Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
komersial yang cukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipahami sebab sayuran
mempunyai nila gizi yang tinggi karena banyak mengandung vitamin A dan C
serta banyak mengandung unsur Ca dan P (Ashari, 1995). Adapun kandungan gizi
Selada yang mulai dibudidayakan dan dikembangkan saat ini adalah jenis
Crisphead lettuce atau selada krop. Disebut selada krop karena daunnya akan
bertangkup dan membentuk krop pada saat dewasa. Bagian krop inilah yang akan
1
2
dipanen dan dikonsumsi sebagai sayur atau lalap. Tanaman pada saat muda
(Pranowo, 2009).
antara lain berasal dari pasar swalayan, restauran t-restaurant besar (Fast Food
Eropa dan Cina), hotal-hotel berbintang di kota -kota besar, serta konsumen dari
luar negeri yang menetap di Indonesia, s ehingga perlu adanya upaya peningkatan
produksi selada baik secara kuantitas maupun ku alitas melalui teknik budidaya
yang baik. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi
dalam penelitian ini termasuk ordo tanah Andisol (Balitsa). Secara umum unsur
hara yang terdapat di dalamnya sudah cukup tinggi, namun kandungan unsur
nitrogen (N-total = 0,02), (Ca = 1,86), (Mg = 0,23), (Na = 0,14) sangat rendah,
tanaman, padahal untuk pertum buhan selada yang baik dibutuhkan kondisi tanah
yang kaya akan nitrogen, bahan organic, dan pH yang netral. Akibat orientasi
tersebut perlu adanya penambahan unsur hara sampai batas-batas tertentu yang
Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari
alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkand ung secara alami
organik tidak hanya berperan dalam penyediaan hara tanaman saja, namun yang
jauh lebih penting pupuk organik berperan terhadap perbaikan sifat fisik , pH
tanah, kapasiatas tukar kation, menetralisasi unsur yang meracuni tanaman atau
menghambat penyediaan h ara seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya
aktivitas mikrobia dalam tanah . Dari hasil aktivitas mikrobia tersebut akan
terlepas berbagai zat pengatur tumbuh, dan vitamin yang akan berdampak positip
Saat ini ada beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam .
pupuk hijau, dan pupuk mikro ba (Musnamar, 2006). Ditinjau dari bentuknya ada
produk samping dari budidaya cacing t anah berupa pupuk organik yang sangat
dan akan menjaga produktivitas tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang
4
dan auxin, mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp
kascing memiliki kemampuan untuk mengikat air dan unsur hara tanah lebih
tinggi dibanding pupuk kompos lainnya, pupuk kascing mengandung enzim yang
membantu dalam proses sintesis nutrisi dalam kascing, sehingga dapat langsung
kesehatan tanah dan tanaman, juga menjadi sumber nutrisi bagi mikroba tanah.
produksi pertanian cukup banyak. Untuk itu perlu adanya suatu upaya untuk
menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah pupuk organik berbentuk
cairan. Pupuk cair umumnya hasil ekstrak bahan organik yang sudah dilarutkan
dengan pelarut seperti air, alkohol, atau minyak (Musnamar, 2006). Pupuk cair
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk cair kotoran ayam (biokultur).
oleh penggunaan pupuk kimia yang terus menerus , maka berkembanglah pada
akhir-akhir ini konsep pertanian organik, yang salah satu langkah untuk
organik. Walaupun penggunaan pupuk organik sudah bukan bahan yang baru lagi,
pupuk kascing dan dosis pupuk cair kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil
sebagai berikut :
1. Apakah kombinasi dosis pupuk kascing dan pupuk cair kotoran ayam
2. Kombinasi dosis pupuk kascing dan pupuk cair kotoran ayam manakah
selada.
kascing dan pupuk cair kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
selada.
