan konsentrasi OH yang nyata, dan pH larutan dapat
dipertahankan.

BH + (aq) + OH - (aq) → B (aq) + H 2 O (l)

− Penambahan air (pengenceran)

Penambahan H 2 O dalam larutan akan langsung terionisasi menjadi H + dan OH -, namun


konsentrasi H + dan OH - sangat kecil, sehingga dapat diabaikan.
Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?
Definisi

Larutan penyangga adalah satu zat yang menahan perubahan pH ketika sejumlah kecil
asam atau basa ditambahkan kedalamnya.

Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7.
Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya -
acapkali garam natrium.

Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan.
Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam
dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah
dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.

Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.

Larutan penyangga yang bersifat basa

larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang
bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.

Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan
amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding,
larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama
konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

Bagaimana cara larutan penyangga bekerja?

Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan ion hidrogen atau ion
hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya - sebaliknya akan merubah pH.
Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa mencapai kondisi ini melalui cara yang
berbeda.

Larutan penyangga yang bersifat asam


Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang
khas.

Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:

Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam
jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan
selanjutnya bergeser ke arah kiri.

Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting:

• Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi;


• Banyak ion etanoat dari natrium etanoat:
• Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam.

Sesuatu hal yang lain (seperti air dan ion natrium) yang ada tidak penting pada
penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru
sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali.

Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun
reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar
ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.

Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu
banyak - tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion
hidroksida tersebut.

Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang dapat
menghilangkan ion hidroksida.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat

Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan
molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.

Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen

Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.

Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi,
ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion
hidrogen dihilangkan.

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion
hidroksida dihilangkan - karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali
menjadi tingat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion
hidroksida.

Larutan penyangga yang bersifat basa

Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium klorida sebagai contoh yang
khas.

Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:

Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium
dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan
ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.

Karena itu larutan akan mengandung beberapa hal yang penting:

• Banyak amonia yang tidak bereaksi;


• Banyak ion amonia dari amonium klorida;
• Cukup ion hidrogen untuk menghasilkan larutan yang bersifat basa.

Hal lain (seperti air dan ion klorida) yang ada tidak penting pada penjelasan.

Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa

Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.

Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia

Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah
molekul amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.

Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium
bersifat asam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.

Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida

Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia
dan air.

Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air.
Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus
terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.

Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen
dihilangkan - hanya sebagian besar.

Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersifat basa

Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang sederhana dengan ion amonium.
Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air -
dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar
(tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.

http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/larutan_penyangga/

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah
sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa
lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut
sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Komponen Larutan Penyangga


• 2 Cara kerja larutan penyangga
• 3 Perhitungan pH Larutan Penyangga

• 4 Fungsi Larutan Penyangga

[sunting] Komponen Larutan Penyangga


Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

1. Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat asam.
2. Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

1. Larutan penyangga yang bersifat asam


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari
asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa
kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan
menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang
bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium,
kalsium, dan lain-lain.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat.
Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam
kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

[sunting] Cara kerja larutan penyangga


Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga
penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan.
Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

1. Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:

Pada penambahan asam Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri.
Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk
molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari
basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi,
penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion
H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

2. Larutan penyangga basa


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan
mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini
menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang
ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Pada penambahan basa Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan
bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang
ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa
(NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

[sunting] Perhitungan pH Larutan Penyangga


1. Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/g
atau
pH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemah


g = jumlah mol basa konjugasi

2. Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/g
atau
pH = p Kb - log b/g

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = jumlah mol basa lemah


g = jumlah mol asam konjugasi

[sunting] Fungsi Larutan Penyangga


Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana
sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang
dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan
penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.

Fungsi Larutan Penyangga

Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia,
kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan
pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila
pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak,
sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.

