Professional Documents
Culture Documents
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada
pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun
suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses
utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi hanya terjadi pada molekul
mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi. Molekul mRNA yang
merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca
terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri
atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon
pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap
tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA
saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam
amino tertentu.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein
yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan
elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini
disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan
ATP.
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang
memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Dalam
kompleks inisisasi, ribosom “membaca” kodon pada mRNA. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan
ribosom yang datang untuk membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan
beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip
tusuk sate, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”.
Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan.
Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa
antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per
satu diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak
dan membaca kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan
diterjemahkan oleh tRNA yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan
komplemen antikodon tRNA tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan asam amino yang di sampingnya membentuk
dipeptida.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom
mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai
sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian
“diproses” menjadi protein.
http://substansigenetika.net/wp/tag/2-translasi/
Secara umum regulasi gen memberikan kontrol sel atas semua struktur dan fungsi,
dan merupakan dasar untuk diferensiasi selular, morfogenesis dan fleksibilitas dan
adaptasi dari organisme apapun.
Setiap langkah ekspresi gen dapat dimodulasi, dari langkah transkripsi DNA-RNA
untuk modifikasi pasca-translasi protein. Stabilitas produk gen akhir, apakah itu
RNA atau protein, juga berkontribusi untuk tingkat ekspresi gen - sebuah hasil
produk yang tidak stabil di tingkat ekspresi rendah. Dalam ekspresi gen umum
diatur melalui perubahan dalam jumlah dan jenis interaksi antara molekul yang
secara kolektif mempengaruhi transkripsi DNA dan translasi RNA.
Transkripsi regulasi
Peraturan transkripsi dapat dibagi ke dalam tiga rute utama pengaruh; genetik
(interaksi langsung dari faktor kontrol dengan gen), modulasi (interaksi faktor
kontrol dengan mesin transkripsi) dan epigenetik (non-urutan perubahan struktur
DNA yang pengaruh transkripsi).
interaksi langsung dengan DNA adalah metode paling sederhana dan paling
langsung protein yang bisa mengubah tingkat transkripsi dan gen sering memiliki
situs beberapa protein mengikat sekitar wilayah coding dengan fungsi spesifik
mengatur transkripsi. Ada banyak kelas situs DNA peraturan mengikat dikenal
sebagai peningkat, isolator, represor dan peredam. Mekanisme untuk mengatur
transkripsi sangat bervariasi, dari memblokir situs-situs mengikat tombol pada
DNA polimerase RNA untuk bertindak sebagai penggerak dan mempromosikan
transkripsi dengan membantu RNA polimerase mengikat.
Lebih baru-baru ini telah menjadi jelas bahwa ada pengaruh yang besar non-DNA
urutan-efek khusus tentang terjemahan. Efek ini disebut sebagai epigenetik dan
melibatkan orde yang lebih tinggi struktur DNA, protein non-urutan DNA spesifik
mengikat dan modifikasi kimia DNA. Efek epigenetik umum mengubah
aksesibilitas DNA untuk protein dan memodulasi transkripsi.
metilasi DNA adalah mekanisme luas bagi pengaruh epigenetik pada ekspresi gen
dan terlihat pada bakteri dan eukariota dan memiliki peran dalam membungkam
transkripsi diwariskan dan regulaton transkripsi. Pada eukariota struktur kromatin,
dikendalikan oleh kode histone, mengatur akses ke DNA dengan dampak penting
terhadap ekspresi gen di daerah euchromatin dan heterochromatin.
