Professional Documents
Culture Documents
P PENDAHULUAN
Anda menemukan informasi tentang ruang lingkup isi modul, prasyarat
mempelajari modul serta hasil belajar.
BELAJAR
B Pada bagian ini anda mempelajari materi pelajaran yang harus anda kuasai.
LATIHAN
L Pada bagian ini anda mengerjakan soal – soal atau melaksanakan tugas
untuk mengukur kemampuan anda terhadap topik pelajaran yang telah
anda pelajari.
PERSIAPAN PRAKTEK
P Anda harus melaksanakan tugas pada bagian ini sebelum melaksanakan
praktek.
PRAKTEK
Pr Pada bagian ini anda melakukan kegiatan praktek
EVALUASI
e Pada bagian ini anda mengerjakan soal-soal sebagai pengukur kemampuan
anda setelah mempelajari keseluruhan isi modul ini.
kl KUNCI LATIHAN
Anda menemukan kunci jawaban dari latihan-latihan yang anda kerjakan.
KUNCI EVALUASI
ke Anda menemukan kunci jawaban dari evaluasi yang anda kerjakan.
B
Resistor merupakan perangkat elektronika yang paling banyak digunakan dalam
listrik dan elektronika. Resistor dibuat dengan berbagai cara, antara lain ada yang dibuat
dari gulungan kawat tertentu yang digulungkan sedemikian rupa pada suatu kerangka.
Resistor ini banyak digunakan dalam pemakaian arus dan tempereatur yang tinggi.
Selain resistor jenis kawat gulung, ada juga resistor yang dibuat dari keramik atau
dari karbon. Resistor ini kurang tahan terhadap temperatur tinggi sehingga hanya digunakan
untuk arus kecil atau elektronika.
R e s i s t o r g u l Ru ne gs ai s n t o r k e r a R m e i sk i s t o r w a r n
Gambar 1. Jenis resistor menurut konstruksinya.
Resistor juga dapat dibagi menurut tahananya, ada resistor yang dapat diatur harga
tahananya ada juga yang tidak. Resistor yang bisa diatur tahananya disebut variable resistor
atau sering disebut potensiometer. Resistor yang tidak dapat diatur nilai tahananya disebut
fixed resistor.
F i x e d r e s is t o r V a r i a b le r e s is t o r
S a t u a n
1
P u l u h a n
G e la 2
F
n g
a k t o r p e n g a l i
3
T o le r a n s i
4
Resistor khusus
Selain resistor yang disebutkan diatas, terdapat juga resistor yang tidak linier.
Resistor jenis ini memiliki nilai tahanan yang dapat berubah-ubah dipengaruhi oleh besaran-
besaran fisika, yaitu cahaya, suhu / temperatur, tegangan, dll.
1. NTC Thermistor ( NTC = Negative temperature coefficient)
Resistor ini memiliki sifat peka terhadap perubahan suhu atau temperatur. Pada suhu
rendah / normal, memiliki nilai tahanan yang besar. Sebaliknya pada suhu yang tinggi
(panas) nilai tahananya menjadi turun atau mengecil. Resistor ini banyak digunakan
untuk sistem yang berpengaruh pada perubahan temperatur. Misalnya refrigerator,
pendingin ruangan, dll.
P
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum praktek adalah:
a. Gunakanlah baju praktek
b. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan
c. Pastikan bahan dan peralatan mencukupi dan dalam keadaan baik
Pr
Praktek 1
MENGUKUR RESISTOR VARIABEL ( VARIABLE RESISTOR)
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian percobaan menggunakan resistor variabel.
• Siwa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian dan menganalisis –
perubahan yang terjadi pada rangkaian.
c. Gambar rangkaian
d. Langkah kerja
1. Rangkailah rangkaian seperti gambar diatas.
2. Hidupkan power suplay.
3. Atur potensiometer pada kedudukan minimum, amati perubahan nyala lampu dan
catat hasilnya pada tabel .
4. Ulangi langkah 2 dengan kedudukan potensiometer yang maksimum.
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas.
e. Tabel pengukuran
Keadaan potensiometer I V (volt) Nyala lampu
(mA)
Minimum
Maksimum
Praktek 2
MENGUKUR RESISTOR KHUSUS
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian percobaan menggunakan resistor khusus.
