You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan
ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan.
Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara
psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera
mereka.Kadar gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan
otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada
lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus
dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang
enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang
cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung
banyak gizi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya penulisan ini yaitu :
1. Memgetahui pemenuhan kebutuhan gizi pada balita
2. Mengetahui menu makanan ideal untuk balita
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita
4. Mengetahui masalah-masalah yang mempengaruhi gizi balita

Makalah gizi dalam kespro


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemenuhan Gizi Pada Balita
1. Mengenal Balita
Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Utamanya,
makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia
lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai
dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasannya, faal (kerja alat tubuh semestinya) tubuhnya juga mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan
dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-
5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima
tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif,
sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

2. Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih
besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih
besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh
karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

3. Karakteristik Usia Prasekolah


Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras

Makalah gizi dalam kespro


kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih
besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat
mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak.
Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat
penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap
makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat
membangkitkan selera makan anak.

4. Peran Makanan Bagi Balita


a. Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur.
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta
pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2) Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus
atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang
larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Makalah gizi dalam kespro


5. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan
oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat
gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang
baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan
dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya
akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun


Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan
dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur


Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan
gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita)
adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan
kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan
gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang

Makalah gizi dalam kespro


berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang
berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif
baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan
bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan anak balita.
Masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak
menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang
mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu


Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak
baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae
menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi
kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan


Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu
masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk
makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada
datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri
sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan
tubuhnya.

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil


membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,
telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak
kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara
pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

Makalah gizi dalam kespro


d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat


Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang
baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa
2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan
menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan
anak akan berhenti keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan
pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah,
dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat
mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak
segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu
dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.
f. Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan
hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah
makanan.

g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.
Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai

Makalah gizi dalam kespro


untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi
saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. (
Dr. Harsono, 1999).

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang


a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam
usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan
balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus
kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding
dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya
sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan
stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan
usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk.


1) Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti
orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2) Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela
sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami
pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut

Makalah gizi dalam kespro


( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam
tubuh sudah habis.

3) Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian
ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi
dari asupannya.

b. Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan
dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai
dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-
anak sebagai berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai
keinginan orangtua.
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

8. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :


a. Faktor penyakit organis
b. Faktor gangguan psikologi

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:


1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan
menangis
2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu
sehingga anak menjadi tertekan
3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan
4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan

Makalah gizi dalam kespro


tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua
orang tuanya.
c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis,
faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )
1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan
menyembuhka penyakitnya melalui dokter.
2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
(a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat
menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.
(b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar
saat memberi makan anak.
(c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan
disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk
menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)
(d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan
sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang
baik.
Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa
hal berikut ini.
(a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak
benar-benar lapar dan haus
(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat
anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.
(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya
didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang
baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan
dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau
gizi lebih.

Makalah gizi dalam kespro


(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan
anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak
dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari
sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan
asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari
• Makanan Selingan Balita
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel
otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan
makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima
oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan
keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.
Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di

Makalah gizi dalam kespro


antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak
cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu
makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi
lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-
arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam
sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,
siang dan malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis
dibandingkan jika dibeli di luar rumah.
Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang
lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula
saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil
hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa
dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor
risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

B. Syarat pemberian Zat Gizi dan Zat Makanan Balita

Pemberian makanan untuk balita tidak boleh asal kenyang. Akan tetapi
harus diperhatikan kandungan gizinya agar sang buah hati tumbuh besar dan
pintar.

a. Protein.
Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang
diperlukan sebagai zat pembangun. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk
anak balita adalah 1,8-2 gram per kg berat badan atau setar dengan 8-10% total
energi. Untuk memperoleh mutu protein yang baik, seperlima dari kebutuhan
protein disuplai dari makanan hewani.

