Professional Documents
Culture Documents
ILMU LINGKUNGAN
NIM : D41107149
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
RANGKUMAN MATERI KELOMPOK 2
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki potensi yang sangat
besar. Selain potensi sumber daya alamnya, potensi sumber daya manusia yang banyak pun tersedia di
negeri ini. Mulai dari ujung timur hingga barat tersebar berbagai macam kekayaan alam yang
berlimpah. Namun penyebaran potensi sumber daya manusianya tidak begitu merata. Banyak dari
penduduk negeri ini yang terpusat di pulau jawa (utamanya) dan pulau sumatra baik dipandang dari
kemajuan pendidikan, politik, dan ekonomi. Ironis jika melihat banyaknya penduduk di daerah yang
notabene kaya akan alamnya sementara penduduknya miskin dan kurang diperhatikan, Sementara
tidak sedikit orang indonesia yang terpelajar atau berpenghasilan penghasilan besar harus lari ke luar
negeri, Lalu bagaimana kekayaan negeri ini dikelola?
UU No 10 tahun 1992 telah di amandemen hal ini berarti telah memberikan landasan hukum
kepada kebijakan kependudukan di Indonesia Undang-undang mengenai perkembangan
kependudukan dan Pembangunan keluarga sejahtera telah digulirkan sejak tahun 2003 lalu
dan perkembangannya akan menarik untuk di simak baik dari segi akademis mauun sisi
praktis.
Pada periode tahun 1998 – 2003 telah terjadi perubahan yang sangat substansial terhadap
kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia yang langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kondisi kependudukan di berbagai aspe. Terjadinya desentarlisasi mengancam
keberhasilan kebijakan kependudukan yang dicapai pada saat ini, dimana ada tuntutan yang
sangat kuat agar seluruh dampak memperoleh respons secara memadai khususnya di tingkat
kebijakkan.
Tahun 1994 adanya konfrensi Internasional kependudukan dan pembangunan di Kairo Mesir
telah mengamanatkan banyak hal bagi negara-negara yang ikut dalam penandatanganan
kesepakantan hasilnya. Dimana negara-negara yang hadir menyepakati pentingnya intregrasi
kependudukan dalam pembangunan walaupun hal ini sudah dimunculkan pada konfresnsi
kependudukan sebelumnya
Di Kairo negara-negara yang hadir dalam konfrensi tersebut menyepakati prinsip dasar dalam
pembangunan kependudukan yang menggunakan right based approach. Dimana pendekatan
ini menekankan pentingnay hak asasi manusia. Dalam membahas integrasi penduduj dan
pembangunan ada 2 (dua) hal yang perlu dipehatikan pertama dari sisi yang paling esensial
terhadap suatupinsip bahwa dalam konsep integrasi penduduk dan pembangunan, penduduk
tidak diberlakukkan sebagai “objek” tetapi juga sebagai “Subjek”pembangunan. Yang kedua
ketika peran sebagai subjek pembangunan dituntut, maka diperlukan upaya pemberdayaan
dan menyadarkan hak penduduk dan meningkatkan kapsitsa penduduk dalam pembangunan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada
waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Kini penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 235
juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,3 % pertahun. Dikatakan bahwa di negeri ini setiap lima
menit terlahir seorang bayi. Memang ada keuntungan diperoleh dari banyaknya jumlah penduduk,
yaitu; tersedianya angkatan kerja yang banyak dan murah, tetapi dampaknya adalah perekonomian
yang juga lemah yang kemudian menjadi faktor sulitnya mencapai taraf hidup yang baik.
Ketersediaan data dan informasi kependudukan yang akurat, lengkap yang menggambarkan
karakteristik penduduk sampai dengan tingkat mikro akan sangat berguna untuk merumuskan
kebijakan kependudukan bagi peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas,
pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan. Dengan adanya urbanisasi, kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan
menjadi semakin tinggi. Pada tahun 1990, persentase penduduk perkotaan baru mencapai 31 persen
dari seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2000 angka tersebut berubah menjadi 42 persen.
