You are on page 1of 10

BAB I

PROSES MENUA

A. Konsep Menua
I. Pengertian
Menurut constantinidies, 1994 menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangkan secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Nugroho,2000:13). Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia
pertengahan (middleage) adalah kelompok usi 45 – 59 tahun, usia lanjut (elderly)
adalah kelompok usia 60 – 74 tahun, usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75 – 90
tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.

II. Teori – teori Proses Manua


Sebenarnya secara individual :
1. Tahap proses manua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses manua
Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain :
1. Teori Genetic Clock
Menurut teori ini manua terlah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu.
Setiap spesies mempunyai di dalam nuklienya suatu jam genetik yang telah di
putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi sel bila tidak berputar. Jadi menurut konsep ini jika jam
ini berhenti, kita akan mati meskipun tanpa di sertai kecelakaan lingkungan
ataunpenyakit terminal. Konsep ” genetic clock ” didukunga oleh
kenyataanbahwa ini cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihata
adanya perbedaan harapan hidup yang nyata.
2. Teori Mutasi Genetik ( Somatic Mutatie Theori )
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
3. Teori ” Pemakaian dan rusak ”
Kelebihan usaha stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah terbakar.
4. Pengumpulan dari pigmen atau leemak dalam tubuh yang di sebut ” Teori
akumulasi dari produk sisa ”.
5. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.
7. Reaksi dari kekebalan sendiri ( Auto Immunne Theori )
Didalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringa
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga tubuh menjadi
lemah dan sakit.
8. ” Teori imonologi saw virus ”

1
Sistem immu menjadi efektif denganbertambahnya usia dan masuknya virus ke
dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
9. Teori stres manua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh.
Regeneraasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebuhan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai.
10. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat dibentuk dialam bebas, tidak stabil radikal bebas 9
kelompok atom mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel – sel tidak dapat
regenerasi.
11. Teori rantai silang
Sel – sel yang tua dan usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,
kekacauan dan hilangnya fungsi.
12. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah yang membelah setelah sel–
sel mati.

III. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penuaan


Meliputi : hereditas adalah keturunan atau genetik, nutrisi atau makanan, status
kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan dan stres.

IV. Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia


Perubahan – perubahan fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Berkuranganya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan
intramuskuler
c. Menurunnya porposi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
d. Terganggunya mekaniksme perbaikan sel
e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5 – 10 %
2. Sistem Pernafasan
a. Cepat menurunya persarafan
b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan
stres
c. Mengecilnya saraf panca indra : berkurangnya pengelihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin
d. Kurangnya sensitif pada sentuhan
3. Sistem Pendengaran
a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan
atau daya pendengaran pada telingan dalam, terutama terhadap bunyi dan
atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50 %
terjadi pada usia diatas 65 tahun

2
b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya kretin
d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mangalami
ketegangan jiwa atau stres.
4. Sistem Pengelihatan
a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau
kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
pengelihat
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d. Hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, menurunnya
membedakan warna biru atau hijau
5. Sistem Kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding vaskuler menurun, katup jantung menebal dan
menjadi kaku
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumennya
c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke
duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg ( Mnegakibatkan pusing mendadak )
d. Tekanan darah meningkat diakaibatkan meningkatanya resistensi
pembuluh darah perifer, sistolik normalkurang lebih 170 mmHg, diastolik
normal kurang lebih 90 mmHg
6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Pada pengaturan tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai thermostat, yaitu
menerapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang
mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain :
a. Temperatur tubuh menurun atau hiportemi secara fisiologis kurang
lebih 350 C ini akibat metabolisme menurun
b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
banyak sehingga rendahnya aktifitas otot
7. Sistem Respirasi
a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunya
aktifitas silia
b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun
c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodiosidanpada
arteri tidak berganti
e. Kemampuan untuk batuk berkurang

3
f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurunseiring dengan pertambahan usia
8. Sistem Gastrointestinal
a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
e. Liver : semakin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
f. Menciutnya ovarium dan uterus
g. Atropi payudara
h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,
meskipun adanyan penurunan secara berangsur – angsur
i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
j. Selaut lendir menurun
9. Sistem Genitourinaria
Ginjal : mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 % fungsi tubulus berkurang
a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai
200 ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria
susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin
b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 %
tahun
c. Atrofi vulva
10. Sistem Endrokin
a. Produksi hampir dari semua hormon menurun
b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
c. Pitutari : pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya
didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACT,THS,FSH,dan
LH
d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunya BMR dan daya pertukaran zat
e. Menurunnyan prodiksi aldosteron
f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen
dan testosteron
11. Sistem Kulit
a. Kulit keriput atau mengkirut
b. Permukaaan kulit kasar dan bersisik
c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun
d. Kulit kepala dan rambut menitis berwarna kelabu
e. Rambut dan hidung dan telinga menebal
f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularitas

4
g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
12. Sistem Muskoloskeletal
a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
b. Kiposis, pinggang lutut dab jari – jari pergelangan terbatas geraknya
c. Discus intervertebralis menitis dan menjadi pendek
d. Persendian membesar dan kaku
e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan
tremor

V. Permasalahan yang timbul pada lansia


Berikut ini kits bicarakan masalah kesehatan lensia :
a. Permasalan Umum
a. Besarnya jumlah penduduk lensia dan tingginya prosentase kenaikan
lensia memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan
kesahatan bagi lanjut usia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan
meningkat menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah lensianya 15.262.199.
berarti 7.28 & ( Anwar, 1994 ). Menurut kinsilla dan taeuber ( 1993 )
peningkatan penduduk lansia dalam waktu 1990 – 2000 sebesar 41 % dan
merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1 )
b. Jumlah lansia miskin makin banyak
c. Nilai perkerabatan melebah, tatanan masyarakat makin individualistik
d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tanaga profesional yang melayani
lansia
e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia
f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan
populasi pada kehidupan dan penghidupan lansia
b. Pemasalaha Khusus
a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia
Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi, dan medik. Perubahan
akan terlihat pad jaringan organ tubuh seperti : kulit menjadi kering dan
keriput, rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan
menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang tinggi
badan menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk,
tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang dan mudah mudah
patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi
pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal
dan terjadi peningkatan tekanan darah, oto bekerja tidak efesien, terjadi
penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemikan pada wanita, otak

5
menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak
selalu menurun
b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia
Perubahan fisisk pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui
nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya : katarak,
kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia.

VI. Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan


Untuk mengatasipermasalahan kesehatan lansia, upaya yang dilakuakan pada
dasarnya dapat dikelompokan menjadi :
a. Upaya pembinanan kesehatan
b. Upaya pelayanan kesehatan, meliputi : upaya promotif, upaya preventif, upaya
diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan kecacatan, upaya rehabilitatatif,
upaya perawatan dan uapaya pelembagaan lanjut usia ( Setiabudhi, 1999 ).

6
BAB II
SISTEM ENDROKIN
Sistem endrokin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah
kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan ” endrokin ” karena
tidak mempunyai saluran keluar untukzat yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkannya itu
dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialairkan ke organ sasaran melalui pembuluh
darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh
khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
Kelenjar endrokin (endocrine gland) terdiri dari (1) kelenjar hipofise atau pituitari
(hypophysis or pituitary glan) yang terletak didalam rongga kepala dekat dasar otak. (2)
kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok yang terletak dileher bagian depan, (3)
kelenjar paratiroid (parathyroid gland) dekat kelenjar tiroid, (4) kelenjar suprarental
(suprarental gland ) yang terletak dikutub atas ginjal kiri – kanan, (5) pulau langerhans
(islets of Langerhans ) didalam kelenjar pankreas, (6) kelenjar kelamin (gonad) laki di testis
dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar endrokin
karena menghasilakan hormon.

A. Thymus
Jika dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang
dihasilkan, kelenjar thymus dapat dimasukan kedalam kelompok ini. Thymus terletak
dibelakang tulang dada anak – anak hingga usai pubertas. Setelahusia pubertas kelenjar ini
mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah
putih yang disebutb T-lymphocyte. Sel ini selanjutnya akan menetap didalam tubuh dan
mempunyai memory atau ingatan terhadap benda asing yang pernah masuk tubuh dan sel
tubuh yang abnormal ( termasuk sel kanker ). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini
akan memperbanyak diri menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan
suatu bagian sistem proteksi tubuh atau sistem imun (cell mediated immune system) yang
bersifat seluler. Efek serupa terjadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti (humoral
immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus tidak termasuk dalam
kelenjar endrokin. Walaupun tidak mempunyai saluran keluar, termasuk dalam sistem imun
tubuh.

B. GI. Hypophyse ( hipofise )


7
Kelopok hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di
dasar tenggorokan.kelenjar ini di bagi atas 2 b`agian, bagian depan dan bagian belakang.
Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hypotalamus (bagian otak). Kelenjar ini
menghasilakan hormon pertumbuhan ( growht hormone ), hormon perangsang tiroid (TSH),
perangsang gonad (PSH), dan lain – lain.
Hormoon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun
setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih
selama masa pertumbuhan, akan di dapat anaka menjadi sangat tinggi (gigantism), bila
prosedur itu terjadi setelah usia dewasa akan didapatkan manusai dengan bagian – bagian
tubuh tertentu tumbuh berlebih (dagu, jari, dll)dinamakan acromegali. Hormon yang kurang
pada mas anak – anak menyebabkan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kecil dengan
tubuh berimbang.
Hormon hopofise lain adalah follicle stimulating hormone yang merangsang hormon
sex dan prolactine yang mengatur produksi air susu ibu setelah melahirkan.
Kekurangan hormon tiroid ( teroxin ) dapat menyebabkan gangguangan pertumbuhan
pula. Secara fisik dapat dijumpai akibatnya sebagai seorang yang kecil dengan bagian tubuh
yang kurang proposional. Ada juga yang tumbuh kecil dengan mental terbelakang (cretin)
produksi hormon tiroid dirangsangkan oleh hormon hipofise (follicle stimulating hormone)
dan membutuhkan iodium.