1. Darah Sebagai Larutan Penyangga

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga
karbonat, penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.

a. Penyangga Karbonat

Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa


konjugasi bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) --> HCO 3(aq) + H + (aq)

Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton
dapat mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi
asidosis ini dapat mengakibatkan penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit
gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung tanpa oksigen tambahan dapat menderita
alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen yang sedikit di gunung dapat
membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas karbondioksida yang dilepas
terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan H 2 CO 3 . Hal ini
mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat mengakibatkan
hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan histeris).

b. Penyangga Hemoglobin

Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa
ke seluruh sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin
adalah:

HHb + O 2 (g) ↔ HbO 2 - + H +

Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin

Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga
pH darah juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin
+
yang telah melepaskan O 2 dapat mengikat H dan membentuk asam hemoglobin.
+
Sehingga ion H yang dilepaskan pada peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang
diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat metabolisme.

c. Penyangga Fosfat

Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH
-
darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 ) dengan
monohidrogen fosfat (HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) −−> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) --> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)


Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya
sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.

1. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH
pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat
menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

1. Menjaga keseimbangan pH tanaman.

Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar
kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik .
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.

1. Larutan Penyangga pada Obat-Obatan

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang
penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh
karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.

ngkapku

Kamis, 14 Januari 2010


Larutan penyangga

1. Larutan Penyangga

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah : Larutan yang mempunyai pH tetap dan
mampu menahan perubahan pH jika ditambah sedikit asam atau basa. Secara umum
larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa
konjugasinya (garam dari asam lemah tersebut) atau basa lemah dengan asam
konjugasinya (garam dari basa lemah tersebut). Sifat larutan yang terbentuk berbeda dari

komponen-komponen pembentuknya.

Contoh larutan penyangga :


a. Campuran CH3COOH dengan CH3COONa
b. Campuran NH4OH dengan NH4Cl
2. pH Larutan Penyangga

....a. Larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya ( Buffer Asam )
Rumus : [ H+ ] =Ka.na/nbk...........................
nbk = jumlah mol basa konjugasi
..... .....na = jumlah mol asam lemah
.......... Ka = tetapan ionisasi asam lemah

b. Larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya ( Buffer Basa)
......Rumus : [OH- ] = Kb.nb/nak.................................
............nak = jumlah mol asam konjugasi
. ..........Kb = tetapan ionisasi basa lemah
............ nb = jumlah mol basa lemah

c. Larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya ( Buffer Asam )
...Rumus : [ H+ ] = Ka.na/nbk.....................
... nbk = jumlah mol basa konjugasi
......... na = jumlah mol asam lemah
.. .......Ka = tetapan ionisasi asam lemah
d. Larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya ( Buffer Basa )
... Rumus : [OH- ] = Kb.nb/nak.......................
...nak = jumlah mol asam konjugasi
... ......nb = jumlah mol basa lemah
... ......Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Rumus Pengenceran : V1xM1 = V2xM2


3. Fungsi Larutan Penyangga
a. Dalam tubuh makhluk hidup
Dalam tubuh manusia terdapat sistem penyangga yang berfungsi untuk
mempertahankan harga pH.
Contoh :
- Dalam darah terdapat sistem penyangga antara lain asam bikarbonat, hemoglobin,
dan oksihemoglobin. Karbon dioksida terbentuk secara metabolik dalam jaringan
kemudian diangkut oleh darah sebagai ion bikarbonat.
- Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut :
-H3PO4- + H2O --->HPO42- + H3O+
b. Dalam kehidupan sehari-hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam berbagai bidang
seperti biokimia, bakteriologi, kimia analisis, industri farmasi, juga dalam fotografi
dan zat warna.
Dalam industri farmasi, larutan penyangga digunakan pada pembuatan obat- obatan
agar obat tersebut mempunyai pH tertentu dan tidak berubah.

LATIHAN

1. Tentukan pH larutan jika 800 ml larutan CH3COOH 0,1M dicampur dengan 400ml
larutan CH3COONa 0,1M (Ka CH3COOH = 1,8x10-5) !

2. Tentukan pH larutan apabila 400 ml larutan NH4OH 0,5M dicampur dengan 100 ml
larutan NH4Cl 0,5M ( Kb NH4OH = 1,8x10-5)

3. Sebanyak 50 ml larutan yang terdiri dari CH3COOH 1M dan CH3COONa 1M


ditambahkan larutan HCl 1M sebanyak iml. Tentukan pH larutan setelah penambahan
HCl 1M ! ( Ka = 1,8 x 10-5 )

4. Sebanyak 50 ml larutan yang terdiri dari CH3COOH 1M dan CH3COONa 1M


ditambah 50 ml air. Tentukan pH larutan setelah pengenceran !

5. Jelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan beri contohnya !

Kunci Jawaban :

1. mol CH3COOH = 800 x 0,1 = 80 mmol

mol CH3COONa = 400 x 0,1 = 40 mmol

[ H+ ] = Ka .na/nbk

= 1,8 x 10-5 x( 80/40)

= 3,6 x 10 -5

pH = -log 3,6 x 10 -5

= 5 – log 3,2
2. mol NH3 = 400 x 0,5 = 200 mmol

mol NH4Cl = 100 x 0,5 = 50 mmol

[OH-] = 1,8 x10 -5 x(200/50)

= 7,2 x 10 -5

pOH = - log 7,2 x 10 -5

= 5 – log 7,2

pH = 14 – (5-log 7,2)

= 9 + log 7,2

3. mol CH3COOH = 50 x 1 = 50 mmol

mol CH3COONa = 50 x 1 = 50 mmol

mol HCl = 1 x 1 = 1 mmol

CH3COONa + HCl ----> CH3COOH + NaCl


Mula-mula :.................. 50 mmol...........1 mmol.......50 mmol -

Bereaksi : ...................... 1 mmol...........1 mmol......1 mmol........1 mmol

_____________
_______________________________________________ -

Sisa.........:.................. 49 mmol ............. -..............51 mmol.......1 mmol

Jadi pH = -log (1,8 x 10-5 x 51/49)

= -log 1,87 x 10-5 = 5 – log 1,87

4. Pengenceran CH3COOH : V1.M1 = V2.M

50x1 = 100xM2
M2 = 0,5

Pengenceran CH3COONa : V1.M1 = V2.M2

50x1 = 100xM2

M2 = 0,5

1. Pengertian Larutan Buffer


Larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nillai pH tertentu, yang
berasal dari:
a. Campuran asam lemah dengan garam dari asam lemah tersebut
Contoh :
- CH3COOH dengan CH3COONa
- H3PO4 dengan NaH2PO4
b. Campuran basa lemah dengan garam dari basa lemah tersebut
Contoh : NH4OH dengan NH4Cl
2. Sifat Larutan Buffer
a. pH larutan tidak berubah jika diencerkan
b. pH larutan tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit asam atau basa.
3. Fungsi Larutan Buffer
Sistem penyangga digunakan dalam berbagai bidang seperti industri farmasi, kimia
analiik, Bakteriologi, Fotografi, industri Kulit, dan Zat Warna, yang menggunakan
rentang pH yang cukup sempit untuk mendapatkan kerja yang optimum. Dalam tubuh
manusia manusia, sistem penyangga berfungsi untuk mempertahankan harga pH, seperti
asam karbonat dengan ion karbonat. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan
konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan
tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga
utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan
suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang
hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita
temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
4. Perhitungan Larutan Buffer
a. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya
(larutannya akan selalu mempunyai pH < 7) digunakan rumus :
[H+] = Ka. Ca/Cg
pH = pKa + log Ca/Cg
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
b. Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya
(larutannya akan selalu mempunyai pH > 7), digunakan rumus :
[OH-] = Kb . Cb/Cg
pOH = pKb + log Cg/Cb
dimana:
Cb = konsentrasi base lemah
Cg = konsentrasi garamnya
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
5. Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7.
Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya –
acapkali garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan.
Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam
dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah
dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap
garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
6. Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang
bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan
amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding,
larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama
konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

Jumat, 01 Januari 2010


LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Pengertian Larutan Penyangga


Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa, atau pengenceran.
Artinya, pH larutan penyangga praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan
sedikit asam kuat atau basa kuat atau bila larutan diencerkan (Purba, 2003: 23).
2. pH larutan penyangga
Larutan penyangga dapat dibedakan atas:
a. Larutan Penyangga Asam
Mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasi (A-). Larutan seperti itu dapat
dibuat dengan mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA, garam LA
menghasilkan ion A- yang merupakan basa konjugasi dari asam HA) atau dengan
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan berlebih.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya
(larutannya akan selalu mempunyai pH < 7).
Contoh larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya adalah larutan yang
dibuat dengan mencampurkan larutan asam asetat (CH3COOH) dengan larutan garam
Natrium asetat (CH3COONa).
Campuran larutan tersebut terionisasi sebagai berikut.
CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq)
CH3COONa(aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Karena CH3COOH merupakan asam lemah, maka dalam larutannya zat ini akan
terionisasi secara tidak sempurna yang reaksinya dapat membentuk sistem
kesetimbangan. Sementara itu, CH3COONa merupakan garam, sehingga dalam
larutannya zat ini akan terurai atau terionisasi secara sempurna. Berdasarkan uraian di
atas, maka dalam sistem campuran CH3COOH dan CH3COONa terdapat spesi-spesi zat
yaitu CH3COOH yang tidak terurai (karena asam lemah); ion CH3COO- (hasil ionisasi
CH3COOH dan CH3COONa); ion hidrogen (H+) yang dihasilkan dari ionisasi
CH3COOH; dan ion natrium (Na+) yang dihasilkan dari ionisasi CH3COONa. Dalam hal
ini, CH3COO- merupakan basa konjugasi dari asam lemah, CH3COOH. Oleh karena itu,
larutan penyangga semacam ini sering disebut larutan penyangga dari asam lemah
dengan basa konjugasinya atau campuran asam lemah dengan garamnya.
Besarnya pH larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasinya bergantung pada
besarnya tetapan ionisasi asam tersebut (Ka) dan konsentrasi basa konjugasinya, [A-].
Dalam hal ini, konsentrasi basa konjugasi yang digunakan dalam menentukan pH larutan
penyangga ini adalah konsentrasi basa konjugasi yang berasal dari garam.
Berdasarkan alasan di atas, maka konsentrasi ion H+ dalam larutan penyangga dari asam
lemah dan basa konjugasinya dapat ditentukan sebagai berikut :
atau

Sehingga

Keterangan :
Ka = tetapan ionisasi asam
[H+] = konsentrasi ion H+
[A-] = konsentrasi basa konjugasi
[HA] = konsentrasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
bk = jumlah mol basa konjugasi
(Sunardi, 2008: 314)
Contoh :
100 mL larutan CH3COOH 0.1 M dicampur dengan 50 mL larutan NaOH 0.1
M.Tentukan berapa pH campuran larutan tersebut jika Ka CH3COOH= 10-5?
Diketahui :100 mL larutan CH3COOH 0.1 M
50 mL larutan NaOH 0.1 M
Ka CH3COOH= 10-5
Ditanya :pH campuran?
Jawab : mol CH3COOH = M x V
= 0.1 M x 100 mL
= 10 mmol
mol NaOH = M x V
= 0.1 M x 50 mL
= 5 mmol
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
Atau dengan reaksi ion
CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO- (aq) + H2O(l)
Mula-mula: 10 mmol 5 mmol
Terurai : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : 5 mmol - 5 mmol 5 mmol
= 10-5

= - log (10-5)
=5
Jadi pH campuran tersebut adalah 5.

