Professional Documents
Culture Documents
Bab XXXIII
Provinsi Papua Barat
1. Pemeriksaan Keuangan
1.2 Pendapatan Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan (DBH-PBB)
TA 2006 tidak masuk Kas Daerah sebesar Rp11,55 miliar. Pendapatan Dana
Bagi Hasil Minyak Bumi dan Gas Alam TA 2006 tidak masuk Kas Daerah
sebesar Rp4,69 miliar.
1.3 Pajak atas Jasa Giro belum tercatat sebesar Rp1,57 miliar sehingga
Pendapatan Jasa Giro Kas Daerah TA 2006 belum menunjukkan keadaan
yang sebenarnya.
1.6 Belanja daerah pada Satuan Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat belum dipertanggungjawabkan sehingga realisasi
belanja tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan berpotensi
terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah sebesar Rp2,74 miliar.
1.7 Pendapatan dari Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan (DBH PBB)
tidak dicatat secara bruto sehingga pendapatan dari DBH PBB dicatat lebih
rendah sebesar Rp1,58 miliar dari nilai yang sebenarnya.
1.11 Pembayaran ganda atas biaya sewa perumahan bagi pimpinan dan
anggota DPRD mengakibatkan kerugian keuangan daerah sebesar
Rp520,00 juta.
326
1.12 Realisasi Belanja Daerah pada delapan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp18,44 miliar sehingga
tidak dapat diyakini kebenarannya;
Kabupaten Fakfak
1.21 Pendapatan berupa Pajak Bahan Galian C sebesar Rp816,64 juta dan
denda atas keterlambatan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sebesar
327
1.22 Realisasi belanja pada lima satuan kerja sebesar Rp5,16 miliar tidak
dipertanggungjawabkan sehingga tidak dapat diyakini kebenarannya dan
mengakibatkan Laporan Keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya.
1.24 Realisasi belanja tidak terduga TA 2006 sebesar Rp1,10 miliar tidak
sesuai peruntukkan sehingga tidak tepat sasaran.
1.26 Hasil penilaian aset Kabupaten Raja Ampat dengan nilai kontrak
Rp650,00 juta yang dilakukan oleh PT Hutama Penilai tidak sesuai dengan
kontrak perjanjian sehingga belum dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan
Neraca Awal.
Kabupaten Manokwari
1.28 Pendapatan dari BP PBB sebesar Rp2,94 miliar tidak dicatat sebagai
pendapatan daerah TA 2006 dan tidak ada bukti atas realisasi penggunaannya.
Sisa Pendapatan BP PBB sebesar Rp6,61 juta tidak dicatat pada kas daerah
sehingga Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tidak mencerminkan
keadaan yang sebenarnya dan realisasi belanja dari BP PBB tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
1.32 Realisasi Belanja Tidak Tersangka Tahun 2006 pada tiga SKPD sebesar
Rp26,62 miliar digunakan untuk membiayai pengeluaran yang telah tersedia
pos anggarannya sehingga realisasi belanja tidak tersangka tidak
menggambarkan nilai yang sebenarnya.
Dana Perimbangan
2.1 DBH SDA Minyak Bumi dan Gas Bumi yang belum dilaporkan dalam
Laporan Keuangan TA 2006 dan tidak disetor ke rekening Kas Daerah
sebesar Rp4,69 miliar mengakibatkan nilai pendapatan yang dicatat dalam
Laporan Keuangan lebih kecil daripada yang seharusnya.
2.2 DBH PBB sebesar Rp11,55 miliar pada TA 2006 tidak masuk dalam
Laporan Keuangan, diterima di luar Kas Daerah dan digunakan langsung
sebesar Rp9,24 miliar sehingga pengelolaannya tidak dapat diawasi secara
memadai.
Kabupaten Fakfak
2.4 Penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) pada bulan Februari tahun
2007 tidak diterima langsung di Kas Umum Daerah sebesar Rp27,82 miliar
namun langsung didepositokan pada Bank Mandiri sehingga Pendapatan
Dana Perimbangan pada Laporan Keuangan tidak menggambarkan nilai
yang sebenarnya.
Kabupaten Manokwari
2.8 Realisasi DBH BPHTB TA 2006 sebesar Rp164,66 juta dan semester I
TA 2007 sebesar Rp437,95 juta diterima diluar Kas Daerah dan dikelola di
luar mekanisme APBD sehingga pengendaliannya tidak memadai.
Kabupaten Sorong
Kabupaten Kaimana
2.10 DBH PBB Kabupaten Kaimana TA 2005 sebesar Rp1,82 miliar belum
dicairkan oleh pemerintah kabupaten sampai dengan semester I TA 2007
mengakibatkan tertundanya penerimaan pendapatan daerah.
Manajemen Aset
2.16 Aset tetap yang dihibahkan sebesar Rp10,27 miliar belum didasarkan
kepada Berita Acara Serah Terima serta pemberian gedung kepada PLN
sebesar Rp720,00 juta dan jaringan kepada PDAM sebesar Rp2,19 miliar
tidak disajikan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah Daerah sehingga tidak
ada kepastian hukum atas aset tetap yang secara riil telah diserahkan.
2.17 Status aset tetap berupa Gedung IGD dan Radiologi RSUD Sorong
Selatan, ambulance, dan inventaris kantor hasil pengadaan dari Dana Tugas
Pembantuan sebesar Rp3,00 miliar belum jelas sehingga berpotensi terjadinya
kealpaan pencatatannya dalam APBN ataupun APBD.
2.18 Aset tetap tanah sebesar Rp19,89 miliar tidak didukung bukti hak yang
sah sehingga status hak atas tanah tersebut tidak jelas, rawan terhadap
penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atau
tuntutan dari masyarakat.
331
2.19 Aset/Barang Milik Daerah berupa tanah, bangunan, instalasi dan jaringan
serta peralatan dan mesin sebesar Rp133,87 miliar tidak tercatat dalam
Buku Inventaris Barang dan Neraca, nilai aset milik daerah di Buku Inventaris
Barang dan Neraca tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya dan lemahnya
pengamanan atas barang milik daerah sehingga berpotensi terjadi kehilangan
aset/barang milik daerah tersebut.
Belanja Daerah
2.22 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas biaya
sewa angkutan udara dan laut pada Setda belum dipungut sebesar
Rp728,96 juta.
2.23 Penggunaan belanja operasional kepala daerah dan wakil kepala daerah
melebihi ketentuan sebesar Rp163,00 juta sehingga memboroskan keuangan
daerah.
2.24 Volume pelaksanaan fisik pekerjaan pada empat Dinas (Dinas PU, Dinas
P&P, Dinas Kesehatan dan Dinas Kelautan dan Perikanan) tidak sesuai
kontrak sehingga merugikan keuangan daerah sebesar Rp773,17 juta.