Professional Documents
Culture Documents
TRIADE DOBEREINER
Johann Wolfgang Dobereiner pada tahun 1829 menemukan adanya beberapa
kelompok tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan
massa atom.
Triad Dobereiner
HUKUM OKTAF NEWLANDS
Hukum oktaf ditemukan oleh A. R. Newlands pada tahun 1864. Newlands
mengelompok-kan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif unsur.
Kemiripan sifat ditunjukkan oleh unsur yang berseliih satu oktaf yakni unsur ke-1
dan unsur ke-8 serta unsur ke-2 dan unsur ke-9. Daftar unsur yang berhasil
dikelompokkan berdasarkan hukum oktaf oleh Newlands ditunjukkan pada tabel
berikut.
John Newlands
4.
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah Unsur dalam satu jalur horisontal
(mendatar) memiliki kesamaan jumlah kulit yang terisi elektron, sedangkan
elektron valensinya (elektron pada kulit terluar) akan bertambah dari kiri ke
kanan.
Sedangkan konfigurasi elektron unsur pada jalur vertikal (tegak), kita dapat
mengambil contoh unsur dalam Golongan IA yang diperlihatkan pada tabel 10.
Dengan demikian maka jumlah kulit yang terisi elektron menyatakan perioda
sedangkan jumlah elektron valensi menyatakan golongan.
Contoh lain:
Buktikan untuk unsur Belerang (S) dengan nomor atom 16. konfigurasi elektron
unsur belerang adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, kulit terluarnya adalah 3, sehingga berada
pada baris ke tiga (mendatar) sedangkan elektron valensi pada kulit tersebut adalah
6 yaitu 2 buah pada 3s dan 4 buah pada 3p sehingga pada kolom ke enam. Maka
unsur S dalam Sistem Periodik Modern terletak pada periode ke tiga dan golongan
VIA.
Contoh lain: Temukan posisi unsur Platina dengan nomor atom 78 pada Sistem
Periodik Modern!
Caranya :
Dikatakan unsur transisi dalam karena memiliki sifat yang mirip dengan unsur
transisi Aktinium (nomo atom 57) dan unsur transisi Lantanium (nomor atom 89).
Contoh soal:
Tentukanlah posisi (Perioda dan Golongan) unsur berikut dalam Sistem Periodik
Modern!
Penyelesaiannya adalah:
1. Unsur Ba Golongan IIA Periode 6
2. Unsur I Golongan VIIA Periode 5
3. Unsur Mo Golongan VIB Periode 5
4. Unsur Au Golongan IB Periode 6
5. Unsur Sm Golongan Lantanida Periode 6
6. Unsur Am Golongan Aktinida Periode 7
Blok s dimiliki oleh unsur Golongan IA dan Golongan IIA. Blok p dimiliki oleh unsur
Golongan IIIA sampai Golongan VIIIA. Blok d dimiliki oleh unsur golongan transisi
yaitu Golongan IB sampai Golongan VIIIB. Blok f dimiliki oleh unsur golongan
Lantanida dan Aktinida.
Selanjutnya Anda perhatikan kolom blok dan subkulit! Blok s dengan subkulit ns 1
dan ns2, blok p dengan subkulit ns 2 np1 sampai ns2 np6 dan blok d dengan subkulit (n
– 1)d1 ns2 sampai (n – 1)d10 ns2, sedangkan blok f dengan subkulit (n-2)f 1 ns2 sampai
(n-2)f14 ns2. Dimana n merupakan kulit yang menunjukkan periodanya.
Contoh: Tentukan pada blok apakah unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47!
Penyelesaian:
Buatlah konfigurasi elektron unsur Perak (Ag) dengan nomor atom 47 yaitu 1s 2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9, konfigurasi elektron yang stabil adalah 1s 2 2s2 2p6
3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10. Dari konfigurasi elektron tersebut, dapat diketahui
subkulit terakhir adalah d sehingga unsur Perak berada pada blok d.
Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan
kenaikan nomor Atom, yaitu dari kiri kekanan dalam satu periode atau dari kiri
kekanan dalam satu golongan.
1. Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar.
Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah
kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya.
Jadi : dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti
semakin bertambahnya muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Akibatnya tarikan inti
terhadap elektron terluar makin besar pula, sehingga menyebabkan semakin
kecilnya jari-jari
atom.
Jadi : dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atomnya semakin kecil.