b. Larutan penyangga basa


Mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasi (BH+). Larutan seperti itu dapat
dibuat dengan mencampurkan basa lemah (B) dengan garamnya atau dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya
dicampurkan berlebih.
Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya
akan selalu mempunyai pH > 7).
Contoh larutan penyangga dari asam lemah dan asam konjugasinya adalah larutan yang
dibuat dengan mencampurkan larutan basa amoniak (NH4+) dengan larutan garam
amonium klorida (NH4Cl).
Campuran itu akan terionisasi sebagai berikut :
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)
Karena NH3 merupakan basa lemah, maka dalam larutannya zat ini akan terionisasi
secara tidak sempurna yang reaksinya dapat membentuk sistem kesetimbangan.
Sementara itu, NH4Cl merupakan garam, sehingga dalam larutannya zat ini akan terurai
atau terionisasi secara sempurna. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam sistem
campuran NH3 dan NH4Cl terdapat spesi-spesi zat yaitu NH3 yang tidak terurai (karena
basa lemah); ion NH4+ (hasil ionisasi NH3 dan NH4Cl ); ion hidroksida (OH-) yang
dihasilkan dari ionisasi NH3 ; dan ion klorida (Cl-) yang dihasilkan dari ionisasi NH4Cl.
Dalam hal ini, NH4+ merupakan asam konjugasi dari basa lemah, NH3. Oleh karena itu,
larutan penyangga semacam ini sering disebut larutan penyangga dari basa lemah dengan
asam konjugasinya atau campuran basa lemah dengan garamnya.
Besarnya pH larutan penyangga dari basa lemah dan asam konjugasinya bergantung pada
besarnya tetapan ionisasi asam tersebut (Kb) dan konsentrasi asam konjugasinya, [BH+].
Dalam hal ini, konsentrasi asam konjugasi yang digunakan dalam menentukan pH larutan
penyangga ini adalah konsentrasi asam konjugasi yang berasal dari garam.
Berdasarkan alasan di atas, maka konsentrasi ion OH- dalam larutan penyangga dari basa
lemah dan asam konjugasinya dapat ditentukan sebagai berikut :

Sehingga

Keterangan :
Kb = tetapan ionisasi basa
[OH-] = konsentrasi ion OH-
[BH+] = konsentrasi asam konjugasi
[B] = konsentrasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
ak = jumlah mol asam konjugasi
(Sunardi, 2008: 316)
Contoh:
50 mL larutan NH3 0.2 M dicampurkan dengan 50 mL larutan HCl 0.1 M. Tentukan
berapa pH campuran larutan tersebut jika Kb NH3 = 10-5?
Diketahui :50 mL larutan NH3 0.2 M
50 mL larutan HCl 0.1 M.
Kb NH3 = 10-5
Ditanya :pH campuran?
Jawab : mol NH3 =M x V
= 0.2 M x 50 mL
= 10 mmol
mol HCl = M x V
= 0.1 M x 50 mL
= 5 mmol
NH3(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq)
Atau dengan reaksi ion
NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)
Mula-mula: 10 mmol 5 mmol
Terurai : 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa : 5 mmol - 5 mmol

= - log (10-5)
=5
pH =14-pOH
= 14- 5 = 9
3. Sifat dan prinsip kerja larutan penyangga
Larutan penyangga merupakan larutan yang dapat mempertahankan pH. Pada batas-batas
tertentu, pengenceran, penambahan ion H+ (asam), atau penambahan ion OH- (basa)
relatif tidak mengubah pH larutan penyangga (perubahan pH-nya sangat kecil).
a. larutan penyangga asam
1. Bila dalam sistem penyangga tersebut ditambahkan asam maka asam yang
ditambahkan akan bereaksi dengan basa konjugasi atau garamnya.
Sehingga didapatkan rumus :

x adalah jumlah mol asam yang ditambahkan.


2. Bila dalam sistem penyangga tersebut ditambahkan basa maka basa yang ditambahkan
akan bereaksi dengan asam lemah.
Sehingga didapatkan rumus :

x adalah jumlah mol basa yang ditambahkan


b. larutan penyangga basa
1. Bila dalam sistem penyangga tersebut ditambahkan asam maka asam yang
ditambahkan akan bereaksi dengan basa lemah.
Sehingga didapatkan rumus :

2. Bila dalam sistem penyangga tersebut ditambahkan basa maka basa yang ditambahkan
akan bereaksi dengan asam konjugasi atau garamnya.
Sehingga didapatkan rumus :

(Purba, 2003: 25)