Pasca-transkripsi regulasi
Translasi peraturan
Degradasi protein
Setelah selesai sintesis protein tingkat ekspresi protein yang dapat dikurangi
dengan degradasi protein. Ada jalur utama degradasi protein dalam semua
prokariota dan eukariota yang proteasome adalah komponen umum. Sebuah
protein yang tidak diperlukan atau rusak sering diberi label untuk degradasi
dengan penambahan ubiquitin.
http://www.news-medical.net/health/Regulation-of-Gene-Expression-
%28Indonesian%29.aspx
mRNA pada eukariot berasal dari transkrip gen primer yang melalui
beberapa tipe proses, antara lain:
Secara garis besar translasi pada eukariot sama dengan translasi pada
prokariot, perbedaannya hanya pada beberapa hal saja, misalnya, kelompok
Afet
protein dari methyonil-dRNAi tidak dibentuk dan sebagian besar mRNA
eukariot dipelajari untuk memperoleh monogenik.
Sisa adenin pada posisi enam dalam TACTAAC box lengkap dan
diketahui untuk menentukan petunjuk dari reaksi penyambungan. Urutan sisa
intron pada sebagian besar gen inti sangat berbeda dan muncul secara acak. Intron
gen mitokondria dan kloroplas mengandung urutan konserv yang berbeda dengan
gen inti.
1. Membran inti dan splicing endonuklease membuat dua potongan yang sama
pada ujung akhir intron.
4. reaksi ligase terakhir melalui pemecahan 3’-OH bebas pada interior 5’ fosfat
dengan melepaskan AMP.
Intron dalam prekusor mRNA nuclear dipotong dalam dua tahap seperti pada
intron sel ragi pre-tRNA dan pre-rRNA. Pada prekusor mRNA, intronnya tidak
dibelah oleh nuclease da ligase melainkan oleh struktur protein yang disebut
spliceosome. Spliceosome mengandung molekul RNA yang disebut snRNA. Lima
snRNA yaitu; U1, U2, U4, U5 dan U6. yang berpengaruh dalam pemotongan pre-
mRNA nuclear sebagai komponen dari spliceosome. Tahap pemotongan ini juga
diabgi menjadi dua tahap. Tahap pertama, pembelahan terjadi pada ujung 5’intron
dan phosphodiester 2’-5’yang dibentuk diantara posisi 5’G yang ditempatkan
mendekati ujung 3’intron. Tahap kedua, gen digabungkan oleh ikatan
phosphodiester 3’-5’ dan intron yang telah terbentuk dilepaskan.
http://iqbalali.com/2008/10/07/transkripsi-dan-translasi/
Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk gen. Gen
tersebut berupa rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi dalam gen akan
diterjemahkan dalam bentuk mRNA. mRNA kemudian akan digunakan untuk
merangkai asam amino yang didapatkan dari luar dan dalam tubuh.
Sintesis protein terjadi pada organel yang dinamakan dengan ribosom. Sintesis
protein sangat memerlukan keberadaan RNA, yaitu suatu rantai tunggal basa
nitrogen dengan backbone yang sama dengan DNA. Adapun pembagian jenis-
jenis RNA secara lengkap adalah sebagai berikut.
RNA duta merupakan RNA yang dibuat oleh proses yang dinamakan dengan
transkripsi pada inti sel. Peranan mRNA adalah membawa informasi genetik yang
ada pada DNA menuju ribosom. Informasi yang terdapat pada mRNA berupa
kodon yang tersusun secara triplet, misalkan UCA, UCU, atau AAG. Kodon
tersebut dibuat triplet atau tiga-tiga karena 4 pangkat 3 hasilnya 64, yang
kombinasi hurufnya diatas 20.
RNA transfer merupakan RNA yang berperan untuk membawa asam amino dari
sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis protein. tRNA disintesis di salah
satu bagian inti sel secara langsung. Dalam proses pentransferan asam amino,
tRNA memerlukan energi yang berasal dari pemecahan molekul ATP menjadi
ADP + Pi.
