Professional Documents
Culture Documents
MENCIPTAKAN
PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BERWIBAWA
Oleh
Sigit Dwi Kusrahmadi
Abstrak
Pendahuluhan
2
3
dalam sejarah sejak tahun 1928 dengan Sumpah Pemudanya, 1945 dengan
bangsa sesuai dengan situasi dan kondisi yang telah melahirkannya. Dalam
3
4
Pembahasan
Mahasiswa sebagai intelektual muda yang memiliki idealisme tinggi dan ingin
marut ini. Peran mahasiswa sebagai alat kontrol kehidupan dalam berbangsa
4
5
5
6
baik secara langsung dan tidak langsung melalui wakil mereka. Ciri yang tidak
boleh diabaikan adalah partisipasi warga negara baik langsung dan tidak
Supra Struktur politik antara lain legislatif, eksekutif, yudikatif, dan Infra
alat komunikasi politik, utusan golongan, dan semua unsur-unsur ini sebagai
6
7
logis dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pusat kekuasaan negara
absolut korup pula. Oleh karena itu harus diciptakan chek and balance yaitu
tentang apa yang benar demi kebaikan bersama di antara infra struktur (AF
Marzuki, 2001: 5). Hal inilah yang terjadi saat ini, yaitu konflik antara aktor-
7
8
tidak perlu semua diselesaikan oleh pemerintah tetapi bisa diselesaikan tanpa
mengatakan:
kesan secara umum bahwa lembaga legislatif hanya sebagai tukang stempel
8
9
kuat, sementara infra struktur politik dan rakyat berposisi lemah (Novel Ali,
2000: 12).
tidak boleh teradopsi ke referensi seluruh warga masyarakat. Hal ini akan
terhadap negara.
9
10
pertimbangan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara. Oleh karena
seorang bupati akan memberikan upeti menyerahkan “rojo koyo, rojobrono lan
wanita” (Kekayaan berwujud materi, emas dan perak serta wanita muda cantik
10
11
Budaya KKN yang dilestarikan dari generasi ke generasi tidak mudah segera
Oleh karena itu menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa hanya
government hanyalah merupakan salah satu faktor dari multi faktor yang
11
12
dan aktif. Masyarakat sipil akan bisa berkembang dengan baik jika perguruan
dijadikan wahana pembelajaran demokrasi yang holistik dan total, tidak ada
kesenjangan antara das sollen dan das sain atau dunia normatif dan dunia
didik.
dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, dan bukan masyarakat liberal
12
13
pengembangan hak asasi manusia sesuai dengan jiwa jaman (Satrio Sumantri
persaudaraan lintas SARA, dan kebebasan individu sesuai jiwa dan roh
kesatuan Republik Indonesia. Ketiga nilai tersebut di atas harus didasari dan
bersumber pada budaya bangsa dan Pancasila serta harus dijabarkan dalam
13
14
terkecil dari Civil Society yang berjiwa Pancasila, memiliki ketrampilan atau
masyarakat baik akar rumput, kelas menengah dan elit politik serta lintas
SARA.
pemerintah dan aparat, harus benar-benar tunduk pada aturan hukum yang
sipil sedang mencari bentuk. Oleh karena itu segala kebijakan diharapkan
14
15
berwibawa
akan terwujud jika terjadi kinerja sinergis antara masyarakat pada umunya
dan mahasiswa pada khususnya sebagai “agent of change” dan aparatur yang
ada dengan konsep “Pamong”. Konsep ini menawarkan aparat pemerintah yang
sesuai dengan tuntutan dan jiwa jaman tanpa kehilangan makna, tanpa
15
16
Pemerintah yang bersih tidak terwujud jika budaya KKN masih kuat,
(Golongagn Karya) DIY, KKN jauh lebih parah lagi. Order-order PEMDA jatuh
ketangan orang-orang PDI-P namun proyek yang dikerjakan jauh lebih jelek
(Herjun, Wawancara, 2002). Uang hasil KKN biasanya masuk organisasi dan
16
17
birokrat Orde Baru, tidak sedikit anggota-anggota DPRD yang direkrut dari
“Wong Cilik” yang tidak memiliki kualitas dan misi pelayanan ke depan untuk
Safei Ma’arif dan kelompok Islam seolah-olah tidak ditanggapi serius oleh
pemerintah yang berkuasa. Oleh karena itu gerakan ini akan lebih efektif jika
didukung oleh semua kelompok masyarakat dan aparat negara dan dari
sehingga hidupnya akan cukup tanpa harus melakukan KKN. Aparatur negara
yang direkrut dari Parpol harus juga memiliki karakter mentalitas yang
17
18
baik, visi, misi, aksi dan dedikasi tinggi untuk kepentingan bangsa. Para
pejabat yang akan diangkat baik tingkat desa sampai menteri-menteri dan
seluruh eksekutif, legislatif, dan yudikatif, harus lulus uji kelayakan dan
bersama.
bersih ada kontrol antara Pemerintah yang berkuasa dan masyarakat yang
dipimpinnya melalui institusi yang telah ditetapkan. Sebagai contoh dalam hal
18
19
bertanggungjawab.
yang kuat karena pemerintah yang sedang berkuasa ada jaminan bekerja
rezim, maka sudah seharusnya dibuat peraturan yang sudah disepakati agar
untuk membangun dan memperbaiki kondisi Indonesia yang carut marut ini.
Beberapa konsep yang ditawarkan oleh mereka dapat dilihat dalam penelitian
Sigit Dwi Kusrahmadi (2001: 7). Pertama agar pemerintah menjadi kuat, maka
19
20
seperti yang terjadi saat ini. Sebagaimana diungkapkan oleh seorang tokoh
1999 kursi yang terdapat dalam DPR dan MPR dibagi oleh 21 partai dan
partai yang paling kuat hanya memperoleh 32 kursi. Kesulitan akibat sistem
namun masih memerintah dan menjabat selama 5 tahun, maka akan terjadi
nasional, yaitu orang yang menjadi figur pemersatu bangsa dalam konteks
bangsa.
sudah tidak ada. Penghapusan ini berarti juga menghapus orang-orang utusan
20
21
positif lain, jika dalam parlementer terdapat satu partai yang kuat dan
mungkin akan terjadi ketidak stabilan, apabila ada kelompok partai yang
jatuh.
memerintah tetapi sebagai pelayan masyarakat. Sisi positif lain yang harus
21
22
saat ini banyak hal masih ditangani pemerintah sendiri, sebab dalam negara
menjadi pemersatu, sistem politik yang baik dapat mengatasi setiap problema
berbagai kegiatan baik yang bersifat intra kurikuler dan ekstra kurikuler,
22
23
Penutup
sinergis antara elit politik, pelaksanaan etika berpolitik yang didukung oleh
elemen-elemen yang terkait. Tidak kalah penting adanya kontrol sosial dari
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, M.S. 2003. Pendidikan Pancasila. SK Dirjen Dikti No. 38/ Dikti/
Kep./2002 Proses Reformasi UUD Negara, Amandemen 2002, Pancasila
sebagai Sistem Filsafat Pancasila sebagai etika politik, Paradigma
bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, Yogyakarta: Penerbit
“Paradigma”
Makalah:
Wawancara
Koran:
Biodata Penulis:
24
25
25