Makalah gizi dalam kespro


b. Lemak.
Lemak dibutuhkan sebagai sumber lemak esensial serta sebagai zat pelarut
vitamin A,D,E, dan K.
Pemberian lemak dianjurkan tidak lebih dari 8% dan pemberian lemak esensial
yaitu PUFA (asam lemak tidak jenuh ganda) diutamakan ± 10%. Asam lemak
esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan, memelihara kesehatan kulit, serta
mencegah terjadinya penyakit degeneratif sedini mungkin.

c. karbohidrat
karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi. Pemberian karbohidrat
yang dianjurkan adalah sebesar 60-65% total energi.

d. vitamin A
defisiensi vitamin A merupakan masalah kesehatan yang nyata pada balita.
Diperkirakan 3 juta balita diseluruh dunia setiap tahunnya menunjukan defisiensi
vitamin A sehingga menempatkan mereka pada resiko kebutaan. Vitamin A
beruntung untuk penglihatan, respon kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan
mental. Kecukupan vitamin A yang dianjurkan adalah 400-450 µg RE perhari.

e. vitamin B1
vitamin B1 mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat.
Kekurangan vitamin B1 akan menimbulkan gejala kehilang nafsu makan dan
mengganggu pertumbuhan. Kecukupan vitamin B1 yang dianjurkan adalah 0,5-
0,8mg per hari.

f. vitamin B12

defisiensi vitamin B12 akan menimbulkan keadaan anemia dan hal ini
dapat mengganggu regenerasi sel dan pertumbuhan jaringan. Kecukupan vitamin
B12 yang dianjurkan untuk baliata adalah 0,9 -1,2µg per hari.

g. asam folat
defisiensi asam folat dapat mengakibatkan anemia dan gangguan
pertumbuhan. Kecukupan asam folat yang dianjurkan adalah 150-200µg per hari.

h. kalsium
balita sedang berada pada masa pertumbuhan sehingga kekurangan
kalsium dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan dan kekerasan tulang yang
sedang di bentuk.
Kecukupan kalsium yang dianjurkan adalah 500mg per hari .

i. fluor (f)
flour dibutuhkan tubuh untuk membuat tulang dan gigi menjadi kuat.
Pungsi utamanya adalah mencegah terjadinya karies gigi. Kecukupan fluor yang
dianjurkan pada balita adalah 0,6-0,8mg per hari.

Makalah gizi dalam kespro


j. besi (fe)
saat ini, sekitar 3-5% anak-anak mengalami deisiensi zat besi. Defisiensi
besi dapat menghambat dan menurunkan perkembangan kognitif, juga
menurunkan daya tahan tubuh.

k. seng (zinc/zn )
seng mempunyai peran dalam sebagai komponen dalam banyak enzim dan
juga sebagai sintesis protein. Oleh karena itu, defisiensi seng pada anak-anak
dapat menghambat pertumbuhan, pematangan seks, fungsi kognitif, dan imunitas
tubuh.

l. serat
kandungan serat yang dianjurkan pada makanan balita adalah ± 7gram.

m. cairan
untuk menoptimalkan pencernaan maka jumlah cairan harus mencukupi,
yaitu 100-125 cc per kg berat badan. Batasannya adalah usia 2-3 tahun
membutuhkan 115-125 cairan per kg BB dan anak usia 4-5 tahun membutuhkan
cairan 100-110 cairan per kg BB. Contohnya, anak usia 4 tahun dengan BB 16 kg
akan membutuhkan cairan 1.600-1.760 cc atau 1,6-1,8 liter per hari atau 6-7 gelas
perhari. Cairan dapat dipenuhi dari minuman, air putih, kuah sayur dan buah-
buahan.

n. garam (natrium)
setelah berusia 1 tahun, ginjal seorang anak mulai mature (matang)
sehingga penggunaan garam dalam jumlah moderat bias ditoleransi. Namun,
penggunaan garam yang berlebihan atau bahan makanan yang mengandung
garam tinggi (misalnya dalam makan instant, bumbu instans) tidak dianjurkan
karena berhubungan dengan tekanan darah pada kehidupan selanjutnya.

o. gula
kerusakan gizi merupakan masalah utama pada balita. Oleh karena itu,
penambahan gula yang berlebihan pada makanan tidak dianjurkan. Gula
sebaiknya hanya diberikan untuk memberi rasa pada makanan.

2. Syarat Makanan Balita.

Anak balita biasanya susah untuk makan, anak balita lebih rewel saat
makan dan kerap menolak makanan yang diberikan. Oleh karena itu, dalam
memberi makanan balita, anda perlu taktik tersendiri.