Ribosomal RNA inilah yang sering kita namakan sebagai ribosom. rRNA
merupakan organel yang tersusun atas subunit besar dan subunit kecil. Ribosom
terdapat di sitoplasma sebagai ribosom bebas atau terikat pada Retikulum
endoplasma. Pada saat sintesis protein berlangsung, ribosom biasanya membentuk
polisom atau poliribosom. Polisom bukanlah gabungan beberapa ribosom,
melainkan hanya beberapa ribosom yang membaca satu rantai mRNA secara
bersamaan sehingga tampak seperti berkelompok-kelompok. Poliribosom
biasanya ada 4 atau 5 ribosom yang membaca pada satu rantai mRNA yang sama.
Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting dalam setiap
tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim RNA polimerase, yaitu
suatu enzim yang melaksanakan proses penerjemahan DNA menjadi mRNA
(proses transkripsi). Enzim amino asil transferase berperan penting dalam
memindahkan rantai yang terbentuk saat proses perangkaian asam amino.
Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi dan translasi.
Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA dari DNA
dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom. Setelah itu, proses
translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino, berlangsung
di ribosom.
Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan diterjemahkan menjadi
mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi protein dinamakan dengan
rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan rantai pasangannya
dinamakan DNA antisense. Dari DNA template inilah mRNA akan membentuk
rantai berpasangan dengan basa-basa yang ada pada DNA sense.
Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi yang
bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang terbentuk selanjutnya
akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, kemudian diterjemahkan menjadi
protein di ribosom.
Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya mRNA
yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan karena pre-mRNA
masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian kodon yang tidak bisa
diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat banyak pada DNA eukariotik.
Bagian yang akan menjadi mRNA matang dinamakan dengan ekson. Ekson
mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi protein.
Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA. Proses
splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara genetik tidak
mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi sebelum mRNA
dikeluarkan dari inti sel.
a. Inisiasi
Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom (30
S) lewat ujung 5′. Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel pada subunit besar
ribosom (50 S). Proses tersebut akan menyebabkan asam amino Metionin dengan
kodon AUG menjadi asam amino pertama yang menempel pada ribosom. Hal
penting yag perlu diingat adalah bahwa asam amino metionin merupakan asam
amino yang selalu pertama kali menempel pada ribosom saat sintesis protein. Hal
tersebut berkaitan dengan adanya kondon start, yaitu AUG (Metioinin), yang
merupakan kode untuk proses perangkaian asam amino (sintesis protein
sebenarnya) dimulai.
Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA, UAG, atau
UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino, merupakan kodon
yang memerintahkan untuk penghentian sintesis protein. Faktor pelepas akan
menempel pada ribosom setelah pembacaan kodon stop. Faktor pelepas tersebut
menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya diikuti dengan
pemisahan subunit besar dan kecil ribosom.
Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai polipeptida)
yang masih belum fungsional. Untuk menjadi fungsional, protein harus
dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan sel.
Referensi: Fried, G.H. & G.J. Hademenos dalam Biologi ed. ke-2. Schaum’s
Outlines.
http://www.wendyismy.name/biologi/biologi-umum/sintesis-protein.html
Semua aktivitas sel dikendalikan oleh aktivitas nukleus. Cara pengendalian ini
berkaitan dengan aktivitas nukleus memproduksi protein, dimana protein ini
merupakan penyusun utama dari semua organel sel maupun penggandaan
kromosom. Contoh protein yang dapat dihasilkan seperti protein struktural yang
digunakan sebagai penyusun membran sel dan protein fungsional (misalnya
enzim) yang digunakan sebagai biokatalisator untuk berbagai proses sintesis
dalam sel.
Protein adalah polipeptida (gabungan dari beberapa asam amino). Maka untuk
membentuk suatu protein diperlukan bahan dasar berupa asam amino. Polipeptida
dikatakan protein jika paling tidak memiliki berat molekul kira-kira 10.000. Di
dalam ribosom, asam amino-asam amino dirangkai menjadi polipeptida dengan
bantuan enzim tertentu. Polipeptida dapat terdiri atas 51 asam amino (seperti pada
insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada fibroin, protein sutera).
Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino penyusunnya dan
panjang pendeknya rantai polipeptida. Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya
bahwa ada 20 macam asam amino penting yang dapat dirangkai membentuk
jutaan macam kemungkinan polipeptida.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis
makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam
amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama
dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap
kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik
pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan secara
skematis sebagai berikut.
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan
asam amino. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu
inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor
protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi.
Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi.
Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip
dengan ATP.
1. Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh ribosom,
kemudian mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA masuk ke
ribosom, ribosom “membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk
setiap 3 urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang
datang untuk mebaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa
ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk satu, di
mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”. Dengan
demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika
kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa
antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.
2. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per
satu pada asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA
lebih masuk, guna membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera
diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil membawa asam amino
serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan
serine membentuk dipeptida.
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera
diterjemahkan oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA
tersebut masuk ke ribosom. Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida
yang telah terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses
pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan
ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon
molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul
mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk
mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit
ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan
peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang
baru tiba.
3. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop
mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon
stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian “diproses” menjadi
protein.
DNA
DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas
polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis
protein.
• Pirimidin, terdiri dari basa nitrogen sitosin dan timin . pada RNA,
timin diganti dengan urasil.
REPLIKASI DNA
Replikasi DNA berarti penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA
yaitu :
1. Model konservatif.
3. Model dispersi.
Pada Sintesis protein, salah satu rantai DNA akan dikodekan oleh
mRNA. Rantai yang dikodekan tersebut disebut DNA Sense atau
DNA template, sedangkan rantai pasangannya yang tidak dicetak
disebut DNA Antisense atau DNA Komplementer. Triplet kode-
kode genetik DNA yang dikodekan oleh mRNA disebut kodogen.
RNA
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai panjang lurus yang
berfungsi dalam sintesis protein. Terdapat 3 jenis RNA yaitu:
1. mRNA(messenger RNA atau RNA duta/RNAd), bertugas untuk
mengkodekan kode genetik dari DNA untuk sintesis protein.
Terdapat di anak inti.sel. Triplet kode genetik pada mRNA
disebut kodon.
2. tRNA(transfer RNA atau RNAt), bertugas untuk mencocokkan
triplet yang ada pada mRNA dengan protein yang sesuai.
Terdapat di sitoplasma. Triplet kode genetik pada tRNA disebut
antikodon.
3. rRNA(ribosomal RNA atau RNAr), bertugas untuk
memasangkan kodon mRNA dengan antikodon tRNA dan
menggeser rantai-rantai supaya terbentuk polipeptida(protein).
Terdapat di ribosom.
2. Gugus fosfat.
SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari
monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik.
Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan
ribosom. Sintesis protein terdiri dari 3 tahapan besar yaitu:
1. Transkripsi.
2. Translasi
Manusia memiliki berbagai jenis sel yang memiliki DNA yang sama. Namun, hal
itu dapat menjadi berbeda dikarenakan sel tersebut mensintesis dan membentuk
seperangkat RNA yang berbeda. Selain itu kadang-kadang gen dapat merubah
ekspresinya sebagai respon signal dari luar seperti pada hormon
glucocorticoid.Hormon ini akan merangsang sel liver untuk menginduksi enzim
tyrosine aminotransferase. Enzim ini akan mengubah tyrosine menjadi glukosa.
Hormon ini hanya akan bekerja pada saat tubuh kekurangan glukosa. Kontrol
ekspresi gen terjadi baik pada eukariot dan prokariot, hanya kontrol ekspresi gen
yang terjadi pada eukariot bersifat lebih kompleks.
