You are on page 1of 12

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

1. Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama
semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman
harapan.
2. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin
menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namanya
3. Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
4. Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap
keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting
untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
5. Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa
kali berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.
6. Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru
7. Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa
8. Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan
Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi
9. Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku
bilang terserah aku.
10. Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya
sendiri.
11. Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang
kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
12. Anadiplosis
Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa
pertama dari klausa berikutnya.
Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.

13. Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
14. Asonansi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya
15. Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya
karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya
menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah
menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
17. Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu
yang tidak hadir.
Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini
berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau
perjuangkan
18. Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata
penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang
melepaskan nyawa.
19. Polisindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata
penghubung.
Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada
gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?
20. Kiasmus
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan
dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila
dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk
melanjutkan usaha itu.
21. Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan
mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.
22. Eufimisme
Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya
kesan yang tidak menyenangkan.
Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran
23. Litotes
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan
diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku!
24. Histeron Proteron
adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari
sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang
luas dengan pasir putihnya
25. Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah
tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya
26. Tautologi
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-
kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
27. Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata
yang sama artinya.
Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu
28. Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata
sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.
29. Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk
mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak
menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?
30. Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan
menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya
mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
31. Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32. Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
33. Paradoks
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun
sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.
34. Oksimoron
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis
35. Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan
keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
36. Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang
mempunyai sifat sama.
Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita
37. Alegori
adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
38. Parabel
Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus
tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di
dalamnya.
Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar
39. Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting
40. Alusi
Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya
41. Eponim
Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu,
sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai
untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.
42. Epitet
Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau
sesuatu hal.
Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.
43. Sinekdoke
- Pars Pro Tato
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya
- Totem Pro Parte
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh
: Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau
44. Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang
sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah
45. Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang
sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
46. Hipalase
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut
maskawin dari almarhum)
47. Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.
Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?
48. Sinisme
adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh : Harum bener baumu pagi ini
49. Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk
ketelinga
50. Satire
Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
51. Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya
52. Antifrasis
Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya,
yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal
kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat
53. Pun atau Paronomasia
Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu
54. Simbolik
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain
sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.
55. Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap
pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol
minuman.
56. Alusio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?
57. Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di
dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
58. Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
59. Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap
peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.
Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang
haromonis. Itulah keindahan sejati.
60. Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.
61. Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra
dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam
belum ada)
62. Okupasi
Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh
orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak
anak yang mengkonsumsinya.
63. Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian
tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah ibu mau….?”
1. Majas perbandingan

- Asosiasi (smile) : Majas perbandingan 2 hal yang berbeda tapi dianggap sama.
Ditandai dengan penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti

- Metafora : Majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.

- Personifikasi : Membandingkan benda seolah-olah bernyawa seperti manusia.

- Alegori : Majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam
kesatuan yang utuh.

- Parabel : Berupa cerita (tentang pedoman hidup, ajaran agama dan petuah).

- Simbolik : Melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda lain sebagai


simbol.
- Tropen : Menggunakan kata yang sejajar artinya (mirip atau semakna).

- Metonomia : Memakai nama ciri yang ditaukan dengan nama orang, barang
sebagai pengganti.

- Litotes : Mengecilkan atau mengurangi kenyataan sebenarnya.

- Sinekdokhe : Menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama kesuluruhan.


1. Pars pro toto : sebagian untuk seluruhnya
2. Totem pro parte : seluruhnya untuk sebagian

- Eufemisme : Menggantikan 1 pengertian dengan kata lain yang hampir sama


dengan maksud lebih sopan.

- Hiperbola : Mengandung peryataan yang berlebihan dengan maksud


memperhebat

- Alusio : Menujukan secara tidak langsung kepada tokoh atau peristiwa yang sudah
diketahui bersama.
- Antonomasia : Menggunakan kata-kata tertentu sebagai nama panggilan
seseorang.

- Parafrasis : Menjelaskan suatu kata menjadi serangkaikan kata yang mengandung


arti yang sama dengan kata yang digantikan.

Majas sindiran

- Ironi : Menyatakan makna bertentangan dengan maksud menyindir atau


mengolok-olok.

- Sinisme : Menyatakan sindiran secara langsung.

- Sarkasme : Majas sindiran terkasar.


2. Majas penegasan

- Pleonasme : Menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud


menegaskan arti suku kata.