Diperkirakan pada tahun 2025 keadaan akan terbalik dimana 57 persen penduduk adalah perkotaan,
dan 43 persen sisanya adalah rakyat yang tinggal di pedesaan. Dengan adanya sentralisasi
pertumbuhan dan penduduk, maka polusi pun semakin terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga
udara pun semakin kotor dan tidak layak.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit terhadap manusia antara lain
keadaan udara, air, cuaca atau iklim serta kehidupan penduduk itu sendiri untuk menjaga sanitasi
lingkungan yang baik, maka unsur-unsur lingkungan hidup, baik lingkungan fisik, biologis, sosio
ekonomis dan lain-lain harus diciptakan dalam kondisi menyenangkan dan dapat diterima, dalam
rangka memberikan kenikmatan maupun keberlanjutan hidup, bagi manusia itu sendiri. Yang paling
susah dihadapi dalam lingkuangan adalah mengenai “sampah” terjadi peningkatan jumlah sampah
yang signifikan terjadi dari tahun ke tahun seiring dengan jumlah penduduk, manusia kurang akan
kesadaran , bahwa sampah itu sanga berbahaya, bagi seluruh lingkungan bahkan dunia. Akibat
perbuatam manusia, banyak daerah-daerah kita yang mengalami kebanjiran.
SOLUSI :
1. TRANSMIGRASI
2. MENJALANKAN PROGRAM KB
Perubahan pada lingkungan alam dapat berpengaruh pula pada kebudayaan suatu
masyarakat. Perubahan kebudayaan itu sendiri dapat berlangsung secara cepat atau lambat
tergantung kondisi dan keadaan-keadaan yang mempengaruhinya. Dalam hal ini tentu saja
lingkungan alam sekitar memegang peran yang penting dalam proses perubahan kebudayaan.
Percepatan pembangunan di satu sisi dan perilaku manusia di sisi lain sering
berseberangan satu sama lain. Yang menjadi korban pasti adalah alam. Lingkungan rusak dan
keseimbangannya hancur. Orientasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya
dan keserakahan manusia untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya menjadi faktor pemicu
utama kerusakan alam. Oleh karena itu perlu pertimbangan lebih lanjut mengenai kondisi
alam yang perlu diselamatkan karena itu mencakup keselamatan masa depan generasi
mendatang.
Pendidikan mengenai lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam
meraih keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup, juga menjadi sarana yang sangat
penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip
pembangunan berkelanjutan. lbarat sebuah pelita dalam kegelapan malam, pendidikan
lingkungan hadir sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan
lingkungan. Pendidikan lingkungan tidak akan merubah situasi dan kondisi yang telah rusak
menjadi baik dalam waktu sekejap, melainkan membutuhkan waktu, proses, dan sumber daya.
Dampak tidak langsung umumnya berhubungan dengan masalah sosial masyarakat yang
disebut sebagai dampak psikososioekonomi, dampak tersebut antara lain:
a. Urbanisasi
b. Perilaku
c. Kriminalitas
d. Sosial Budaya
URBANISASI
1. Karena daya tarik industri: masyarakat desa yang semula bekerja di bidang pertanian
berpindah bekerja di daerah industri.
2. Karena tidak berbekal keahlian yang memadai, maka hanya bisa menjadi tenaga kerja atau
buruh kasar
3. Sebagai tenaga kasar, gajinya pas-pasan, dan hanya cukup untuk menyambung hidup.
4. Tempat tinggal juga seadanya, sehingga penataan tempat tinggal dan lingkungan juga
seadanya, mengakibatkan lingkungan kumuh, kotor, tidak sedap dipandang, sehingga
kualitas lingkungan hidup dan kenyamanan menurun.
5. Perpindahan masyarakat dari desa ke industri, mengakibatkan jumlah petani menjadi
berkurang, sehingga hasil panen juga berkurang, dan akhirnya masyarakat kekurangan stok
bahan pangan. Di sisi lain kegiatan import beras merugikan kaum petani yang ada. Tetapi
yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan.
PERILAKU
1. Saat masih tinggal di desa: hidup saling tolong menolong, gotong royong, hubungan satu
dengan yang lain terjalin dengan baik. Suasana tenang dan damai di daerah pinggiran
menjadikan manusia hidup tenteram, dan tidak diburu-buru waktu.
2. Setelah pindah ke kota: suasana kota yang selalu dikejar waktu, hiruk pikuk, bising, serta
pemandangan alam yang tidak hijau lagi, menyebabkan manusia menjadi stres dan
tegang. Sehingga perilaku manusia yang semula ramah bersahabat menjadi kasar, acuh tak
acuh dan sangat individualisme.