Pada bakteri terdapat gen polisistronik yaitu kumpulan beberapa gen yang diatur
oleh satu gen regulator. Hal ini menyebabkan saat proses transkripsi akan
langsung dihasilkan beberapa protein. Umumnya, kontrol ekspresi gen pada
prokariot diatur pada inisiasi transkripsi dan diatur oleh dua sekuen yaitu sekuen
pada basa -35 yang sekuennya TTGACA dan sekuen pada posisi basa -10 yang
sekuennya TATAAT. Sekuen ini berperan sebagai promotor. Kontrol ekspresi
yang terjadi dapat berupa represi dan atenuasi. Sebagai contoh kontrol ekspresi
gen yang terjadi dengan represi pada operon lac pada Escherichia coli.Pada
operon ini, gen lacI akan mengkodekan protein reseptor dan menempel pada
daerah operator sehingga transkripsi terhenti. Namun apabila terdapat inducer
berupa laktosa dalam jumlah banyak, laktosa mampu berikatan dengan represor
sehingga represor terlepas dari daerah operator dan RNA polimerase dapat
melakukan transkripsi. Sedangkan contoh kontrol ekspresi gen dengan atenuasi
pada operon triptofan.Apabila triptofan banyak, maka translasi oleh ribosom akan
terjadi dengan cepat sehingga terbentuk loop yang akan menahan RNA
polimerase untuk berhenti. Sedangkan ketika triptofan telah menjadi sedikit,
ribosom akan berjalan lambat dan RNA polimerase akan melakukan transkripsi
dengan cepat sehingga banyak hasil transkripsi dan triptofan.
Kontrol ekspresi gen yang terjadi pada eukariot diawali pada tahap:
1. Inisiasi transkripsi
Dengan adanya pengaruh enhancer yang akan berikatan dengan daerah promotor
untuk meningkatkan aktivitas RNA polimerase.
Hal ini berupa adanya proses intron splicing sehingga hanya tersisi bagian ekson.
3. Kestabilan transkripsi
Saat hasil transkripsi dibawa dari inti sel menuju sitosol akan terjadi pemendekan
ekor poli-A oleh enzim (DAN)pada 3' ke 5' yang berasosiasi dengan 5'cap.
4. Modifikasi translasi
Proteomik adalah studi skala besar protein, khususnya struktur dan fungsi. Protein
merupakan bagian penting dari organisme hidup, karena mereka adalah komponen
utama dari jalur metabolisme fisiologis sel.
Istilah "proteomik" pertama kali diciptakan pada tahun 1997 untuk membuat suatu
analogi dengan genomik, studi tentang gen. Kata "proteome" adalah campuran
dari "protein" dan "genom", dan diciptakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994
ketika bekerja pada konsep sebagai mahasiswa PhD.
Post-translasi modifikasi
Tidak hanya terjemahan dari penyebab perbedaan mRNA, protein banyak juga
yang dibebani berbagai macam modifikasi kimia setelah terjemahan. Banyak dari
modifikasi pasca-translasi sangat penting untuk fungsi protein tersebut.
Fosforilasi
Salah satu perubahan tersebut adalah fosforilasi, yang terjadi pada banyak enzim
dan protein struktural dalam proses penanda sel. Penambahan fosfat untuk
tertentu-asam amino yang paling sering serin dan treonin yang dimediasi oleh
kinase serin / treonin, atau lebih jarang tirosin dimediasi oleh kinase tirosin-
menyebabkan protein yang menjadi target untuk mengikat atau berinteraksi
dengan satu set yang berbeda dari protein lain yang mengenali domain
terfosforilasi.
Karena fosforilasi protein merupakan salah satu modifikasi protein yang paling
banyak dipelajari "proteomika" upaya yang diarahkan untuk menentukan set
terfosforilasi protein dalam sel tertentu atau jaringan-tipe dalam keadaan tertentu.
Ini peringatan ilmuwan ke jalur sinyal yang mungkin aktif dalam hal itu.
Ubiquitination
Ubiquitin merupakan protein kecil yang bisa ditempelkan pada protein tertentu
substrat oleh enzim disebut ligases ubiquitin E3. Menentukan protein poli-
ubiquitinated dapat membantu dalam memahami bagaimana protein jalur diatur.
