You are on page 1of 7

LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN MASALAH*)

M. Asfah Rahman
Jurusan Bahasa Inggris
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Makassar

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Salah satu bagian tersulit dalam kegiatan penelitian adalah “menemukan”


masalah. Masalah yang dimaksudkan di sini adalah ‘pertanyaan utama yang
jawabannya dicari melalui penelitian’. Pada dasarnya ada tiga sumber pokok masalah
penelitian (Best & Kahn, 1998), tempat yang potensial untuk dapat menemu-kenali
masalah penelitian. Pertama, masalah atau isu-isu yang ditemukan di dalam kelas, di
sekolah, atau dalam masyarakat dapat menuntun kita kepada penyelidikan. Sumber ini
jelas amat akrab dengan kita. Selama kita peka, dan selalu mengasah rasa ingin tahu,
potensi menemukan masalah penelitian selalu terbuka. Masalah praktis di bidang
masing-masing secara langsung dialami dan diamati kejadiannya di sekitar kita.
Kedua, perkembangan teknologi dan perubahan kurikulum secara terus menerus
menimbulkan masalah dan peluang untuk penelitian. Ketiga, pengalaman akademik
dapat merangsang sikap ingin tahu dan munculnya pertanyaan yang berkaitan dengan
praktik pelaksanaan pekerjaan yang terjadi. Mari kita melihat salah satu contoh.
Beradasarkan informasi yang bersifat keluhan dari para perawat diketahui bahwa
sekitar 7 di antara 100 perawat mengalami sakit punggung / belakang. Secara sepintas
kita akan mengatakan bahwa hal itu wajar karena perawat melakukan pekerjaan
seperti mengangkat pasien, mendorong kereta yang berat, dan pekerjaan sejenis. Hal
ini dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian punggung yang sering dikeluhkan
perawat. (Dengan alasan ini perlu dicarikan cara agar mereka terhindar dari sakit
punggung seperti yang dikeluhkan). Akan tetapi, alasan seperti di atas kurang
memadai. Jika ditinjau lebih mendalam, aman terlihat runtutan konsekuensi keluhan
itu: perawat yang mengalami cidera punggung akan membuat pelayanan di rumah
sakit terganggu, perawat absen—tidak masuk tugas, biaya perawatan juga meningkat,
bahkan dapat saja perawat kehilangan pekerjaan. Pemberian alasan yang lebih cermat
(rasional) inilah yang dapat menunjukkan urgennya penelitian untuk menemukan cara

* )
Disampaikan pada Pelatihan Penelitian Tingkat Dasaryang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Makassar pada tgl. 24 s.d. 26 Juni 2003.

1
mencegah terjadinya cidera punggung pada perawat karena tugas-tugasnya yang
menuntut kerja fisik.
Masalah yang menjadi fokus perhatian dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan. Seringkali pernyataan masalah diikuti dengan beberapa
pertanyaan. Misalnya:
A. “Bagaimana hubungan antara penggunaan spidol warna dalam pembelajaran
dengan tingkat keterampilan berbahasa Inggris siswa SD?”
(i) Apakah warna spidol yang berbeda-beda lebih efektif untuk ranah yang
berbeda dan jenjang ranah kognitif yang berbeda?
(ii) Adakah interaksi antara warna spidol dan warna latar belakang dengan
prestasi siswa?
(iii) Bagaimana hubungan antara warna spidol dengan prestasi dipengaruhi
oleh karakteristik siswa (usia, jenis kelamin, suku, IQ, dan status sosial
ekonomi)?
(iv) Apakah warna spidol lebih efektif dalam pengembangan keterampilan
berbahasa tertentu?
(v) Bagaimana hubungan antara warna spidol dengan prestasi dipengaruhi
oleh karakteristik guru?

B. “Sejauh mana hubungan antara tingkat pendidikan dan pengangguran?”


(i) Apa saja tingkat pendidikan para pencari kerfja terdaftar di Sulawesi
Selatan saat ini?
(ii) Apakah terdapat hubungan terbalik antara masa menganggur dengan
tingklat pendidikan?
(iii) Sejauh mana penempatan seseorang penganggur pada satu pekerjaan
baru ditentukan oleh tingkat pendidikan yang diperolehnyha?