Makalah gizi dalam kespro


a. Suhu
Mulut balita lebih sensitif dibandingkan dengan mulut orang dewasa. Oleh
karenanya, suhu makanan hangat-hangat kuku lebih baik dibandingkan suhu
panas.

b. Waktu makan
Pengaturan waktu makan akan memelihara kecukupan asupan zat gizi
balita. Untuk itu, berikanlah makanan 5-6kali waktu terdiri dari 3 kali makanan
utama dan 2-3 kali makanan selingan (snack)

c. Posisi makan
Balita mempunyai kapasitas lambung yang kecil. Oleh karena itu, porsi
makanan yang bisa ditolerir adalah porsi kecil. Untuk melengkapi kebutuhan gizi
balita, berikanlah makanan setiap 3-4 jam dengan porsi kecil, tetapi padat gizi.

d. Jenis makanan
Pemberian makanan utama dengan diselingi camilan akan membantu
mencegah balita dari gejala kelelahan dan nafsu makan balita terkontrol dengan
baik. Namun, jika camilan yang diberikan tinggi gula, selera makan anak pada
saat makanan utama akan menurun.

e. Warna makanan
Makanan yang diberikan kepada balita harus memiliki warna yang lebih
atraktif untuk meningkatkan selera makananya. Makanan disajikan dengan warna
menarik, lengkap dengan alat penyajian yang didesain dengan gambar dan bentuk
yang disukai balita.

f. Tekstur makanan
Karena proses pengunyahan balita belum berkembang baik sehingga
makanan yang sulit dicerna seperti daging atau sayuran yang berserat tinggi tidak
cocok untuk diberikan

C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit


Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,
muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani
dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan
balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.
1. Untuk balita dengan panas tinggi
penderita penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat.
Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-zat gizi menurun
dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun

Makalah gizi dalam kespro


biasanya menurun.
Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :
a. Konsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan
lain-lain.
b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering.
c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.
d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal
sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena
mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.
e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.

2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)


Diare pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare
diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu:
a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan
penyebab diare pada anak.
b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat
(umumnya laktosa), lemak dan protein.
c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu.
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).
Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit
(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab
masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu
kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah:


a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah
maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau

Makalah gizi dalam kespro


larutan gula garam.
b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau
terlalu dingin.
d. Bentuk makanan lunak.
3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan
Penyakit saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan umumnya
disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi
udara.
Mengatur makanannya dengan :
a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam
keadaan hangat.
b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.
c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-
lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.
d. Hindari makanan yang digoreng.
4. Untuk balita dengan gejala muntah
Muntah adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,
infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.
Syarat makanannya:
a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan
sering.
b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar
dan susu campur buah supaya segar.
c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan
protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging,
ayam dan lain-lain.
d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi
berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan
membuat mual.

Makalah gizi dalam kespro


5. Untuk balita dengan gejala batuk
Gejala batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit
bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya.

Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :


a. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan
bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.
b. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum.
c. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan
yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
d. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan
batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti
cokelat, permen, manisan dan minuman manis.
e. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih
tinggi dari biasanya.
f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi
makanannya.

D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita


• Perhitungan Berat Badan Ideal
Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir
Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

Makalah gizi dalam kespro


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. . Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan
dan kecerdasan bagi otak balita..
2. Pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status
gizi yang baik.
3. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.
4. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur
sangat diperlukan bagi balita
5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan
kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan,
vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.

B. Saran
1. Pengetahuan ibu harus lebih luas mengenai pemahaman tentang anak-anaknya.
2. Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk
balita.
3. ibu selalu menberikan asupan makanan yang mengandung 4sehat 5sempurna.
Dan ibu jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur
untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.

Makalah gizi dalam kespro


DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.


Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan
Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9
September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang
anak, Fakultas Kedokteran UI.
Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT
Gramedia. Jakarta.
Almasyhuri . 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil . Penelitian
Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15

Makalah gizi dalam kespro


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat agar dapat dipergunakan bagi pemula di bidang kesehatan
terutama mahasisiwi kebidanan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkannya.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak .oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Rosmida selaku dosen gizi dan kesehatan reproduksi
2. Teman-teman, Orang tua kami dan pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan sati persatu

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya supaya penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam
membuat makalah. Terima kasih.

Jakarta, 26 Maret 2010

Penyusun

Makalah gizi dalam kespro

You might also like