4. Fungsi Larutan Penyangga
1. Larutan Penyangga Asam Karbonat Bikarbonat dalam Darah
Proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh dapat menghasilkan beberapa zat kimia
seperti karbondioksida dan ion hidrogen. Dalam hal ini, keberadaan zat-zat kimia tersebut
dapat menyebabkan pH darah turun atau naik. Jika pH darah sangat rendah, maka kondisi
pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan jika pH darah sangat tinggi, maka
kondisi pada saat tersebut dikenal dengan alkalosis. Larutan penyangga yang paling
penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah adalah sistem
penyangga asam karbonat bikarbonat. Dua buah reaksi kesetimbangan penyangga asam
karbonat bikarbonat tersebut dituliskan sebagai berikut :
Bukan reaksi asam basa

H3O+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) 2H2O(l) + CO2(g)

Reaksi asam basa


Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk
H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk
menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan
asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam
mempertahankan perbandingan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam
darah 20 : 1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2
dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah.
Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah, maka ion H+ dari asam tersebut
segera bereaksi dengan ion karbonat (HCO3-) dalam darah yang menghasilkan asam
karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga
H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru.
Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke
dalam darah, mak ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat
(H2CO3) dalam drah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai
berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) HCO3-(aq) + H2O(l)
Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2
disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
2. Larutan Penyangga Fosfat dalam Darah
Larutan penyangga fosfat terdiri dari asam fosfat (H3PO4) dalam kesetimbangan dengan
ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) dan H+. Larutan penyangga fosfat ini hanya berperan
kecil dalam darah, hal ini karena H3PO4 dan H2PO4- ditemukan dalam konsentrasi yang
sangat rendah dalam darah.
3. Larutan Penyangga Hemoglobin dalam Darah
Hemoglobin juga bertindak sebagai penyangga pH dalam darah. Hal ini karena protein
hemoglobin dapat secara bergantian mengikat H+ (pada protein) maupun O2 (pada Fe
dari “gugus heme”), tetapi ketika salah satu dari zat tersebut diikat, maka zat yang lain
dilepaskan. Hemoglobin membantu mengontrol pH darah dengan mengikat beberapa
proton berlebih yang dihasilkan dalam otot. Pada saat yang sama, molekul oksigen
dilepaskan untuk digunakan oleh otot tersebut.
4. Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari
Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam berbagai bidang,
seperti biokimia, bakteriologi, kimia analisis, industri farmasi, juga dalam fotografi dan
zat warna. Dalam industri farmasi, larutan penyangga digunakan pada pembuatan obat-
obatan, agar obat tersebut mempunyai pH tertentu dan tidak berubah.
(Sunardi, 2008: 326- 329).
3. Larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
a. Sistem penyangga karbonat dalam darah
Darah mempunyai pH yang relatif tetap di sekitar 7,4. hal ini dimungkinkan karena
adanya sistem penyangga H2CO3/HCO3-, sehingga meskipun setiap saat darah
kemasukan berbagai zat yang bersifat asam maupun basa akan selalu dapat dinetralisir
pengaruhnya terhadap perubahan pH. Bila darah kemasukan zat yang bersifat asam, maka
ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan ion HCO3-:
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq)
Sebaliknya bila darah kemasukan zat yang bersifat basa maka ion OH- akan bereaksi
dengan H2CO3:
OH+(aq) + H2CO3 (aq) ⇄ HCO3- (aq) + H2O(l)
b. Sistem penyangga fosfat dalam cairan sel
Sistem penyangga fosfat (H2PO4-/HPO42-) merupakan sistem penyangga yang bekerja
untuk menjaga pH cairan intra sel. Bila dari proses metabolisme dihasilkan banyak zat
yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42-:
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
Dan bila proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion
OH- akan bereaksi dengan ion H2PO4-:
H2PO4-(aq) + OH-(aq) ⇄ HPO42- (aq)+ H2O(l)
c. Sistem penyangga asam amino/ protein
Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Oleh
karena itu, asam amino dapat berfungsi sebagai sistem penyangga di dalam tubuh.
Adanya kelebihan ion H+ akan diikat oleh gugus yang bersifat basa, dan apabila ada
kelebihan ion OH- akan diikat oleh ujung yang bersifat asam. Dengan demikian, larutan
yang mengandung asam amino akan mempunyai pH relatif tetap (Sudarmo, 2004: 159).