Rumusan masalah sesungguhnya adalah batasan yang menjelaskan,


memberikan garis besar, dan mengungkapkan kekhususan masalah (variabel) yang
menjadi fokus penelitian, dan mengantisipasi temuan kajian. Dalam pelaksanaan
penyelidikan, rumusan masalah memerankan dua fungsi utama, yaitu (i) memberikan
arah sekaligus alat kendali penelitian: mengidentifikasi berbagai sisi dan dimensi
masalah yang diteliti, menggambarkan prosedur, menggambarkan sumber dan jenis
data yang akan dikumpulkan, menentukan pilihan statistik (deskriptif atau inferensial)
yang diperlukan untuk memaparkan dan menjelaskan data, membatasi temuan
berdasarkan tujaun penelitian, dan menjadi dasar untuk mengungkapkan kesimpulan
dan kemungkinan rekomendasi; dan (ii) menyatukan seluruh upaya yang dilakukan
selama pelaksanaan penelitian: langkah-langkah apapun yang akan diambil untuk
memecahkan masalah ditentukan oleh tujuan yang tersirat dalam rumusan masalah,
interpretasi data, proses pelaporan, temuan dan kesimpulan difokuskan pada rumusan

2
masalah. Rumusan masalah yang baik menunjukkan apakah penelitian itu merupakan
upaya untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis.
Penyusunan Latar Belakang
Apa saja kandungan bagian latar belakang suatu usulan penelitian? Pada
dasarnya bagian ini memuat rasional dan pembenaran mengapa masalah atau
pertanyaan yang diajukan perlu diteliti atau dijawab. Peneliti berupaya mengungkap
pengetahuan, imajinasi, dan keterampilannya berkomunikasi untuk membangun
rasional bahwa memang layak menghabiskan waktu, dana, dan upaya untuk
melakukan penelitian ini. Untuk memenuhi harapan ini, alangkah baiknya
dipertimbangkan beberapa pertanyaan berikut ini.
a. Mengapa peneliti memilih masalah khusus ini?
b. Apa saja pendapat dan temuan orang lain mengenai perlunya dilakukan
penelitian ini?
c. Apakah penelitian ini akan memperbaiki, memperluas, atau menemukan
pengetahuan baru?
d. Apakah penelitian ini memiliki aplikasi teori atau praktis?
e. Perbedaan dan pertentangan apa saja yang memunculkan masalah penelitian
ini: ketidakpuasan, kesalahpahaman, kesalahan konsep, kebingungan,
kesulitan, atau pelaksanaan pekerjaan yang tidak efektif?
f. Apakah penelitian ini bukan sekedar memaparkan: akankah misalnya lebih dari
sekedar melaporkan pendapat, penilaian, kuantitas, angka-angka, persentase,
atau rasio?
g. Akankah penelitian ini menjelaskan, menyederhanakan atau memberikan
sumbangan lebih terhadap informasi yang kita ketahui saat ini?
h. Sejauh mana temuan penelitian ini akan membenarkan generalisasi?
Pertanyaan-pertanyaan ini dimaksudkan agar peneliti memikirkan masalah dengan
cermat, mengantisipasi kemungkinan sanggahan dan keberatan, dan mengembangkan
cara untuk mengatasi sanggahan.
Pada latar belakang, pembaca tentu ingin mengetahui: apa masalah yang ingin
diteliti, mengapa peneliti menganggap itu sebagai masalah, apa saja dampak temuan
terhadap apa yang telah diketahui saat ini, apakah penekanan kajian ini merupakan
penemuan atau verifikasi prinsip/teori atau pengembangan metode baru dalam
pemecahan masalah, apakah temuan kajian memiliki nilai dan sumbangan terhadap
para pelaku pendidikan, apakah masalah kajian berpusat pada teori, dan apakah

