You are on page 1of 7

A.

Latar Belakang

Bumi semakin tak nyaman lagi untuk ditempati, suhu dipermukaan bumi-pun dari tahun

ke tahun terus meningkat. Global warming-pun kini bukan lagi merupakan isu nasional suatu

negara melainkan telah menjadi isu global yang mendapat perhatian serius oleh semua

negara. Berbagai usaha kini dilakukan untuk menanggulangi dampak dari kerusakan

lingkungan yang merupakan salah satu menjadi penyebab dari fenomena global warming

yang diakibatkan oleh peningkatan kegiatan industri oleh banyak negara.

Manusia sebagai pihak yang bertanggung jawab akan kerusakan alam dimuka bumi ini

haruslah mencari solusi untuk memperbaiki kondisi yang ada. Di lain pihak, pembangunan

ekonomi yang terus meningkat hampir disemua negara telah mendorong banyaknya

pembangunan disektor industri. Industrialisasi telah meningkatkan indeks pencemaran di

banyak tempat yang dampaknya melintasi batas negara. Pembangunan dan industrialisasi

mutlak dilakukan oleh setiap negara sebagai upaya untuk memajukan negara tersebut, namun

pembangunan yang tidak disertai dengan kepedulian akan lingkungan telah menyebabkan

kerusakan dan kehancuran lingkungan hidup yang ada dibumi. Melihat fenomena yang

terjadi itulah yang akhinya PBB sebagai organisasi internasional tertinggi tak ragu untuk

mencetuskan bahwa diperlukan suatu konferensi internasional yang dihadiri oleh negera-

negara agar dapat duduk bersama demi memecahkan permasalahan global tersebut, Maka

kemudian lahirlah pertemuan yang dinamai oleh UNCED. UNCED dapat dikatakan sebaga

langkah awal sebagai salah satu upaya .

Pada tahun 1992 di Rio De Janiero, Brazil diselenggarakanlah pertemuan internasional

yang membicarakan masalah lingkungan. UNCED “United Nations conference on


Environment and Development” atau Konferensi Khusus tentang Masalah Lingkungan dan

Pembangunan. Pertemuan UNCED ini juga mempunyai motto terkenalnya yang mendunia

yaitu ”think globally, act locally” menekankan pada pentingnya kebersamaan dari negara-

negara di dunia untuk bersama-sama mengatasi berbagai masalah kerusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pertemuan yang lebih sering dikenal sebagai

KTT BUMI dihadiri oleh 179 negara beserta dengan para ilmuwan, kalangan media massa

dan perwakilan NGOs.

B. Sustainable Development

KTT Bumi ini sangat penting karena untuk pertama kalinya memberikan kesadaran

keseluruh dunia bahwa masalah lingkungan sangat erat kaitannya dengan kondisi ekonomi

dan masalah sosial lainnya. Kebutuhan sosial, lingkungan dan ekonomi harus dipenuhi secara

seimbang. Pertemuan UNCED ini mencontohkan bahwa kalau seseorang miskin dan ekonomi

suatu negara lemah, maka lingkungan akan menderita, jika lingkungan dirusak dan sumber

daya dipergunakan secara berlebihan, masyarakat akan menderita dan ekonomi pun akan

memburuk.

Maka dari pada itulah lahir sebuah konsep yang dianggap tepat sebagai cara untuk

menyeimbangkan pembangunan dengan kepedulian lingkungan, yaitu kita mengenalnya

dengan konsep “sustainable development” atau “Pembangunan Berkelanjutan”, yang

maknanya ialah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi

kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidup1.Pembangunan

berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Namun juga, pembangunan

berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan, yaitu: pembangunan ekonomi, pembangunan

1
Sumber didapat dari Wikipedia. Dan definisi itu berasal dari Brundtland Report dari PBB, 1987 .
sosial dan perlindungan lingkungan. Program sustainable development yang diusung tersebut

kini mulai diimplementasikan kedalam kebijakan pembangunan disetiap negara. Untuk itu

diperlukan kerjasama antar pemerintah disuatu negara dengan pihak swasta, organisasi non

pemerintah maupun masyarakat sekitar.

C. Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Melaksanakan Program Pembangunan

Berkelanjutan

Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur sebagai upaya

menuju negara industri. Namun yang perlu diingat ialah dalam melakukan pembangunan

Indonesia harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan telah

memperhitungkan segala dampak yang akan ditimbulkan dari proses pembangunan tersebut.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam melakukan pembangunan.

Pembangunan saluran pembuangan limbah harus menjadi focus utama, agar tidak merusak

dan mengkontaminasi air dan tanah yang ada disekitarnya. Tata kota-pun tak lupus harus

diperhatikan, jangan sampai pembangunan infrakstruktur mengabaikan pembangunan green

area atau taman-taman kota. Harus ada strategi penyerapan air yang baik sebagai upaya

untuk menanggulangi dampak dari hujan lebat agar tidak terjadi banjir, karena masalah ini

akan merembet kemasalah lainnya yaitu kesehatan.