A S
6V
6V / 5 W
1K
d. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Pastikan saklar pada posisi OFF dan Volt meter dalam keadaan belum terhubung
dengan rangkaian.
3. Hubungkan Ohm meter pada PTC.
e. Tabel pengukuran
Dalam keadaan normal Setelah dipengaruhi
Resistor khusus perubahan besaran
Tahanan Arus Tegangan Tahanan Arus Tegangan
(Ω) ( mA (V) (Ω) ( mA (V)
) )
NTC
PTC
LDR
VDR
L
Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi dan jenis – jenis dari resistor?
2. Diketahui resistor dengan warna sebagai berikut;
B
A. HUKUM OHM
Diantara dua titk yang berbeda tegangan (diusahakan beda tegangan konstan)
dihubungkan dengan kawat penghantar maka arus akan mengalir dari arah positif ke
arah negatif. Apabila beda tegangan dinaikan dua kali lipat, ternyata arus yang mengalir
juga naik dua kali lipat. Jadi, arus yang mengalir melalui kawat penghantar akan
sebanding dengan tegangan yang terdapat antara kedua ujung penghantar.
Percobaan ini dilakukan oleh Ohm yang selanjutnya disebut hukum Ohm.
Oleh karena itu dirumuskan:
E
= R
I
Keterangan :
E = Tegangan dalam Volt (V)
I = Arus dalam ampere (A)
R = Resistansi / tahanan dalam ohm (Ω)
Gambar rangkaian :
B. RANGKAIAN SERI
Yang dimaqksud dengan rangkaian seri adalah apabila beberapa resistor dihubungkan
secara berturut-turut, yaitu ujung akhir dari resistor pertama disambung dengan ujung
awal dari resistor kedua, dan seterusnya. Jika ujung awal dari resistor pertam dan ujung
akhir resistor terakhir diberika tegangan, maka arus akan mengalir berturut-turut melalui
semua resistor yang besarnya sama.
E
I= RT
C. RANGKAIAN PARALEL
Yang dimkasud rangkaian pararel jika beberapa resistor secara bersama dihubungkan
antara dua titik yang dihubungkan antara tegangan yang sama.
Dalam praktek rangkaian paralel, semua alat listrik yang ada dirumah dihubungkan
secara paralel (lampu, setrika, pompa air, dll).
Gambar rangkaian:
I2
I3
RT = 1 +1 +1 +1
R1 R2 R3 Rn
E
I =
RT
IRn = E
Rn
E = I . RT
IR2
IR3
1 1
R 2,3 = R2 + R3
Setelah kita hitung tahanan seri R 2,3, gmbar rangkaian diatas menjadi seperti
dibawah ini.
E
IT = RT
E E
I R2 = I R3 = R3
R2
Jumlah besarnya arus listrik tiap cabang besarnya sama dengan arus total.
Dimana besarnya.
IT = I R2 + IR3
KESIMPULAN
Sifat-sifat rangkaian:
a. Rangkaian seri
Tahanan totalnya lebih besar dari tahanan laianya
Besar arusnya sama dalam setiap tahanan
Tegangan listriknya terbagi tergantung besar tahanan yang dilalui
b. Rangkaian paralel
Tahanan totalnya lebih kecil atau sama dengan tahanan lainya
Besar arus listriknya terbagi dalam setiap cabang tergantung nilai tahanan cabang
Tegangan dalam setiap cabang besarnya sama.
E. JEMBATAN WHEATSTONE
Untuk mengukur resistansi sebuah resistor dengan teliti, dilakukan dengan
menggunakan jembatan wheatstone. Pada jembatan wheatstone, empat resistor membentuk
segi empat. Dua sisi dihubungkan dengan sumber tegangan dan dua sisi lainya dihubungkan
dengan galvanometer.