2.7 Larutan Penyangga dalam Konteks SETS


Dalam pembelajaran open-ended problem solving visi SETS untuk pokok materi larutan
penyangga, bahasan mengenai larutan penyangga (konsep sains); sifat dan cara kerja
larutan penyangga (konsep sains); cara membuat larutan penyangga dan penentuan pH
larutan penyangga (konsep sains) dikaitkan dengan teknologi/teknik/prinsip pembuatan
produk-produk berbasis larutan penyangga (unsur teknologi) dan beberapa keuntungan
penggunaan produk-produk berbasis larutan penyangga tersebut (unsur masyarakat) juga
dampak yang mungkin terjadi karena pembuangan kemasan produk-produk berbasis
larutan penyangga (unsur masyarakat), tindakan yang dilakukan masyarakat untuk
mengatasi dampak tersebut (unsur masyarakat), serta penanaman dan pengambilan
tanaman-tanaman tertentu sebagai bahan baku produk-produk berbasis larutan penyangga
oleh masyarakat (unsur masyarakat dan lingkungan). Hubungan keempat unsur dapat
dilihat pada diagram 2.3.
Ruang lingkup pokok materi larutan penyangga dalam konteks SETS dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Larutan penyangga dalam hubungan sosial masyarakat
Di antara contoh manfaat dan kerugian yang dapat dikembangkan dan dijelaskan dengan
mempelajari sains larutan penyangga dengan visi dan pendekatan SETS antara lain:
a. dengan adanya teknik pengolahan limbah industri melalui proses anaerob masyarakat
dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang
tercemar limbah.
b. masyarakat dapat terserang penyakit-penyakit tertentu akibat penggunaan produk
berbasis larutan penyangga secara berlebihan. Contohnya:
1) penggunaan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid secara berlebihan dapat
menyebabkan katarak atau bahkan kebutaan.
2) penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai aturan, misalnya tidak mengganti larutan
disinfektan/larutan perendam lensa kontak secara teratur dapat menyebabkan gloukoma.
3) penggunaan obat kumur beralkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kanker
mulut.
c. kebutuhan akan gizi dan cairan infus terpenuhi.
d. dengan adanya obat kumur, kesehatan gigi dan gusi masyarakat dapat terjaga.
e. masyarakat (terutama olahragawan/olahragawati) dapat meningkatkan performa
olahraga dengan mengkonsumsi minuman isotonik yang mengandung natrium sitrat-asam
sitrat.
f. terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap makanan dan minuman kemasan yang
diawetkan.
g. tersedianya lapangan perkerjaan sebagai produsen atau distributor produk-produk
berbasis larutan penyangga.

2. Larutan penyangga dalam hubungan dengan lingkungan dan manusia

a. dengan adanya teknik pengolahan limbah industri secara fisika melalui proses anaerob,
maka kerusakan lingkungan akibat pencemaran limbah industri dapat dikurangi.
b. kebutuhan terhadap obat berbahan dari alam (obat alami) mendorong manusia untuk
mengambil/memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Beberapa di antaranya:
1) pembuatan obat kumur alami dari larutan garam dapur.
2) pembuatan obat tetes mata dari daun keben.
c. kebutuhan akan obat herbal yang semakin meningkat mendorong manusia untuk
menanam tanman-tanaman yang bermanfaat sebagai bahan pembuat produk berbasis
larutan penyangga. Contohnya: penanaman pohon keben sebagai bahan pembuat obat
tetes mata.
d. penggunaan produk-produk berbasis larutan penyangga buatan pabrik umumnya
dikemas dalam botol-botol plastik atau kaleng. Hal ini menyebabkan bertambahnya
limbah.
e. meningkatnya limbah botol/kaleng kemasan produk-produk berbasis larutan
penyangga mendorong manusia melakukan penanganan limbah (daur ulang
botol/kaleng).