KRIMINALITAS
1. Kegiatan industri dan teknologi di pabrik memerlukan tenaga keahlian secara khusus.
Sehingga tenaga kerja yang tidak punya ijasah atau keahlian khusus sangat sulit untuk
mendapatkan pekerjaan dengan layak.
2. Di sisi lain, masyarakat kota yang sangat konsumtif, memberikan gambaran bahwa hidup itu
serba enak dan mudah.
3. Sementara pencari kerja tidak tahan banting/survive dan tiak mau bekerja keras. Yang
diinginkan hanyalah kerja ringan tetapi bisa hidup mewah dan bersenang-senang.
4. Sehingga mereka sering mengambil jalan pintas, untuk menda-patkan uang (tanpa harus
bekerja keras) dengan jalan tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, penodongan dan
pemer-kosaan yang mewarnai kehidupan masyarakat industri. Akhirnya angka kriminalitas menjadi
naik.
SOSIAL BUDAYA
Orang yang bekerja dalam bidang industri umumnya dibatasi waktu
yang sangat ketat untuk mengejar jumlah omzet
1. Untuk mempercepat hasil produksi, para pekerja industri kadang diwajibkan lembur
atau kerja giliran. Sehingga pekerja menjadi cepat stres dan jenuh. Ketegangan jiwa
(stres) ini, dapat berlanjut menjadi hipertensi, sakit jantung atau penyakit lain, yang
sering disebut sebagai environmental desease.
2. Untuk menurunkan stres, sebagian orang sering menghibur diri di diskotik, kafe, atau
hanya melihat dangdut, pertunjukan ronggeng atau membeli nomor undian Togel dan
lainnya.
3. Sering pula untuk mengurangi ketegangan, dengan cara minum minuman keras, yang
berlanjut pada kekerasan.
4. Pertunjukan di Televisi, live show juga seringkali tidak sesuai dengan budaya dan
menjurus ke arah pornografi, yang akhirnya sampai ke arah prostitusi. Sehingga mau
tidak mau dengan berkembangnya tempat-tempat hiburan tersebut, akan berdampak
pada sosial budaya masyarakat sekitarnya
BOD
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air
untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida
dan air. makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah
tercemar, sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD 5 yang diperkenankan untuk kepentingan air
minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan
UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD 5 untuk
baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150
mg/L.
COD
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat
teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi. Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan
perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L,
sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai
60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).
Pendahuluan
Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini lingkungan hidup
sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang ditimbulkan dan kerusakan
lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini
diselesaikan dengan cara mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka
hal ini tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti pencemaran
air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang merusak, pemandangan yang tidak
mengenakan. Akibatnya menderita interaksi antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita
kesehatan. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan
terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini membutuhkan daya dukung
lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup
bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju ataupun negara-negara
miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita
semua. Keadaan ini ternyata menyebabkan kita berpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan antara
jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara
terpadu dan tuntas. Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan
pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan
masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan harus
diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner. Industrialisasi merupakan conditio sine
quanon keberhasilan pembangunan untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi, akan tetapi
industrialisasi juga mengandung resiko lingkungan. Oleh karena itu munculnya aktivitas industri
disuatu kawasan mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak
negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan lingkungan.
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah
produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos dan interaksi spesies serta
pola siklus hidup dari masing-masing spesies dalam komunitas. Adapun faktor abiotik adalah fisika-
kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan
kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar. Makrozoobentos dapat
bersifat toleran maupun bersifat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Organisme yang memiliki
kisaran toleransi yang luas akan memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya organisme yang
kisaran toleransinya sempit (sensitif) maka penyebarannya juga sempit. Makrozoobenthos yang
memiliki toleran lebih tinggi maka tingkat kelangsungan hidupnya akan semakin tinggi. Tingkat
pencemaran terhadap perairan dapat dilihat dengan identifikasi makrozoobenthos yang terdapat di
wilayah tersebut.
Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh positif,
karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan makanan, sumber daya
hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya seperti bahan baku untuk papan,
pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang
merugikan seperti mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik,
vektor penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.
Secara tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak dimanfaatkan
manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik
pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan mentah untuk
berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, papan, pangan, fermentasi dan
lain-lainnya.