- Repetisi : Perulangan kata-kata sebagai penegasan.

- Paralelisme : Sama dengan repetisi, tapi biasanya terdapat dalam puisi.

- Aliterasi : Memanfaatkan kata yang bunyi awalnya sama

- Antanaklasis : Mengandung ulangan kata yang sama tapi maksna berbeda

- Kiasmus : Perulangan sekaligus mengandung inversi.

- Tautologi : Mengulangi beberapa kali suatu kata dalam kalimat.

- Klimaks : Menyatakan beberapa hal berturut-turut yang semakin lama semakin


hebat.

- Antiklimaks : Menyatakan beberapa hal berturut-turut yang semakin lama


semakin menurun.

- Elipsis : Didalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.

- Inversi : Dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.

- Retoris : Berupa kalimat Tanya yang tak pelu jawaban.

- Koreksio : Dipakai untuk ralat baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak.

- Asidentom : Menyatakan beberapa keadaan atau benda tanpa kata penghubung

- Polisedenton : Menggunakan kata menghubung dalam kalimat

- Interupsi : Penegasan yang menggunakan sisipan ditengah-tengah kalimat pokok.

- Eksklamaso : Menggunakan kata seru sebagai penegas.

- Enumerasio : Melukiskan satu per satu peristiwa untuk menegaskan suatu


keadaan secara keseluruhan.

- Praterito : Digunakan pengarang untuk meyembunyikan atau merahasiakan


sesuatu.

4. Majas pertentangan

- Paradoks : Mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada.


- Antitesis : Mempergunakan paduan kata yang berlawanan artinya
- Anakroisme : Menceritakan peristiwa yang tidak sesuai dengan sejarah.
- Oksimoron : Antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh Majas :
1.Semangatnya keras bagaikan baja. (asosiasi)

2.Wajahnya bagai bulan purnama. (asosiasi)

3.Semangatnya keras bagaikan baja. (asosiasi)

4.Mukanya pucat bagai mayat. (asosiasi)

5.Pak Budi sangat rajin dan jujur oleh Karen itu dia menjadi anak emas
majikannya. (metafora)

6.Perpustakaan adalah gudang ilmu. (metafora)

7.Aku sangat mencintai buku karena buku adalah jendela dunia. (metafora)

8.Raja siang keluar dari ufuk timur. (metafora)

9.Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. (personifikasi)

10.Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jumat pahing.
(personifikasi)

11.Daun kelapa melambai-lambai ditepi pantai. (personifikasi)

12.Awan hitam menebal diiringi halilintar besahut-sahutan. (personifikasi)

13.Tepat pukul 7 pagi, bel sekolah memangil-manggil kami untuk masuk kelas.
(personifikasi)

14.Sikap Mariam yang seperti bunglon membuat kami bingung. (simbolik)

15.Rentenir itu menyengsarakan para petani bagai lintah darat. (simbolik)

16.Sejak sang pacar meninggalkannya, sepanjang hati Zirah hanya berkubur saja
didalam kamarnya. (tropen)

17.Besok kami sekeluarga akan terbang ke Bali untuk berlibur. (tropen)

18.Zirah duduk melamun, hanyut dibawa perasaannya. (tropen)

19.Sudah sebulan Eko kerjanya hanya mengukur jalan ibukota saja. (tropen)

20.Aku senang sekali membaca J.K. Rowling dan Andre Hirata. (metonomia)

21.Dalam pertandingan Uber Cup 2008, Indonesia hanya memperoleh perunggu.


(metonomia)

22.Ayah baru saja membeli Zebra, padahal saya ingin Kijang. (metonomia)

23.Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tak berharga ini.
(metonomia)

24.Honorku tak seberapa, hanya cukup untuk membiayai kebutuhan aku setiap
bulan saja. (metonomia)
25.Pertolongan apakah yang Saudara harapkan dari saya yang hina dan bodoh ini?.
(metonomia)

26.Terimalah bingkisanku yang tidak berarti ini. (metonomia)

27.Paman saya mempunyai atap di Jakarta. (pars pro toto)

28.Sampai sore ini, Wibi belum keliatan batang hidungnya. (pars pro toto)

29.Ibu membeli tiga ekor ayam untuk lebaran. (pars pro toto)

30.Indonesia meraih medali perunggu dalam kejuaran Uber Cup 2008. (totem pro
parte)