Pembangunan di sektor industri telah mengakibatkan masalah lain yaitu banyaknya emisi

karbon yang akan dihasilkan. Hal ini akan berdampak buruk kepada penurunan kadar

tersedianya oksigen di udara. Harus ada pembatasan emisi karbon baik itu dari pabrik-pabrik

industri maupun dari kendaraan bermotor. Maka dari pada itu, sebagai salah satu upaya yang

dilakukan oleh Indonesia dalam mengurangi angka emisi karbon, Indonesia turut meratifikasi
Protocol Kyoto melalui UUD RI nomor 17 tahun 2004 pada 24 Juli 2004. Indonesia sebagai

salah satu negara dari 141 negara yang telah meratifikasi Protokol Kyoto berkomitmen

untuk mengurangi emisi gas rumah kacanya sebesar 6% melalui berbagai progam yang

ditujukan untuk mengurangi emisi Gas rumah kaca.2

Seperti diketahui Indonesia ialah negara yang memiliki dan menyimpan sumber daya

alam yang luar biasa besar serta memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga didunia yaitu 138

Juta Ha. dan keberadaanya sangat penting sebagai penyangga paru-paru dunia dan

berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun sekarang posisi Indonesia

sebagai salah satu negara yang berfungsi sebagai paru-paru dunia dipertanyakan karena

berkurangnya hutan tropis yang disebabkan oleh pembukaan lahan yang diperuntukkan untuk

pembangunan industri. Berdasarkan catatan Kementrian Kehutanan sekurang-kurangnya 1,3

juta hektar Indonesia menyusut setiap tahun. Dari pantauan satelit dalam tigapuluh tahun

terakhir ini Indonesia telah kehilangan sepertiga luas hutan tropisnya3.

Menurut definisi pembangunan berkelanjutan oleh Emil salim, Yang dimaksud dengan

pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah suatu proses pembangunan

yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan

menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (yayasan SPES,1992:3) 4.

Oleh karena itu sangat diperlukan peran pemerintah Indonesia dalam mengatasi dampak

kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari proses pembangunan baik itu sektor industri
2
Protokol Kyoto ialah sebuah kesepakatan yang dihasilkan pada konferensi UNFCCC di Tokyo, Jepang pada tahun 1997. Adapun isinya ialah
Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara
kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengan tahun 1990. Sumber berasal dari www.wikipedia.com.

3
Sumber didapat dari http://www.suzannita.com/selamatkan-hutan-kita/.

4
Defenisi ini didapat dari makalah DR. H. ABDURRAHMAN, SH. MH dengan judul PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA.
maupun sektor lainnya. Usaha yang dilakukan pemerintah indonesia dalam melaksanakan

program pembangunan berkelanjutan sebagai upaya untuk mengurangi dampak kerusakan

lingkungan antara lain :

1. Indonesia mengadakan Indonesian Summit on Sustanaible Development di

Yogyakarta. ISSD bertujuan membangun komitmen dengan seluruh stake holders

untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan, mengidentifikasi dan menyusun

langkah-langkah sesuai situasi dan kondisi Indonesia.

2. Aktif dalam beberapa forum internasional, seperti:

a. Terlibat aktif dalam UNFCCC “United Nation Conferencee on Climate Change”

dan menjadi pencetus lahirnya Bali Road Map. Sebuah program yang ditujukan

untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan industri.

3. Mengadopsi agenda 21 dalam melakukan pembangunan nasional dengan membuat

UU No. 25 Tahun 2000, sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap

kesejahteraan rakyat dan pelestarian lingkungan. Sehingga mengeluarkan:

a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata

Guna Tanah.

b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL

(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,

dengan tujuan pokoknya:

1) Menanggulangi kasus pencemaran.


2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).

3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

D. Kesimpulan

Industrialisasi memang memberikan peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

pada umumnya terutama pendapatan ekonomi, namun dibalik itu semua ada harga mahal yang

harus dibayar yaitu kerusakan lingkungan. Lingkungan banyak dikorbankan untuk mengeruk

keuntungan dari sector industry, hal ini yang akhirnya menjadi dasar tercentusnya konsep

sustainable development atau pembangunan berkelanjutan pada saat konferensi internasional

UNCED “United Nation Conference Economic and Development” pada tahun 1992 di Brazil.

Walaupun konsep Sustainable Development merupakan sebuah jawaban akan usaha dari

masyarakat internasional untuk mereduksi ancaman global warming maupun dampak dari

kerusakan lingkungan, namun konsep itu tidak memiliki indicator yang jelas dan tidak

mempunyai bentuk nyata progam-program apa saja yang termasuk kedalam kategori dari

Pembangunan Berkelanjutan.

Masalah lainnya yang muncul ialah ketidakefektifan dan program-program yang

ditawarkan oleh pemerintah dan kurangnya perhatian dari pemerintah untuk mengatasi hal ini,

sehingga hingga saat ini kerusakan lingkungan masih menjadi momok mengerikan bagi setiap

Negara terutama Negara berkembang termasuk Indonesia. Maka dari pada itu perlu peran serta

dari segenap kalangan masyarakat agar pembangunan dan lingkungan dapat berjalan harmonis.
Yang dalam artian ialah pembangunan yang dilakukan benar-benar memperhatikan aspek

lingkungan.

You might also like