R1
R2
Rx
A C
G
R4 R3
didapat:
R2 R
= 3
R1 R4
P
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum praktek adalah:
a. Gunakanlah baju praktek
Pr
Praktek 1
Praktek 2
MENGUKUR RANGKAIAN SERI
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian seri
• Siwa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian seri
• Siswa dapat membuktikan kebenaran pengukuran menggunakan konsep dasar
rangkaian seri.
c. Gambar rangkaian
Praktek 3
d. Langkah kerja
e. Tabel pengukuran
Tegangan Arus IR1 IR2 IR3
(Volt) (mA) (mA) (Ma) (mA)
Praktek 4
MENGUKUR JEMBATAN WHEATSTONE
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian jembatan wheatstone
• Siwa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian jembatan
wheatstone
• Siswa dapat membuktikan kebenaran pengukuran menggunakan konsep dasar
rangkaian jembatan Wheatstone.
Rx R2
680 2K2
A C
A
R4 R3
1K 10 K
D
12 V
d. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian seperti gambar diatas
2. Hidupkan power suplay
3. Atur nilai tahanan R3 sehingga ampermeter menunjukan angka nol.
4. Lepaskan R3 dari rangkaian, ukur nilai tahananya menggunakan Ohmmeter.
5. Matikan power suplay
6. Hitunglah nilai tahanan Rx menggunakan analisis perhitungan
R2 × R4
Rx = .
R3
Pertanyaan:
a. Tahanan total
b. Kuat arus
c. Tegangan drop tiap resistor.
Pertanyaan:
a. Tahanan total
b. Arus total
c. Arus tiap resistor
B. Tugas
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini
Diketahui rangkaian seperti gambar dibawah ini
Pertanyaan:
a. Tahanan total
b. Arus total
c. Tegangan tiap resistor
d. Arus tiap resistor
Tujuan kegiatan
Siswa dapat menghitung rangkaian listrik menggunakan hukum kirchoff
Siswa dapat menghitung rangkaian listrik menggunakan metode superposisi, Theorema
Thevenin dan Theorema Norton
Siswa dapat mengukur dan membuktikan kebenaran rangkaian menggunakan konsep
hukum kirchoff.
B
A. HUKUM KIRCHOFF
Seorang ahli ilmu alam dari Jerman, Gustov Kirchoff, telah menemukan cara untuk
menemukan perhitungan rangkaian listrik atau jala-jala yang tidak dapat diselesaikan
menggunakan hukum Ohm, yaitu ketentuan-ketentuan rangkaian seri, paralel, maupun
seri-paralel. Selanjutnya cara ini disebut hukum kirchoff.
Hukum kirchoff terdiri dari dua, yaitu
1. Hukum Kirchoff pertama
“Jumlah aljabar dari arus-arus listrik pada suatu titik pertemuan dari
lingkaran listrik selalu sama dengan nol”
hukum kirchoff pertama dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini,
I4 I1
A I2
I3
Dalam gambar arah arus i1 bertentangan dengan arah arus i2 , i3 , i4 . pada titk
pertemuan di A, arus menuju ketitik pertemuan sedangkan arus yang lain
menjauhi titik pertemuan tersebut.
Arah arus yang datang diberi tanda plus (+) dan arus yang menjauhi diberi tanda
min (-).
IΣ0
Contoh:
Dalam gambar dibawah ini arus masuk ke titik cabang lewat dua arah, yaitu: I 1 dan
I2 dari titik A arus dialirkan ke tiga cabang I3 , I4 dan I5 . jika I1 = 3A ; I2 = 4A ; I4 =
3A, maka I5 dapat dihitung.
I1 I2
A
I5 I3
I4
I1 + I 2 – I3 – I4 – I5 = 0
3 + 4 – 2 – 3 – I5 = 0
3 + 4 – 2 – 3 = I5
I5 = 2 A
I1 I2
Mesh A Mesh B
pada rangkaian gambar diatas terdapat dua mesh, yaitu mesh A dan mesh B. Pada
mesh A dibentuk dari rangkaian ABCDA, Terdapat E1, R1, R3 Dan R5.
Sedangkan pada mesh B dibentuk dari rangkaian DCEFD, Terdapat E2, R2, R3
Dan R4.
Aus mesh adalah arus listrik yang mengalir pada tiap mesh tanpa terbagi-bagi.