31.Sekolah kami meraih juara pertama dalam pertandingan bola basket minggu
lalu. (totem pro parte)

32.Penjahat perang Bosnia telah diamankan PBB. (eufemisme)

33.Karyawan Adam Air telah dirumahkan sejak 3 bulan yang lalu. (eufemisme)

34.Saya terkejut setengah mati mendengar perkataan Bimo. (hiperbola)

35.Tubuhnya kurus kering setelah ditinggal ayahnya. (hiperbola)

36.Pekik merdeka berkumandang diangkasa. (hiperbola)

37.Cita-citaku selalu melangit. (hiperbola)

38.Bayak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi. (alusio)

39.Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri? (alusio)

40.Ketika sang surya keluar dari peraduannya kami berangkat. (parafrasis)

41.Kuda besi yang panjang itu terus berlari hingga stasiun akhir. (parafrasis)

42.Rapor Andi bagus sekali, banyak angka merahnya. (ironi)

43.Rajin sekali kamu, setiap PR tidak pernah dikerjakan. (ironi)

44.Pandai sekali kau baru datang ketika rapat mau selesai. (ironi)

45.Perkataanmu tadi sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan


orang terpelajar seperti kamu!. (sinisme)

46.Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu!. (sinisme)

47.Mereka turun kebawah untuk melihat keadaan barang-barang yang jatuh.


(pleonasme)

48.Aku menyaksikan peristiwa menyedihkan itu dengan mata kepalakuku sendiri.


(pleonasme)
49.Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga
bangsaku. (repetisi)

50.Sunyi itu duka


Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lampus (paralelisme)

51.Inilah indahnya mimpi, insan ingat ingkar. (aliterasi)

52.Karena buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
(antanaklasis)

53.Sebagai tim, kita harus mengantungkan diri satu sama lain. Kalau tidak, kita
akan mengantung diri. (antanaklasis)

54.Yang ikayaI merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
(kiasmus)

55.Dalam kehidupan ini, banyak orang pintar yang mengaku bodoh dan orang
bodoh yang merasa dirinya pintar. (kiasmus)

56.Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi aku tidak
tahan lagi. (tautologi)

57.Kehendak dan keinginan kami adalah membuat Wibi emnjadi seseorang yang
berguna kelak. (tautologi)

58.Siapa yang takkan tertarik kepada orang yang ramah, baik serta berbudi seperti
Bagas. (tautologi)

59.Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor sampai mobil berjejer
memenuhi halamat rumah Pak Adri. (klimaks)

60.Ketua RT, RW, lurah, camat, bupati, gubernur maupun presiden memiliki
kedudukan yang sama dihadapan Allah. (klimaks)

61.Bapak kepala sekolah, para guru dan pra siswatelah hadir dilapangan upacara.
(antiklimaks)

62.Gedung-gedung, rumah-rumah dan gubuk-gubuk semuanya mengibarkan


bendera Sang Merah Putih di hari ulang tahun kemerdekaan RI. (antiklimaks)

63.Kami sekeluarga ke Purwokerto. (elipsis)

64.Siapa yang tak ingin bahagia di dunia dan di akherat? (inversi)

65.Dia adikku, eh bukan, kakakku. (retoris)

66.Mama ada di kamar, eh maaf, di kamar mandi. (retoris)

67.Kain-kain, barang pecah belah, mainan anak-anak, buku pelajaran semua ada
ditoko itu. (asidenton)
68.Setelah pekerjaannya selesai, Bagas berkemas-kemas untuk pulang karena hari
sudah mulai gelap, lagipula hari mendung pertanda akan hujan. (polisedenton)

69.Bimo merasa enggan –sesungguhnya takut- karena ia telah mendengar kabar


bahwa Ibu Murni memanggilnya. (interupsi)

70.Aku –kalau bukan karena terpaksa- tidak akan mau melakukan pekerjaan ini.
(interupsi)

71.Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana sini


bintang-bintang bergemerlapan. semuanya berpadu membentuk lukisan yang
harmonis. itulah kehidupan sejati. (enumerasio)

72.Apa gunanya kukatakan lagi? Bukankah itu sudah menjadi rahasia umum?
(praterito)

73.Aku merasa kesepian ditengah-tengah keramaian kota Jakarta. (paradoks)

74.Gajinya besar tapi hidupnya melarat. (paradoks)

75.Tua muda, besar kecil pria wanita hadir dalam pesta itu. (antesis)

You might also like