3
adakah sumbangan signifikan temuan kajian ini natinya terhadap penyelenggaraan
pendidikan (dalam pengembangan bidang ilmu).
Jenis informasi yang mungkin tersedia untuk memberikan rasional dan alasan-
alasan pentingnya penelitian yang diusulkan dilakukan sebaiknya beragam. Sumber
jastifikasi pentingnya permasalahan penelitian yang diusulkan antara lain: keyakinan
dan pendirian peneliti, keprihatinan masyarakat dan lembaga, pendapat pakar/ahli
yang diterbitkan, permasalahan yang disarankan oleh kajian/penelitian lain,
kekurangan dan kelemahan kajian/penelitian yang telah diterbitkan. Lemahnya sajian
rasional sering ditandai dengan pengajuan ungkapan keyakinan dan ungkapan paktis
yang seringkali tidak terdokumentasikan. Sebaliknya, faktor yang dapat mendukung
rasional secara meyakinkan atas usulan permasalahan yang akan dikaji memerlukan
dokumentasi dari berbagai sumber seperti disebutkan di atas. Hal ini menunjukkan
bahwa membangun landasan rasional penelitian yang kuat yang didukung oleh
dokumentasi yang memadai memerlukan telaah pustaka yang luas.
Penyajian latar belakang meliputi apa yang telah diketahui tentang bidang
masalah yang menjadi perhatian dalam rencana penelitian. Hal ini diangkat dari telaah
hasil penelitian terdahulu, penerapan dalam pelaksanaan kegiatan/pekerjaan,
kesimpulan para peneliti yang saling mendukung. Di sisi lain, sajian harus pula
menampilkan apa yang belum diketahui—terutama telaah kritis penelitian yang
mengungkapkan kesimpulan yang berbeda-beda, garis-garis besar perbedaan dan
kontrovensi yang muncul, dan masalah-masalah/kelemahan rancangan penelitian
terdahulu. Selanjutnya, pada latar belakang peneliti harus dapat mengungkapkan
bagaimana penelitian yang akan dilakukan itu menjembatani kesenjangan dalam
pemahaman tentang permasalahan yang dikaji, bagaimana rancangan penelitian
mengatasi kelemahan dan kekurangan penelitian terdahulu dan menemukan jawaban
yang belum terungkap pada penelitian terdahulu.
Berikut ini diajukan satu contoh judul penelitian dengan rencana sajian latar
belakangnya.

Melatih Anak Bertanya tentang Apa yang Dibaca: Suatu Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Latihan Strategi Belajar Kognitif

(Teaching Children to Question What They Read: An Attempt to Improve Reading


Comprehension Through Training in a Cognitive Learning Strategy)
Latar Belakang Konsep yang diuraikan:

4
(Reading and a) Hubungan antara sekolah/pendidikan, kemampuan
workplace) membaca, dan tuntutan dunia kerja atas kemampuan
membaca.
b) Tingkat kemampuan membaca yang rendah (Gibson
& Levin, 1975; Fuentes, 1980; Sadtono dkk., 1995).
(Reading and a) Ulasan kritis tentang Reading sebagai basis utama
curricular skills keberhasilan dan prestasi dalam berbagai mata pelajaran di
and successes) sekolah.
b) Menuntun pembaca kepada rasional dan tujuan penelitian,
yakni mengidentifikasi cara efektif yang dapat meningkatkan
keterampialn membaca. (Curtis, Macdonald, Doss, & Davis,
1987);
(Pentingnya  Menurunkan angka DO dengan meningkatkan keterampilan
penelitian) membaca;
 Biaya tinggi perusahaan jika karyawan kurang terampil
membaca (Lauterborn, 1981);
 Program peningkatan keterampilan membaca (Burton &
Jones, 1982; NAEP, 1976; McClain, 1981).
 Apa yang belum diketahui dalam pengajaran reading
(Maxwell, 1972; Pflaum, Walberg, Karegioned & Rasher,
1980)
(Pengantar  Membangun landasan pendekatan dan teknik khusus yang
kepada rumusan akan dikaji (Glaser, 1979);
masalah)  Kerangka teknik baru dalam intervensi pengajaran Reading
(proses yang terkait dalam membaca, sampai kepada
instrumen pengukuran perilaku yang handal dan shahih;
ulasan kritis mengenai Cognitive Learning Strategy (Arter &
Jenkins, 1979; Hammil & Larsen, 1974; Larsen & Hammil,
1975; Minskoff, 1975; Perfetti & Lesgold, 1977; Weinstein et
al., 1981; Bergan, 1980, dan Hill & McGraw, 1981).
 Pilihan jenis strategi intervensi: anak dilatih melahirkan
pertanyaan dari bahan yang dibacanya (Durkin, 1978;
Alexander & Fuller, 1973; Seifert, 1980; Wong, 1979;
Hopkins, 1979)
Rumusan masalah  Dapatkah siswa dengan keterampilan kosakata yang
memadai untuk materi bacaannya dilatih mengembangkan
pertanyaan yang baik, dan jika demikian apakah peningkatan
dalam tanya-jawab menghasilkan pemahaman membaca dan
ingatan jika siswa diminta menggunakan teknik ini.