Arah arus mesh selalu ditetapkan searah dengan jarum jam tanpa memperdulikan
polaritas sumber tegangan yang terpasang pada mesh tersebut.
Persamaan pada rangakaian diatas menggunakan metode mesh:
Pada mesh A: E1 = I1 ( R1 + R3 +R5 ) – I2 . R3
pada mesh B: -E2 = I2 ( R2 + R3 +R4 ) – I1 . R3
Keterangan:
- Arus I2 pada mesh A dan I1 pada mesh B bertanda negatif karena kedua
polaritas sumber tegangan berlawanan.
- Tegangan E2 negatif karena polaritasnya berlawanan dengan arah arus
mesh.
I1 I2
Mesh A Mesh B
I3
I2 = 0,1898 Ampere
Substitusikan hasilnya pada salah satu persamaan diatas.
(1)............. -6 = 11I1 – 3I2
-6 = 11I1 – 3 (0,1889)
-6 = 11I1 – 0,5667
11I1 = 6 – 0,5667
11I1 = 5,4333
I1 I2
Loop A
1 Loop B
pada rangkaian diatas terdiri dari dua loop, loop A dan loop B. pada loop A
mengalir arus I1 yang arahnya searah dengan jarum jam. Sedangkan pada loop B
mengalir arus I2 yang arahnya berlawanan dengan arah jarum jam. Pada metode
arus loop yang perlu diperhatikan bahwa aliran arus mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif.
Persamaan rangkaian diatas menggunakan metode arus loop adalah:
Pada loop A: E1 = I1 ( R1 + R3 + R5 ) + I2 . R3
Pada loop B: E2 = I2 ( R2 + R3 + R4 ) + I1 . R3
I1 I3
I2
E2 = I2 ( R2 + R3 ) – I1 . R3
9V = I2 ( 6 + 12 ) – I1 . 12
9V = I2 ( 18 ) – I1 . 12
9V = 18I2 – 12I1
9V = -12I1 + 18I2....................................................................... (2)
kemudian kedua persamaan tersebut dieleminasikan.
( 1 )........... 12 = 16I1 – 12I2 x 12 144 = 192I1 – 144I2
( 2 )........... 9 = -12I1 + 18I2 x 16 144 = -192I1 + 288I2 +
288V = 144I2
288
I2 = 144
I2 = 2 Ampere
Kemudian hasilnya kita substitusikan pada salah satu persamaan diatas.
( 1 )........... 12V = 16I1 – 12I2
12V = 16I1 – 12 ( 2 )
12 = 16I1 - 24
16I1 = 12 + 24
36
I1 = 16
I1 = 2,25 Ampere
Untuk mendapatkan nilai I3 , maka kita cari selisih antara I1 dan I2 , karena pada I3
terjadi perlawanan arah arus antara I1 dan I2.
I3 = I 1 – I2
I3 = 2,25 – 2
I3 = 0,25 Ampere
B. REDUKSI RANGKAIAN
Gambar dibawah ini menunjukan tiga buah resistor yang dihubungkan begitu rupa
sehingga membentuk jaring-jaring Υ (bintang / star) dan ∆ (segitiga / delta).
Kadang-kadang di dalam menyelesaikan soal-soal sirkuit listrik yang lebih sulit
perhitunganya, secara langsung perlu diselesaikan dengan menggunakan jaring-jaring
(sirkuit) pengganti agar dapat dikerjakan lebih mudah yang disebut reduksi rangkaian.
Perhatikan gambar rangkaian dibawah ini.
R a
R 1 R 2
R b R c
B C
R 3
Ra = R1 . R2
R1 + R2 + R3
R1 . R3
Rb = R1 + R2 + R3
Rc = R2 . R3
R1 + R2 + R3
(1/Ra) . (1/Rb)
R1 = (1/Ra) + (1/ Rb) + (1/Rc)
(1/Ra) . (1/Rc)
R2 =
(1/Ra) + (1/ Rb) + (1/Rc)
(1/Rb) . (1/Rc)
R3 = (1/Ra) + (1/ Rb) + (1/Rc)
P
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) 31
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum praktek adalah:
a. Gunakanlah baju praktek
b. Persiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan
c. Pastikan bahan dan peralatan mencukupi dan dalam keadaan baik.
