Professional Documents
Culture Documents
BESERTA PENANGANANNYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang atlit tentu harus selalu mempertahankan kinerja dan juga prestasinya. Hampir di
semua cabang olahraga pasti akan melakukan hal yang sama, tidak peduli itu atlit bulu
tangkis sepak bola, voli, basket, lari, renang, tinju maupun atletik. Mempertahankan suatu
kemenangan tentu mutlak diperlukan untuk prestasi suatu atlit.
Para atlit selalu melakukan yang terbaik untuk prestasinya, dengan melakukan latihan-latihan
fisik yang rutin setiap harinya. Latihan-latihan fisik seperti fitnes, latihan beban yang
digunakan untuk melatih otot-otot atlit agar selalu bugar selalu dijalankannya. Latihan fisik
yang tetap tentunya akan menghasilakn prestasi yang cemerlang pula. Atlit bulu tangkis
biasanya melakukan latihan fisik untuk melatih otot-otot tangannya agar selalu kuat ketikan
melakukan pukulan ataupun melakukan smash.
Atlit bulu tangkis yang baru merintis karir maupun yang sudah tersohor selalu
memperhatikan kekuatan maupun ketangkasannya dengan melakukan latihan fisik. Namun
tidak sedikit pula dari para atlit yang mengalami banyak permasalahan dalam dirinya yang
disebabkan karena kesalahannya dalam melakukan latihan fisik. Permasalahn tersebut jika
tidak segera ditangani maka akan dihkawatirkan berdampak sangat fatal pada atlit tersebut.
Atlit bulu tangkis yang terlalu memforsir tubuhnya untuk melakukan latihan fisik secara terus
menerus terkadang lupa akan asupan gizi yang sudah dikonsumsinya. Tidak jarang pula atlit
yang terlalu payah dan gizi yang dikonsumsinya tidak seimbang dengan latihan fisik yang aia
lakukan. Sehingga pada saat bertanding, atlit akan merasa cepat lelah atau kekuatannya akan
cepat melemah. Dengan kondisi atlit yang demikian, maka akan membuka peluang bagi
lawan untuk mengalahkan kita dalam pertandingan. Untuk itu perlunya gizi yang cukup dan
seimbang akan sangat membantu atlit bulu tangkis dalam memenangkan pertandingan dan
mengukir prestasi.
Hal yang satu ini mungkin sangat akrab di telinga kita, namun kita jarang mau peduli
dengannya, yang penting atlit bulu tangkis punya tenaga dan meraih kemenangan.
Penggunaan doping atau suplemen penambah energi yang berlebihan sering dijumpai pada
atlit-atlit bulu tangkis. Penggunaan doping ini memang dapat menambag energi dengan cepat,
namun efek yang diakibatkan juga tidak kalah besarnya. Atlit bulu tangkis dapat memperoleh
kemenangan di lapangan namun ia akan memperoleh kekalahan di dalam tubuhnya apabila
terus menerus menggunakan doping pada tubuhnya.
Latihan fisik yang tepat atau latihan beban yang disesuaikan dengan kekuatan tubuh akan
sangat membantu atlit bulu tangkis dalam melatih kekuatan otot-ototnya. Meskipun
permasalahan-permasalahan pada atlit bulu tangkis dalam melakukan latihan fisik cukup
banyak, namun dengan adanya cara penangan yang tepat, diharapkan akibat yang
ditimbulkannya dapat dipersempit kadarnya. Dari berbagai latar belakang di atas maka
penelitian ini berjudul Permasalahan Atlit Bulu Tangkis Pada Latihan Fisik Beserta
Penanganannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah permasalahan atlit pada saat latihan fisik?
2. Apakah penyebab masalah gizi pada atlit?
3. Bagimanakah cara menangani masalah gizi pada atlit?
4. Bagaimanakah penggunaan doping pada atlit saat latihan fisik?
5. Bagaimanakah cara mengatasi penggunaan doping pada atlit?
6. Bagaimanakah cara atlit melakukan latihan fisik yang tepat dan tidak membahayakan
tubuhnya?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui permasalahan atlit pada saat latihan fisik.
2. Untuk mengetahui penyebab masalah gizi pada atlit.
3. Untuk mengetahui cara menangani masalah gizi pada atlit.
4. Untuk mengetahui penggunaan doping pada atlit saat latihan fisik.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi penggunaan doping pada atlit.
6. Untuk mengetahui cara atlit melakukan latihan fisik yang tepat dan tidak membahayakan
tubuhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Penanganan
Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor: PER 1963/MENPORA/IX/2005
yang memperbarui surat keputusan sebelumnya memperkuat keberadaan LADI. Pemerintah
Indonesia mendukung secara serius upaya perang melawan doping dengan dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 85, yaitu
(1) Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga, (2) Setiap induk organisasi cabang
olahraga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan
disertai sanksi, (3) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pemerintah.
Sebagai pengoperasian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2007 yang antara lain berisi memberikan dasar dan dukungan terhadap kegiatan-
kegiatan LADI untuk perang melawan doping dalam olahraga.
Untuk menunjukkan konsistensi dan komitmen kuat Indonesia dalam perang melawan doping
kepada dunia internasional, Pemerintah Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap
konvensi internasional antidoping dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 101
Tahun 2007 tentang pengakuan terhadap Konvensi Internasional tentang Antidoping dalam
Olahraga. Pemerintah Indonesia telah mendepositokan instrumen ratifikasi tersebut kepada
UNESCO di Paris pada 30 Januari 2008.
Penangan tersebut sudah sangat jelas dilakukan oleh pemerintah untuk melawan penggunaan
doping yang dapat merusak tubuh. Dari atlit sendiri harus ada kesadaran bahawa penggunaan
doping sangat membahayakan tubuh. Sehingga dengan adanya penanganan tersebut,
diharapkan akan memperkecil jumlah atlit yang memakai doping.
A. Kesimpulan
Permasalahan yang sering timbul pada latihan fisik atlit bulu tangkis adalah permasalahan
gizi atlit yang tidak mencukupi dan pemakaian doping pada atlit bulu tangkis. Pada olahraga
bulu tangkis, lemak adalah sumber kalori utama. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa
cadangan karbohidrat tubuh harus tersisa walaupun sedkit karena bila karbohidrat habis dapat
menyebabkan asidosis berat dengan komplikasi berupa collaps. Penyebab masalah gizi pada
atlit bulu tangkis antara lain: Kehabisan tenaga (energi) pada saat pertandingan, kekuatan
tenaga otot tidak mencapai kekuatan optimal, tertimbunnya zat-zat metabollic intermediate
yang tidak diinginkan, terjadinya collaps atau asidosis.
Doping adalah penggunaan zat dan atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi
olahraga. Untuk mengatasi doping, pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang
pemakaiannya. Latihan fisik yang benar dapat meningkatkan prestasi atlit bulutangkis.
B. Saran
Diharapkan untuk para atlit bulu tangkis melakukan latihan fisik secara rutin dan teratur serta
menghindari pemakaian doping sehingga prestasi yang diperoleh dapat maksimal.
http://tegartia.wordpress.com/2009/11/06/permasalahan-atlit-bulu-tangkis-pada-latihan-fisik-
beserta-penanganannya/