Ini adalah sah karena itu merupakan tambahan "proteomika" belajar. Demikian
pula, setelah ditentukan apa substrat yang ubiquitinated oleh ligase masing-
masing, menentukan set ligases disajikan dalam jenis sel tertentu akan membantu.
Modifikasi tambahan
Bahkan jika seseorang mempelajari jenis sel tertentu, yang sel dapat membuat set
protein yang berbeda pada waktu yang berbeda, atau di bawah kondisi yang
berbeda. Selanjutnya, seperti yang disebutkan, setiap protein seseorang dapat
mengalami berbagai modifikasi pasca-translasi.
Oleh karena itu "proteomik" belajar bisa menjadi sangat kompleks dengan sangat
cepat, bahkan jika objek penelitian sangat terbatas. Dalam pengaturan yang lebih
ambisius, seperti ketika suatu biomarker untuk tumor dicari - ketika ilmuwan
proteomik wajib untuk mempelajari sampel sera dari pasien kanker beberapa -
jumlah kompleksitas yang harus dihadapi adalah sebagai besar seperti pada setiap
proyek biologi modern.
http://www.news-medical.net/health/Proteomics-What-is-Proteomics-
%28Indonesian%29.aspx
[sunting] Proses
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri
atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. [1]
Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. [4]
Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. [4] Tiga nukleotida di anti
kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA
menyandi asam amino tertentu. [5] Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap,
yaitu inisiasi, elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). [4] Translasi
pada mRNA dimulai pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa
ATG pada DNA atau AUG pada RNA. [1] Penerjemahan terjadi dari urutan basa
molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap tiga urutan basa) mRNA ke
dalam urutan asam amino polipeptida. [2] Banyak asam amino yang dapat
disandikan oleh lebih dari satu kodon.[3]Tempat-tempat translsasi ini ialah
ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam
amino menjadi rantai polipeptida. [2] Asam amino yang akan dirangkaikan dengan
asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. [4] Setiap asam amino akan dibawa oleh
tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. [4] Pada proses
pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang
mRNA sambil merangkaikan asam-asam amino. [4] Proses penyelesaian ditandai
denga bertemunya ribosom dengan kodon akhir pada mRNA. [4]
Walaupun mekanisme dasar trskripsi dan translasi serupa untuk prokariot dan
eukariot, terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di dalam sel
tersebut. [2] Karena bakteri tidak memiliki nukleus (inti sel), DNA-nya tidak
tersegregasi dari ribosom dan perlengkapan pensintesis protein lainnya. [2]
Transkripsi dan translasi dipasangkan dengan ribosom menempel pada ujung
depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung. [2] Pengikatan
ribosom ke mRNA membutuhkan situs yang spesifik. [3] Sebaliknya, dalam sel
eukariot selubung nukleus atau membran inti memisahkan transkripsi dari
translasi dalam ruang dan waktu. [2] Transkripsi terjadi di dalam inti sel dan
mRNA dikirim ke sitoplasma tempat translasi terjadi. [2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Ribosome_mRNA_translation_en.svg
Bakteria mempunyai tiga release factor yaitu:
• RF‐1, yang mengenali kodon 5′‐UAA‐3′ dan 5′‐UAG‐3′,
• RF‐2 yang mengenali 5′‐UAA‐3′ dan 5′‐UGA‐3′,
• RF‐3 yang memicu pelepasan RF1 dan RF2 dari ribosom setelah terminasi,
reaksi pelepasan ini
memerlukan energi yang diperoleh dari hidrolisis GTP.
Eukariot hanya mempunyai dua protein release factor:
• eRF‐1, yang mengenali kodon terminasi,
• eRF‐3, yang diduga berperan seperti RF‐3 (Kisselev and Buckingham, 2000).
Struktur eRF‐1 yang ditentukan dengan teknik kristalografi sinar‐X, menunjukkan
bahwa bentuk protein ini sangat mirip dengan tRNA. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa release factor ini dapat memasuki situs A yang mengandung kodon
terminasi.
Sumber : GENOMES TA BROWN (2002)