Pr
Praktek 1
Mengukur rangkaian dengan metode mesh dan loop
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian percobaan
• Siwa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian
• Siswa dapat membuktikan kebenaran pengukuran menggunakan metode arus
mesh dan metode arus loop.
c. Gambar rangkaian
3. Hitung besarnya kuat arus listrik yang melalui tiap resistor menggunakan metode
arus mesh dan metode arus loop. Bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran.
4. Lepaskan rangkaian seperti semula dan buatlah kesimpulan dari praktek diatas.
Praktek 2
REDUKSI RANGKAIAN
c. Gambar rangkaian
d. Langkah kerja
2. Hitunglah kuat arus yang mengalir tiap-tiap resistor dan tegangan drop tiap resistor
pada rangkaian dibawah ini.
3. Dengan metode reduksi rangkaian, carilah tahanan total antara A dan B pada gambar
rangkaian dibawah ini.
B. Tugas
2. Hitunglah kuat arus yang mengalir tiap cabang, pada gambar dibawah ini
menggunakan.
a. Metode arus mesh.
b. Metode arus loop.
3. Berapa kuat arus total yang mengalir pada rangkaian dibawah ini.
B
A. METODE SUPERPOSISI
Aplikasi hukum kirchoff menggunakan metode superposisi tergolong ke dalam metode
yang paling banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam
rangkaian-rangkaian listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber tegangan.
Kuat arus listrik yang mengalir melalui tiap cabang dalam suatu rangkaian listrik yang
memiliki lebih dari satu sumber tegangan, adalah sebagai akibat dari adanya masing-
masing sumber tegangan yang terpasang didalam rangkaian listrik.
Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan perhitungan dengan menggunakan
metode superposisi adalah menentukan kemana arah arus yang mengalir dari setiap
sumber tagangan yang terpasang dalam rangkaian listrik tersebut.
Jika sumber tegangan yang pertama aktif, maka kita harus menentukan kemana arah
arusnya mengalir sedang sumber tegangan yang lain dihubung singkat. Polaritas arus
hanyalah merupakan arah, sedang kuat arus sebenarnya yang mengalir tiap cabang
adalah merupakan harga mutlaknya.
Contoh soal:
I1 I2
I3
I2’ = I1’ [ R3 / ( R2 + R3 ) ]
= 1,4 [ 18 / ( 3 + 18 ) ]
= 1,4 [ 18 / 21 ]
= 1,4 [ 0,857 ]
= 1,2 Ampere
I3’ = I1’ [ ( R2 / ( R2 + R3 ) ]
= 1,4 [ 3 / ( 3 + 18 ) ]
= 1,4 [ 3 / 21 ]
= 1,4 [ 0,143 ]
= 0,2 Ampere
I1 I2
I3
B. TEOREMA THEVENIN
Teorema Thevenin atau metode Thevenin dikemukakan oleh seorang sarjana
kebangsaan Perancis bernama M.L. Thevenin. Seperti metode-metode lainya , theorema
Thevenin juga digunakan untuk menganalisis rangkaian listrik dengan terlebih dahulu
mencari besar tegangan dan kuat arus listrik yang mengalir melalui salah satu
komponen yang terdapat pada rangkaian tersebut.
Untuk menentukan besarnya arus dan tegangan dalam suatu rangkaian menggunakan
metode Thevenin terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
2. Dari rangkaian listrik yang diketahui, cari terlebih dahulu Tegangan Theveninya
(ETH). Tegangan Thevenin adalah tegangan yang diperoleh dengan cara
melepaskan salah satu komponen yang akan dicari besar teganganya.
3. Setelah mencari tegangan Thevenin, selanjutnya mencari nilai resistansi
Theveninya (RTH). Resistansi Thevenin adalah resistansi yang diperoleh dengan
cara menghubung singkat semua sumber tegangan yang terdapat dalam rangkaian.
4. Gambarkan rangkaian Thevenin dan pasangkan kompenen yang telah dilepaskan.
Dengan menggunakan hukum Ohm dapat diperoleh besar tegangan drop dan kuat
arus yang mengalir pada komponen tersebut.
Skema rangkaian Thenenin.