2.Afinitas Elektron
Adalah energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas
apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif
Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan
IIA dan VIIIA.
Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan VIIA..
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar.
Contoh: Cl(g) + e¯ → Cl¯(g) (∆H=-348kj)
3.Energi Ionisasi
Adalah energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk
melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1 (kation).
Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi
yang lebih besar (disebut energi ionisasi kedua), dst.
EI 1< style="font-style: italic;">bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron
terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan.
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom
semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar/kuat.
Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan .
+
Contoh : 11 Na + energi ionisasi → Na + e
4.Keelektronegatifan
Adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu
senyawa (dalam ikatannya).Diukur dengan menggunakan skala Pauling yang
besarnya antara 0,7 (keelektronegatifan Cs) sampai 4 (keelektronegatifan F).
Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar.
Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil.
Contoh soal:
Tentukan unsur mana yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar?
a. Karbon(nomor atom= 6) dengan Oksigen (nomor atom=8)
b. Fluorin (nomor atom=9) dengan Klorin(nomor atom=17)
Jawab
a. Karbon mempunyai konfigurarasi elektron C= 2.4, terletak pada golongan IVA dan
periode 2
Oksigen mempunyai konfigurasi elektron O=2.6, terletak pada golongan VI A dan
periode 2
Dalam satu periode keelektronegatifan dari kiri ke kanan semakin besar.Letak O
sebelah kanan dari C sehingga keelektronegatifan O lebih besar dari C
b. Fluorin mempunyai konfigurasi elektron F=2.7, terletak pada golongan VII A dan
periode 2
Klorin mempunyai konfigurasi elektron Cl=2.8.7, terletak pada golongan VII A dan
periode 3
Dalam satu golongan keelektronegatifan dari atas ke bawah semakin kecil. Letak Cl
dibawah F sehingga keelektronegatifan Fluorin lebih besar dari Cl
Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang
ditempati elektron.
Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah kulit elektron dan
muatan inti atom. Makin banyak jumlah kulit elektron maka jari-jari atom
semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama banyak maka yang
berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti. Semakin
banyak muatan inti atom, makin besar gaya tarik inti atom terhadap
elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke inti. Jadi, semakin banyak
muatan inti, maka semakin pendek jari-jari atomnya.
Unsur-unsur yang segolongan, dari atas ke bawah memiliki jari-jari atom yang
semakin besar karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak.
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi,
tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke
kanan letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin banyak, sehingga
tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron
terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-unsur yang seperiode,
jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.
Dalam satu golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai
jumlah elektron valensi sama dan jumlah kulit bertambah. Akibatnya, jarak
elektron valensi dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atom dalam satu
golongan makin ke bawah makin besar. Jadi dapat disimpulkan:
1) Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah besar dari atas ke bawah.
2) Dalam satu periode, jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan.
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion
negatif.
Penjelasan:
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan
dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil,
energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+).
Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan
energi ionisasi.
Keelektronegatifan
Penjelasan:
Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menetukan/membandingkan
keelektronegatifan unsur-unsur. Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan
dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar daya tarik elektron
semakin besar energi ionisasi, juga semakin besar (semakin negatif) afinitas
elektron.
Jadi, suatu unsur (misalnya fluor) yang mempunyai energi ionisasi dan
afinitas elektron yang besar akan mempunyai keelektronegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung
makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah
membentuk ion positif.
a. Energi Ionisasi
Dalam satu periode, energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan. Hal ini
dikarenakan muatan inti bertambah positif dan jari-jari atom berkurang.
Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti dan elektron terluar semakin
kuat. Akibatnya, energi ionisasi semakin bertambah.
Dalam satu golongan, energi ionisasi berkurang dari atas ke bawah. Hal ini
dikarenakan gaya tarik menarik inti dengan elektron terluar semakin lemah.
Jumlah elektron yang dapat dipindahkan dari atom netral bisa lebih dari satu.
Oleh karena itu, kita mengenal istilah energi ionisasi pertama, energi ionisasi kedua,
dan seterusnya. Simak hal ini pada pemindahan sejumlah elektron dari atom X
berikut.
Harga energi ionisasi pertama lebih kecil dibandingkan harga energi ionisasi
kedua; harga energi ionisasi kedua lebih kecil dibandingkan harga energi ionisasi
ketiga; dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sulit memindahkan
elektron berikutnya karena semakin kuatnya gaya tarik menarik inti dan elektron
berikutnya.