masyarakat luas khususnya bagi petani mengenai penggunaan pupuk kascing dan
pupuk cair kotoran ayam yang tepat, sehingga dapat dijadikan bahan
faktor tanah. Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman, juga merupakan
suatu bentuk ekosistem dinamis yang tersusun atas berbagai komponen penting
tanaman harus tumbuh lebih baik dan memberikan hasil lebih banyak dengan
kualitas lebih tinggi. Akibat orientasi tersebut penambahan unsur hara harus
buatan secara tajam. Penggunaan pupuk buatan berkonsentrasi tinggi yang tidak
hara lain. Selain itu, akan berdampak pada penyusutan kandungan bahan organik
perlu menguasai tiga hal yang berkaitan dengan pemupukan, yaitu : tanah,
tanaman dan pupuk. Beberapa faktor pada tanah yang dapat mempengaruhi
tanaman berhubungan dengan kemampuan men yerap hara secara maksimal dan
adalah dosis dan jenis pupuk yang diaplikasikanya , sehingga dengan demikian
kebutuhan tanaman akan pupuk dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai
pasokan hara tanah juga tidak kalah pentingnya berpengaruh terhadap sifat fisik,
biologi dan kimia tanah lainnya. Keadaa n fisik tanah yang baik dapat menjamin
pertumbuhan akar tanaman dan sebagai tempat aerasi tanah yang baik. Peran
pupuk organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur,
konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah
yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu
struktur tanah. Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap struktur tanah sanga t
berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tana h yang banyak
mengandung pasir pupuk organik dapat diharapkan merubah struktur tanah dari
dan ukuran agregat atau me ningkatkan kelas struktur dari halus menjadi sed ang
organik yang kita tambahkan dan jenis tanahnya. Penambahan pupuk organik
yang belum masak (misal pupuk hijau) atau pupuk organik yang masih
tanah, karena selama proses dekomposisi akan melepaskan asam -asam organik
penambahan pupuk organik pada tanah masam, antara lain inseptisol, ultisol dan
tanah. Peningkatan pH tanah juga akan terjadi apabila bahan organik yang kita
tambahkan telah terdekomposisi lanjut ( matang), karena bahan organik yang telah
Peran pupuk organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah tidak terlepas
dengan proses mineralisasi yang merupakan tahap akhir dari proses pero mbakan
yang dikenal dengan proses aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah besar
utama dalam tanah (Tisdel dan Nelson, 1974). Amonium dapat se cara langsung
9
untuk segera dioksidasi menjadi nitrat yang disebut dengan proses nitrifikasi.
Nitrifikasi adalah proses bertahap yaitu proses nitritasi yang dilakukan oleh
bakteri Nitrosomonas dengan menghasilkan nitrit, yang segera diikuti oleh proses
oksidasi berikutnya menjadi nitrat yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter yang
disebut dengan nitratasi. Nitrat merupakan hasil proses mineralisasi yang banyak
disukai atau diserap oleh sebagian besar tanaman budidaya. Namun nitrat ini
mudah tercuci melalui air drainase dan menguap ke atmosfer dalam bentuk gas
optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapa tkan hasil positif hanya 10% -
20% dari volume media tanam. Kascing mempunyai struktur remah, sehingga
kascing pada tanah dapat m emperbaiki sifat fisik tanah, struktur tanah, porositas,
untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro, meningkatkan pH
tanaman, seperti giberelin 2,75%, sit okinin 1,05% dan auksin 3,80%. Jumlah
mikroba yang banyak dan aktifitasnya yang tinggi bisa mempercepat mineralisasi
10
atau pelepasan unsur-unsur hara dari kotoran cacing menjadi bentuk yang tersedia
bagi tanaman.
dan pupuk organik cair meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Hal
ini diduga karena kascing mengandung asam humat yang berperan terhadap
sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung maupun ti dak langsung yang
bobot basah dan bobot kering tanaman selada. Penambahan pupuk kascing ke
dalam media tanam diduga dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman,
Menurut hasil penelitian Deli (2010) pemberian pupuk kascing pada dosis
meningkatkan tinggi tanamn, jumlah klorofil, dan produksi tanaman selada. Hal
ini diduga karena pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat
membuat tanah menjadi subur dan gembur sehingga akar tanaman dapat
menyerap hara dengan mudah. Dengan tercukupinya unsur hara, maka proses
pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Hal ini diperkuat oleh hasil
status unsur nitrogen dari sangat rendah menjadi tinggi. Hal ini senada dengan
11
penyataan Jones cit. Engelstad (1997), bahwa hasil analisis jaringan daun dengan
kategori hara tinggi untuk unsur nitrogen dapat menghasilkan persentase hasil
1.5 Hipotesis
berikut :
1. Kombinasi dosis pupuk kascing dan pupuk cair kotoran ayam berpengaruh
2. Terdapat salah satu kombinasi dosis pupuk kascing dan pupuk cair kotoran
tanaman selada.