Rangkain aktif,
linier dan resitif
B
Pertanyaan:
Carilah kuat arus dan tegangan yang melalui resistor R4.
Jawab:
Lepaskan resistor R4 dari dalam rangkaian, skema rangkaian berubah menjadi
gambar dibawah ini.
ETH
ETH = E [ R3 / (R1+R3) ]
= 12 [ 8 / (4 + 8) ]
= 12 [ 8 / 12 ]
=8V
Hubung singkat sumber tegangan yang terdapat pada gambar. Skema rangkaian
berubah menjadi seperti gambar dibawah ini.
RTH
C. TEOREMA NORTON
Teorema Norton atau metode Norton dikemukakan oleh E.L. Norton dari Amerika
Serikat. Seperti halnya teorema Thevenin, teorema Norton juga digunakan untuk
menentukan besarnya kuat arus yang mengalir melalui salah satu komponen yang
terdapat dalam rangkaian listrik. Kalau didalam teorema Thevenin kita mengenal
“tegangan Thevenin” dan “tahanan Thevenin”, maka dalam teorema Norton kita
mengenal “ arus Norton” dan “tahanan Norton”.
Arus Norton adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui suatu komponen yang
terdapat dalam rangkaian listrik pada saat komponen tersebut dihubung singkat. Jadi
arus Norton adalah arus hubung singkat.
Rangkaian
aktif, linier dan RX IN
resitif
dengan menggunakan hukum Ohm untuk pembagi kuat arus, diperoleh besarnya kuat
arus yang mengalir melalui tahanan RX , yaitu:
IRX = IN [ R N / ( R N + R X ) ]
Contoh soal:
Perhatikan skema rangkaian listrik dibawah ini.
I1 I2
IN
RN
RN = ( R1 x R2 ) / ( R1 + R2 )
= ( 4 . 12 ) / ( 4 + 12 )
= 48 / 16
=3Ω
Gambarkan rangkaian ekivalen Norton, dan pasang kembali tahanan yang akan
dicari kuat arus dan teganganya.
IN
IR3 = IN [ RN / ( RN + R3 ) ]
= 2,75 [ 3 / ( 3 + 1 ) ]
= 2,75 [ 3 / 4 ]
=2,06 Ampere
Pr
Mengukur rangkaian listrik menggunakan metode super posisi, teorema Thevenin
dan teorema Norton
a. Tujuan
• Siswa dapat merangkai rangkaian percobaan.
• Siswa dapat mengukur besaran-besaran listrik dalam rangkaian
• Siswa dapat membuktikan kebenaran pengukuran menggunakan metode
superposisi, teorema Thevenin dan teorema Norton.
b. Alat dan bahan
1. Power suplay 0 – 30 V 2 buah
2. Electronic lab trainer (ELT – 01) 1 buah
3. Resistor 1,2 kΩ 1 buah
4. Resistor 2,2 kΩ 1 buah
5. Resistor 6,8 kΩ 1 buah
6. Amper meter 1 buah
7. Kabel penghubung
c. Langkah kerja
2. Lepaskan sumber tegangan E1 dan rangkai rangkaian dibawah ini. Catat kuat
arus yang mengalir melalui R3.
3. Pasang kembali sumber tegangan E1, catat kuat arus yang mengalir melalui R3.
L
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) 47
A. Pertanyaan
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Hitunglah kuat arus yang mengalir dan tegangan
drop pada resistor R2 menggunakan:
a. Metode superposisi
b. Teorema Thevenin
c. Teorema Norton.
2. Hitunglah kuat arus dan tegangan drop pada resistor R4 pada rangkaian dibawah ini.
3. Hitunglah kuat arus dan tegangan drop pada R3 dan R4 Menggunakan teorema
Thevenin dan teorema Norton.
B. Tugas
Petunjuk:
Tulislah jawaban pada kertas yang telah disediakan. Jangan lupa cantumkan
nama, kelas dan jurusan pada sudut kanan atas.
Tidak diperkenankan melihat catatan atau bertanya kepada teman.
Diperbolehkan menggunakan alat bantu hitung.