3. Larutan penyangga dalam hubungan dengan teknologi


a. Teknik pembuatan obat kumur. Obat kumur yang dimaksud adalah larutan garam
dapur. Adapun teknik pembuatannya sebagai berikut:
1) mencampurkan garam dapur sebanyak 3,75 gram kedalam 250 ml air aquades hangat
atau setara dengan segelas air minum biasa.
2) kemudian dikocok dengan sendok sampai larut secara merata.
3) berkumur dilakukan selama 1 menit dengan mengganti obat kumur sebanyak dua kali
dan berkumur dengan menggerakkan oto-otot pipi, bibir dan lidah secara maksimal.
4) setelah berkumur usahakan untuk tidak makan, minum atau berkumur dengan larutan
lain selama ±1 menit. Hal ini bertujuan agar larutan garam tersebut dapat bereaksi lebih
lama terhadap jaringan yang meradang.
5) berkumur dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pagi setelah makan dan malam
sebelum tidur selama batas waktu yang tidak ditentukan.
b. Teknik pengolahan limbah melalui proses anaerob
Teknik pengolahan limbah melalui proses anaerob melibatkan proses bufferisasi
(menggunakan larutan penyangga). Inti dari teknik pengolahan limbah ini yaitu adanya
proses pengubahan senyawa organik menjadi metana dan karbon dioksida,tanpa
kehadiran oksigen. Dekomposisi senyawa organik melalui proses anaerob ini terjadi
melalui tiga tahapan: (1) reaksi hidrolisis, (2) reaksi pembentukan asam, (3) reaksi
pembentukan metana.
Reaksi hidrolisis merupakan proses pelarutan senyawa organik yang semula tidak larut
dan proses penguraian senyawa tersebut menjadi senyawa dengan berat molekul yang
cukup kecil dan dapat melewati membran sel. Proses pembentukan asam melibatkan dua
golongan besar bakteri, yaitu bakteri asidogenik dan asetogenik.
Proses pembentukan metana terutama berasal dari asam asetat, tetapi ada juga yang
berasal dari hidrogen dan karbon dioksida. Ada dua kelompok bakteri yang berperan,
yaitu bakteri metana asetoklastik dan bakteri metana pengkonsumsi hidrogen. Kedua
bakteri penghasil metana ini sanagt sebsitif terhadap perubahan pH. Pada rentang pH 6-
8,laju produksi gas metana berkisar antara 1-4 ml/hari. Penambahan larutan penyangga
diperlukan untuk mempertahankan pH sekitar 7 agar pertumbuhan bakteri penghasil
metana tidak terhambat. Larutan penyangga yang sering digunakan adalah Ca(OH)2,
CaCO3, CaHCO3, Na2CO3. sistem penyangga dalam reaktor anaerob adalah H2CO3-
CO2 dalam kesetimbangan: CO2 + H2O ⇄ H2CO3 ⇄ H+ + HCO3-
(http://kamale.wordpress.com)
c. Teknik pembuatan minuman penambah performa olahraga
Campuran garam sitrat dengan asam sitrat dalam produk minuman biasanya digunakan
sebagai pengatur keasaman yang juga dapat memperkaya rasa dari minuman. Namun
dalam kaitannya dengan kegiatan olahraga, campuran garam sitrat dengan asam sitrat
juga dapat berfungsi sebagai ergogenic aids yang dapat ,membantu untuk meningkatkan
performa olahraga.
Hal ini salah satunya disebabkan karena molekul ini dapat bersifat sebagai buffer
terhadap asam laktat yang terbentuk dalam proses metabolisme energi secara anaerobik.
Oleh sebab itu maka sitrat-natrium sitrat dapat membantu meningkatkan performa
olahraga terutama pada olahraga intensitas tinggi yang bergantung terhadap sistem
metabolisme secara anaerobik untuk menghasilkan energi.
Selain membantu memberikan peningkatan terhadap performa olahraga intensitas tinggi
yang bergantung terhadap sistem metabolisme energi seara anaerobik. Konsumsi sitrat-
natrium sitrat juga dapat memberikan peningkatan terhadap performa olahraga yang
bersifat ketahanan (endurance) seperti lari jarak jauh atau juga road cycling.
(http://psslab.com/blog/index.php?categoryid=1&2_articleid=2)

You might also like