Penutup
Latar belakang disusun dengan mempertimbangkan (i) pendapat ahli/pakar
baik yang saling mendukung atau bersesuaian satu dengan lainnya, maupun yang
belum disepakati, saling bertentangan, atau berbeda satu dengan lainnya, dan (ii)
temuan para peneliti baik yang sejalan maupun yang saling berbeda, masalah-masalah
dalam hal desain penelitian terdahulu, dan kontroversi tentang masalah. Sebaiknya

5
rasional dan ungkapan tentang penting dan signifikannya masalah penelitian yang
diusulkan ada dokumentasi publikasinya.

6
Daftar Cek

Signifikansi Kajian/Penelitian:
a. Kejelasan konsep: Apakah persepsi dan pemahaman calon peneliti tentang
permasalahan jelas?
b. Bukti perlu dan urgennya penelitian: Apakah bukti dari sumber-sumber
independen mendukung perlu dan urgennya penelitian ini dilakukan?
c. Objektivitas: Apakah penelitian yang diusulkan terbebas dari kebiasan?
d. Asal masalah penelitian: Apakah faktor-faktor yang memunculkan masalah
telah dicermati atau diperiksa?
e. Kontribusi terhadap pengetahuan yang telah ada: Apakah penelitian ini
menjanjikan akan mengembangkan atau menyempurnakan pengetahuan yang
telah ada?
f. Keteraplikasian: Apakah tampak bahwa penelitian ini akan memiliki aplikasi
teoretis atau aplikasi praktis?

Pernyataan Masalah: Apakah pernyataan masalah berfungsi sebagai kendali atas fase-
fase dalam pelaksanaan penelitian?
a. Daya dorong keyakinan: Apakah pernyataan masalah memperjelas tujuan
penelitian bagi pembaca?
b. Fokus: Apakah pernyataan masalah telah menentukan batasan masalah?
c. Kendali atas rancangan penelitian: Apakah pernyataan masalah memberikan
rambu-rambu mengenai prosedur dan teknik penelitian yang akan diterapkan?
d. Kendali atas data: Apakah pernyataan masalah memperlihatkan kaitan dengan
data yang akan dikumpulkan?
e. Relevansi dengan judul penelitian: Apakah pernyataan masalah konsisten
dengan judul penelitian?
f. Kendali atas proses pelaporan: Apakah pernyataan masalah berfungsi sebagai
kendali atas temuan penelitian?
g. Kesesuaian dengan pengujian atau verifikasi: Apakah pernyataan masalah
menuntun kepada perumusan hipotesis yang akan diuji atau pertanyaan yang
harus dijawab?
h. Relevansi dengan pengetahuan: Apakah hipotesis atau pertanyaan inti memiliki
relevansi dengan bukti-bukti teori yang lebih besar?
i. Kejelasan: Apakah hipotesis atau pertanyaan inti jelas dinyatakan dengan
istilah yang spesifik, bukan dengan istilah yang bersifat umum?
j. Bentuk ganda: Apakah hipotesis atau pertanyaan inti melahirkan pernyataan
atau pertanyaan-pertanyaan tambahan dan rincian yang masing-masingnya
memerlukan konfirmasi?

You might also like