Pertanyaan:
1. Tiga buah lampu dengan tahanan masing-masing 100Ω, 150Ω dan 300Ω. Dihubungkan
pada sebuah batere dengan tegangan 9 V. Berapakah arus yang mengalir tiap resistor
dan tegangan dropnya jika:
a. Di hubung seri
b. Di hubung paralel
2. Pada gambar dibawah ini, jika tegangan drop pada R1 sebesar 6V, berapakah besar
tegangan drop pada resistor yang lainya.
3. Hitunglah kuat arus yang mengalir tiap-tiap cabang pada gambar rangkaian dibawah ini.
5. Sebuah rangkaian listrik seperti gambar dibawah ini. Berapakah tegangan drop dan kuat
arus yang mengalir pada resistor Rx.
Kunci latihan 1
1. Resistor berfungsi sebagai penahan 4. karakteristiknya:
arus dan pembagi tegangan. a. NTC, adalah resistor khusus
Resistor ada dua jenis, yaitu yang peka terhadap
resistor tetap (fixed resistor) dan temperatur/suhu udara dingin.
resistor variabel. b. PTC, adalah resistor khusus
2. Nilai tahananya adalah: yang peka terhadap
2.a. 260 MΩ ± 5 % temperature/suhu udara
2.b. 1 K 2 ± 20 % tinggi/panas.
2.c. 400 Ω ± 10 % c. LDR, adalah resistor khusus
3. warnanya adalah yang peka terhadap cahaya.
3.a. Kuning, merah, merah, emas d. VDR, adalah resistor khusus
3.b. Coklat,merah, hijau, emas yang peka terhadap
3.c. Biru, abu-abu, hitam, emas perubahan tegangan.
Kunci latihan 2
A. Pertanyaan IR4 = 1,5 mA
1. ILampu = 0,015 A 4. RT = 4,7 kΩ
2. RT = 1840 Ω IT = 2,558 mA
IT = 0,0065 mA ER1 = ER2 = 1,278 V
ER1 = 0,783 V ER3 = 5,6 V
ER2 = 2,218 V ER4 = ER5 = 5,1 V
ER3 = 4,434 V IR1 = 1,28 mA
ER4 = 4,565 V IR2 = 1,28 mA
3. RT = 0,5 Ω IR3 = 2,558 mA
IT = 0,018 A IR4 = 1,7 mA
IR1 = 9 mA IR5 = 0,85 mA
IR2 = 4,5 mA
IR3 = 3 mA B. Tugas
Kunci latihan 3
A. Pertanyaan IR3 = 0,462 mA
1. I1 = 0,288 A ER1 = 9,23 V
I2 = 0,673 A ER2 = 9,23 V
I3 = 0,384 A ER3 = 2,77 V
2. IR1 = IR4 = 0,815 A 2. IR1 = 0,052 Ma
IR2 = 0,96 IR2 =1A
IR3 = IR5 = 0,144 A IR3 =1A
3. IT = 7,6 Ω 3. IT = 0,526 A
B. Tugas
1. IR1 = 0,307 mA
IR2 = 0,154 mA
Kunci latihan 4
A. Pertanyaan ER3 = 10,9 V
1. IR2 = 0,453 A ER4 = 2,27 V
ER2 = 4,535 V B. Tugas
2. IR4 = 0,229 A IR1 = 0,157 A
ER4 = 2,295 V IR2 = 0,142 A
3. IR3 = 1,827 mA IR3 = 0,015 A
IR4 = 2,725 mA
3. I1 = 0,016 A
I2 = 0,181 A
I3 = 0,615 A
4. RT = 1,3 kΩ
5. IRX = 2,181 A
ERX = 2,181 V
1. Barus, FJ, Aplikasi Hukum Kirchoff, PPPG Teknologi Medan, Medan; 2004.
2. Fadilah, Kismet, Ilmu Listrik, Angkasa, Jakarta; 1999.
3. Hayt, william H, Kernenerly, Jack E, Pantur Silaban, Rangkaian Listrik jilid 1,
Erlangga, Jakarta; 1982.
4. Hayt, william H, Kernenerly, Jack E, Pantur Silaban, Rangkaian Listrik jilid 2,
Erlangga, Jakarta; 1982.