C. Thyroid ( Tiroid )
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk miirip kupu – kupu yang menempel
dibagian batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan.
Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma pembesaran ini dapat disebabkan
oleh kebanyakan produksi hormone atau karena kekuranagn iodium hingga produksi hormon
berkurang dan pada kasus lain karena tumor. Kadang – kadang tiroid agak membesar pada
wanita membesar pada saat menjelang menstrubasi.
Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar, yang
bial berlarut – larut akan melemahkan jantung banyak keringat dan berat badan turun serta
nata menonjol seperti ikan koki.
Untuk memeriksa aktifitas produksi hormon tiroid disamping memeriksa kadar
thyroxin darah dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio isotop pada pasien yang
bersangkutan diberi iodium radio aktif dan dilihat bagaimana kelenjar tiroid menangkap zat
tersebut pembesaran tiroid yang aktif disebut hotnodule dan yang tidak aktif disebut cold
nodule.
Tidak semua pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis meningkatkan
produksi hormon, yang peru diperharikan adalah pembesaran yang terjadi kearah rongga dada
karena dapat menekan jalan nafas (trecea) dan esofagus (jalan makan). Tepat dibelakang
kelenjar tiroid terdapat serabut syaraf yang antara lain mengurus oto penggerak pita suara
(n.recurrens). Salah satu resiko pembedahan kelenjar tiroid adalah terpotongnya serabut
syaraf ini, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara hingga suara menjadi serak
berbisik. Walaupun sulit dan kecil kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki
dengan menyambung syaraf yang terputus itu, pada operasi kelenjar tiroid kulit leher

8
dipotong melintang dan tidak dijahit tetapi dijepit, dengan teknik ini dikurangi kemungkinan
adanaya tanda – tanda bekas operasi.
Pada setiapa operasi ahli bedah akan berusaha mengurangi bekas yang terlihat dari luar
tetapi pada orang tertentu tumbuhan jaringan ikat dibekas luka tak dapat dihindarkan jaringan
yang tumbuh itu dinamakan keloid.

D. GI. Parathyroid ( Paratiroid )


Kelenjar paratiroid menghasilakan parathormon yang turut mengatur kadar calcium
darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, berjumlah 4, terletak disudut kelenjar tiroid
karena itu kadanag- kadang ikut terpotong pada operasi tiroid, jika itu terjadi bagi yang
bersangkutan tidak menjadi masalah jika masih ada satu – dua kelenjar yang tertinggal tanpa
kelenjar ini yang bersangkutan akan kejang oto karena gangguan kadar calcium darah.

E. GI. Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis dinamakan juga kelenjar andrenal terdiri dari bagian pinggir
(cortex) dan tengah (medulla) bagian cortex manghasilakan hormon pengatur keseimbangan
cairan dan elekrtolit tubuh (adrenocorticotrohyc hormone, ACTH)dan vital untuk kehidupan .
bagian medulla menghasilakn adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis.
Kelenjar suprarenal juga menghasilakan sex hormone dalam jumlah sedikit.

F. GI. Pancreas ( Pulau langerhans )


Kelenjar pancreas melalui pulau – pulau langerhans yang tersebar didalamnya
manghasilkan hormon insulin dan glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan
penggunaan glukosa dalam darah. Gangguan produksi hormon insulin mengakibatkan
terjadinya penyakit diabetes mellitus.
Adakalanya seseorang sangat sensitif terhadap karbihidrat atau gula. Makan
karbohidrat me

G. Gonad
Gonad yang terdiri dari testi pada laki – laki dan indung telur ( ovary ) pada wanita
menghasilkan hormon sex pria atau wanita pada setiap laki – laki dan wanita sebenarnya
terdapat hormon sex wanita dan pria bersama – sam, dihasilkan oleh gonad dan kelenjar
suprarenal. Pada wanita keseimbangannya terletak pada hormon wanita yang lebih banyak
dan pada laki – laki.
Dan pada laki – laki dikabari sifat kejantanan pengaruh hormon sex laki – laki akan
hilang dan pengaruh hormon sex wanita akan menonjol.
Salah satu akibat hormon sex laki – laki dan wanita diluar pengaruh terhadap fungsi
sexual itu sendiri adalah pertumbuhan lapisan lemak tubuh. Hormon testosteron membantu
terbentuknya jaringan oto yang baik sedangkan hormon ekstrogen pada wanita membantu
tumbuhnya jaringan lemak. Pada pil KB formula lama hal ini perlu diperhatikan karena ada
9
pil yang cenderung bersifat maskulin ( endrogenic ) dan ada yang feminim ( estrogenioc).
Kepala botak kepada pria ( male pattern baldness )merupakan akibat hormon sex pria seperti
juga tumbuhnya jerawat.

10

You might also like