Professional Documents
Culture Documents
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipih tersusun atas dua
lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalamnya terdapat sumsum
tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang
pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya
adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada (sternum), dan
tulang tengkorak.
2. JENIS-JENIS TULANG
Ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar 300 tulang. Namun ketika kita
beranjak dewasa beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga
akhirnya menjadi 206 tulang. Dari 206 tulang ini terdapat beberapa jenis tulang.
Jenis-jenis tulang ini ada yang dibedakan berdasarkan matriksnya dan ada yang
berdasarkan jaringan dan sifat fisik (keras tidaknya) tulang. Untuk mengetahui
lebih lanjut pelajari jenis-jenis tulang di bawah ini.
1. Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a.1. Tulang rawan hialin: tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,
mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita
temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk
bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.
a.3. Tulang rawan fibrosa; tulang yang mengandung banyak sekali bundel-
bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.
Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada
simfisis pubis diantara 2 tulang pubis. Pada orang dewasa tulang rawan
jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa
tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping
telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang,
antarruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.
3. STRUKTUR TULANG
Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari
material yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-
lapisan berikut ini:
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang
dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang
rusak.
4. TERMINOLOGI TULANG
Digunakan istilah khusus (nomenklatur) untuk menamai masing-masing bagian
stuktur tubuh. istilah dari bahasa latin dan yunani adalah Nomenklatur Regional.
Istilah anatomi untuk bangunan utama tubuh : kepala (caput), wajah (facies),
leher (collum), badan (truncus), anggota badan (membrum)
POSISI ANATOMIS
Terminologi Gerakan :
1. Fleksi : penekukan/ pengurangan sudut; Dorsofleksi ; pleksi kaki ke arah
dorsal, plantar fleksi ; fleksi ke arah plantar
2. Ekstensi : pelurusan/penambahan sudut
3. Abduksi: gerakan menjauhi bidang median
4. Adduksi : gerakan ke arah bidang median
5. Rotasi: mengelilingi aksis panjang, khusus ekstrimitas ; endorotasi = rotasi
medial dan eksorotasi = rotasi lateral
6. Sirkumduksi: gerakan memutar dengan puncak kerucut, kombinasi fleksi,
ekstensi, abduksi adduksi
7. Eversi : gerakan telapak kaki menjauhi bidang median, gerakan waktu
permukaan lat diangkat
8. Inversi : gerakan telapak kaki ke arah bidang median
9. Supinasi: gerakan memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap anterior
10. Pronasi: gerakan memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap posterior
11. Protrusi : gerakan ke anterior
12. Retrusi: gerakan ke posterior
13. Protraksi: gerakan menggerakkan bahu ke anterior
14. Retraksi: menarik bahu ke posterior
15. Opposisi: gerakan ujung jari tangan ke ujung jari lainnya
16. Reposisi: gerakan jari tangan kembali ke posisi anatomis
17. Elevasi: gerakan mengangkat atau menaikkan bahu
18. Depresi: gerakan menurunkan atau mengerakkan bahu ke bawah
1. Tulang Spongiosa atau tulang seperti spons (L. cancello = membuat kisi-kisi)
Tulang ini terdiri atas batang yang halus atau selubung yang halus yaitu
trabekula (L. singkatan dari trabs = sebuah balok) yang bercabang dan saling
memotong ke berbagai arah untuk membentuk jala-jala seperti spons dari
spikula tulang, yang rongga-rongganya diisi oleh sumsum tulang. Pars
spongiosa merupakan jaringan tulang yang berongga seperti spon (busa).
Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel
darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
2. Tulang Kompakta
Tulang yang membentuk masa yang padat tanpa terlihat ruangan. Pars
kompakta teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit
rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium
Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia
dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak
maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak
mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
A. PERIOSTEUM
Terdiri atas lapisan luar serat-serat kolagen dan fibroblast. Berkas serat kolagen
periosteum yang disebut serta Sharpey, memasuki matriks tulang dan mengikat
periosteum pada tulang. Lapisan dalam periosteum yang lebih banyak
mengandung sel, terdiri atas sel-sel mirip fibroblast yang disebut sel
osteoprogenitor, yang berpotensi membelah melauli mitosis dan berkembang
menjadi osteoblas
B. ENDOSTEUM
Endosteum melapisi semua rongga dalam di dalam tulang dan terdiri atas
selapis sel osteoprogenitor gepeng dan sejumlah kecil jaringan ikat. Karenanya
endosteum lebih tipis daripada periosteum.
Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah member nutrisi kepada jaringan
tulang dan menyediakan osteoblas baru secara kontinu untuk memperbaiki
pertumbuhan tulang.
b. Osteosit
merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok
terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang
bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati
oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan
dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun
masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-
ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap
junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-
ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit
lagi atau osteoklas. Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan
cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
c. Osteoklas
merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-
100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama
kali oleh Köllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat
hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya
dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan
tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara
khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang
berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop
electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang
dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk
kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses persiapan
dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari
permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada
gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai
respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang.
Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka
panjang.Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan
mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki
tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit
makrofag.
d. Sel osteoprogenitor
merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan osteoblast selama
pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang.
Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot
skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga
berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang
memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat.
Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari
jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain :
Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran.
Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun
disini akan dibahas garis besarnya.
Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium dan
fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan diendapkan semula berada dalam aliran
darah. Osteoblas berperan dalam mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam
keadaan biasa, darah dan cairan jaringan mengandung cukup ion fosfat dan
kalsium untuk pengendapan kalsium Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion
fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion tersebut diperoleh dari pengaruh enzim
alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut juga dapat diperoleh dari pengaruh
hormone parathyreoid dan pemberian vitamin D atau pengaruh makanan yang
mengandung garam kalsium tinggi.
Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang
agak asam lebih menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada
Ca3(PO4)2. Karena CaHPO4 lebih mudah larut, maka untuk mengendapkannya
dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi daripada dalam kondisi
alkali untuk mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut.
Kenaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan
khondrosit hipertrofi disebabkan sekresi alkali fosfatase yang akan melepaskan
fosfat dari senyawa organik yang ada di sekitarnya.
Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti
pengendapan, sehingga kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut.
Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena tulang
akan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari
permukaan luarnya yang dibarengi dengan pengikisan tulang dari permukaan
dalamnya.
Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas,
mencakup pembersihan garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan
merupakan kolagen. Dalam kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3
kemungkinan :
osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul
dengan depolimerisasi molekul-molekul organic,
osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein
sehingga garam mineral yang melekat menjadi bebas,
sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
Rupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam
mineral yaitu dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada
permukaan kasarnya. Bagaimana cara osteoklas membuat suasana asam belum
dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan adanya lisosom dalam sitoplasma
osteoklas yang pernah dibuktikan.
Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis
desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan
pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang
selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses
osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami
remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa
yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang
terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang
terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium.
Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid,
dan hormone sex.
Osteogenesis Desmalis
1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel – sel
gepeng.
2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.
3. Zona hypertrophy : sel –sel membesar dan bervakuola.
4. Zona kalsifikasi : matriks cartílago mengalami kalsifikasi.
5. Zona degenerasi : sel – sel cartílago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya
lacuna sehingga terbentuk trabekula.
Di dalam tubuh kita tulang dapat berhubungan secara erat maupun tidak erat.
Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya disebut
artikulasi. Agar artikulasi tersebut dapat bergerak diperlukan struktur khusus
yang dinamakan dengan sendi. Sendi dibentuk dari kartilago yang berada di
daerah sendi.
Di dalam sistem rangka manusia terdapat tiga jenis hubungan antartulang, yaitu:
a.Suture
Suture adalah hubungan antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat
serabut ikat padat. Contohnya pada tulang tengkorak.
b.Sinkondrosis
Sinkondrodis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago
hialin. Contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
2.Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit digerakkan.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu:
a.Simfisis
Pada simfisis, sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya
pada sendi antartulang belakang dan pada tulang kemaluan.
b.Sindesmosis
Pada sindesmosis, sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen.
Contohnya sendi antartulang betis dan tulang kering.
3.Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang kedua ujungnya tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan
antartulang diartrosis ini sering juga disebut sendi.
Contoh hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai berikut:
a.Sendi engsel
Pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu.
Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Misalnya gerak sendi
pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
b.Sendi pelana
Pada sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi seperti pelana dan
berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas seperti orang naik kuda.
Misalnya sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.
c.Sendi putar
Pada sendi ini, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Misalnya
sendi antara tulang hasta dan pengumpil, dan sendi antara tulang atlas dengan
tulang tengkorak.
d.Sendi luncur/Geser
Pada sendi luncur, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan
menggeser dan tidak berporos. Contohnya sendi antartulang pergelangan
tangan, antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
e.Sendi peluru
Pada sendi ini, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan berporos tiga. Misalnya sendi
antara tulang gelang bahu dan lengan atas, dan antara tulang gelang panggul dan
paha.
f.Sendi kondiloid/ ellipsoid
Sendi kondiloid memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan ke kiri
dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk oval
dan masuk ke dalam suatu lekuk berbentuk elips. Misalnya sendi antara tulang
pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
a. Rangka Aksial
Rangka aksial yang kita sebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari
tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah:
1). Tulang tengkorak
2). Tulang hioid
3). Tulang belakang (vertebrae)
4). Tulang dada (sternum)
5). Tulang rusuk (costa)
b.Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka
apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul,
tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat
gerak, tangan dan kaki.